2.1. Tujuan
1. Mengetahui pembuatan larutan dari bahan dasar zat padat.
2. Mengetahui pembuatan larutan dari bahan dasar zat cair.
3. Mengukur pH suatu larutan.
4. Mengetahui perbedaan antara alat ukur pH larutan.
5. Mengetahui cara minghitung massa dari sebuah larutan.
7
BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7
yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu
larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama
dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan).
Selain itu masih ada beberapa macam penggolongan lain terhadap larutan.
Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal dengan
larutan binner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun),
larutan kuartener (empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.
Suatu larutan pekat adalah solute yang relative konsentrasinya tinggi, dan
larutan encer adalah yang konsentrasinya kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH,
hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain.
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal dengan larutan elektrolit
(larutan yang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit.
(larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik). Sedangkan ditinjau dari
segi kemampuan suatu zat malarutkan ke dalam sejumlah pelarut pada suhu
tertentu dikenal sebagai:
1. Larutan Jenuh yaitu suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat. Larutan jenuh merupakan larutan dimana
zat terlarutnya (molekul atau ion) telah maksimum pada suhu tertentu.
Untuk zat elektroit yang sukar larut, larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai
Ksp. Pada suatu temperatur tertentu suatu larutan jenuh yang bercampur
dengan solut yang tidak terlarut merupakan contoh lain dari kesetimbangan
dinamik.
2. Larutan Tak Jenuhyaitu suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam
konsentrasi dibawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan
sempurna pada temperatur tertentu.
3. Larutan lewat jenuhyaitu suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam
konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya pada temperatur
tertentu,terdapat juga zat terlarut yang tidak terlarut dalam koz.
Pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat
terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solvent.
Pengenceran juga bisa dilakukan dengan cara mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar. Untuk menyatakan kepekatan atau konsentrasi suatu
larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah
molaritas, normalitas, persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk
memperkecil konsentrasi suatu larutan maka dilakukan pengenceran, dengan cara
menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa juga
diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta tingkat
bahaya dari masing masing larutan.
Mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sangat penting
bagi mahasiswa sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang
paling dasar dalam praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada
kenyataannya tidak semua mahasiwa mampu serta menguasai cara untuk
membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran yang baik. Berdasarkan
hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan dan
pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan
mengencerkan larutan.
Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang
sejumlah kalor dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam
sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat
yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat
memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.
Prosedur laboratorium dalam kimia analitik sering kali mensyaratkan
pengambilan alikout dari sebuah larutan standar, mengencerkannya menjadi
volume yang lebihh besar dalam botol volumetrik. Rumus yang digunakan dalam
pengenceran ialah sebagai berikut
M 1 × V1 = M1 × V 1 (1)
Keterangan :
M 1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
lambang kimia dari unsur Hidrogen. pH meter merupakan alat yang dapat
mengukur tingkat pH larutan. Sistem pengukuran dalam pH meter menggunakan
sistem pengukuran secara potensimetri. pH meter berisi elektroda kerja dan
elektroda referensi. Perbedaan potensial antara dua elektroda tersebut sebagai
fungsi dari pH dalam larutan yang diukur. Sinyal tegangan yang dihasilkan pada
pengukuran dengan elektrode pH berada pada kisaran mV, sehingga perlu
diperkuat dengan penguat operasional. Pengukuran nilai pH sebagai indikator
asam-basa produk obat, kosmetik dan makanan memiliki peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Alat ukur pH yang ada saat ini harganya masih relatif
mahal dan masih menggunakan indikator yang kurang ramah lingkungan. Tujuan
dari penelitian adalah mengembangkan suatu alat ukur pH berupa tes strip dari
ekstrak bahan alam yang sederhana, murah, akurat dan ramah lingkungan serta
menguji alat ukur yang dikembangkan. Penelitian dilakukan dengan membuat
ekstrak beberapa bahan alam dan diuji pada larutan pH 0 hingga 14. Optimasi dan
imobilisasi ekstrak dilakukan dalam kertas selulosa kemudian dibuat dalam
bentuk test strip.Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut
dan ion OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama,
yaitu 10-7 pada kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu
asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat
oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan
meningkatkan konsentrasinya.
Sorensen (1868 – 1939), seorang ahli kimia dari Denmark mengusulkan
konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+, yaitu sama dengan negatif
logaritma konsentrasi ion H+. Secara sistematis diungkapkan dengan persamaan
sebagai berikut :
pH = - log [H+]
Analog dengan di atas, maka :
pH = - log [OH-]
Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah :
Kw = [H+] [OH-]
Kw = - log [H+] + - log [OH-]
Maka :
Timbang Larutan
Analisa
Gambar 2.1 Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M
Ambil larutan
Tambahkan aqua dm
Analisa
Kesimpulan
Gambar 2.2 Pembuatan 50 mL HCl 1,5 M dari Larutan HCl Pekat
Ambil larutan
Tambahkan aqua dm
Analisa
Kesimpulan
Gambar 2.3 Pembuatan 50 mL HCl 0,5 M dari Larutan HCl 1,5 M
Analisa
Kesimpulan
Gambar 2.4 Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Kerta Lakmus
Amati perubahan
Analisa
Kesimpulan
Gambar 2.5 Pengukuran pH Larutan Menggunakan Indikator Larutan
A
A
Celupkan elektroda
Analisa
Kesimpulan
Gambar 2.6 Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan pH Meter
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
No Gambar Keterangan
Masukan indikator
universal ke dalam
masing – masing larutan
1
yang telah disiapkan
sebelumnya. Lalu amati
perubahan yang terjadi.
Konsentrasi
volume
NaOH
40 g/mol
1,5 M
50 ml
2 gr
Nama Larutan
Sebelum Dilarutkan
Sesudah Dilarutkan
Warna
Bentuk
Bau
Warna
Bau
Bentuk
Naoh
Putih
Tidak Berbau
Padat
Tidak Berwarna
Tidak Berbau
Cair/Larutan
Nama Larutan
Sebelum Dilarutkan
Sesudah Dilarutkan
Warna
Bau
Bentuk
Warna
Bau
Bentuk
Hc l
1,5 M
Kuning
Berbau
Cair
Tidak Berbau
Tidak Berbau
Cair/Larutan
Konsentrasi
Volume
HCl
30%
1.19
9,78 M
1,5 M
50 ml
5,1
d) Pembuatan 50 mL larutan HCl 0,5 M
= 0,2
pH = - log 2 ×10 -1
=1 - log 2
2.6.2. Persamaan Reaksi
1. Pembuatan 50 ml larutan NaOH 1,5 M
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) + H2O(aq)
2. Pembuatan 50 ml larutan HCl 1,5 M
HCl(l) + H2O(l) → Cl⁻ (aq) + H₃O⁺ (aq)
3. Pembuatan 50 ml larutan HCl 0,5 M
HCl(aq) + H2O(l) → Cl⁻ (aq) + H₃O⁺ (aq)
3.1. Kesimpulan
1. Pembuatan larutan dari bahan zat padat dilakukan dengan menentukan
massa yang dibutuhkan untuk proses bembuatan larutan. Lalu dicampurkan
dengan aqua dm.
2. Pembuatan larutan dari bahan zat cair dilakukan dengan menentukan
volume sampel zat cat cair yang dibutuhkan untuk proses pembuatan
larutan. Lalu dicampurkan dengan aqua dm.
3. Mengukur pH larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur
seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter.
4. Alat ukur dalam pengukuran pH memiliki perbedaan yang ditunjukan
berdasarkan ketelitian dari setiap alat ukur itu sendiri. Kertas lakmus
memiliki ketelitian yang ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna dari
kertas lakmus itu sendiri. Indikator universal memiliki ketelitian yang
ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna dan nilai angka sebanyak 1
digit saja. Sedangkan pH meter memiliki ketelitian yang ditunjukan dengan
nilai angka sebanyak 2 digit di belakang koma.
5. Menghitung massa dilakukan dengan cara perhitungan matematis dan teknis
seperti menggunakan neraca teknis.