Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN

2.1. Tujuan
1. Mengetahui pembuatan larutan dari bahan dasar zat padat.
2. Mengetahui pembuatan larutan dari bahan dasar zat cair.
3. Mengukur pH suatu larutan.
4. Mengetahui perbedaan antara alat ukur pH larutan.
5. Mengetahui cara minghitung massa dari sebuah larutan.

2.2. Teori dasar


Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun
atas partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda - beda. Susunan dan sifat
partikel sangat menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-
ubah dan volumenya tetap.
Larutan juga merupakan campuran homogeny antara dua zat atau lebih yang
berbeda jenis. Ada dua komponen zat dalam pembuatan larutan, yakni zat terlarut
dan zat pelarut.
Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau gas tergantung pada dua sifat
komponen larutan tersebut. Apabila fasa pembuat larutan atau zat-zat
pembentuknya sama. Zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut
pelarut, sedangkan zat yang lainnya disebut zat terlarut.
Berdasarkan zat wujud terlarut dan zat pelarut, larutan dapat dibagi dalam
tujuh macam. Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam zat
larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan dalam
pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang
berwujud gas akan membentuk larutan heterogen. Sifat-sifat suatu larutan sangat
dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan
tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah terlarut yang
berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula,

7
BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu
larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama
dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan).
Selain itu masih ada beberapa macam penggolongan lain terhadap larutan.
Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal dengan
larutan binner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun),
larutan kuartener (empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.
Suatu larutan pekat adalah solute yang relative konsentrasinya tinggi, dan
larutan encer adalah yang konsentrasinya kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH,
hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain.
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal dengan larutan elektrolit
(larutan yang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit.
(larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik). Sedangkan ditinjau dari
segi kemampuan suatu zat malarutkan ke dalam sejumlah pelarut pada suhu
tertentu dikenal sebagai:
1. Larutan Jenuh yaitu suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat. Larutan jenuh merupakan larutan dimana
zat terlarutnya (molekul atau ion) telah maksimum pada suhu tertentu.
Untuk zat elektroit yang sukar larut, larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai
Ksp. Pada suatu temperatur tertentu suatu larutan jenuh yang bercampur
dengan solut yang tidak terlarut merupakan contoh lain dari kesetimbangan
dinamik.
2. Larutan Tak Jenuhyaitu suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam
konsentrasi dibawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan
sempurna pada temperatur tertentu.
3. Larutan lewat jenuhyaitu suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam
konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya pada temperatur
tertentu,terdapat juga zat terlarut yang tidak terlarut dalam koz.
Pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat
terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 8


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solvent.
Pengenceran juga bisa dilakukan dengan cara mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar. Untuk menyatakan kepekatan atau konsentrasi suatu
larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah
molaritas, normalitas, persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk
memperkecil konsentrasi suatu larutan maka dilakukan pengenceran, dengan cara
menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa juga
diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta tingkat
bahaya dari masing masing larutan.
Mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sangat penting
bagi mahasiswa sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang
paling dasar dalam praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada
kenyataannya tidak semua mahasiwa mampu serta menguasai cara untuk
membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran yang baik. Berdasarkan
hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan dan
pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan
mengencerkan larutan.
Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang
sejumlah kalor dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam
sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat
yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat
memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.
Prosedur laboratorium dalam kimia analitik sering kali mensyaratkan
pengambilan alikout dari sebuah larutan standar, mengencerkannya menjadi
volume yang lebihh besar dalam botol volumetrik. Rumus yang digunakan dalam
pengenceran ialah sebagai berikut
M 1 × V1 = M1 × V 1 (1)
Keterangan :
M 1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 9


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

M 2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan


V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
V2 = Volume larutan sesudah pelarutan
Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat
terlarut dalam suatu liter larutan. Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh
susunan komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka
digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat
terlarut terhadap pelarut. Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan
dengan jelas perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat
kecil atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu
akan keluar (mengendap di bawah larutan). Untuk jumlah terlarut yang berbeda
pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang
nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan
merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan
tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan). Dapat di tulis
dengan rumus
mol zat terlarut n (2)
Molaritars = Atau M =
Liter larutan V
Membuat suatu larutan untuk suatu eksperomen dapat dilakukan dengan
melarutkan zat padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan
konsentrasi tinggi menjadi konsentrasi rendah.
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki
nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat
keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang
berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya
rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur
dengan pH meter yang berkerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas
suatu larutan. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda
pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. Istilah pH
berdasarkan dari “p”, lambing metematika dari negatif logaritma, dan “H”,

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 10


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

lambang kimia dari unsur Hidrogen. pH meter merupakan alat yang dapat
mengukur tingkat pH larutan. Sistem pengukuran dalam pH meter menggunakan
sistem pengukuran secara potensimetri. pH meter berisi elektroda kerja dan
elektroda referensi. Perbedaan potensial antara dua elektroda tersebut sebagai
fungsi dari pH dalam larutan yang diukur. Sinyal tegangan yang dihasilkan pada
pengukuran dengan elektrode pH berada pada kisaran mV, sehingga perlu
diperkuat dengan penguat operasional. Pengukuran nilai pH sebagai indikator
asam-basa produk obat, kosmetik dan makanan memiliki peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Alat ukur pH yang ada saat ini harganya masih relatif
mahal dan masih menggunakan indikator yang kurang ramah lingkungan. Tujuan
dari penelitian adalah mengembangkan suatu alat ukur pH berupa tes strip dari
ekstrak bahan alam yang sederhana, murah, akurat dan ramah lingkungan serta
menguji alat ukur yang dikembangkan. Penelitian dilakukan dengan membuat
ekstrak beberapa bahan alam dan diuji pada larutan pH 0 hingga 14. Optimasi dan
imobilisasi ekstrak dilakukan dalam kertas selulosa kemudian dibuat dalam
bentuk test strip.Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut
dan ion OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama,
yaitu 10-7 pada kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu
asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat
oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan
meningkatkan konsentrasinya.
Sorensen (1868 – 1939), seorang ahli kimia dari Denmark mengusulkan
konsep pH untuk menyatakan konsentrasi  ion H+, yaitu sama dengan negatif
logaritma konsentrasi ion H+. Secara sistematis diungkapkan dengan persamaan
sebagai berikut :
                                                pH = - log [H+]
            Analog dengan di atas, maka :
                                                pH = - log [OH-]
Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah :
Kw                    = [H+] [OH-]
Kw                    = - log [H+] + - log [OH-]
Maka :

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 11


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

                                    pKw  = pH + pOH


**Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
Atas dasar pengertian ini, maka :
1.   Netral : [H+] = 1,0 x 10-7 M atau PH = 7 dan [OH-] = 1,0 x 10-7
M atau PH = 7
2.    Asam : [H+] > 1,0 x 10-7 M atau PH < 7 dan [OH-] < 1,0 x 10-7
M atau POH > 7
3.     Basa : [H+] < 1,0 x 10-7 M atau PH > 7 dan [OH-] > 1,0 x 10-7
atau POH < 7
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumus sebagai berikut :
Jika [H+] = 1 x 10-n, maka pH = n
Jika [H+] = x x 10-n, maka pH = n - log x
Sebaliknya, jika pH = n, maka [H+] =  10-n

2.3. Metodologi Praktikum


2.3.1. Skema Proses
a. Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M
Siapkan alat dan bahan

Hitung massa larutan

Timbang Larutan

Aduk larutan hingga homogeny

Catat hasil pengamatan

Analisa
Gambar 2.1 Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M

b. Pembuatan 50 mL HCl 1,5 M dari Larutan HCl Pekat


Hitung volume larutan

Ambil larutan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 12


A

BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Masukan ke dalam labu ukur

Tambahkan aqua dm

Catat hasil pengamatan

Analisa

Kesimpulan
Gambar 2.2 Pembuatan 50 mL HCl 1,5 M dari Larutan HCl Pekat

c. Pembuatan 50 mL HCl 0,5 M dari Larutan HCl 1,5 M


Hitung volume larutan

Ambil larutan

Masukan ke dalam labu ukur

Tambahkan aqua dm

Catat hasil pengamatan

Analisa

Kesimpulan
Gambar 2.3 Pembuatan 50 mL HCl 0,5 M dari Larutan HCl 1,5 M

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 13


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

d. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Kerta Lakmus


Masukan kertas lakmus ke dalam larutan

Amati perubahan yang terjadi

Catat hasil pengamatan

Analisa

Kesimpulan
Gambar 2.4 Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Kerta Lakmus

e. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Indikator Universal


Siapkan alat dan bahan

Celupakn indikator Universal

Amati perubahan

Bandingkan dengan standar indikator universal

Catat hasil pengamatan

Analisa

Kesimpulan
Gambar 2.5 Pengukuran pH Larutan Menggunakan Indikator Larutan

f.Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan pH Meter


Siapkan alat dan bahan

A
A

Celupkan elektroda

Catat hasil pengamatan

Analisa

Kesimpulan
Gambar 2.6 Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan pH Meter

2.3.2. Penjelasan Skema Proses


a. Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 14


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

1) Dihitungan NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 50 mL larutan


NaOH 1,5 M
2) Ditimbangkan NaOH dalam gelas kimia sesuai dengan jumlah yang
telah diperoleh berdasarkan perhitungan.
3) Dimasukan sedikit aqua dm ke dalam gelas kimia, kemudian diaduk
hingga NaOH larut.
4) Dimasukan ke dalam labu ukur 50 mL dan ditambahkan aqua dm
hinga tanda batas.
5) Dikocokan larutan hingga homogen.
6) Diberikan label nama,konsentrasi dan tanggal pembuatan.
b. Pembuatan 50 mL HCl 1,5 M dari Larutan HCl Pekat
1) Dihitungkan volume larutan HCl pekat yang dibutuhkan untuk
membuat 50 mL larutan HCl 1,5 M
2) Dipipetkan larutan HCl pekat sesuai dengan jumlah yang telah
diperoleh dari perhitungan.
3) Dimasukan ke dalam 50 mL yang sebelumnya telah diisi aqua dm
4) Ditambahkan aqua dm hingga tanda batas.
5) Dikocokan hingga homogen.
6) Diberikan label nama,konsentrasi dan tanggal pembuatan.
c. Pembuatan 50 mL HCl 0,5 M dari Larutan HCl 1,5 M
1) Dihitungkan volume larutan HCl 1,5 M yang dibutuhkan untuk
membuat 50 mL larutan HCl 0,5 M
2) Dipipetkan larutan HCl 1,5 M sesuai dengan jumlah yang telah
diperoleh dari perhitungan.
3) Dimasukan ke dalam 50 mL.
4) Ditambahkan aqua dm hingga tanda batas.
5) Dikocokan hingga homogen.
6) Diberikan label nama,konsentrasi dan tanggal pembuatan.
d. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Kerta Lakmus
1) Dimasukan kertas lakmus ke dalam setiap larutan yang telah disiapkan
sebelumnya.
2) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 15


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

e. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Indikator Universal


1) Dicelupkan indikator universal ke dalam setiap larutan yang tela
disiapkan sebelumnya.
2) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
3) Dibandingkan hasil yang diperoleh pada indikator universal dengan
standar yang ada.
f. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan pH Meter
1) Dicelupkan elektroda pada pH meter ke dalam setiap larutan yang
telah disiapkan sebelumnya.
2) Dicatatkan hasil yang tertera pada pH meter.
2.3.3. Gambar Proses
a. Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M

Tabel 2.1 Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M


No Gambar Keterangan

Timbang massa NaOH


1 setelah mengetahui massa
NaOH.

Masukan ke NaOH dan


sedikit aqua dm ke dalam
gelas kimia,dan aduk hingga
larut menggunakan batang
2
pengaduk.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 16


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Pipet larutan dengan


3
menggunakan pipet volume.

Masukan ke dalam labu ukur


50 mL dan tambahkan aqua
4
dm hingga tanda batas secara
bergantian.
50 ml

Kocok larutan hingga


5
homogen,lalu beri label.
50 ml

b. Pembuatan 50 mL HCl 1,5 M dari Larutan HCl Pekat

Tabel 2.2 Pembuatan 50 mL HCl 1,5 M dari Larutan HCl Pekat


No Gambar Keterangan

Setelah volume larutan HCl


pekat didapat, pipet larutan
1 sesuai dengan jumlah yang
diperoleh dengan
menggunakan pipet volume.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 17


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Masukan ke dalam labu ukur


2 50 mL yang sebelumnya diisi
aqua dm.

50 ml

Tambahkan aqua dm hingga


3
tanda batas.

50 ml

Kocok larutan hingga


4
homogen, lalu beri label.
50 ml

c. Pembuatan 50 mL HCl 0,5 M dari Larutan HCl 1,5 M

Tabel 2.3 Pembuatan 50 mL HCl 0,5 M dari Larutan HCl 1,5 M


No Gambar Keterangan

Setelah volume larutan HCl


1,5 M didapat, pipet larutan
1 sesuai dengan jumlah yang
diperoleh dengan
menggunakan pipet volume.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 18


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Masukan ke dalam labu ukur


2 50 mL yang sebelumnya diisi
aqua dm.

50 ml

Tambahkan aqua dm hingga


3
tanda batas.

50 ml

Kocok larutan hingga


4
homogen, lalu beri label.
50 ml

d. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Kerta Lakmus

Tabel 2.4 Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Kerta Lakmus


No Gambar Keterangan

Masukan kertas lakmus


ke dalam masing –
masing larutan yang telah
1
disiapkan sebelumnya.
Lalu amati dan catat
perubahan.

e. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Indikator Universal

Tabel 2.5 Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan Indikator Universal

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 19


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

No Gambar Keterangan

Masukan indikator
universal ke dalam
masing – masing larutan
1
yang telah disiapkan
sebelumnya. Lalu amati
perubahan yang terjadi.

Bandingkan hasil yang


diperoleh pada indikator
2 universal dengan standar
yang ada. Dan catat hasil
perbandingan.

f. Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan pH Meter

Table 2.6 Pengukuran pH Larutan dengan Menggunakan pH Meter


No Gambar Keterangan

Masukan elektroda dapa


pH meter ke dalam
masing – masing larutan
1 yang telah disiapkan
sebelumnya. Lalu catat
hasil yang tertera pada
pH meter.

2.4. Alat Dan Bahan


2.4.1. Alat
1) Neraca. : 1 buah
2) Sepatula. : 1 buah
3) Gelas kimia 500 mL. : 3 buah
4) Batang pengaduk. : 1 bua
5) Kaca arloji. : 1 buah
6) Gelas ukur 10 mL. : 1 buah

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 20


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

7) Labu ukur 50 mL. : 3 buah


8) Pipet tetes. : 1 buah
9) Pipet volume 10 mL. : 1 buah
10) Pipet filler. : 1 buah
11) pH Meter. : 1 buah
12) Botol Semprot. : 1 buah
13) Corong Kaca : 1 buah
14) Plat Tetes : 1 buah
2.4.2. Bahan
1) Aqua dm. : secukupnya
2) HCl Pekat. : 2,72 mL
3) NaOH. : 2 gr
4) Indikator Universal. : 3 buah
5) Kertas Lakmus. : 3 buah

2.5. Pengamatan Data


a) Pembuatan 50 mL larutan NaOH 1,5 M

Tabel 2.7 Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M


Nama Larutan
Massa Molekul Relatif (Mr)
Larutan Yang akan dibuat
massa zat yang harus ditimbang

Konsentrasi
volume

NaOH
40 g/mol
1,5 M
50 ml
2 gr

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 21


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Tabel 2.8 Pembuatan 50 mL Larutan NaOH 1,5 M

Nama Larutan

Sebelum Dilarutkan

Sesudah Dilarutkan

Warna

Bentuk

Bau

Warna

Bau

Bentuk

Naoh

Putih

Tidak Berbau

Padat

Tidak Berwarna

Tidak Berbau

Cair/Larutan

b) Pembuatan 50 mL larutan HCl 1,5 M


c)
Tabel 2.9 Pembuatan 50 Ml Larutan Hcl 1,5 M

Nama Larutan
Sebelum Dilarutkan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 22


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Sesudah Dilarutkan

Warna
Bau
Bentuk
Warna
Bau
Bentuk

Hc l
1,5 M
Kuning
Berbau
Cair
Tidak Berbau
Tidak Berbau
Cair/Larutan

Tabel 2.10 Pembuatan 50 Ml Larutan Hcl 1,5 M


Nama Larutan
Kadar
Ρ ( G/Ml)
Konsentrasi Larutan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 23


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Larutan Yang Akan Dibuat


Volume Larutan Pekat Yang Dibutuhkan (mL)

Konsentrasi
Volume

HCl
30%
1.19
9,78 M
1,5 M
50 ml
5,1
d) Pembuatan 50 mL larutan HCl 0,5 M

Tabel 2.11 Pembuatan 50 Ml Larutan Hcl 0,5 M


Nama Sebelum Dilarutkan Sesudah Dilarutkan
Larutan Warna Bentuk Bau Warna Bau Bentuk
Tidak
Tidak
Hcl 0,5 M Kuning Berbau Cair Berwarn Cair
Berbau
a

Tabel 2.12 Pembuatan 50 mL Larutan HCl 0,5 M


Larutan Induk Larutan Yang Diinginkan
V1(mL) M 1(M) V2(mL) M 2 (M)
50 1,5 50 1,5
e) Pengukuran pH larutan

Tabel 2.13 Pengukuran pH Larutan


Hasil Pengukuran pH Larutan
Nama Larutan Lakmus Lakmus Indikator pH
Merah Biru Universal Meter
NaOH 1 M Biru Biru 13 12,70
H 2 SO4 1 M Merah Merah 1 0,7

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 24


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

H 2 SO4 0.2 M Merah Merah 1 1,16

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 25


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

2.6. Pengolahan Data


2.6.1. Perhitungan
a) Pembuatan 50 mL larutan NaOH 1,5 M
M gr 1000
×
=
Mr V
1 gr 1000
= ×
40 50
gr 20
=
40
gr = 2 gram
b) Pembuatan 50 mL larutan HCl 1,5 M
M gr×%× 1000
=
Mr
M 1,19 × 30 × 1000
=
36,5
M = 9,78 M
V1 . M 1 = V2 . M 2
V 1 .1 = 50.1
V1 = 5,1 mL
c) Pembuatan 50 mL larutan HCL 0,5 M
V1 . M 1 = V2 . M 2
V1 .1 = 50.0,2
V1 = 10 mL
d) Pengukuran pH larutan
I. pH NaOH 1 M
[ OH - ] = M× valensi
= 1× 1
=1
pOH = - log 1
=0
pKw = pH+pOH
14 = pH+pOH
pH = 14-0
pH = 14
H SO
II. 2 4 1M
¿ = M× valensi
= 1× 1
=1
pH = - log 1
=0
III. H 2 SO4 0,2 M
¿ = M × valensi
= 0,2× 1

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 26


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

= 0,2
pH = - log 2 ×10 -1
=1 - log 2
2.6.2. Persamaan Reaksi
1. Pembuatan 50 ml larutan NaOH 1,5 M
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) + H2O(aq)
2. Pembuatan 50 ml larutan HCl 1,5 M
HCl(l) + H2O(l) → Cl⁻ (aq)    +   H₃O⁺ (aq)  
3. Pembuatan 50 ml larutan HCl 0,5 M
HCl(aq) + H2O(l) → Cl⁻ (aq)    +   H₃O⁺ (aq)  

2.7. Analisa Dan Pembahasan


Pada proses penimbangan menggunakan neraca teknis setelah sampel
berada pada cawan yang disimpan dalam neraca teknis pintu dari neraca teknis
tersebut harus dalam keadaan tertutup karena ditakutkan ada beberapa udara kotor
yang tergabung pada sampel saat ditimbang, dikarenakan sampel ialah NaOH
yang memiliki sifat menyerap karbon dioksida dalam udara jadi jika terlalu lama
terkena udara NaOH akan bereaksi dan berkurang jumlah yang mengakibatkan
berpengaruhnya massa dari NaOH tersebut.
Pada proses penuangan larutan HCl ke dalam gelas kimia, harus diawali
dengan menuangkan aqua dm terlebih dahulu karena larutan HCl memiliki sifat
lepaskan panas sehingga aqua dm tersebut berfungsi untuk menetralkan saat
terjadinya reaksi dari HCl yang akan terjadi ledakan yang disebabkan panas dari
larutan HCl tersebut. Dan cara menuangkan larutan zat cair dapat menggunakan
batang pengaduk, hal tersebut dilakukan untuk menghidari terjadinya percikan
pada saat proses penuangan yang bias saja disebabkan oleh larutan tersebut.
Proses penuangan juga dapat dilakukan dengan menggunakan pipet volume, hal
ini biasa dilakukan jika medianya berupa labu Erlenmeyer dan labu ukur. Tetapi
jika menggunakan media tersebut, setelah larutan mendekati garis batas maka kita
dapat mengganti alat tuangnya dengan pipet tetes,karena pipet tetes dapat
memiliki tetesan dengan skala yang lebih kecil sehingga akan memudahkan kita
dalam menyesuaikan permukaan larutan dengan garis batas.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 27


BAB II PEMBUATAN LARUTAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN Kelompok7

Pada proses pengukuran pH larutan menggunakan kertas lakmus akan


terjadi berubahan warna pada kertas lakmus tersebut yang disebabkan dari sifat
larutannya itu sendiri seperti sifat asam dan basa, jika sifat asam akan membuat
kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru akan
berubah menjadi merah sedangkan sifat basa akan membuat kertas lakmus merah
berubah menjadi biru dan kertas lakmus biru akan tetep berwarna biru. Pada
proses pengukuran ini, selain dapat menggunakan kertas lakmus juga dapat
menggunakan indicator universal dan pH meter. Dari ketiga alat tersebut, alat
yang paling teliti ialah pH meter karena pH meter dapat menghasilkan nilai ukur
dua angka di belakang koma yang mengartikan nilai ketelitian yang lebih dari alat
ukur lainnya. Sedangkan indikator universal hanya dapat menghasilkan warna dan
nilai ukur 1 digit angka saja. Begitu pula dengan kertas lakmus yang hanya dapat
menunjukan warna saja terhadap sifat dari suatu larutan.

3.1. Kesimpulan
1. Pembuatan larutan dari bahan zat padat dilakukan dengan menentukan
massa yang dibutuhkan untuk proses bembuatan larutan. Lalu dicampurkan
dengan aqua dm.
2. Pembuatan larutan dari bahan zat cair dilakukan dengan menentukan
volume sampel zat cat cair yang dibutuhkan untuk proses pembuatan
larutan. Lalu dicampurkan dengan aqua dm.
3. Mengukur pH larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur
seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter.
4. Alat ukur dalam pengukuran pH memiliki perbedaan yang ditunjukan
berdasarkan ketelitian dari setiap alat ukur itu sendiri. Kertas lakmus
memiliki ketelitian yang ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna dari
kertas lakmus itu sendiri. Indikator universal memiliki ketelitian yang
ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna dan nilai angka sebanyak 1
digit saja. Sedangkan pH meter memiliki ketelitian yang ditunjukan dengan
nilai angka sebanyak 2 digit di belakang koma.
5. Menghitung massa dilakukan dengan cara perhitungan matematis dan teknis
seperti menggunakan neraca teknis.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar dan Analitik TA.2019/2020 28

Anda mungkin juga menyukai