PENGUJIAN KEKERASAN
3.1. Tujuan
1. Mengetahui harga kekerasan dari suatu meterial.
2. Mengetahui macam-macam metode pengujian keras serta
aplikasinya.
3. Mengetahui dan menerapkan tahapan – tahapan pada uji kekerasan.
4. Mengetahui perbedaan kekerasan dengan metode gores, pantulan dan
indentasi.
26
Kelompok 12 BAB III PENGUJIAN KEKERASAN
4. Flourite
5. Apatite
6. Orthoclase
7. Quarts
8. Topaz
9. Corundum
10. Intan
Skala Moh’s jarang digunakan karena dalam pengujian bahan
terdapat interval dengan skala yang tinggi. Sehingga hasil dari
pengujian kurang tepat, terutama untuk logam. Logam umumnya
memiliki skala Moh’s 4-8[2]
Prinsip pengujian: bila suatu mineral mampu digores oleh Orthoclase
(no. 6) tetapi tidak mampu digores oleh Apatite (no. 5), maka kekerasan
mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat
bahwa metode ini memiliki kekurangan utama berupa ketidak akuratan
nilai kekerasan suatu material. Bila kekerasan mineralmineral diuji dengan
metode lain, ditemukan bahwa nilai-nilainya berkisar antara 1-9 saja,
sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar.
b. Metoda pantulan merupakan suatu indentor yang dijatuh bebaskan pada
permukaan logam. Nilai kekerasan diperoleh dari tinggi pantulan yang
diartikan sebagai energi tumbukan atau energi yang diserap oleh material
untuk berdeformasi plastis. Alatnya adalah skeloroskop.
c. Metoda penekanan ( Indentasi ), yaitu pada permukaan yang rata
dilakukan penekanan dengan menggunakan indentor (penekan). Beban
yang digunakan untuk setiap jenis material berbeda dan tergantung pada
metoda pengujian yang dilakukan. Pada praktikum ini menggunakan dua
jenis uji tarik indentasi yaitu Brinnel dan Rockwell
Jenis – jenis pengujian kekerasan dengan metode indentasi :
1. Pengujian kekerasan Brinell
a. Standar pengujian ASTM E 10-01
b. Spesimen yang digunakan dalam menggunakan adalah material
MgZnAl, dan aluminium.
Ambil spesimen
Analisa
Kesimpulan
Gambar 3.1 Skema proses metode brinell
b. Metode Rockwell
Siapkan alat dan bahan uji
Analisa
Kesimpulan
Gambar 3.2 Skema proses metode rockwell
Hardness Rockwell
760
755
754.99 754.99
750
Nilai Kekerasan
745
740
735
730
728.72
725
720
715
1 2 3
Percobaan
2. Kuningan
Kuningan
400
350 376.34
300
Nilai Kekerasa
250 267.08
239.62
200
150
100
50
0
1 2 3
Percobaan
500
400
300
294
200
100
0
HSS Kuningan
Spesimen
C. Pengujian Brinell
1. MgAlZn
Diketahui : Beban = 250 Kg
Diameter Indentor = 5 mm
2P 2 . 250
BHN1 = 2 2
= = 88,49 BHN
πD (D- √ D - d 3,14 . 5 (5 - √ 52 - 1,852
2P 2 . 250
BHN2 = 2 2
= = 65,01 BHN
πD (D- √ D - d 3,14 . 5 (5 - √ 52 - 2,152
MgZnAl
100
90
80 88.49
Nilai Kekarasan(BHN)
70
60 65.01
61.27
50
40
30
20
10
0
1 2 3
Percobaan
2P 2 . 250
BHN3 = 2 2
= =61,27 BHN
πD (D- √ D - d 3,14 . 5 (5 - √ 52 -2,2
Gambar 3.6 Diagram batang MgZnAl
2. Aluminium seri 7
2P 2 . 250
BHN1 = = = 180,50 BHN
πD (D- √ D - d ) 3,14 . 5 (5 - √52 - 1,32 )
2 2
2P 2 . 250
BHN1 = = = 159,23 BHN
πD (D- √ D -d ) 3,14 . 5 (5 - √52 - 1,4 2 )
2 2
Hardness Brinell
200
180
180.5
160
159.23
140
Nilai Kekerasan
120 132.97
100
80
60
40
20
0
1 2 3
Percobaan
2P 2 . 250
BHN1 = = = 132,97 BHN
πD (D- √ D -d ) 3,14 . 5 (5 - √52 - 1,52 )
2 2
Perbandingan Spesimen
180
160
157.57
140
Nilai Kekerasan(BHN)
120
100
80
60 71.59
40
20
0
MgZnAl Aluminium Seri 7
Spesimen
kekerasaan ini ialah tahapan yang wajib dilakukan supaya mendapatkan hasil
akhirnya lebih akurat.
Pada pengujian kekerasan dengan metode brinell anvil dan indentor
diberikan jarak sebesar 1 mm sebelum proses pengujian dilakukan. Hal ini
sangatlah mempengaruhi nilai kekerasan yangakan dihasilkan, karena jika jarak
yang diberikan pada anvil dan indentor terlalu jauh maka nilai kekerasan bisa
menjadi lebih kecil sedangkan jika terlalu dekat nilai kekerasan yang terbentuk
bisa lebih besar. Maka dari itu jarak antara anvil dan indentor ditentukan pada
jarak 1 mm untuk nilai kekerasan yang akurat.
Pada saat pengujian kekerasan dengan metode rockwell terdapat
pemberian waktu pada saat beban telah diberikan pada material yang biasa disebut
dengan dwell time. Dwell time pada pengujian ini bertujuan agar beban yang
diberikan pada material lebih maksimal sehinggal akan memberikan nilai
kekerasan yang lebih akurat.
Pada setiap metode indentasi dari pengujian kekerasan memiliki cara
penentuan nilai kekerasan yang berbeda. Jika pada pengujian kekerasan dengan
metode rockwell nilai kekerasan yang dihasilkan ialah secara langsung karena
mesin rockwell yang digunakan langsung mehasilkan nilai kekerasaan saat proses
penekanan telah selesai pada tahap akhir. Sedangkan pada pengujian kekerasan
dengan metode brinell nilai kekerasan yang dihasilkan melewati beberapa tahap
akhir seperti pengukuran indentasi dan nilai akhir baru bisa didapatkan dengan
cara perhitungan matematis.
3.7. Kesimpulan
1. Nilai kekerasan suatu spesimen dapat ditentukan atau didapatkan dari
beberapa aspek seperti kekuatan tariknya.
2. Metode kekerasan ialah ada metode gores, metode pantul dan metode
penekanan. Setiap metode memiliki cara mengidentifikasi nilai
kekerasan berbeda – beda. Jika dinilai bahwa suatu spesimen memiliki
nilai kekerasan yang cukup besar maka lebih baik menggunakan
metode kekerasan dengan cara penekanan.