Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sulfonates biasanya digunakan dalam bentuk asam atau garamnya. Industry yang
mengaplikasikan proses sulfonasi cukup luas terutama industru kertas, dengan produk utama
yang dihasilkan adalah lignin sulfonates. Detergent (dodecyl benzene sulfonate) dihasilkan
dengan cara menggabungkan gugus aktif SO2OH- sebagai kutub polar hidrofilik dengan
senyawa organic rantai panjang sebagai kutub non polar hidrofobik. Toluenesulfonicacid
digunakan sebagai katalis, phenolsulfonic acid digunakan sebagai bahan aditif pada proses
electroplating.
Aromatic sulfonil chlorides RSO2Cl- digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sulfoamides seperti obat-obatan sulfa, zat pewarna tekstil, zat penyamak kulit, plasticizers,
pemanis buatan sakarin dan sulfonate ester (insektisida). Herbisida, pemanis buatan dan
antikoagulan darah merupakan jenis sulfamates.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Memahami karakteristik reaksi sulfonasi naftalen,kondisi operasi proses, rangkaian
peralatan proses, dan penanganannya yang tepat
2. Melakukan tahapan-tahapan proses sulfonasi
3. Melakukan tahapan-tahapan proses purifikasi dan pemurnian produk sulfonasi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sulfonasi

Bahan baku yang biasanya digunakan pada proses sulfonasi adalah senyawa aromatik
seperti benzene dan turunannya, naftalen dan turunannya, antraquinon dan turunannya, senyawa
alifatik dan turunannya seperti alkohol, eter. Agents yang digunakan untuk proses sulfonasi
adalah:
Grup sulfur trioksida:
Sulfur trioksida (SO3), oleum, dan concentrated sulfuric acid (SO3 + water)
Chlorosulfonic acid (SO3 + HCl)
Sulfur trioksida yang digabungkan dengan senyawa organik

SO3-oleum-concentrated sulfuric acid memiliki kedekatan sifat fisik dan bisa saling
menggantikan. Grup sulfur trioksida (terutama oleum) merupakan agent utama yang digunakan
untuk menghasilkan sulfonates secara langsung dengan bahan baku aromatik.

SO3 memiliki daya afinitas yang tinggi terhadap air. Bentuk hidrat dari SO 3 adalah oleum
dan concentrated sulfuric acid. Monohidrat SO3.H2O adlah 100% H2SO4; dihidrat SO3.2H2O atau
84.5% H2SO4; dan pyrosulfuric acid 2SO3.H2O atau 45% oleum. SO3 merupakan bagian yang
reaktif dalam oleum dan concentrated sulfuric acid (H2SO4 92-98%). Hidrat dari SO3 pada suhu
rendah berbentuk kristal, namun dengan kenaikan suhu akan semakin tidak stabil dan akhirnya
pada suhu 450C akan terurai sempurna menjadi SO 3 dan H2O. Perbandingan proses sulfonasi
dengan menggunakan agent H2SO4 dan oleum ditunjukkan pada Tabel. 2.1

Faktor H2SO4 Oleum


Laju reaksi Lambat Cepat sekali
Panas reaksi Membutuhkan panas Sangat eksotermis
untuk menyempurnakan
reaksi
Tahap reaksi Sebagian Sempurna
Sisa asam Berarti Tidak ada
Ukuran reaktor Berarti Minimum
Viskositas campuran reaksi Rendah Tinggi pada beberapa
kasus
Kelarutan dalam pelarut Sangat rendah Larut
organik halogen
Tabel 2.1 Perbandingan proses sulfonasi dengan menggunakan agent H2SO4 dan Oleum
Persamaan reaksi sulfonasi senyawa aromatik RH keseluruhan jika menggunakan agent
oleum adalah:

H2SO4
RH + SO3 RSO3H + H2SO4

Kinetika reaksi sulfonasi jika menggunakan agent oleum adalah:

Rate = k2 [ArH][SO3]

Kecepatann reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi bahan baku (ArH) dan konsentrasi SO3.

Sedangkan persamaan reaksi sulfonasi senyawa aromatik jika menggunakan agent


concentrated sulfuric acid (H2SO4 pekat) adalah:

RH + H2SO4 RSO3H + H2O

Kinetika reaksi sulfonasi pada pemakaian agent concentrated sulfuric acid (H2SO4
pekat) adalah:

Rate = k2 [ArH]/[w]

Karena dihasilkan H2O di akhir proses maka kecepatan reaksi berbanding terbalik dengan
kuadrat konsentrasi air, sehingga kecepatan reaksi akan berkurang secara berarti.

Sulfonasi senyawa hidrokarbon aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang
paling penting. Pada proses sulfonasi senyawa aromatik dengan menggunakan sulfonating agent
concentrated H2SO4 dapat merupakan reaksi endoterm. Sulfonasi anilin, berlangsung pada
temperatur 180-195C sehingga akan sulit jika diaplikasikan pada skala laboratorium, sementara
untuk proses sulfonasi naftalen menggunakan concentrated H2SO4 dapat berlangsung pada
temperatur kurang dari 50C dengan tekanan 1 atm. Naftalen merupakan salah satu senyawa
yang cukup aman digunakan jika dibandingkan senyawa hidrokarbon aromatik lainnya. Oleh
karena itu, reaksi sulfonasi naftalen merupakan reaksi sulfonasi yang cocok dan aman diterapkan
di laboratorium Satuan Proses Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Reaksi sulfonasi naftalen menjadi -naftalen sulfonat dengan menggunakan sulfonating


agent concentrated H2SO4 merupakan reaksi substitusi elektrofilik yang berlangsung pada
temperatur operasi yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi sulfonasi naftalen menjadi -
naftalen sulfonat (Groggins, 1958). Struktur -naftalen dan -naftalen sulfonat disajikan pada
Gambar. 2.1

Gambar 2.1 (a) -naftalen sulfonat dan (b) -naftalen sulfonat

2.2 Mekanisme Reaksi Sulfonasi Naftalena

Mekanisme reaksi sulfonasi dengan sulfonating agent concentrated H2SO4 diawali


dengan pembentukan elektrofilik (SO3). Pada tahap ini terjadi penguraian asam sulfat.

2H2SO4 SO3 + H3O+ + HSO4-


Pada tahap selanjutnya, terjadi proses penyerangan senyawa naftalen oleh elektofilik yang
terbentuk (Solomons, 1978).
Reaksi secara keseluruhan :
C10H8 + H2SO4 C10H8SO3 + H2O
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Sulfonasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sulfonasi:

1. Konsentrasi SO3 pada Sulfonating Agent dalam reaktor


Proses sulfonasi dapat berlangsung dengan baik tergantung pada konsentrasi SO3
dalam Sulfonating Agent H2SO4 akan menghasilkan air sebagai produk sampingnya.
Terbentuknya air selama proses, akan menurunkan konsentrasi asam yang akan menyebabkn
kecepatan reaksi sulfonasi menurun, saat kandungan SO3 habis, reaksi akan terhenti.
Konsentrasi SO3 minimum yang diperlukan agar reaksi sulfonasi tetap berlangsung
didefinisikan sebagai . Persamaan yang menyatakan kebutuhan asam untuk mensulfonasi 1
mol senyawa organik diuraikan pada persamaan 1.

atau ..........

(1)
Dengan X adalah berat asam dalam gram dan adalah banyaknya SO3 dalam H2SO4
dalam persen. Setiap senyawa organik memiliki nilai yang berbeda-beda seperti
ditunjukkan Tabel 2.2. Semakin mudah suatu bahan organik disulfonasi semakin rendah nilai
nya (Groggins, 1958).

Tabel 2.2 Nilai beberapa senyawa organik

Nilai Persen H2SO4


Naphtalene 56 68.5
(monosulfonation at 60C)
Naphtalene 52 63.7
(monosulfonation at
160C)
Naphtalene 79.8 97.3
(trisulfonation at 160C)
Nitrobenzene 82 100.1
(monosulfonation)

2. Temperatur Operasi
Proses sulfonasi naftalen membentuk 2 jenis naftalen sulfonat, yaitu dan -naftalen
sulfonat. Kedua jenis naftalen sulfonat tersebut berbeda pada penempatan gugus SO3H
pada naftalennya. Pengaruh temperatur terhadap pembentukan naftalen sulfonat dan
distribusi pembentukan dan -naftalen sulfonat disajikan pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.3

Tabel 2.2 Pengaruh Temperatur terhadap Sulfonasi Naftalen (Groggins, 1958)

Temp 80 90 100 110.5 124 129 138.5 150 161


(C)
Alpha, 91.0 90.0 83.0 72.6 52.4 44.4 28.4 18.3 18.4
(%)
Beta, 9.0 10.0 17.0 27.4 47.6 55.6 71.6 81.7 81.6
(%)

Pada temperatur rendah, reaksi dikendalikan oleh faktor kinetika atau faktor cepat
lambatnya reaksi. -naftalen sulfonat akan lebih cepat terbentuk pada kondisi ini karena
reaksi berlangsung pada jalur energi aktivasi yang lebih rendah. Reaksi yang berlangsung
pada temperatur yang lebih tinggi akan dikendalikan oleh faktor termodinamika atau faktor
kestabilan produk. Pada kondisi ini reaksi akan menghasilkan -naftalen sulfonat yang lebih
stabil meskipun memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi (Weininger, 1984).
Titik Leleh -Naftalen Sulfonat Berdasarkan Literatur:
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat
Nama Alat Jumlah Nama Alat Jumlah
Gelas kimia 1000 ml 2 buah Waterbatch 1 buah
Erlenmeyer 250 ml 2 buah Erlenmeyer 50 ml 3 buah
Hot plate 1 buah Bola hisap 1 buah
Pipet ukur 25 ml 1 buah Kaca arloji 1 buah
Pipet ukur 10 ml 1 buah Kertas saring 2 lembar
Pipet ukur 1 ml 1 buah Thermometer 1 buah
Stirrer magnetic 1 buah Pipet tetes 2 buah
Statif dan klem 2 pasang Botol semprot 1 buah
Corong Buchner 1 buah Gelas ukur 50 ml 1 buah
Selang silicon 1 buah Digital melting point 1 unit
Batang pengaduk 1 buah Neraca analitis 1 unit
Buret 1 buah Sarung tangan karet 2 pasang
Kondensor 1 buah

Bahan
Nama bahan Jumlah Nama Jumlah
bahan
Naftalen teknis 5 gram Etanol 96% 30 ml
H2SO4 98% 3 ml Aquades 100 ml
Diklorometana 15 ml
teknis

3.2 Langkah Kerja


1. Rangkai alat seperti pada gambar:
a. Isi gelas kimia oleh air secukupnya
b. Masukan (5gr naftalen + 15 ml diklorometan) kedalam erlemeyer (capit
menggunakan klem)
c. Pasang kondensor (capit menggunakan klem)
d. Pasang tabung CaCl2
e. Hubungkan selang pada wterbatch berisi es
f. Cek suhu
2. Nyalakan penangas [T= 80oC (dalam erlemeyer),
T = 90oC (diluar erlemeyer atau dalam gelas kimia)]
3. Saat suhu mencapai 90oC,buka erlemeyer dengan cara
menurunkan pengungkit
4. Masukan 3 ml H2SO4 98% (dimasukan tetes demi tetes
5. Hubungkan kembali erlemeyer dengan kondensor,panaskan selama 1 jam pada suhu
luar 90oC
6. Setelah satu jam, tambahkan etanol 15 ml, kemudian diamankan selama 30 menit
(tutup menggunakan alumunium foil
7. Saring menggunakan vakum
8. Residu dimasukan kedalam 100 ml air mendidih
9. Saring kembali (dicuci oleh 15 ml etanol,kemudian oleh aquades 100 ml.
10. Simpan dalam desikator
11. Timbang
12. Ukur titik leleh, kemudian bandingkan dengan literature
13. Hitung yield produk

3.3 Diagram Alir

Diklorometana
15mL 5 gram naftalen

Dilarutkan dalam
Erlenmeyer

Larutan

Pemanasan dan
penambahan H2SO4

Didinginkan,
Ditambahkan etanol dan
air mendidih, disaring

Naftalen
sulfonat murni
Produk dikeringkan
dicek titik
lelehnya
3.4 Rangkaian Alat
Tabung CaCl2
Klem

Kondensor
Selang silikon

Gelas kimia

Erlenmeyer

Penangas
Water batch

Pengungkit

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Tabel 4.1 Persiapan
Naftalen H2SO4 Diklorometana Etanol Naftalen
Sulfonat
Berat 44 98 85 46 208
Molekul
(gr/mol)
Volume (ml) 3 15 30
Konsentrasi - -
(mol/l)
Massa (gr) 5 - - 5.66

Tabel 4.2 Data Pengamatan


No Perlakuan Keterangan Gambar
1 Penambahan naftalen Larutan sempat berwarna
dan diklorometan pada bening
erlemeyar dan
pemanasan
2 Saat suhu air dalam Penambahan dilakukan
gelas kimia 90oC, secara perlahan (tets demi
dilakukan penambaha tetes)
H2SO4
3 Pemanasan

4 Hasil sulfonasi Diidamkan 30 menit

5 Penyaringan dan Terbentuk kristal


penambahan etanol

6 Filtrate hasil Disaring kembali karena


penyaringan masih ada Kristal yang
belum tersaring
7 Rekristalisasi dan
penyarigan kembali
8 Hasil sulfonasi Produk didiamkan selama
24 jam di ruang
terbuka,lalu dimasukkan
kedalam esikator selama 1
hari dan diuji titik
lelehnya

4.2 Perhitungan

Mol naftalena

Untuk 0,039 mol naftalena

gram/mol
gram

Massa H2SO4

Mol H2SO4

Stoikiometri :
H2SO4
Naftalena + Asam Sulfat Naftalen sulfonat + H2O
Mula-mula 0,039 0,055 - -
Reaksi 0,039 0,039 0,039 0,039
Kesetimbangan 0 0,016 0,039 0,039
Berat Produk Teoritis
Massa Naftalen sulfonat = mol Naftalen sulfonat x BM Naftalen sulfonat
= 0,039 mol x 208g/mol
= 8,112 gram

Yield -Naftalen Sulfonat

Yield = x 100%

= 69.77%

Titik Leleh -Naftalen Sulfonat yang dihasilkan = 750C

Titik Leleh -Naftalen Sulfonatberdasarkan literatur= 77-790C

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
%yield yang didapat sebesar 69.77 %. Dapat diketahui bahwa %yield yang didapat <
100% hal tersebut dapat terjadi karena kondisi oprasi tidak optimum, seperti bahan baku
tidak bereaksi semua.
Titik leleh -naftalen sulfonat yang didapat pada percobaan ini adalah sebesar 75 0C.
Berdasarkan literatur, titik leleh -naftalen sulfonat adalah 77-79oC. Perbedaan titik leleh
tersebut karena -naftalen sulfonat yang didapat dari praktikum belum -naftalen sulfonat
murni sehingga didalamnya masih terdapat zat pengotor dan zat lainnya.

5.2 Saran
Saat praktikum menggunakan APD (alat pelindung diri). Naftalen yang digunakan di
gerus terlebih dahulu agar mudah larut dan cepat terjadi reaksi. Berhati-hati saat melaksanakan
praktikum. Letakan magnetic stirrer di tengah agar proses pengadukan optimu, jaga suhu tetap
pada suhu seharusnya.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. And Fessenden J., 1982., Organic Chemistry, 2nd Edition, Willard Grant
Press Publisher, Massachussets, USA
Othmer K., 1982, Encyclopedia of Chemical Technology. Vol.8. Second Completely
Revised Edition, Interscience Publishers a division of John Wiley and Sons, Inc.
Raharjo, alif. 4 Maret 2011. Pembuatan Senyawa Sulfonat. http://alipart.blogspot.
co.id/2011/03 /pembuatan-etil-asetat.html[Diakses 29 November 2016]
Soerawidjaya, 2006. Jurnal : chemical engginering process. Bandung: ITB dan PT.
Rekayasa Industri.
https://id.scribd.com/document/334038575/sulfonasi

Anda mungkin juga menyukai