Anda di halaman 1dari 17

BAB VI

PENGUJIAN MULUR

6.1 Tujuan
1. Mengetahui standar yang digunakan pada uji mulur.
2. Mengetahui kurva pada pengujian mulur.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengujian creep.
4. Mengetahui beban yang digunakan pada pengujian mulur.
5. Mengetahui suhu yang digunakan pada pengujian mulur.

6.2 Teori Dasar


Kegagalan yang terjadi pada komponen biasanya disebabkan karena
kerusakan bahan atau logamnya. Apabila kerusakan fatal terjadi dan
mengakibatkan komponen patah atau putus sebelum umur rancangan (design in life
time) tercapai, maka komponen tersebut harus diganti. Penggantian komponen
dilakukan diluar jadwal mengakibatkan terjadinya kegagalan komponen, antara lain
faktor mekanis yaitu mulur (creep) yang disebabkan komponen bekera dengan
beban dan/atau suhu tinggi yang konstan harus memiliki kekuatan mulur yang
tinggi (high creep strength) atau memiliki laju mulur yang rendah.
Mulur atau creep didefinisian sebagai regangan atau strain yang bergantung
pada waktu. Mulur terjadi akibat adanya deformasi lambat dari suatu
material/logam/komponen yang bekerja dalam kondisi beban (load) atau suhu
tinggi konstan. Mulur dapat terjadi pada berbagai suhu namun ideal terjadi pada
suhu antara 0,4 sampai 0,6 titik lebur materialnya[6].
Mesin pengujian mulur menggunakan listrik sebagai sumber energi untuk
menghidupkan mesin. Pada pengujian mulur ini mesin uji mulur telah dilengkapi
dengan thermocouple. Fungsi thermocouple disini adalah sebagai pengukur suhu
yang ada di material uji. Thermocouple ada bermacam-macam jenisnya.
Thermocouple yang digunakan pada mesin ini adalah thermocouple tipe k yang bisa
beroperasi dari temperature -200°𝐶 hingga +1300°𝐶. Bahan dari thermocouple
tipe k ini adalah (Chromel-Alumel) .

68
Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

Gambar 6.1 Mesin Pengujian Creep


Sumber : Modul Praktikum Pengujian Logam

Ada 2 macam yaitu pengujian mulur sampai putus (creep rupture test),
dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan logam terhadap beban ataupun suhu
tinggi yang konstan ddengan caara mengetahui sifat mulur logam (komponen) serta
mengetahui mekanisme yang terjadi pada saat logam (komponen) tersebut putus.
Kemudian pengujian mulur (creep test) tidak sampai putus, dimaksudkan untuk
mengetahui ketahanan logam terhadap beban atau suhu tinggi yang konstan ditinjau
dari laju mulurnya.
Bila suatu logam uji menerima beban pada temperatur tinggi, maka akan
terjadi regangan sesaat secara cepat.selanjutnya secara perlahan-lahan logam uji
tersebut menunjukan mulur primer (primary creep) yang terjadi karena laju reganga
(strain rate) menurun yang bergantung pada waktu. Hal ini berarti selama berada
dalam kodisi mulur primer, laju menurun secara bertahap. Setelah mulur primer
berlangsung untuk beberapa waktu lamanya, keadan kedua (secondary creep)
terjadi. Laju mulur pada kondisi ini relative kecil dan berlangsung konstan.
Keadaan ini dinamakan mulur mantap (steady state creep). Akhirnya keadaan
ketiga (tertiary creep) terjadi dimana laju mulur bertambah secara cepat dengan
waktu sampai regangan maksimal dan akhirnya benda uji putus[6].

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 69


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

Gambar 6.2 Spesimen Pengujian Creep


Sumber : Modul Praktikum Pengujian Logam

Gambar 6.3 kurva Hasil Pengujian Mulur


Sumber : Modul Praktikum Pengujian Logam
Pada pengujian creep temperatur rendah, perilaku creep menunjukan tahap
creep sekunder akan berlangsung terus menerus untuk waktu yang tidak terbatas
dalam arti sulit untuk diprediksi tercapainya creep tersier. Pada pengujian creep
temperatur tinggi, laju regangan menurun (tahap creep primer) sehingga
menyebabkan pada suatu kondisi dimana laju deformasi bahan menjadi bergantung
pada waktu dan regangan. Bila hal ini terjadi, maka creep memasuki tahap ke II
yaitu tahap creep sekunder atau steady state creep.
Deformasi bahan terus berlangsung pada kondisi steady state creep ini
meskipun berlangsung lamban, namun regangan menjadi dipercepat sebagai fungsi
waktu dan selanjutnya bahan memasuki tahap III yaitu creep tersier dan pada
akhirny patah atau putus.[11]
Agar kondisi operasi tetap aman, total deformasi yang terjadi harus berada
dibawah regangan yang dapat mengakibatkan kegagalan. Ini dapat dilakukan

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 70


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

dengan mempertahankan dibawah batas mulurnya (creep limit) didefinisikan


sebagai tegangan yang bekerja pada temperatur dan waktu tertentu tanpa
menyebabkan terjadinya mulur (laju mulur 0,01 in selama 100.000 jam pada
temperature tertentu)
Teperatur yang dipergunakan untuk pengujian ini adalah temperatur
equicohesive yaitu temperature dengan butir dan batas butir mempunyai kekuatan
yang sama temperature ini diperkirakan sama dengan temperatur homologos yaitu
perbandingan temperature uji dengan temperature cair dalam skala kevin. Pada
umumnya mulur mempunyai arti teknis yang penting pada temperatur homologos
yang lebih besar dari 0,5.

testing temperature
homologous temp= <0,5
melting temperature

peristiwa mulur terjadi dalam tiga tahap yaitu, primary creep, secondary
creep (steady state creep), dan tertiary creep. Selama mulur primer (primary creep)
pada tahap pertama laju regangan menurun hingga laju regangan konstan tercapai.
Keadaan ini berlangsung dalam periode yang pendek. Slope dari kurva mulur
dinyatakan sebagai laju mulur (creep rate).
Setelah mulur primer, ditahap kedua mulur kedua (secondary creep). Laju
mulurnya konstan maka digunakan untuk menentukan umur komponen, pada tahap
ini akan jauh lebih panjang dari pada tahap mulur primer. Kemudian, pada tahap
ketiga mulur laju mulur meningkat dengan cepaat dan akhirnya patah. Bentuk kurva
mulur dapat di lihat pada bagian diatas.
Standar pengujian creep yang digunakan adalah ASTM E 139. Selama
pengujian creep berlangsung nonstop, dilakukan pengamatan dan evaluasi terhadap
pembentukan kurva creep, extension (mm) vs. time (hours) yang dimulai dari tahap
awal creep primer sampai dengan tahap akhir creep sekunder.[11]

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 71


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

Gambar 6.4 Metoda Untuk Mengukur Elongation Pada Spesimen Pengujian Mulur
Sumber : ASTM E139

6.3 Tata Cara Praktikum


6.3.1 Skema Proses

Siapkan Alat Dan Bahan

Pengukuran Dimensi Awal Spesimen

Penyeimbangan Beban Pada Mesin

Pemasangan Spesimen Pada Grip Bagian Atas

Pemasangan Spesimen Pada Grip Bagian Bawah

Tutup Tungku Resistensi

Pasang Thermocouple

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 72


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

Hidupkan Mesin dan Atur Temperatur ke 500oc

Tunggu Sampai Temperatur 500oc

Pemasangan Beban

Pengamatan Spesimen Setiap 5 Menit

Matikan Mesin

Keluarkan Spesimen dan Ukur Dimensi Akhir

Pengumpulan Dan Pengolahan Data

Analisa Dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 6.5 Skema Proses Pengujian Mulur

6.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Disiapkan alat dan bahan. Spesimen SUS 304, Jangka sorong.
Thermocouple, waterpass, beban dan dongkrak.

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 73


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

2. Panjang awal spesimen dan diameter spesimen diukur


menggunakan jangka sorong.
3. Diseimbangkan beban pada mesin menggunakan dongkrak dan
waterpass.
4. Spesimen dipasang pada mesin pengujian mulur pada bagian grip
atas.
5. Spesimen dipasang pada mesin pengujian mulur pada bagian grip
bawah.
6. Ditutup tungku resistensi pengujian mulur dengan menggunakan
baut dan sekrup.
7. Dipasang thermocouple pada tempat yang telah disediakan pada
mesin pengujian mulur.
8. Dihidupkan mesin pengujian mulur dan diatur temperatur hingga
500oC.
9. Ditunggu sampai temperatur naik mencapai 500oC.
10. Dipasang beban sebesar 45 Kg.
11. Dilakukan pengamatan pada dial mesin pengujian mulur setiap 5
menit.
12. Dimatikan mesin pengujian mulur.
13. Dikeluarkan spesimen dari mesin pengujian mulur dan diukur
dimensi pada sepesimen yaitu panjang akhir dan diameter akhir.
14. Dikumpulkan data yang telah didapatkan dan dilakukan pengolahan
data.
15. Diberi analisa dan pembahasan.
16. Dibuat kesimpulan.

6.4 Alat dan Bahan


6.5.1 Alat
1. Mesin Pengujian Mulur 1 Unit
2. Jangka Sorong 1 Buah
3. Thermocouple tipe K 1 Buah
4. Water Pass 1 Buah

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 74


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

5. Beban 45 Kg
6. Dial Indikator 1 Buah
7. Baut 2 Buah
8. Sekrup 2 Buah
9. Kunci inggris 1 Buah
10. Dongkrak 1 Buah
6.5.2 Bahan
1. Spesimen : SUS 304 Carburizing

6.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


6.5.1 Pengumpulan Data
1. Gambar Pengujian Mulur

Gambar 6.6 Spesimen Pengujian Mulur

2. Gambar Diagram Benda Bebas


500 mm 50 mm

σu

W2

W1

Gambar 6.7 Diagram Benda Bebas

3. Pengumpulan Data Pengujian Mulur


Standar Pengujian : ASTM E 139-00
Beban : 45 Kg
Temperatur : 500oC

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 75


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

Panjang Awal : 71,35 mm


Panjang Akhir : 71,45 mm
Diameter Awal : 5,80 mm
Diameter Akhir : 5,45 mm
Tabel 6.1 Pengumpulan Data Pengujian Creep
Panjang
No. Daerah Menit Ke- ∆L Regangan
Awal
1 130 2,42 71,35 0,0339 mm
2 195 2,43 71,35 0,0340 mm
3 Primary 435 2,44 71,35 0,0341 mm
4 515 2,45 71,35 0,0343 mm
5 1010 2,46 71,35 0,0344 mm
6 3325 2,48 71,35 0,0347 mm
7 3350 2,48 71,35 0,0347 mm
8 3375 2,48 71,35 0,0347 mm
9 3400 2,48 71,35 0,0347 mm
10 3425 2,48 71,35 0,0347 mm
Secondary
11 3450 2,48 71,35 0,0347 mm
12 3475 2,48 71,35 0,0347 mm
13 3500 2,48 71,35 0,0347 mm
14 3525 2,48 71,35 0,0347 mm
15 3550 2,48 71,35 0,0347 mm
16 27385 2,55 71,35 0,0357 mm
17 27480 2,56 71,35 0,0358 mm
18 Tertiary 27665 2,57 71,35 0,0360 mm
19 27850 2,59 71,35 0,0362 mm
20 28245 2,63 71,35 0,0368 mm

6.5.2 Pengolahan Data


1. Momen
+∑m = 0
0 = M1 + M2

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 76


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

0 = (-W1 d1) + (W2 d2)


0 = (-45 kg) . (500 mm) + W2 . (50 mm)
22500
W2 = = 450 Kg
50

2. Luas penampang
a. Luas Penampang Awal
1 2
A0 = πd
4 0
1
A0 = x3,14x5,802
4
= 25,407 mm2
b. Luas Penampang Akhir
1 2
A1 = πd
4 1
1
A0 = x3,14x5,452
4
= 23,316 mm2

3. Tegangan Maksimum
Fkerja = W2 g
Fkerja = 47,89 x 10
= 478,9
Fkerja
σu =
A0
478,9
σu =
4,553
= 105,18 kg/mm

4. Laju regangan
∆Ln
εn =
L0
Fase Primary
∆L1 2,42
ε1 = = = 0,0339 mm
L0 71,35

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 77


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

∆L2 2,43
ε2 = = = 0,0340 mm
L0 71,35
∆L3 2,44
ε3 = = = 0,0341 mm
L0 71,35
∆L4 2,45
ε4 = = = 0,0343 mm
L0 71,35
∆L5 2,46
ε5 = = = 0,0344 mm
L0 71,35

Kurva Fase Primary


0.0345 0.0344
0.0344 0.0343
0.0343
0.0342 0.0341
0.0341 0.034
ε

0.034 0.0339
0.0339
0.0338
0.0337
0.0336
130 195 435 515 1010
t

Gambar 6.8 Kurva Uji Mulur Fase Primary

Fase Secondary
∆L6 2,48
ε6 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L7 2,48
ε7 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L8 2,48
ε8 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L9 2,48
ε9 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L10 2,48
ε10 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L11 2,48
ε11 = = = 0,0347 mm
L0 71,35

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 78


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

∆L12 2,48
ε12 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L13 2,48
ε13 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L14 2,48
ε14 = = = 0,0347 mm
L0 71,35
∆L15 2,48
ε15 = = = 0,0347 mm
L0 71,35

Kurva Fase Secondary


0.04
0.0347 0.0347 0.0347 0.0347 0.0347 0.0347 0.0347 0.0347 0.0347 0.0347
0.035

0.03

0.025

0.02
ε

0.015

0.01

0.005

0
3325 3350 3375 3400 3425 3450 3475 3500 3525 3550
t

Gambar 6.9 Kurva Uji Mulur Fase Secondary

Fase Tertiary
∆L16 2,55
ε16 = = = 0,0357 mm
L0 71,35
∆L17 2,56
ε17 = = = 0,0358 mm
L0 71,35
∆L18 2,57
ε18 = = = 0,0360 mm
L0 71,35
∆L19 2,59
ε19 = = = 0,0362 mm
L0 71,35
∆L20 2,63
ε20 = = = 0,0368 mm
L0 71,35

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 79


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

Kurva Fase Tertiary


0.037 0.0368
0.0368
0.0366
0.0364 0.0362

ε
0.0362 0.036
0.036 0.0358
0.0358 0.0357

0.0356
0.0354
0.0352
0.035
27385 27480 27665 27850 27425
t

Gambar 6.10 Kurva Uji Mulur Fase Tertiary

Kurva Pengujian Mulur


0.0375
0.037 0.0362 0.0368
0.0358
0.0365 0.0347 0.03470.0347 0.0347
0.036 0.0347
0.0341 0.0344
0.0355 0.036
0.035 0.0339 0.0357
ε

0.0345
0.0347
0.034
0.0347 0.0347 0.0347
0.0335 0.0343 0.0347
0.033 0.034
0.0325
0.032

Gambar 6.11 Kurva Pengujian Mulur


5. Laju creep
∆ε
εn = ×100%
∆t

Fase Primary
ε1 -ε0 0,0339-0
ε1 = ×100% = ×100% = 0,0260 %
t1 -t0 130-0
ε2 -ε1 0,0340-0,0339
ε2 = ×100% = ×100% =1,53 x 10-4 %
t2 -t1 195-130

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 80


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

ε3 -ε2 0,0341-0,0340
ε3 = ×100% = ×100% = 4,16 x 10-5 %
t3 -t2 435-195
ε4 -ε3 0,0343-0,0341
ε4 = ×100% = ×100% = 2,5 x 10-4 %
t4 -t3 515-435
ε5 -ε4 0,0344-0,0343
ε5 = ×100% = ×100% = 2,02 x 10-5 %
t5 -t4 1010-515

Fase Secondary
ε6 -ε5 0,0347-0,0344
ε6 = ×100% = ×100% = 1,29 x 10-5 %
t6 -t5 3325-1010
ε7 -ε6 0,0347-0,0347
ε7 = ×100% = ×100% = 0 %
t7 -t6 3350-3325
ε8 -ε7 0,0347-0,0347
ε8 = ×100% = ×100% = 0 %
t8 -t7 3375-3350
ε9 -ε8 0,0347-0,0347
ε9 = ×100% = ×100% = 0 %
t9 -t8 3400-3375
ε10 -ε9 0,0347-0,0347
ε10 = ×100% = ×100% = 0 %
t10 -t9 3425-3400
ε11 -ε10 0,0347-0,0347
ε11 = ×100% = ×100% = 0 %
t11 -t10 3450-3425
ε12 -ε11 0,0347-0,0347
ε12 = ×100% = ×100% = 0 %
t12 -t11 3475-3450
ε13 -ε12 0,0347-0,0347
ε13 = ×100% = ×100% = 0 %
t13 -t12 3500-3475
ε14 -ε13 0,0347-0,0347
ε14 = ×100% = ×100% = 0 %
t14 -t13 3525-3500
ε15 -ε14 0,0347-0,0347
ε15 = ×100% = ×100% = 0 %
t1 -t0 3550-3525

Fase Tertiary
ε16 -ε15 0,0357-0,0347
ε16 = ×100% = ×100% = 4,19 x 10-6 %
t16 -t15 27385-3550
ε17 -ε16 0,0358-0,0357
ε17 = ×100% = ×100% = 2,1 x 10-4 %
t17-t6 27480-27385

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 81


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

ε18 -ε17 0,0360-0,0358


ε18 = ×100% = ×100% = 1,08 x 10-4 %
t18 -t17 27665-27480
ε19 -ε18 0,0362-0,0360
ε19 = ×100% = ×100% = 1,08 x 10-4 %
t19 -t18 27850-27665
ε20 -ε19 0,0363-0,0362
ε20 = ×100% = ×100% = 2,53 x 10-5 %
t20 -t19 28245-27850

6. Laju mulur rata-rata


∑ε
εn =
n
∑ εp
ε =
ndata
0,0260% +0 +1,53x10-4 %+4,16x10-5 % +2,5x10-4 %+2,02x10-5 %
=
5
0,02847148%
= =5,742x10-3 %
5
∑ εs
εs =
ndata
1,29x10-5 %+0%+0%+0%+0%+0%+0%+0%+0%+0%
=
10
1,29x10-5 %
= =1,29x10-6 %
10
∑ εt
εt =
ndata
4,19x10-6 %+2,1x10-4 %+1,08x10-4 %+1,08x10-4 %+2,53x10-5 %
=
5
0,00045549%
= =9,1x10-5 %
5

6.6 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum pengujian mulur ini merupakan salah satu metode pengujian
yang merusak. Pengujian mulur ini dilakukan untuk menentukan kekuatan material
yang diuji pada temperatur tinggi. Standar yang digunakan untuk melakukan
pengujian mulur ini adalah ASTM E 139-00 yang dipergunakan untuk spesifikasi
material yang akan digunakan pada pengujian mulur ini.

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 82


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

Material atau spesimen yang digunakan pada pengujian mulur ini adalah SUS
304 Carburizing. Pada material atau spesimen ini SUS untuk memberi tahu jika
spesimen ini adalah Stainless Steel dan 304 merupakan grade dari spesimen uji ini.
Dimensi dari spesimen uji mulur ini adalah 71,35 mm dan diameter awal pada
spesimen pengujian mulur ini adalah 5,80 mm. Panjang akhir yang didapatkan pada
spesimen saat telah melakukan pengujian mulur adalah panjang spesimen menjadi
71,45 mm dan diameter yang diapatkan setelah pengujian 5,45 mm. Pada pengujian
mulur ini spesimen telah dilakukan carburizing atau penambahan karbon pada
spesimen sehingga spesimen yang awalnya memiliki karbon yang rendah dan
setelah di carburizing spesimen pengujian mulur ini menjadi karbon sedang. Mesin
yang digunakan pada pengujian ini adalah mesin pengujian mulur. Mesin ini
terdapat bagian untuk memberikan beban dan bagian untuk meletakan spesimen.
Spesimen mesin ini pada saat melakukan pengujian mulur menggunakan beban 45
Kg dan pada spesimen uji beban yang terjadi pada spesimen adalah 450 Kg. Pada
pengujian ini panjang titik A ke B berjarak 500 mm dan dari titik B ke C jarakanya
adalah 50 mm pada diagram benda bebas.
Pada pengujian mulur ini temperatur yang digunakan adalah temperatur
homologus yang berkisar antara 0,3 sampai 0,5. Temperatur yang digunakan pada
pengujian mulur ini adalah 500oC. Pada pengujian mulur ini beban tidak langsung
diberikan setelah mesin dihidupkan. Beban yang diberikan setelah temperatur
mencapai 500oC. Pada saat spesimen pertama kali dimasukan belum ada perubahan
panjang pada spesimen. Pada saat mencapai 500oC terjadi perubahan panjang pada
spesimen sebesar 2,27 mm. ini dikarenakan akibat dari panas yang diberikan pada
spesimen pengujian mulur. Pada pengujian mulur ini terjadi tiga fase yaitu fase
primary, fase secondary, dan fase tertiary. Fase primary adalah fase awal setelah
diberikan beban pada spesimen, fase primary ditunjukan mulai dari menit 5 sampai
dengan menit 1590. Fase primary dapat diketahui dengan perubahan panjang pada
spesimen secara cepat atau pada kurva perubahan panjangnya akan semakin tinggi
pada fase secondary dapat diketahui dengan perubahan panjang yang sangat lama
atau pada kurva perubahan panjangnya sangat sedikit. Pada kurva dapat ditunjukan
mulai dari mennit 1595 sampai dengan menit ke 27295. Pada fase tertiary atau fase
terakhir dapat ditunjukan dengan perubahan panjang yang kembali naik dan

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 83


Kelompok 11 BAB VI PENGUJIAN MULUR

perubahan panjang cepat. Fase tertiary dapat dilihat pada menit ke 27300 sampai
dengan menit ke 28425 Pada pengujian mulur ini pengujian dilakukan tidak sampai
putus dikarenakan waktu yang dilakukan untuk pengamatan kurang.
Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perpanjangan adalah jumlah
beban yang digunakan pada pengujian, suhu yang digunakan saat pengujian, dan
waktu yang pergunakan pada pengujian mulur. Adapun faktor kesalahan yang dapat
mempengaruhi perubahan panjang adalah sewaktu melakukan pengamatan yaitu
pembacaan dial yang kurang baik.
Pada praktikum pengujian mulur ini yang diapati adalah momen pada mesin
yaitu 450 Kg. Pengukuran luas penampang awal spesimen didapatkan 25,407 mm 2
dan pada pengukuran luas penampang akhir diapatkan 23,316 mm 2. Tegangan
maksimum yang didapatkan adalah 105,18Kg/mm. Laju mulur rata rata pada
spesimen adalah pada fase primary yaitu 5,742 x 10-3 %. Pada rata-rata laju mulur
fase secondary adalah 1,29 x 10-6 % dan pada fase tertiary laju mulur rata rata nya
adalah 9,1 x 10-5 . Pada data ini fase secondary lebih lambat laju mulur rata ratanya
dari pada fase primary dan tertiary.

6.7 Kesimpulan
1. Standar yang digunakan pada pengujian mulur ini adalah ASTM E 139-
00
2. Kurva pada pengujian mulur jika dibagi menjadi tiga adalah :
a. Kurva Pada Fase Primary.
b. Kurva Pada Fase Secondary.
c. Kurva Pada Fase Tertiary.
3. Faktor yang mempengaruhi pengujian ini adalah
a. Beban yang digunakan.
b. Temperatur yang digunakan.
4. Beban yang digunakan pada pengujian mulur ini adalah sebesar 45 Kg.
5. Suhu yang digunakan pada pengujian mulur ini adalah 500 oC.

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 84

Anda mungkin juga menyukai