A. TUJUAN
Tujuan Intruksional Umum:
Hasil reaksi dan kecepatannya dipengaruhi oleh kondisi reaksi
Pembuatan resin juga dipengaruhi oleh kondisi reaksi
Polimerisasi terdiri dari tahap intermediate, tahap persiapan dan tahap
curing
Tujuan Instruksional Khusus:
Membuat polimer urea formaldehid
Mempelajari pengaruh kondisi reaksi (perbandingan mol pereaksi, katalis,
pH, temperatur dan waktu) pada hasil reaksi dan kecepatan reaksi pada
tahap intermediate
Melakukan analisa terhadap produk
Mengisi format-format laboratorium
B. PERINCIAN KERJA
Melakukan pemanasan pada kondisi refluks
Mengambil sampel pada waktu tertentu
Melakukan analisa terhadap sampel
E. ANALISIS
Tes I
Analisis kadar formaldehide bebas dengan hidroksilamin hidroklorida.
Dasar reaksi:
CH2O + NH2-OH.HCl CH2=N-OH + HCl +H2O
HCl yang ekuivalen dengan kadar formaldehide bebas dalam larutan.
Prosedur:
Memipet 1 ml sampel kemudian melarutkan di dalam erlenmeyer 250 ml,
larutkan dengan aquadest sebanyak 20 ml ditambahkan 2 tetes indikator
bromphenol blue, kemudian dinetralkan dengan asam/basa lalu mengecek
titik akhir dengan over titration dan back titration.
Menambahkan 7 ml hidroksilamin hidroklorida 10% kemudian di kocok
dan dibiarkan selama 5-10 menit agar reaksi sempurna lalu titrasi dengan
NaOH sampai netral.
Melakukan titrasi blanko ( 21 ml air + 2 tetes indikator + 7 ml
hidroksilamin hidroklorida)
Tes II
Pengujian pH larutan.
Mencelupkan kertas pH ke dalam larutan kemudian menyesuaikan dengan
warna standard pada tabel kertas pH.
Tes IV
Penentuan kadar resin dalam larutan.
Prosedur:
Memanaskan pinggan pengauapan dalam oven pada suhu 900C selam 30
menit kemudian mendinginkan dalam desikator lalu timbang.
Menimbang 10 gram resin sampel dalam pinggan penguapan tersebut.
Memanaskan oven pada suhu 900C selama 2 jam kemudian mendinginkan
dalam desikator lalu timbang hingga mendapat berat konstan.
Melakukan percobaan secara duplo.
Tes V
Penentuan densitas dengan piknometer.
Prosedur:
Menimbang piknometer kosong yang bersih dan kering.
Mengisi piknometer dengan air murni (aquadest) kemudian timbang.
Menentukan volume piknometer.
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
Densitas air =
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒊𝒓
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
Volume piknometer =
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒊𝒓
F. SKEMA REAKSI
Reaksi antara Formaldehide Bebas dengan Hidroksilamin Hidrochorida
nD 1,484 1,325(Liquid) – –
G. DATA PENGAMATAN
Blanko
3 0,2
(air)
I = 62,1903 g
II = 62,1166 g
III = 62,0677 g
200 𝑚𝑙
Formaldehid yang digunakan = × 37 g
100 𝑚𝑙
= 74 𝑔
74 𝑔
= 𝑔
30 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 2,46 𝑚𝑜𝑙
a = 315,98 g
berat Katalis = 0,05 x 315,98 g
𝑔
= 15,79 g x 0,88 ⁄𝑚𝑙
= 13,9 ml
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
Volume Piknometer = 𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 27℃
24,8386 𝑔
= 𝑔
0,99651
𝑚𝑙
= 24,9255 ml
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Volume sampel =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
(50,2457−20,4778 ) 𝑔
= 24,9255 𝑚𝑙
𝑔
= 1, 9142 ⁄𝑚𝑙
3) Penentuan kadar formaldehid bebas dengan hidroksilamin hidroklorida
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
o Untuk sampel 0
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×19,5 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 5,85
o Untuk sampel 1
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×3,5 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 1,05
o Untuk sampel 2
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×3 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,9
o Untuk sampel 3
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×2,7 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,81
o Untuk sampel 4
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×2 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,6
o Untuk sampel 5
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×1,7 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,51
o Untuk sampel 6
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×1,1 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,33
o Untuk blanko
𝑔 𝐶𝐻2 𝑂 3 ×0,2 𝑚𝑙 ×0,1 𝑁
=
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 1 𝑚𝑙
= 0,06
𝐺3−𝐺1
% resin = 𝑔𝑟 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 x 100 %
(59,7433 −48,4795) g
% resin = x 100 %
20,0293 g
= 56, 2366 %
= 50,8412 %
I. PEMBAHASAN
Resin urea-formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil kondensasi
urea dengan formaldehid. Urea-formaldehid (dikenal juga sebagai urea-metanal) adalah suatu
resin atau plastik thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam
suasana basa lembut seperti amoniak atau piridin.
2. Katalis
Penggunaan katalis pada suatu reaksi akan meningkatkan laju reaksi tersebut. Begitu juga
yang terjadi pada reaksi urea-formaldehid ini. Laju reaksinya akan meningkat jika digunakan
katalis. Katalis yang diguanakan pada percobaan ini adalah NH4OH karena reaksi ini
berlangsung pada kondisi basa.
3. Temperatur
Kenaikan temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu reaksi. Namun, kenaikan
temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah produk yang terbentuk, bergantung pada jenis
reaksi tersebut (eksoterm atau endoterm). Oleh karena itu, diperlukan suatu optimasi untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Kenaikan temparatur juga dapat menurunkan berat molekul
(Mr) resin urea-formaldehid. Hal tersebut dikarenakan adanya pembentukan pusat-pusat aktif
yang baru, sehingga memperkecil ukuran molekul resin.
4. Buffer
5. Waktu Reaksi
Jumlah dan sifat produk yang dihasilkan dari suatu reaksi juga dipengaruhi oleh waktu
reaksi. Makin lama waktu reaksi, jumlah produk yang dihasilkan makin banyak akibatnya,
resin yang dihasilkan akan berkadar tinggi dan memiliki Mr tinggi.