Anda di halaman 1dari 5

1

ASIL PENGAMATAN

A. PENENTUAN GARIS REGRESI LINEAR LARUTAN STANDAR BESI

No. Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)


1. 0 0,000
2. 2,5 0,050
3. 5,0 0,104
4. 7,5 0,141
5. 10,0 0.190

Y-Values
0.2 B. Ab
0.18 f(x) = 0.02 x + 0 sor
0.16 R² = 1 ba
0.14
Y-Values nsi
0.12
Linear (Y-Values)
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 2 4 6 8 10 12
Larutan Sampel

No. Sampel Absorbansi Berat Faktor Volume


sampel pengenceran larutan
1 2 3 (gram)

1. KD1 0,128 0,138 0,140 10,1718 1 25 mL


KD2 0,172 0,167 0,161 10,1478
KD3 0,146 0,134 0,137 10,3239

C. Perhitungan Kadar Besi Dalam Larutan Hasil Destruksi Sampel


Berdasarkan data absorbansi larutan sampel yang telah dituliskan pada
Tabel 4, maka konsentrasi besi larutan sampel dapat ditentukan dengan
memasukkan data absorbansi tersebut ke dalam persamaan garis regresi linear
larutan standarnya. Untuk larutan standar besi persamaan garis regresi linearnya
adalah :
Y  0,01884 X + 0,0028
Dengan Y : absorbansi dan X : konsentrasi dan perhitungan konsentrasi besi dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
2

a. Larutan sampel kangkung 1


0 ,128+ 0 ,138+ 0 ,140
Absorbansi sampel = =0,135
3
Y  0,01884 X + 0,0028
0,135 = 0,01884 X + 0,0028
0,135 – 0,0028
X=
0,01884
X = 7,017 ppm

b. Larutan sampel kangkung 2


0 ,172+0167 5+ 0 ,161
Absorbansi sampel = =0 , 167
3
Y  0,01884 X + 0,0028
0,167 = 0,01884 X + 0,0028
0 ,167 – 0,0028
X=
0,01884
X = 8,715 ppm

c. Larutan sampel kangkung 3


0 ,146 +0,134 +0 , 137
Absorbansi sampel = =0 , 139
3
Y  0,01884 X + 0,0028
0,139 = 0,01884 X + 0,0028
0 ,139 – 0,0028
X=
0,01884
X = 7,229 ppm

Tabel Hasil perhitungan konsentrasi besi dalam hasil destruksi

sampel yang dinyatakan dalam ppm

No Asam pendestruksi Kangkung Air

KD1 KD2 KD3

1 HNO3 7,017 8,715 7,229


3

D. Penentuan kadar kalsium yang dinyatakan dalam satuan % b/b.


Penentuan kadar kalsium dalam sampel yang dinyatakan dalam % b/b dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :

V . X .P
%Fe = X 100 %
W .1000

Dengan X = konsentrasi larutan sampel

P = faktor pengenceran

W = berat sampel mula-mula

V = volume larutan

Dengan demikian berdasarkan data konsentrasi yang disajikan dalam tabel 9 dan 10,
maka kadar kalsium dalam semua larutan hasil destruksi sampel kangkung darat dan
kangkung air dapat ditentukan dengan menggunakan rumus tersebut.

a. Larutan sampel 1

25 ml . 7,017 .1
%Fe = X 100 %= 1,725% b/b
10,1718 gram.1000

b. Larutan sampel 2
25 ml . 8,715 .1
%Fe = X 100 % = 2,147% b/b
10,1478 gram .1000
c. Larutan sampel 3
25 ml .7,229 .1
%Fe = X 100 % = 1,750% b/b
10,3239 gram .1000
4

PEMBAHASAN
Kangkung banyak digemari karena harganya yang murah (Margono, 2009) dan dapat
dikonsumsi dalam berbagai jenis makanan(Yuliani, 2012). Selain memiliki rasa yang enak kangkung
juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutamavitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium,
potasium, danfosfor (Rahman & Parkplan, 2004). Karena berbagaikandungan tersebut kangkung
memiliki sifat sebagaianti racun, anti radang, sedatif, menghilangkanketombe dan wasir berdarah
(Yuliana & Albert,2013). Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuhsecara keseluruhan.
Mineral digolongkan ke dalammineral makro dan mineral mikro. Mineral makroadalah mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlahlebih dari 100 mg sehari, yang termasuk mineralmakro antara lain
natrium, klorida, kalium, kalsium,fosfor, magnesium dan sulfur, sedangkan mineral mikro dibutuhkan
kurang dari 100 mg sehari. yangtermasuk mineral mikro antara lain besi, seng, iodium,tembaga,
mangan, krom, selenium,molibden, fluordan kobal, walaupun mineral mikro terdapat dalamjumlah
sangat kecil di dalam tubuh, namunmempunyai peranan esensial untuk kehidupan,kesehatan, dan
reproduksi (Almatsier, 2003).
Besi (Fe) merupakan mineral makro dalam kerak bumi , tetapi dalam system biologi tubuh
merupakan mineral mikro. Pada hewan, manusia, dan tanaman,Fe termasuk logam esensial, bersifat
kurang stabil, dan secara perlahan berubah menjadi ferro (Fe II) atauferri (Fe III)(Arifin, 2008). Besi
mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut electron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai
reaksi enzim di dalam jaringan tubuh (Almatsier, 2003). Zat besi dalam tubuh berperan penting dalam
berbagai reaksi biokimia, antara lain dalam memproduksi sel darah merah. Zat besi berperan sebagai
pembawa oksigen, bukan saja oksigen pernapasan menuju jaringan, tetapi juga dalam jaringan atau
dalam sel (King, 2006).
Pada praktikum kali ini dilakukan penentun kadar besi pada kangkung darat (Ipomeae Reptan
Forsk), yang dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Digunakan metode SSA
karena metode ini sangat tepat untuk analisis zat dengan konsentrsi rendah dengan ketelitian yang
cukup tinggi, untuk dapat menggunakan metode tersebut terlebih dahulu dilakukan tahap destruksi.
Menurut Raimon (1993) destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau
mengubah sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupan unsur-unsur
didalamnya dapat dianalisis. unsur-unsur didalamnya dapat dianalisis. Destruksi yang umum dipakai
untuk menentukan komponen mineral yang ada dalam bahan makanan yaitu destruksi basah dan
destruksi kering, destruksi basah dilakukan dengan penambahan pereaksi asam tertentu baik tunggal
maupun campuran ke dalam bahan yang akan dianalisis (Margono, 2009). Pelarut-pelarut yang dapat
digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat (HNO3) ,asam sulfat (H2SO4),asam perklorat
(HClO4 )dan asam klorida (HCl), kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan
jernih pada larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut
5

sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik , sedangkan
destruksi kering dilakukan dengan pengabuan sampel pada suhu pemanasan tertentu (Raimon, 1993).
Namun pada penelitian ini menggunakan destruksi basah , karena menurut Dewi (2012)pada
umumnya destruksi basa dapat dipakai untuk menentukan unsur-unsur dengan konsentrasi yang
rendah, dan menurut Raimon (1993)destruksi basah lebih baik daripada destruksi kering, dikarenakan
tidak banyak bahan yang hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi , selain itu cara kerjanya
lebih mudah dan sedikit menghemat biaya.
Pada tahap destruksi sampel di timbang terlebih dahulu sebanyak ±10gram (2gram) dan di
cacah halus yang bertujuan agar semua sampel terendam oleh HNO3. Kemudian sampel yang akan
dianalisis ditambahkan dengan larutan HNO3 sebagai pendestruksi , karena secara teoritis HNO3
termasuk oksidator kuat dan dapat mempercepat terjadinya reaksi oksidasi serta dapat mempercepat
proses destruksi (Margono, 2009). Larutan HNO3 dapat melarutkan atau menghancurkan logam-
logam yang terdapat dalam sampel karena asam nitrat dapat menstabilkan logamlogam yang akan
dianalisis (Fitriani dkk., 2012). Kemudian larutan dipanaskan untuk membantu mempercepat proses
pelarutan atau pemutusan ikatan-ikatan organik. Setelah itu sampel diencerkankan dan hasil
pengenceran tersebut dianalisis menggunakan SSA.
Menurut jurnal yang kita dapat, hasil yang di peroleh di plot pada kurva kalibrasi, kurva
kalibrasi berdasarkan jurnal didapatkan persamaan y = 0,01884x + 0,0028 dengan
R² = 0,9969. Dari persamaan tersebut dapat dihitung %kadar Fe yang terdapat pada sampel
(kangkung). Pada larutan sampel kangkung satu didapatkan kadar sebesar 1,725% b/b, Pada
larutan sampel kangkung dua didapatkan kadar sebesar 2,147% b/b, dan pada Pada larutan
sampel kangkung tiga didapatkan kadar sebesar 1,750% b/b. Hasil kadar yang didapatkan
dari ketiga larutan sampel berbeda dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian pada
praktikan mulai dari penyiapan sampel hingga dilakukan pengukuran. Hal yang
mempengaruhi besar atau rendahnya kada Fe dapat dikarenakan ketersediaan unsur hara
di dalam tanah salah satunya dipengaruhi oleh pH tanah, pada pH rendah ketersediaan
ion Fe bagi tanaman banyak (Ashari, 2006). Makin tinggi ketersediaan hara , maka tanah
tersebut makin subur dan sebaliknya. Kandungan unsur hara dalam tanah selalu berubah
ubah , tergantung pada musim , pengolahan tanah dan jenis tanaman (Rosmakam &
Yuwono , 2002).

Anda mungkin juga menyukai