Anda di halaman 1dari 14

PEMBUATAN RESIN UREA FORMALDEHID

A. TUJUAN
 Tujuan Intruksional Umum:
 Hasil reaksi dan kecepatannya dipengaruhi oleh kondisi reaksi
 Pembuatan resin juga dipengaruhi oleh kondisi reaksi
 Polimerisasi terdiri dari tahap intermediate, tahap persiapan dan tahap
curing
 Tujuan Instruksional Khusus:
 Membuat polimer urea formaldehid
 Mempelajari pengaruh kondisi reaksi (perbandingan mol pereaksi, katalis,
pH, temperatur dan waktu) pada hasil reaksi dan kecepatan reaksi pada
tahap intermediate
 Melakukan analisa terhadap produk
 Mengisi format-format laboratorium

B. PERINCIAN KERJA
 Melakukan pemanasan pada kondisi refluks
 Mengambil sampel pada waktu tertentu
 Melakukan analisa terhadap sampel

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan, ialah:
- Labu alas bulat leher tiga 750 ml
- Pipet volume 10 ml dan 25 ml
- Pipet ukur 10 ml
- Bola isap
- Corong kaca
- Gelas kimia 250 ml
- Pinggan porselin
- Motor pengaduk
- Pengaduk kaca
- Termometer setting
- Regulator
- Jaket pemanas
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Buret 50 ml
- Kertas pH
- Stopwatch
- Reaktor
- Regulator
- Piknometer
 Bahan yang digunakan, ialah:
- Formaldehide
- Amoniak pekat 5%
- Hidroksilamin hidroklorida 10%
- Indikator bromphenol blue 1%
- Urea
- Na2CO3 10%
- NaOH 0,1 N
- Aquadest
D. PROSEDUR KERJA
 Memasukkan formaldehide sebanyak 300 ml, amoniak pekat sebanyak 5%
dari berat total campuran, kemudian menambahkan Na2CO3 sebagai
buffering agent sebanyak 10% dari berat katalis lalu memasukkan ke dalam
labu bulat.
 Mengaduk campuran sampai rata, kemudian mengambil sampel (No. 0).
 Memasukkan urea sebanyak 113,34 gram, kemudian mengaduk campuran
sampai rata lalu mengambil sampel (No. 1).
 Memanaskan campuran sampai temperatur 900C. Pada saat terjadi refluks,
mengambil sampel (No. 2).
 Mengambil sampel pada waktu reaksi-reaksi berikut:
 Untuk 1 jam pertama, sampel diambil setiap 15 menit.
 Untuk jam berikutnya sampel diambil setiap 30 menit.
 Setiap kali mengambil sampel segera dinginkan pada suhu kamar, lalu
melakukan analisis.
 Setelah waktu tertentu, diperoleh kadar formaldehide bebas yang konstan,
kemudian reaksi dihentikan.
 Menganalisa sampel
 Sampel No. 0 dianalisis dengan tes I dan II.
 Sampel No. 1 dianalasis dengan tes I dan II.
 Sampel No. 2 dan seterusnya dianalisis dengan tes I, II, III dan V.
 Sampel terakhir dianalisis (hasil reaksi) dengan tes I, II, III, IV dan V.

E. ANALISIS
 Tes I
Analisis kadar formaldehide bebas dengan hidroksilamin hidroklorida.
Dasar reaksi:
CH2O + NH2-OH.HCl CH2=N-OH + HCl +H2O
HCl yang ekuivalen dengan kadar formaldehide bebas dalam larutan.
Prosedur:
 Memipet 1 ml sampel kemudian melarutkan di dalam erlenmeyer 250 ml,
larutkan dengan aquadest sebanyak 20 ml ditambahkan 2 tetes indikator
bromphenol blue, kemudian dinetralkan dengan asam/basa lalu mengecek
titik akhir dengan over titration dan back titration.
 Menambahkan 7 ml hidroksilamin hidroklorida 10% kemudian di kocok
dan dibiarkan selama 5-10 menit agar reaksi sempurna lalu titrasi dengan
NaOH sampai netral.
 Melakukan titrasi blanko ( 21 ml air + 2 tetes indikator + 7 ml
hidroksilamin hidroklorida)
 Tes II
Pengujian pH larutan.
Mencelupkan kertas pH ke dalam larutan kemudian menyesuaikan dengan
warna standard pada tabel kertas pH.
 Tes IV
Penentuan kadar resin dalam larutan.
Prosedur:
 Memanaskan pinggan pengauapan dalam oven pada suhu 900C selam 30
menit kemudian mendinginkan dalam desikator lalu timbang.
 Menimbang 10 gram resin sampel dalam pinggan penguapan tersebut.
Memanaskan oven pada suhu 900C selama 2 jam kemudian mendinginkan
dalam desikator lalu timbang hingga mendapat berat konstan.
 Melakukan percobaan secara duplo.
 Tes V
Penentuan densitas dengan piknometer.
Prosedur:
 Menimbang piknometer kosong yang bersih dan kering.
 Mengisi piknometer dengan air murni (aquadest) kemudian timbang.
 Menentukan volume piknometer.
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
Densitas air =
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒊𝒓
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
Volume piknometer =
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒊𝒓
F. SKEMA REAKSI
Reaksi antara Formaldehide Bebas dengan Hidroksilamin Hidrochorida

CH2O  NH  OH.HCl  CH2  N  OH  HCl  H 2O


Tetapan Fisis
Urea Formaldehide Hidroksilamin HCl NaOH
(Literatur)
Gr/mol 60,06 30,03 69,50 40,00
T. Leleh (C) d. – 21 d. 1390
T. Didih (C) 132,7 – 92 151 318,4

 (gr/cm3) 1,335 20/4 0,815 -20 1,67 17 2,130

nD 1,484 1,325(Liquid) – –

G. DATA PENGAMATAN

 Formaldehid yang digunakan = 216 g


 Urea yang digunakan = 98,4 g
 Katalis (NH3) yang digunakan = 19 ml
 Na2CO3 yang digunakan = 1,663 g
Tabel pengamatan

No. Volume NaOH 0,25 N


Waktu pH
Sampel (ml) untuk titrasi
0 0 11 19,5
1 15 9 3,5
2 30 8 3
3 45 9 2,7
4 60 9 2
5 75 9 1,8
6 90 9 1,1

Blanko
3 0,2
(air)

Data Penentuan Berat Jenis


 Berat Piknometer Kosong = 20,4778 g

 Berat pinometer + air = 45,3164 g


𝑔
 Berat jenis air pada suhu 27 oC (pengukuran) = 0,99651 ⁄𝑚𝑙

 Berat air = 24,8386 g

 Volume piknometer sesuai percobaan = 24,9255mL

 Berat Pikno + sampel = 50,2457 g

Data Analisa Resin

 Berat cawan kosong (I) = 48,4795 g

 Berat cawan kosong (II) = 51,8718 g


 Berat resin sampel (I) = 20,0293 g

 Berat resin sampel (II) =20,0544 g

 Berat cawan + resin setelah pemanasan (cawan I) :


I = 59,9360 g
II = 59,8566 g
III = 59,7743 g

 Berat cawan + resin setelah pemanasan (cawan II) :

I = 62,1903 g
II = 62,1166 g
III = 62,0677 g

 Penentuan Kadar Resin


Berat cawan kosong (G1)
Berat cawan kosong (I) = 48,4795 g
Berat cawan kosong (II) = 51,8718 g

Berat cawan + resin (G2)


Berat resin (I) = 20,0293 g
Berat resin (II) = 20,0544 g

Berat cawan + residu setelah dipananskan (G3)


Berat cawan + resin (I) = 59,7433 g
Berat cawan + resin (II) = 62,0677 g
H. Perhitungan

a. Perhitungan Bahan Kimia


1) Penentuan bahan kimia campuran awal reaksi
Density formalin = 1,08 g/ml
Kadar formaldehid dalam formalin = 37,09 g dalam 100 ml formalin
(persentase formaldehid)
Formalin yang digunakan = 200 𝑚𝐿
= 200 𝑚𝐿 × 1,08 𝑔/𝑚𝐿
= 216 𝑔

200 𝑚𝑙
Formaldehid yang digunakan = × 37 g
100 𝑚𝑙

= 74 𝑔
74 𝑔
= 𝑔
30 ⁄𝑚𝑜𝑙

= 2,46 𝑚𝑜𝑙

Perbandingan mol F/U = 1,5


1
Urea yang digunakan = x 2,46 mol
1,5

= 1,64 mol urea


= 1,64 mol x 60 g/mol
= 98,4 g

Katalis yang digunakan = 5% berat total campuran


Buffer yang digunakan = 10% berat katalis
Misalkan berat total campuran = a gram
a = 216 + 98,4 +0,005a
a = 314,4 + 0,005a
a – 0,005a = 314,4
314,4
a = 0,995

a = 315,98 g
berat Katalis = 0,05 x 315,98 g
𝑔
= 15,79 g x 0,88 ⁄𝑚𝑙
= 13,9 ml

Berat Buffer = 0,1 x 15,79 g


= 1,579 g

2) Penentuan density dengan piknometer


Berat piknometer kosong = 20,4778 g
Berat piknometer + air = 45, 3164 g
Berat air = 24,8386 g
Densiti air pada 270C = 0,99651 g/ml
Berat Pikno + sampel = 50,2457 g

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
Volume Piknometer = 𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 27℃

24,8386 𝑔
= 𝑔
0,99651
𝑚𝑙
= 24,9255 ml

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Volume sampel =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

(50,2457−20,4778 ) 𝑔
= 24,9255 𝑚𝑙
𝑔
= 1, 9142 ⁄𝑚𝑙
3) Penentuan kadar formaldehid bebas dengan hidroksilamin hidroklorida
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

o Untuk sampel 0
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×19,5 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 5,85

o Untuk sampel 1
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×3,5 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙

= 1,05

o Untuk sampel 2
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×3 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,9

o Untuk sampel 3
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×2,7 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,81

o Untuk sampel 4
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×2 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,6

o Untuk sampel 5
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×1,7 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,51
o Untuk sampel 6
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×1,1 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,33

o Untuk blanko
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×0,2 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,06

4) Penentuan kadar resin


𝐺3−𝐺1
% resin = 𝑔𝑟 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 x 100 %

o Untuk cawan (I)

𝐺3−𝐺1
% resin = 𝑔𝑟 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 x 100 %
(59,7433 −48,4795) g
% resin = x 100 %
20,0293 g

= 56, 2366 %

o Untuk cawan (II)


𝐺3−𝐺1
% resin = 𝑔𝑟 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 x 100 %
(62,0677 −51,8718 ) g
% resin = x 100 %
20,0544 g

= 50,8412 %
I. PEMBAHASAN

Urea adalah serbuk putih yang mengandung nitrogen (46%), senyawa


turunan dari asam karboksilat yang mengikat gugus amida.
Formalin adalah gas yang mudah terbakar, tidak berwarna, gas beracun
dengan bau yang menusuk dan menyesakkan. Formalin biasa digunakan
sebagai desinfektan dan pengawet untuk spesimen hayati .
Formaldehid merupakan aldehid yang paling sederhana dibuat secara besar-
besaran melalui oksidasi metanol, formaldehid berbentuk gas dengan titk didih
200.
Polimer merupakan senyawa - senyawa yang tersusun dari molekul molekul yang
sangat besar yang terbentuk oleh gabungan berulang dari banyak molekul kecil
(Rohman, 2009).

Resin urea-formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil kondensasi
urea dengan formaldehid. Urea-formaldehid (dikenal juga sebagai urea-metanal) adalah suatu
resin atau plastik thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam
suasana basa lembut seperti amoniak atau piridin.

Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi, Umumnya, larutan ini


mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi
polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan
kadar antara 10%-40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat
kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif
daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa
dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik
serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Formaldehida
bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu
larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak
kemasukan udara. Urea dengan formaldehid akan bereaksi membentuk
kopolimer yang disebut urea formaldehid.
Reaksi berlangsung pada kondisi basa dengan amoniak (NH4OH)
sebagai katalis dan Na2CO3 sebagai buffer. Buffer ini berfungsi menjaga
kondisi pH reaksi agar tidak berubah tiba-tiba secara drastis. Analisa
awal dilakukan dengan menggunakan blanko berupa larutan formaldehid,
NH4OH dan Na2CO3. Sampel ke-0 diambil setelah urea ditambahkan
pada larutan dan diaduk sempurna. Setelah itu dilakukan pemanasan
sampai 70 0C untuk mempercepat reaksi.

Hasil reaksi dan kecepatannya, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:


1. Pengaruh pH

Kondisi reaksi sangat berpengaruh terhadap reaksi atau hasil reaksi


selama proses kondensasi polimerisasi terjadi . Dalam suasana asam
akan terbentuk senyawa Goldsmith dan senyawa lain yang tidak
terkontrol sehingga molekul polimer yang dihasilkan rendah .

2. Katalis
Penggunaan katalis pada suatu reaksi akan meningkatkan laju reaksi tersebut. Begitu juga
yang terjadi pada reaksi urea-formaldehid ini. Laju reaksinya akan meningkat jika digunakan
katalis. Katalis yang diguanakan pada percobaan ini adalah NH4OH karena reaksi ini
berlangsung pada kondisi basa.

3. Temperatur
Kenaikan temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu reaksi. Namun, kenaikan
temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah produk yang terbentuk, bergantung pada jenis
reaksi tersebut (eksoterm atau endoterm). Oleh karena itu, diperlukan suatu optimasi untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Kenaikan temparatur juga dapat menurunkan berat molekul
(Mr) resin urea-formaldehid. Hal tersebut dikarenakan adanya pembentukan pusat-pusat aktif
yang baru, sehingga memperkecil ukuran molekul resin.

4. Buffer

Buffer (larutan penyangga) digunakan untuk menyangga kondisi operasi


pada pH yang diinginkan. Dalam hal ini pH yang diinginkan antar 8 sampai
10. Buffer yang digunakan pada percobaan ini adalah Na2CO3.H2O

5. Waktu Reaksi
Jumlah dan sifat produk yang dihasilkan dari suatu reaksi juga dipengaruhi oleh waktu
reaksi. Makin lama waktu reaksi, jumlah produk yang dihasilkan makin banyak akibatnya,
resin yang dihasilkan akan berkadar tinggi dan memiliki Mr tinggi.

Anda mungkin juga menyukai