Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8

Yogyakarta, 10 Nopember 2007

EFISIENSI KOLOM SIEVE TRAY PADA DESTILASI YANG MENGANDUNG


TIGA KOMPONEN (ACETON-ALKOHOL-AIR)
Abbassato,Tony Irwanto, Eko Aris Budiarto
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh destilasi multi komponen terhadap unjuk kerja sieve
tray yang diketahui dari pengukuruan efisiensi tray dan penurunan tekanan pada tiap-tiap tray serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya, sehingga dari data yang diperoleh dapat dipakai sebagai data pada scale up
kolom distilasi
Penelitian tentang sieve tray telah banyak dilakukan baik dalam skala laboratorium maupun skala
industri. Dalam penelitian ini dicoba menggunakan distilasi yang mengandung liquid tiga komponen. Penelitian
dilakukan pada kolom distilasi berdiameter 2.5 in, terbuat dari stainless steel dan dilengkapi dengan sieve tray
yang dapat dilepas dengan mudah, berjarak 20 cm, terbuat dari teflon yang memiliki lubang perforasi dengan
ukuran 2 mm, ukuran jarak 6 mm segi tiga. Distilasi dilangsungkan secara total refluks menggunakan sistem
Aseton-Etanol-Air konsentrasi awalnya dan laju uap dibuat sebagai variabel. Setelah keadaan steadi tercapai,
diambil sampel pada condenser, reboiler dan setiap tray untuk diukur konsentrasinya, dan dicatat laju uap yang
melalui kolom serta penurunan tekanan di tiap tray. Efisiensi pada setiap tray dihitung sebagai efisiensi
murphree
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan sistem Aseton-Etanol-air
kolom sive tray yang dibuat dalam percobaan ini memberikan efisiensi murphree antara 5-95 %.

Kata kunci: distilasi, sieve tray, efisiensi.

1. PENDAHULUAN komponennya sudah memiliki komposisi uap yang


Proses Distilasi merupakan salah satu cara berbeda yang disebabkan perbedaan titik didih
untuk memisahkan komponen dalam larutan yang masing-masing komponen. Destilasi multi
berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada komponen ini dilakukan untuk mengetahui kinerja
perbedaan titik didih komponen yang ada di kolom destilasi terhadap multi komponen karena
dalamnya. Dasar dari pemisahan dengan distilasi selama ini destilasi yang dilakukan hanya untuk 2
adalah jika suatu campuran komponen diuapkan (dua) komponen atau biner.
maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan Perubahan interaksi molekul yang terjadi
fase cairnya. Untuk komponen yang memiliki titik pada saat terjadinya perbedaan titik didih akan
didih lebih rendah maka akan didapatkan komposisi berpengaruh terhadap efisiensi tray pada kolom
yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap distilasi karena efisiensi tray merupakan fungsi
ini diembunkan dan dididihkan kembali secara perpindahan masa antar molekul. Dalam penelitian
bertingkat–tingkat maka akan diperoleh komposisi ini dicoba untuk mencari pengaruh antara destilasi
yang semakin murni pada salah satu komponen yang menggunakan multi kompenen terhadap unjuk
Pada beberapa campuran komponen, untuk kerja kolom distilasi yang diukur dengan besarnya
komposisi, suhu dan tekanan tertentu tidak efisiensi tray . Efisiensi tray adalah parameter yang
memenuhi kecenderungan tersebut, artinya jika cukup penting dalam menentukan tingkat kinerja
campuran tersebut dididihkan maka komposisi fase tray disamping parameter yang lainnya seperti
uapnya akan memiliki komposisi yang sama dengan penurunan tekanan dan distribusi uap. Karena
fase cairnya, keadaan ini disebut kondisi azeotrop, efisiensi tray merupakan parameter terpenting dalam
sehingga campuran pada kondisi ini tidak dapat tray maka unjuk kerja tray dapat dinyatakan dalam
dipisahkan dengan cara distilasi biasa. Untuk efisiensi tray.
mengatasi kondisi ini maka harus diberikan
perlakuan tertentu untuk memisahkan campuran Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
komponen ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan Dari penelitian yang telah ada sebelumnya,
adalah dengan menambahkan bahan lain ke dalam Yang NS dkk(2003) dengan menggunakan system
campuran yang akan di distilasi, bahan ini dikenal methanol-air menemukan efisiensi sieve tray sebesar
dengan nama entrainer, yaitu suatu bahan yang 65%-85% untuk konsentrasi air 0.2% - 70%, 20%-
ditambahkan untuk merubah komposisi ikatan kimia 60% untuk konsentrasi air dibawah 0.2% dan 45%-
antar molekul penyusun campuran. Penambahan 50% pada konsentrasi air di atas 95%. Antonio
entrainer itu dilakukan untuk destilasi biner atau dua Garcia dkk (2000) menemukan efisiensi sebesar
komponen, tetapi untuk destilasi multi komponen 55% - 65% untuk sistem sikloheksana - n-heptana,
tidak perlu dilakukan penambahan entrainer karena 25% - 45% untuk sistem air - etilen glikol, 65% -

A-59
Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8
Yogyakarta, 10 Nopember 2007

73% untuk sistem i-butana - n-butana, 55% - 60% 1. PERCOBAAN I


untuk sistem 2-propanol - air, 45% - 55% untuk Komposisi destilasi:
sistem n-oktanol - n-dekanol dan 40% 63% untuk Aseton: 5 %
sistem o-xylene - p-xylene. Kalbassi dkk (1987) Ethanol: 25 %
menemukan efisiensi sebesar 50% - 125% untuk Air: 70 %
sistem etanol - air, 50% - 80% untuk sistem
metanol-air dan 55% - 73% untuk sistem methanol - Tabel 1. Pembacan Pressure Drop (∆P) tiap tray
n-propanol. Kirschbaum dengan menggunakan untuk sistem aseton-etanol-air
sistem etanol-air mendapatkan efisiensi antara 40%- ∆P
90%. Yanagi dan Sakata (1982) menguanakan Oriface P1-P2 P2-P3 P3-P4 P4-P5
Run (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
sistem c-heksena - n-heptana mendapatkan efisiensi 1 4 1 1,3 1,5 1,2
sebesar 30% - 90%. Francisco Lopez dkk (1999) 2 3,5 1 1,1 1,2 0,8
dengan menggunakan sestem etanol-air 3 3,2 0,9 1 1,2 0,7
mendapatkan efisiensi 60% - 75% pada diameter 4 2,5 0,7 0,8 0,9 0,5
lubang tray 10 mm dan efisiensi sebesar 82% - 95% 5 2 0,6 0,8 0,8 0,4
pada diameter lubang tray 2.5 mm, dengan
menggunakan sistem c-heksena - n-heptana Tabel 2. Densitas tiap tray untuk sistem aseton-
mendapatkan efisiensi sebesar 63%-70% pada etanol-air
Berat pikno Berat
diameter lubang tray 12.5 mm dan 78% - 97% pada + sampel sample Densitas
diameter lubang tray 2 mm Run No ( gram ) ( gram ) ( gram/ml )
1 22,0193 8,5362 0,85362
2. METODOLOGI PENELITIAN 2 22,0466 8,5635 0,85635
Variabel Penelitian adalah konsentrasi awal I 3 22,0672 8,5841 0,85841
4 22,0725 8,5894 0,85894
feed dan laju uap distilasi. Penelitian dilakukan
5 22,0826 8,599 0,8599
dengan Prosedur:
a. Bahan yang akan didistilasi dengan komposisi 1 22,0905 8,6074 0,8607
tertentu, dimasukkan dalam reboiler kemudian 2 22,1077 8,6246 0,86246
dipanaskan dengan laju panas tertentu sampai II 3 22,1348 8,6517 0,86517
mendidih 4 22,144 8,6609 0,86609
5 22,822 9,3389 0,93389
b. Mengalirkan air pendingin pada condenser
c. Melakukan distilasi tersebut pada kondisi total 1 21,8161 8,373 0,8333
refluks . 2 22,0552 8,5721 0,85721
d. Setelah kondisi steady tercapai, (kira-kira 1 jam III 3 22,0592 8,5761 0,85761
setelah terlihat uap pada kondenser) diambil 4 22,0701 8,587 0,8587
5 22,0727 8,5896 0,85896
sampel dari setiap tray, condenser dan reboiler
untuk diukur konsentrasinya. Pengukuran 1 21,7183 8,2352 0,82352
konsentrasi dilakukan dengan mengukur density 2 21,8104 8,3273 0,83273
sampel dan membandingkan konsentrasinya IV 3 21,8199 8,3368 0,83368
pada grafik hubungan konsentrasi terhadap 4 21,8295 8,3464 0,83464
density 5 22,0969 8,6138 0,86138

1 21,6678 8,1847 0,81847


2 21,7757 8,2926 0,82926
V 3 21,7835 8,3004 0,83004
4 21,8021 8,319 0,8319
5 21,9211 8,438 0,8438

Tabel 3. Konsentrasi aseton tiap tray untuk sistem


aseton-etanol-air
Letak Kadar Aseton
Tray ( % mol )
Run I Run II Run III Run IV Run V
1 28,5 23,5 21 20 18,5
2 18 17 16 15,7 5
3 40 22,5 22 20,5 19,5
4 44 40,3 39,8 39 17,5
Gambar 1. Skema peralatan percobaan 5 45,5 41,5 41 40,7 35

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil pengukuran konsentrasi etanol dan
pressure drop pada setiap tray dapat ditabelkan
sebagai berikut:

A-60
Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8
Yogyakarta, 10 Nopember 2007

Tabel 4. Konsentrasi air tiap tray untuk sistem dapat menghasilkan komponen etanol dengan
aseton-etanol-air konsentrasi yang cukup tinggi.
Letak Kadar air ( % mol ) Titik didih normal etanol, air dan aseton
Tray Run I Run II Run III Run IV Run V adalah 78.4oC, 100 oC dan 56.4 oC. Dari ketiga
1 40 50,5 55,5 57 61,5
2 62,5 64,7 67 67,8 89
komponen tersebut yang membentuk titik azeotrop
3 17,5 51,5 52,5 56,5 59 hanyalah komponen etanol dan air saja. Antara
4 9,5 16,7 17,7 19,5 63,7 etanol dan air membentuk azeotrop homogen dengan
5 11 14,5 15,1 16,2 27,5 titik didih minimum pada suhu 75.55 oC, pada
konsentrasi 90% mol etanol. Kompososi liquid pada
Dari hasil pengukuran konsentrasi tersebut titik azeotrop ini sama dengan komposisi uapnya
dapat dihitung besarnya efisiensi tray seperti pada Distilasi tiga komponen, etanol-air-aseton jika
tabel berikut: digambarkan dalam peta kurva residu seperti yang
ditunjukkan pada ٥gambar. Dalam gambar ٥titik-
Tabel 5. Efisiensi pada tiap tray untuk sistem titik tebal adalah titik azeotrop dan garis tipis adalah
aseton-etanol-air kurva residu. Dengan memperhatikan kurva residu
EFFISIENSI EFISIENSI RATA-RATA
Tray ASETON ETHANOL AIR ASETON ETHANOL AIR tersebut dapat dilihat bahwa dengan tiga komponen
aseton etanol air dalam komponen maka distilasi
1 22,4618149 49,41599281 -45,87155963
2 11,1457869 17,78093883 -15,87805653 11,1677822 21,98607681 -19,64976745 pada kolom tunggal jika jumlah tray cukup banyak
3 4,49034576 3,315649867 -4,184100418 maka kecenderungannya akan dihasilkan komponen
4 6,57318142 17,43172574 -12,66535322
5 aseton pada produk atas dan komponen air pada
1 4,38212095 6,345848757 -5,565393372
produk bawah, sedangkan etanol akan berada pada
2 4,37636761 6,493506494 -5,669213705 3,3559868 13,48903788 -27,97679423 bagian pertengahan kolom.
3 1,30947185 2,457002457 -1,884126236
4 38,65979381 -98,78844362
5
1
1 0,9
2 2,2655188 3,993610224 -2,977076511 4,4546648 10,15428178 -5,497198821 0,8
Fraksi mol vapour

3 6,68151448 17,06484642 -12,08459215 0,7


4 4,41696113 9,404388715 -6,927126628 0,6
5
0,5
1 23,1684408 -32,3176362 349,5145631 0,4 aseton
2 3,12695435 -4,84496124 -21,41327623 10,4297177 18,94799653 443,5714316 0,3 air
3 4,9937578 -10,68376068 -37,03703704 0,2 etanol
4 123,6383442 1483,221477 0,1
5
0
1 25,1414205 4,191114837 -729,1666667 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
2 3,13283208 -0,854700855 -16,39344262 16,2924442 -27,54459803 -193,6268694 Fraksi mol liquid
3 1,88323917 -7,25294651 -28,94736842
4
5
35,012285 -106,2618596
Gambar 2. grafik kesetimbangan uap-cair pada
sistem aceton-etanol -air
Tabel 6. Laju uap pada tiap tray untuk sistem
aseton-etanol-air percobaan 1. 1
aseton-etanol

Laju uap Effisiensi Murphree Rata-rata (%) 0,9


Run ( kg/s ) Aseton Ethanol Air 0,8

1 0,2228 11,16778225 21,98607681 -19,6498


Fraksi mol etanol

0,7

2 0,2084 3,355986803 13,48903788 -27,9768 0,6

0,5
3 0,1882 4,454664804 10,15428178 -5,4972 0,4
4 0,1761 10,42971766 18,94799653 443,5714 0,3

5 0,1575 16,29244419 -27,54459803 -193,627 0,2

0,1

4. PEMBAHASAN 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Fraksi mol aseton


Distilasi dengan menggunakan sistem etanol
– air hanya dapat mencapai konsentrasi maksimal Gambar 3. grafik kesetimbangan uap-cair pada
95%, karena pada konsentrasi ini terjadi azeotrop. sistem aseton-ethanol
Sebagaimana terlihat pada gambar 2, kesetimbangan
uap-cair pada sistem etanol-air memiliki titik
azeotrop dengan titik didih minimum pada
konsentrasi 90%mol. Karena distilasi biasa tidak

A-61
Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8
Yogyakarta, 10 Nopember 2007

1 Aseton-etanol-air
0,95
0,9
0,85
0,8
0,75
0,7
0,65
0,6
fraksi aseton

0,55
0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1
fraksi etanol

Gambar 4. Peta kurva residu sistem aseton-etanol-air

Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil komponen. Pengaruh ini terjadi karena interaksi
pengukuran konsentrasi aseton di tiap tray yang antar molekul berbeda-beda untuk tiap komponen,
dapat digambarkan dalam grafik berikut: hal ini terutama pada distilasi multi komponen.
Perbedaan komposisi bahan yang cukup besar akan
50
mengakibatkan perbedaan diffusivitas, interaksi
45 run 1 diffusional, factor stripping dan lain-lain. Karena
fraksi mol Aseton (%)

40 run 2
35 run 3 perbedaan komponen ini menyebabkan efisiensi
30 run 4 dapat berbeda-beda dalam satu kolom distilasi.
25 run 5
20 Sedangkan untuk pembacaan grafik diatas
15 dapat diketahui bahwa, tren konsentrasi ethanol
10
5 terhadap letak tray juga mengalami kecenderungan
0 penurunan seperti halnya pada komponen aseton.
0 1 2 3 4 5 6
Letak tray
Fenomena ini terjadi dikarenakan pada berbagai
variasi komposisi memiliki titik didih yang berbeda-
Gambar 5. Data konsentrasi etanol pada tiap tray beda, terjadinya interaksi antar molekul pada tiap-
sistem aseton-air-ethanol pada percobaan 1 tiap komponen mengakibatkan perbedaan
diffusivitas sehingga sangat berpengaruh pada titik
50 didihnya. Disamping itu titik didih etanol adalah
45
berada diantara titik didih air dan aseton sehingga
Fraksi mol Ethanol (%)

40
35 ada kecenderungan penurunan konsentrasi etanol
30
25
run 1
run 2
untuk tray yang mendekati bawah dimana
20
15
run 3 konsentrasi air yang mendominasi.
run 4
10
run 5
5
0
0 1 2 3 4 5 6 120
run 1
Letak Tray 100
Fraksi mol air (%)

run 2
run 3
80
Gambar 6. Data konsentrasi di tiap tray pada sistem 60
run 4
run 5
aseton-air-ethanol pada percobaan 1 40
20
Dari pembacaan grafik diatas dapat diketahui 0
bahwa, tren konsentrasi aseton terhadap letak tray 0 1 2 3 4 5 6
akan cenderung mengalami penurunan, untuk tray Letak Tray

semakin ke bawah. Hal ini terjadi dikarenakan titik


didih aseton pada berbagai variasi komposisi Gambar 7. Data konsentrasi di tiap tray pada sistem
memiliki titik didih yang berbeda-beda, titik didih aseton-air-ethanol pada percobaan 1
aseton adalah yang terendah diantara ketiga

A-62
Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8
Yogyakarta, 10 Nopember 2007

Dari pembacaan grafik diatas dapat diketahui Pada pembacaan grafik diatas untuk
bahwa, tren konsentrasi air terhadap letak tray komponen aseton diketahui bahwa konsentrasi
mengalami kecenderungan naik. Fenomena ini aseton dari 0 % sampai 45% mengalami
terjadi dikarenakan pada berbagai variasi komposisi kecenderungan effisiensinya naik, setelah melewati
memiliki titik didih yang berbeda-beda, terjadinya konsentrasi 45% effisiensinya mengalami
interaksi antar molekul pada tiap-tiap komponen penurunan, sedangkan untuk komponen ethanol
mengakibatkan perbedaan diffusivitas sehingga pada konsentrasi 10% sampai 35% mengalami
sangat berpengaruh pada titik didihnya. Disamping kenaikan effisiensi, tetapi setelah konsentrasi diatas
itu titik didih air adalah yang paling tinggi diantara
35% mengalami penurunan effisiensi dan komponen
ketiga komponen lainnya (aseton-ethanol) sehingga
air pada konsentrasi kurang lebih 45% sampai 100%
ada kecenderungan konsentrasi naik untuk tray yang
semakin ke bawah dimana konsentrasi air yang mengalami kenaikkan tetapi setelah melewati 100%
mendominasi, karena pada waktu bahan (aseton- mengalami penurunan effisiensi, terjadinya
ethanol-air) dimasukkan ke reboiler dan dilakukan fenomena seperti diatas dikarenakan pada kondisi ini
pemanasan pada suhu tertentu itu komponen air konsentrasi komponen air dalam larutan masih
yang menguapnya agak lama atau belakangan sangat tinggi hal ini menyebabkan tegangan
sehingga konsentrasi air yang lebih banyak untuk permukaan larutan juga tinggi, jika suatu larutan
tray semakin ke bawah. memiliki tegangan permukaan yang tinggi
Dari pengukuran konsentrasi tersebut maka menyebabkan uap akan kesulitan dalam penetrasi
dapat dihitung efisiensi di tiap tray, dimana kepermukaan larutan sehingga transfer massa pun
efisiensinya dihitung sebagai efisiensi Murphree. menjadi terhambat. Setelah destilasi berlangsung
Hasil perhitungan efisiensi untuk tiap tray dapat dalam kurun waktu tertentu konsentrasi dalam
dilihat seperti pada grafik berikut: Pada percobaan 1 larutan pun akan berubah.
diperoleh grafik effisiensi: Perpindahan massa dalam proses destilasi
akan berpengaruh pada densitas dari destilat pada
40
35 run 1
tiap-tiap tray yang dihasilkan, hal ini akan
30
run 2 berpengaruh dalam perhitungan effisiensi tray.
Effisiensi (%)

run 3
25 run 4
Hubungan antara laju uap dengan effisiensi
20 run 5 tray dapat dilihat dari grafik berikut:
15
10
5 250
Effisiensi average aceton (%)

Percobaan 1
0 200 Percobaan 2
15 20 25 30 35 40 45 50
percobaan 3
Fraksi mol aseton (%) 150

100
Gambar 8. Data konsentrasi-effisiensi di tiap run
50
untuk komponen aseton
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6
55
Laju uap (kg/s)
50 run 1
45 run 2
40 Gambar 11. Hubungan laju uap terhadap efisiensi
Effisiensi (%)

run 3
35
30 run 4 tray untuk komponen aseton
25
20
15 60
Effisiensi average ethanol (%)

10
Percobaan 1
5 50
Percobaan 2
0 40 Percobaan 3
15 20 25 30 35 40 45
30
Fraksi mol ethanol (%)
20

Gambar 9. Data konsentrasi-effisiensi di tiap run 10

untuk komponen ethanol 0


0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Laju uap (kg/s)
500

300
Gambar 12. Hubungan laju uap terhadap efisiensi
100
tray untuk komponen ethanol
effisiensi (%)

-100 0 20 40 60 80 100
-300
run 1 Untuk sistem aseton-etanol-air factor uap
run 2
-500
yang dinyatakan dalam bentuk laju uap (kg/s)
run 3
-700 run 4 berpengaruh terhadap efisiensi, seperti terlihat pada
-900
run 5 grafik diatas pada laju uap di bawah 0.22 (kg/s),
Fraksi mol air (%) efisiensi cenderung menurun, sedangkan pada laju
uap di atas 0.22 (kg/m) efisiensi cenderung naik,
Gambar 10. Data konsentrasi-effisiensi di tiap run terjadinya perbedaan effisiensi oleh factor laju uap
untuk komponen air

A-63
Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8
Yogyakarta, 10 Nopember 2007

disebabkan karena adanya pengaruh komponen 2. Letak tray kurang begitu berpengaruh terhadap
penyusun destilasi itu sendiri. effisiensi tray. Nilai effisiensi yang diperoleh
Umumnya dengan meningkatnya laju uap pada setiap traynya mendekati konstan.
maka akan meningkatkan perpindahan massa, tetapi 3. Effisiensi pada percobaan ini adalah 5% - 95%
menurunkan waktu kontak antara uap dan liquid. dengan kecenderungan naik dengan
Efek yang berlawanan ini akan menyebabkan meningkatnya konsentrasi aseton, ethanol
efisiensi hampir konstan pada operasi normal. maupun air serta effisiensinya juga akan naik
Sampai pada kecepatan uap yang lebih rendah akan dengan bertambahnya laju uap.
terjadi tiris(weeping) yang menyebabkan efisiensi
turun sangat jauh. Pada kecepatan yang terlalu tinggi PUSTAKA
juga akan menyebabkan turunnya efisiensi karena [1] McCabe,WL, Smith,JC, Harriot, 1993, Unit
adanya entrainment. Operations of Chemical Engineering, 6th ed ,
Sedangkan untuk mengetahui hubungan McGraw-Hill, New York
antara letak tray dengan effisiensi dapat dilihat [2] Antonio Garcia, James R Fair, 2000, A
dalam grafik dibawah ini: Fundamental model for the prediction of
120
distillation tray efficiency, Ind Eng Chem Res,
Percobaan 1 Vol 39. p 1809 - 1824
100
Effisiensi Aseton (%)

Percobaan 2
Percobaan 3
[3] Bennett, DL , Grimm, HJ, 1991, Eddy diffusivity
80
for Distillation Sieve Trays, AIChE Journal , vol
60 37 p 589
40 [4] Bennet, DL , Agrawal, R , Cook, PJ , 1983, New
20
Pressure Drop Correlation for Sieve Tray
Distillation Column, AIChe Journal, vol 29 p
0
0 1 2 3 4 5 6 434
Letak Tray [5] Bennett, DL , Watson, DN , Wiescinski, MA ,
1997, New Correllations for Sieve Tray Point
Gambar 13. Hubungan letak tray terhadap efisiensi Efficiency, AIChE Journal, vol 43 p 1611
tray untuk komponen aseton [6] Chen,Guang X, Chuang,Karl T, 1993,
Prediction of Point Efficiency for Sieve trays in
100 Distillation, Ind Eng Chem Res, Vol 32. p 701-
90 percobaan 1
708,
Effisiensi Etanol (% )

80 percobaan 2
70 percobaan 3 [7] Dribika, MM, Biddulph, MW, 1987, Surface
60 Tension Effects on a Large Rectangular Tray
50 with Small Diameter Holes, Ind Eng Chem Res,
40
30
Vol 26. p 1489,.
20 [8] Kalbassi,MA, Biddulph,MW, 1987, A Modified
10 Oldershaw Column for Distillation Efficiency
0
0 1 2 3 4 5 6
Measurements, Ind Eng Chem Res, Vol 26. p
Letak Tray
1127-1132,.
[9] Klemola, KT, Ilmw, JK 1996, Distillation
Gambar 14. Hubungan letak tray terhadap efisiensi efficiencies of an industrial scale i-Butane/n-
tray untuk komponen air butane Fractionator, Ind Eng Chem Res, Vol 25
p 4579
Dari data yang ditampilkan dari percobaan [10] Lopez,Francisco, Castells Francesc, 1999,
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Influence of Tray Geometry on Scaling Up
effisiensi tray baik pada effisiensi aseton,etanol Distillation Efficiency from Laboratory Data,
maupun air mempunyai nilai effisiensi yang hampir Ind Eng Chem Res, Vol 38. p 2747-2753.
sama. Hal ini dapat dinyatakan bahwa unjuk kerja [11] Yang, N.S., Chuang, K.T., Afacan, A., 2003,
sieve tray optimal, dengan indikator nilai effisiensi Improving the Efficiency and Capacity of
pada tiap-tiap traynya adalah mendekati konstan. Methanol-Water Distillation Trays, Ind Eng
Chem Res, Vol 42. p 6601 – 6606.
5. KESIMPULAN
Dari serangkaian percobaan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Pada destilasi yang melibatkan beberapa
komponen (multi komponen) nilai effisiensi
sangat dipengaruhi oleh faktor komposisi dari
masing-masing komponen, dan faktor lain yang
berpengaruh terhadap effisiensi adalah laju
uapnya

A-64

Anda mungkin juga menyukai