PELEPASAN
KELOMPOK 5 :
Audina nurjannah 11171020000012
Putri Mulyansari 11171020000034
Rahmah Dinda Purnama 11171020000060
Ghina Khalidah 11171020000078
Angelia Nuril Fahmi N 11171020000099
DEFINISI
PENDAHULUAN
“
DEFINISI
◉ Sustained release merupakan bentuk sediaan yang dirancang
untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-
lahan atau bertahap sehingga pelepasannya lebih lama dan
memperpanjang aksi obat (Ansel, 1989).
4
Eksipen pengatur waktu
pelepasan
ETIL Glyceryl
SELULOSA Palmitostearate
Polymethacrylates
NA-ALGINAT
CARBOMER
Carnauba
Wax
HCE
HPM
C
Diagram featured by 5
http://slidemodel.com
ETIL SELULOSA
6
ETIL SELULOSA
7
Etil Selulosa
9
Mekanisme sebagai
Sustained Release
◉ Etilselulosa dilarutkan dalam pelarut organic (Dispersi cair polimer dari etilselulosa seperti
Aquacoat dapat digunakan untuk membuat lapisan etilselulosa tanpa membutuhkan pelarut
organic) yang dapat digunakan secara tunggal untuk membuat lapisan yang tidak larut air.
Karena memiliki viskositas yang tinggi maka lapisan ini lebih kuat dan tahan terhadap
pengganggu seperti oksidasi sebelum sampai pada target.
◉ Lapisan etilselulosa dapat dimodifikasi untuk mengubah kelarutannya dengan penambahan
hidroksipropil metilselulosa atau plastisizer.
◉ Dengan terbentuk lapisan etilselulosa yang terhidrasi, akan mengontrol difusi air selanjutnya
ke dalam metriks. Difusi obat melalui lapisan matriks yang terhidrasi akan mngontrol
kecepatan pelepasan obat. Lapisan matrils terhidrasi akan mengalami erosi sehingga menjadi
terlarut. Konsentrasi yang digunakan dalam tablet salut sustained release adalah 3-20%.
(HOPE)
10
Waktu pelepasan obat propanolol HCl
menggunakan matriks etil selulosa
◉ Hasil Uji disolusi Granul Propanolol HCl dengan berbagai bahan matriks
12
lanjutan
◉ Grafik pelepasan propanolol hidroklorida dari berbagai bahan matriks (kiri)
dan Grafik pelepasan propranolol HCl sebagai fungsi akar waktu dari
berbagai matriks (kitosan = formula I, HPMC = formula II dan EC = formula
III)
13
Penjelasan grafik
◉ Kurva kadar propranolol HCl terdisolusi sebagai fungsi akar waktu relatif lebih linear
daripada kurva fungsi waktu. Hal ini dapat dilihat dari harga koefisien korelasi (r)
antara jumlah kumulatif propranolol HCl terdisolusi sebagai fungsi akar waktu yang
relatif lebih besar dari pada sebagai fungsi waktu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pola pelepasan propranolol HCl dari matriks mengikuti kinetika pelepasan
model Higuchi.
◉ Kesimpulan sebagai sutained release: Kecepatan pelepasan propranolol HCl dari
matriks kitosan lebih lambat dibandingkan dengan matriks HPMC dan etil
selulosa. Jumlah propranolol HCl yang dilepaskan setelah uji disolusi 8 jam dari
matriks kitosan, HPMC dan EC secara berturut-turut adalah sebesar 88,38 %,
103,39 % dan 100,39 %. Pelepasan propranolol HCl dari matriks kitosan mengikuti
kinetika pelepasan model Higuchi.
14
Na- Alginat
◉ Pemerian sodium alginat bubuk berwarna kekuningan-coklat yang tidak berbau dan
tidak berasa.
◉ Fungsi : Agen stabilisasi; agen suspensi; tablet dan kapsul disintegrasi; pengikat
tablet; agen peningkatan viskositas
◉ Na-alginat termasuk kedalam sistem matriks polimer yang tidak larut, artinya
partikel obat didispersikan dalam suatu matriks yang tidak larut dan obat dilepaskan
ketika pelarut masuk kedalam matriks dan melarutkan partikel obat.
◉ Na-alginat juga termasuk golongan pembentuk matriks yang tidak dapat dicerna dan
dapat membentuk gel didalam saluran pencernaan artinya pelepasan obat
dikendalikan melalui penetrasi air, melalui lapisan yang terbentuk karena hidrasi
polimer dan difusi obat melalui polimer yang terhidrasi (Ansel, dkk., 1995).
15
Na-Alginat
◉ Sistem matriks hidrofilik mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari bentuk
gel sehingga obat dapat terdisolusi dalam media air. Pada saat komponen
hidrofilik kontak dengan air, maka akan terbentuk lapisan matriks yang terhidrasi.
Lapisan inilah yang akan mengontrol difusi air selanjutnya ke dalam matriks.
Difusi obat melalui lapisan matriks terhidrasi mengontrol kecepatan pelepasan
obat. Lapisan matriks terhidrasi akan mengalami erosi sehingga menjadi terlarut,
kecepatan erosi tergantung dari sifat koloid.
◉ Pelepasan obat dari matriks dikontrol oleh proses difusi obat melalui matriks. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lapidus dan Lordi (1968) bahwa jika
lapisan terhidrasi itu dapat di- pertahankan selama waktu tertentu maka kecepatan
pelepasan obat dikontrol oleh difusi dan pola pe- lepasannya akan linear dengan
akar waktu. Sebaliknya jika lapisan terhidrasi itu tidak dapat diper- tahankan maka
kecepatan pelepasan obat dikontrol oleh proses erosi matriks dan pola
pelepasannya linear terhadap waktu (Martodihardjo 1995).
16
Waktu pelepasan dan Uji disolusi Na-
alginat
◉ Hasil disolusi menunjukkan bahwa kombinasi dari Na alginat dan HPMC K15M dapat
meningkatkan obat terlepas , namun jika terlalu banyak menggunakan HPMC K15M dapat
menurunkan jumlah pelepasan obat yang dilepaskan pada masing-masing formula. Sedangkan
kinetika pelepasan obat mengikuti orde nol dengan model pelepasan higuchi.
◉ Profil disolusi adalah gambaran pelepasan zat aktif dari sediaan obat. Profil disolusi pada
sedian tablet mukoadhesif nifedipin dengan memplotkan kurva antara waktu dengan jumlah
obat yang terdisolusi (%).
50.00
obat yang terdisolusi (%)
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0 30 60 90 120
150 180 210 240
270 300 330 360
waktu (menit)
Gambar 1. Profil Disolusi Tablet
Mukoadhesif Nifedipin ( F1 , F2 , F3
17
, F4 , dan F5 )
Carnauba Wax
23
Aplikasi dalam Formulasi Farmasetik
25
26
“
Inkompatibilitas
30
31
“
Hydroxypropyl methylcellulose
(HPMC)
◉Hidoksi etil selulosa (HEC) tidak larut didalam air dan memberi rintang
untuk penetrasi cairan kedalam matriks, juga difusi obat akan menjadi
lambat. Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering
digunakan dalam pembuatan tablet lepas lambat (Simon, 2001).
◉Etil selulosa merupakan polimer turunan selulosa yang netral, tidak larut
didalam air, sehingga dapat menghalangi lepasnya obat dari sediaan.
◉Kecepatan pelepasan obat dari matriks etil selulosa dapat dikendalikan
melalui proses difusi dan/atau proses erosi.
◉Kelebihan etil selulosa antara lain: cost-effectiveness dan mengurangi resiko
terjadinya dose dumping.
33
Mekanisme Pelepasan Sediaan Lepas
Lambat
◉ Difusi
Pada mekanisme ini, obat dapat berdifusi keluar melalui sistem matriks. Pada
sistem reservoir, inti obat dienkapsulasi dalam membran polimer, sehingga
difusi obat melalui membran dapat dikendalikan kecepatan pelepasannya.
Mekanisme pelepasan obat yang terjadi berawal dari terlarutnya obat di dalam
membran dan diikuti oleh difusi dan terlepasnya obat dari permukaan pada sisi
lain dari membran. Jika polimer tidak larut air, maka kelarutan obat dalam
membran merupakan faktor penting yang mendorong terjadinya difusi melintas
membran. Sedangkan jika membran merupakan polimer larut air, sebagian
polimer akan terlarut membentuk saluran-saluran yang merupakan panjang
lintasan difusi yang bersifat konstan. 34
◉ Disolusi
Obat disalut dalam bahan polimerik dan kecepatan disolusi polimer menentukan
kecepatan pelepasan obat. Sistem ini dapat digunakan untuk menahan pelepasan
obat melalui cara yang berbeda-beda. Salah satunya dengan menempatkan
partikel-partikel obat ke dalam penyalut yang masing-masing memiliki
ketebalan yang bervariasi, akibatnya pelepasan obat akan terjasi secara bertahap.
Partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan
pelepasan yang segera, sehingga dapat memenuhi konsentrasi obat yang
dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis, sedangkan lapisan penyalut yang
lebih tebal akan memenuhi kadar obat yang dibutuhkan utuk menjaga agar
konsentrasi obat tetap konstan di dalam tubuh.
35
◉ Swelling
Ketika suatu polimer kontak dengan air, maka terjadi penyerapan
air yang menyebabkan polimer dapat mengembang, sehingga obat
yang terdispersi di dalam polimer akan berdifusi keluar.
Akibatnya, pelepasan obat bergantung pada dua proses kecepatan
yang simultan yaitu antara proses berdifusinya air ke dalam
polimer dan peregangan rantai polimer.
36
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R.
C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation,
Amjad, M., Ehtheshamuddin, M. & Chand, S., 2011. Formulation and evaluation of
transdermal patches of atenolol. Advanced Research in Pharmaceuticals and
Biologicals, 1.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan olehIbrahim,
F., Edisi IV, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 616-617.
Ansel C Howard, 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi . Jakarta: UI Press.
Rowe, R.C., K., Sheskey, P.J. & Quinn, M., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th ed. London : Pharmaceutical Press.
37
Dahl, T. C., 2005., Ethylcellulose. In : Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan
Quinn M.E (eds.) Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Edition,
Minneapolis, Pharmaceutical Press, 278-282.
Simon, B. H., 2001, Tablet dan Kapsul Lepas Lambat (Sustained
Release), Dexa Media, 118 – 120, Vol. 12, No. 4
Uslu, I. & Aytimur, A., 2012. Production and characterization of poly
(vinyl alcohol)/poly (vinylpyrrolidone) iodine/poly (ethylene
glycol) electrospun fibers with (hydroxypropyl) methyl cellulose
and aloe vera as promising material for wound dressing. Journal of
Applied Polymer Science. 124, 3520-3524.
38
◉ Jurnal: Yanuar, Rizqi Fitria. 2015. OPTIMASI FORMULASI TABLET
SUSTAINEDRELEASE NIFEDIPIN KOMBINASI NATRIUM ALGINAT
DAN HPMC K15M SEBAGAI MATRIKS MUKOADHESIF SECARA
SIMPLEX LATTICE DESIGN . Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun
2015
◉ Jurnal : Joshita, Sutriyo. 2005. PERBANDINGAN PELEPASAN
PROPRANOLOL HIDROKLORIDA DARI MATRIKS KITOSAN, ETIL
SELULOSA (EC) DAN HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA
(HPMC). Depok. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Desember
2005, 145 – 153.
39
Pertanyaan dan jawaban.
40
2. Apa yang dimaksud dari kecepatan pelepasan obat dari matriks etil
selulosa dapat dikendalikan melalui proses difusi dan/atau proses
erosi?
◉ Etil selulosa merupakan eksipien yang dapat digunakan untuk
sustained release dengan menggunakan system matriks. Erosi
merupakan rusaknya zat aktif sebelum mencapai target obat didalam
tubuh. Tujuan penambahan etil selulosa adalah untuk mencegah
terjadinya erosi sebelum mencapai target obat yang artinya etil
selulosa membantu zat aktif untuk melepaskan obat secara
perlahalahan atau berthap agar pelepasannya lebih lama dan
memperpanjang aksi obat.
41
Thanks!
42