KOEFISIEN DISTRIBUSI
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. DASAR TEORI
Jika dua zat pelarut yang tak tercampur (insoluble solvent) saling kontak satu
dengan yang lain, kemudian ditambahkan zat terlarut (solute) ke dalamnya maka
terjadi distribusi zat terlarut pada kedua-dua zat pelarut tersebut. Artinya terjadi
perpindahan massa zat terlarut dari zat pelarut satu ke yang lain secara bolak balik.
distribusi". Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam zat pelarut menjadi tetap
harganya dan disebut sebagai Koefisien Distribusi (K) yang dapat dihitung sebagai
berikut :
(C a)
K=
(Ca)
dengan :
NaOH standar dan indikator pp. Ada penambahan zat ketiga berupa asam
asetat dan asam oksalat, sehingga zat terdistribusi antara lapisan air dan
dietil eter, dilakukan pemisahan (Ian hasil pigahan berupa air dititrasi
tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua
dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada
(Purwani, 2008):
Ekstraksi Pelarut
dimana suatu larutan dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut lain (pelarut
terlarut dari suatu fasa cair yang lain. Hal ini dapat dilakukan untuk
memisahkan dua zat terlarut yang berbeda atau untuk memurnikan fasa
C. BAHAN
3, Dietil eter
4. Aquadest
5. IndikatorPP
D. ALAT
9. Buret 50 ml 1 buah
E. CARA PERCOBAAN
3. Tiffasi 10 ml larutan asam asetat (3 kali) dengan NaOH 0,05 N (VI) dengan
indikator PP.
4. Masukkan salah satu larutan asam asetat yang telah dibuat sebanyak 50 ml ke
dalam corong pemisah dan tambahkan 50 ml dietil eter. Kocok sampai terjadi
kesetimbangan.
6. Titrasi sebanyak 10 ml, larutan bagian atas dengan larutan NaOH 0,05 N sebanyak