TINJAUAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI
𝑃 (3.1)
𝜎𝑐 =
𝐴
dimana, 𝜎c merupakan kekuatan tekan (𝑁𝑚𝑚-2), P merupakan gaya tekan (N) dan 𝐴
merupakan luas penampang permukaan (𝑚𝑚2) (Aji, dkk, 2018).
3.1.2 Tegangan dan Regangan Tarik
Perilaku elastisitas yang paling mudah dimengerti adalah penarikan sebuah
batang, tongkat, atau kawat ketika ujung-ujungnya ditarik. Minsalkan sebuah batang
dengan luas penampang homogeny melintang 𝐴 yang ditarik pada ujung-ujungnya oleh
gaya-gaya 𝐹 yang sama besar dengan berlawanan arah. Dikatakan bahwa batang berada
dalam keadaan tegang (tension). Tegangan tarik (tensile stress) didefinisikan pada
penampang melintang sebagai perbandingan gaya F terhadap luas penampang
melintang 𝐴:
𝐹 (3.3)
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 =
𝐴
Tegangan tarik adalah besaran skalar karena F adalah besaran gaya. Satuan SI untuk
tegangan adalah pascal (Pa). Dimana bahwa satu pascal sama dengan satu newton per
meter kuadrat(𝑁/𝑚2 ).
1 𝑝𝑎𝑠𝑐𝑎𝑙 = 1 𝑃𝑎 = 1 𝑁/𝑚2 (3.4)
Satuan dari tegangan sama dengan tekanan (pressure), seperti pada tekanan udara ban
mobil biasanya sekitar 3 × 105 𝑃𝑎 = 300 𝑘𝑃𝑎, dan kabel baja biasanya harus mampu
menahan tegangan tarik ber-orde 108 𝑃𝑎.
Perubahan panjang (perpanjangan) dari sebuah benda yang mengalami
tegangan tarik disebut regangan tarik (tensile strain). Minsal sebuah batang dengan
panjang sebelum ditarik 𝑙0 yang kemudian memanjang menjadi 𝑙 = 𝑙0 − ∆𝑙 saat gaya-
gaya 𝐹 yang sama besar dan arahnya berlawanan dilakukan pada ujung-ujungnya.
Perpanjangan ∆𝑙 tidak hanya terjadi pada ujung-ujungnya: setiap bagian batang akan
memanjang dengan perbandingan yang sama. Regangan tarik didefinisikan sebagai
perbandingan panjang ∆𝑙 terhadap panjang semula 𝑙0 :
𝑙 − 𝑙0 ∆𝑙 (3.5)
𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 = =
𝑙0 𝑙0
Regangan tarik adalah perpanjangan per satuan panjang. Ini merupakan perbandingan
dua panjang yang selalu diukur pada satuan yang sama sehingga merupakan bilangan
murni tanpa satuan (tanpa dimensi). Jika dilakukan percobaan, untuk tegangan tarik
yang cukup kecil, maka tegangan dan regangan akan sebanding. Modulus elastisitasnya
disebut modulus Young dan dinyatakan dengan 𝑌:
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 (3.8)
𝑌= ,
𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘
𝐹/𝐴 𝐹 𝑙0
𝑌= = (𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔)
∆𝑙/𝑙0 𝐴 ∆𝑙
Karena regangan adalah bilangan murni, satuan untuk modulus Young sama dengan
satuan untuk tegangan, yaitu gaya persatuan luas. Bahan dengan nilai Y yang besar
secara relatif tidak dapat memanjang; diperlukan tegangan yang sangat besar untuk
menghasilkan regangan (Young dan Freedman, 2002).
Load cell merupakan transduser gaya yang mengukur gaya dengan cara
mengukur defleksi yang diakibatkan oleh gaya tersebut. Komponen sensor dalam Load
cell yang digunakan untuk mengukur besarnya defleksi adalah strain gauge. Menurut
Nuryanto tahun 2015, Load cell merupakan komponen inti yang terdapat pada
timbangan digital. Secara umum Load cell digunakan untuk menghitung massa dari
suatu benda. Sebuah sensor Load cell tersusun dari beberapa konduktor, strain gauge,
dan jembatan wheatstone.
Menurut (Sitorus, 2018) mengacu pada British Standard ISO 376:2011, Load
cell tidak masuk dalam kelas 0, 0,5, 1 dan 2 karena memiliki nilai ketidakpastian (U95)
yang melewati batas yang ditentukan yaitu ketidakpastian (U95) sebesar 0,24 % untuk
beban kerja tarik dan 0,23 % untuk beban kerja tekan. Load cell adalah alat yang
mengeluarkan signal listrik proporsional dengan gaya/beban yang diterimanya. Load
cell banyak digunakan pada timbangan elektronik. Dimana Load cell dapat disusun
dengan metode strain gauge dan jembatan wheatstone. Dengan menggunakan sebuah
kolom baja persegi, kita letakkan 2 strain gauge dipasang pada dua sisi berlawanan.
LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan
tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan program yang digunakan untuk
mengontrolnya. LCD sebagaimana output yang dapat menampilkan tulisan sehingga
lebih mudah dimengerti, dibanding jika menggunakan LED saja. Tampilan LCD terdiri
dari dua bagian, yakni bagian panel LCD yang terdiri dari banyak “titik”.LCD dan
sebuah mikrokontroler yang menempel dipanel dan berfungsi mengatur ‘titik-titik’
LCD tadi menjadi huruf atau angka yang terbaca. Huruf atau angka yang akan
ditampilkan dikirim ke LCD dalam bentuk kode ASCII, kode ASCII ini diterima dan
diolah oleh mikrokontroler di dalam LCD menjadi ‘titik-titik’ LCD yang terbaca
sebagai huruf atau angka. Dengan demikian tugas mikrokontroler pemakai tampilan
LCD hanya mengirimkan kode-kode ASCII untuk ditampilkan.
Gambar 3.5 Liquid Cristal Diplay (LCD) 16 x 2 (Nevantoro, dkk, 2023)
Tabel 3.3 Fungsi Dari PIin Pada LCD Karakter
No Pin Nama Pin Fungsi Pin
Pin 1 Vss / GND Sebagai tegangan 0 volt atau ground
LCD memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga
sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya
pada display dan CMOS LCD drive sudah terdapat di dalamnya. Semua fungsi display
dapat dikontrol dengan memberikan instruksi. Ini membuat LCD berguna untuk range
yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan display unit measuring
gages. Cara kerja LCD yaitu D1 – D7 pada LCD berfungsi menerima data dari
mikrokontroler. Untuk menerima data, pin 5 pada LCD (R/W) harus diberi logika 0
dan berlogika 1 untuk mengirimkan data ke mikrokontroler. Setiap kali menerima /
mengirimkan data untuk mengaktifkan LCD diperlukan sinyal E (Chip Enable) dalam
bentuk perpindahan logika 1 ke 0 sedangkan pin RS berguna untuk memilih instruction
register (IR) atau Data Register (DR). Jika RS = 1 dan R/W = 1 maka akan dilakukan
penulisan data ke DDRAM sedangkan jika RS dan R/W berlogika 1 akan membaca
data dari DDRAM ke register DR. Karakter yang akan ditampilkan ke display disimpan
pada memori DDRAM (Nevantoro, dkk, 2023).
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, R., Wirawan, R., Hudha, L. S., Qomariyah, N., Rahayu, S., & Marzuki, M.
(2021). Pemanfaatan Sensor Load Cell Dalam Pembuatan Prototipe Alat Uji
Tekan Portabel. Wahana Fisika, 7(1), 82-92.
Apriliansyah, A., Suryawan, A., Kastiawan, I, M., & Supardi. (2020). Rancang Bangun
Mesin Uji Tarik Dan Uji Bending Untuk Pengujian Bahan Komposit Polimer.
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin, 3(1), 1-9.
Budiman, H. (2016). Analisis pengujian tarik (tensile test) pada baja st37 dengan alat
bantu ukur load cell. J-ENSITEC, 3(01).
Debriand, R., Dolaksaribu, M., & Damanik, I. (2018). Rancang Bangun Timbangan
Load Cell Tipe S. vol, 40, 34-40.
Du Plessis, A., Razavi, N., Benedetti, M., Murchio, S., Leary, M., Watson, M., ... &
Berto, F. (2022). Sifat dan aplikasi bahan seluler logam yang diproduksi secara
aditif: Sebuah tinjauan. Kemajuan dalam Ilmu Material , 125 , 100918.
Jamaludin, J. (2018). Analisa Perhitungan Dan Pemilihan Load Cell Pada Rancang
Bangun Alat Uji Tarik Kapasitas 3 Ton. Motor Bakar: Jurnal Teknik
Mesin, 2(2).
Herdiana, A. (2019). Analisis Optimalisasi Fungsi Ball Joint pada Mesin Uji Tarik
dengan Menggunakan FEM. In SEMINAR TEKNOLOGI MAJALENGKA
(STIMA) (Vol. 4, pp. 98-103).
Jamaludin, J. (2018). Analisa Perhitungan Dan Pemilihan Load Cell Pada Rancang
Bangun Alat Uji Tarik Kapasitas 3 Ton. Motor Bakar: Jurnal Teknik
Mesin, 2(2).
Kusuma, F. A., Hartono, F. T., Kurniawan, I., & Tarigan, R. A. P. (2022). Rancang
Bangun Mesin Uji Bending Untuk Material Komposit. Accurate: Journal of
Mechanical Engineering and Science, 3(2), 8-14.
Rauf, F. A., Sappu, F. P., & Lakat, A. M. (2018). Uji Kekerasan dengan Menggunaan
Alat Microhardness Vickers pada Berbagai Jenis Material Teknik. Jurnal Tekno
Mesin, 5(1).
Saputra, H., & Yusfi, M. (2013). Rancang Bangun Alat Ukur Regangan Menggunakan
Sensor Strain Gauge Berbasis Mikrikontroler Atmega8535 Dengan Tampilan
LCD. Jurnal Fisika Unand, 2(3).
Singh, M. (2022). Development of a portable Universal Testing Machine (UTM)
compatible with 3D laser-confocal microscope for thin materials. Advances in
Industrial and Manufacturing Engineering, 4, 100069.
Sitorus, S. W., Sudrajat, A., & Lestari, K. R. (2019). Rancang Bangun Load Cell
Kapasitas 20 kN Untuk Beban Kerja Tarik dan Tekan. Jurnal Ilmiah
Giga, 21(1), 15-23.
Sutisna, N. A. (2021). Rancang Bangun Mesin Uji Universal Untuk Pengujian Tarik
dan Tekuk Bertenaga Hidrolik. Jurnal Teknik Mesin dan Mekatronika (Journal
of Mechanical Engineering and Mechatronics), 6(1), 32-41.