Anda di halaman 1dari 17

RANCANG BANGUN UNIVERSAL TESTING MECHINE (UTM) BERBASIS

SENSOR LOAD CELL TIPE PRESS

ROVIQ WIAJAYA (G1B021061)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara umum material memiliki dua sifat mekanik, yaitu kekerasan dan
kekuatan. Kekerasan (Hardness) yaitu kemampuan material dalam menerima gaya
berupa penetrasi dan kekuatan (Strength) yaitu kemampuan material dalam
menerima gaya berupa tegangan tanpa mengalami patah. Kedua sifat mekanik
tersebut diatas merupakan sifat mekanik yang menyatakan kemampuan suatu
material dalam menerima suatu beban atau gaya tanpa mengalami kerusakan pada
material tersebut (Rauf, dkk, 2018). Proses rekayasa material dikenal teknologi
manufaktur aditif (AM), dimana manufaktur aditif (AM) adalah istilah untuk
proses rekayasa material yang menggunakan bahan tambahan dalam membuat
sebuah produk menggunakan model desain digital. Teknologi manufaktur aditif
(AM) memungkinkan peningkatan kebebasan desain pada material rekayasa
dengan geometri kompleks, dimana struktur seluler atau kisi yang dirancang
sangat menjanjikan dalam berbagai aplikasi (Plessis, dkk, 2022).

Sebuah material baik yang sudah memanfaatkan teknologi manufaktur


aditif, tetap sangat perlu dilakukan proses pengujian, salah satunya uji mekanik.
Pengujian dalam ilmu material sangat perlu dilakukan karena dengan pengujian
tersebut dapat diketahui sifat mekanik dari suatu material. Sifat mekanik yang
dimaksud seperti elastisitas, kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan lain-lain
(Apriliansyah, dkk, 2020). Proses pengujian sifat mekanik material dilakukan
menggunakan Universal Testing Mechine (UTM). Universal Testing Mechine
(UTM) merupakan mesin uji sifat mekanik suatu material agar dapat mengetahui
karakteristik atau seberapa kuat material tersebut, dengan memberikan gaya
terhadap bahan yang diuji (Singh, 2022). Pengujian yang dilakukan alat ini yaitu
tegangan tarik (tensile test), uji tekan (compression test) dan uji lengkung (bending
test). Universal Testing Mechine (UTM) yang diproduksi dipasaran saat ini cukup
mahal serta massa dan dimensinya cukup besar, sehinga kurang sesuai dengan
keperluan skala laboratorium. Oleh karenanya perlu dilakukan pengembangan
untuk mendesain Universal Testing Mechine (UTM) yang lebih portable.
Pengembangan ini dibuat dengan pengoperasian yang lebih mudah dan desain
yang lebih minimalis, namun memiliki fungsi yang sama (Budiman, 2016). Saat
ini ada banyak perusahaan industri yang sedang tumbuh pesat. Banyaknya industri
ini tentu akan membuat persaingan antar industri semakin sengit, dimana setiap
industri harus mempunyai kelebihan di banding industri-industri lain dalam bidang
mutu kualitas produknya (Kusuma, dkk, 2022).
Perkembangan teknologi dibidang instrumentasi embedded system dan
sensor memberikan kesempatan untuk merancang suatu Universal Testing
Mechine (UTM) dengan biaya lebih efisien dan portabel dengan keandalan tinggi
(Saputra dan Yusfi 2013). Beberapa sensor dapat digunakan dalam pengukuran
besaran fisis seperti gaya load cell dan tekanan yaitu sensor, sensor strain gauge,
sensor piezoresistif serta sensor piezoelektrik. Sensor load cell merupakan sensor
yang dapat mendeteksi adanya dua perubahan tekanan yang ditimbulkan oleh
suatu gaya. Dalam penentuan tegangan mekanis pada sensor load cell, dimana
hubungan antara tegangan mekanis dan deformasi yang diakibatkan adanya
tegangan disebut juga dengan regangan. Regangan ini terjadi pada lapisan
permukaan material sehingga memungkinkan untuk dideteksi dan diukur
menggunakan sensor strain gauge (Alfian, dkk, 2021).
Load cell merupakan sebuah transducer gaya yang bekerja berdasarkan
prinsip deformasi yang terjadi pada material akibat adanya tegangan mekanis yang
bekerja. Untuk penentuan tegangan mekanis pada sensor load cell, diakibatkan
adanya tegangan atau disebut juga dengan regangan antara tegangan mekanis dan
deformasi yang diberikan. Dasar dalam komponen sensor load cell yang
digunakan untuk mengukur defleksi adalah strain gauge. Strain gauge merupakan
bagian penting dalam sensor load cell befungsi untuk mengukur berbagai tekanan
yang diterima. Sensor strain gauge mengubah kekuatan tekanan, gaya, torsi, berat,
perpindahan dan kuantitas mekanis ke dalam bentuk tahanan elektrik yang dapat
diukur (Sitorus dkk, 2018). Dalam penelitian ini load cell akan difungsikan untuk
pengujian tarik, tekan dan kelengkungan. Pada dasarnya pengujian tersebut hampir
sama, fungsinya yaitu untuk mengetahui sifat mekanis dari suatu material terhadap
tarikan atau tekanan dimana sifat mekanis tersebut antara lain titik luluh, titik tarik
maksimum, titik putus dan karakter bahan (Jamaludin, 2018). Pada penelitian
(Debriand, dkk, 2018) dilakukan pendeketan rumus elastis element dan cantilever
untuk menghasilkan regangan, tegangan output dan sensitivitasnya. Sensitivitas
load cell yang didapat adalah 0.271 mV/N (matematik), 0.231 mV/N (Full Model)
dan 0.248 mV/N (Half Model). Dapat dilihat bahwa nilai sensitivitas setiap analisis
tidak jauh berbeda.
Berdasarkan uraian yang telah diberikan, pada pelitian ini akan dibuat
mesin dengan skala laboratorium menggunakan sensor load cell berbasis Arduino
mega. Mesin pengujian sebelumnya dirancang terpisah berdasarkan fungsi
pengujiannya masing-masing, sedangkan pada penelitian ini menggunakan desain
yang baru yaitu menjadikan tiga pengujian (uji tarik, uji tekan dan uji bending)
dalam satu mesin, dan akan mengacu pada standard Universal Testing Mechine
(UTM). Alat yang dibuat diharapkan dapat menjadi Universal Testing Mechine
(UTM) yang lebih fleksibel dalam penggunaannya dan memiliki nilai sensitivitas
serta repon time yang sesuai.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah desain dan perancangan Universal Testing Mechine (UTM)


berbasis sensor load cell?
b. Bagaimanakah tingkat sensitivitas dan respon time Universal Testing Mechine
(UTM) berbasis sensor load cell?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:
a. Membuat desain dan perancangan Universal Testing Mechine (UTM)
menggunakan sensor load cell berbasis mikrokontroler.
b. Mengetahui tingkat sensitivitas serta respon time Universal Testing Mechine
(UTM) berbasis sensor load cell.
1.4. Batasan masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini antara lain:
a. Kalibrasi sensor load cell dari 10 N sampai dengan 10.000 N.
b. Sampel pengujian alat menggunakan resin berukuran 20mm x 20mm x30mm
untuk uji tekan, serat pisang untuk uji tarik, dan logam silinder berdiameter 5mm
untuk uji lengkung.
1.5. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
a. Pengaplikasian sensor load cell pada pengembangan Universal Testing Mechine
(UTM).
b. Dengan adanya rancang bangun Universal Testing Mechine (UTM) ini diharapkan
dapat digunakan sebagai media pengujian untuk pembelajaran dan penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Apriliansyah, dkk (2020) melakukan pengembangan pemanfaatan sensor


load cell, dimana pada umumnya digunakan untuk pengembangan pengukuran
massa beban. Pada penelitian tersebut membuat rancang bangun mesin dengan 3
pengujian diantaranya uji tarik, uji bending dan uji tekan yang dibuat atau
dilengkapi dengan load cell serta mengacu pada standar ASTM (American
Standart Testing & Material). Penggunaan load cell pada mesin uji ditujukan agar
hasil uji lebih akurat. Mesin yang dibuat digunakan khusus untuk pengujian bahan
komposit serta mempunyai kekuatan maksimal 1500 kg. Berdasarkan percobaan
yang dilakukan, mesin diketahui dapat digunakan dengan aman untuk pengujian.
Penelitian Sutisna (2021) membuat perancangan dan analisis kekuatan
kontruksi Universal Testing Mechine untuk uji tarik dan uji tekuk. Dalam
perancangannya mesin ini menggunakan dongkrak hidrolik sebagai sumber daya
untuk memberikan beban yang diperlukan. Desain dibatasi pada beban 1,4 ton
sedangkan beban kontruksi maksimum adalah 5 ton sesuai kapasitas dongkrak
hidrolik. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini diawali dengan perancangan
dengan menggunakan CAD dan kemudian dianalisis. Dari hasil analisis dan
evaluasi, alat yang dirancang dapat digunakan dengan aman sesuai dengan
spesifikasi yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil percobaan
pada specimen uji tarik dan uji tekuk, kedua pengujian berhasil dilakukan. Setelah
pengujian dilakukan, kontruksi mesin diperiksa terhadap kemungkinan cacat
akibat pengujian, yaitu clamp atas dan bawah, punch dan dies, serta rangkaian
mesin. Sebagai kesimpulan, setelah dilakukan pengujian ternyata pada semua
bagian yang diperiksa tidak ditemukan kerusakan atau cacat.
Penelitian Alfian dkk (2021) merancang alat uji tekan dengan
memanfaatkan sensor load cell berbasis mikrokontroler ATmega328. Keluaran
dari alat uji tekan ini menggunakan satuan gaya (N), dengan tingkat ketelitian
0,001 N. Sistem pengujian sensor load cell pada penelitian ini dilakukan dengan
memberikan gaya tekan pada sensor load cell dengan output berupa nilai tekanan.
Hasil pengujian untuk sistem kerja sensor pada penelitian ini mendapatkan tingkat
akurasi sebesar 98,707% - 99,997%. Sedangkan, pengujian pengukuran
mengguanakan sampel uji material didapatkan deviasi nilai <1% terhadap
pengukuran menggunakan alat standar Universal Testing Mechine (UTM)-
TENSILON.
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Sifat Mekanik Material


Perubahan sifat permukaan dan volume pori adalah penyebab utama dari
perubahan sifat material. Oleh karena itu, penting untuk meminimalkan risiko yang
memengaruhi tingkat perlindungan, bentuk, dimensi, dan karakteristik kenyamanan.
Banyak laboratorium penelitian di dunia berkomitmen untuk mengembangkan mesin
uji modern yang dapat memperoleh sifat-sifat material kekelahan siklus sangat tinggi.
Terdapat beberapa acuan data sifat mekanik material yang akan menentukan spesifikasi
standar material tersebut. Data tersebut diperoleh dengan uji mekanik sesuai dengan
standar yang telah ditentukan (Apriliansyah, dkk, 2020).

3.1.1 Gaya Tekan


Gaya tekan atau disebut dengan uji kekerasan adalah pengujian untuk
mengetahui kemampuan suatu material terhadap pembebanan dalam perubahan yang
tetap. Ketika suatu gaya tertentu diberikan pada suatu benda uji, tingkat kekuatan dari
bahan tersebut dapat dianalisis dari besarnya beban yang diberikan terhadap luasan
bidang yang menerima pembebanan. Benda uji memenuhi ketentuan yaitu ukuran
benda uji sesuai standar. Persamaan uji tekan dinyatakan sebagai berikut.

𝑃 (3.1)
𝜎𝑐 =
𝐴
dimana, 𝜎c merupakan kekuatan tekan (𝑁𝑚𝑚-2), P merupakan gaya tekan (N) dan 𝐴
merupakan luas penampang permukaan (𝑚𝑚2) (Aji, dkk, 2018).
3.1.2 Tegangan dan Regangan Tarik
Perilaku elastisitas yang paling mudah dimengerti adalah penarikan sebuah
batang, tongkat, atau kawat ketika ujung-ujungnya ditarik. Minsalkan sebuah batang
dengan luas penampang homogeny melintang 𝐴 yang ditarik pada ujung-ujungnya oleh
gaya-gaya 𝐹 yang sama besar dengan berlawanan arah. Dikatakan bahwa batang berada
dalam keadaan tegang (tension). Tegangan tarik (tensile stress) didefinisikan pada
penampang melintang sebagai perbandingan gaya F terhadap luas penampang
melintang 𝐴:

𝐹 (3.3)
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 =
𝐴
Tegangan tarik adalah besaran skalar karena F adalah besaran gaya. Satuan SI untuk
tegangan adalah pascal (Pa). Dimana bahwa satu pascal sama dengan satu newton per
meter kuadrat(𝑁/𝑚2 ).
1 𝑝𝑎𝑠𝑐𝑎𝑙 = 1 𝑃𝑎 = 1 𝑁/𝑚2 (3.4)
Satuan dari tegangan sama dengan tekanan (pressure), seperti pada tekanan udara ban
mobil biasanya sekitar 3 × 105 𝑃𝑎 = 300 𝑘𝑃𝑎, dan kabel baja biasanya harus mampu
menahan tegangan tarik ber-orde 108 𝑃𝑎.
Perubahan panjang (perpanjangan) dari sebuah benda yang mengalami
tegangan tarik disebut regangan tarik (tensile strain). Minsal sebuah batang dengan
panjang sebelum ditarik 𝑙0 yang kemudian memanjang menjadi 𝑙 = 𝑙0 − ∆𝑙 saat gaya-
gaya 𝐹 yang sama besar dan arahnya berlawanan dilakukan pada ujung-ujungnya.
Perpanjangan ∆𝑙 tidak hanya terjadi pada ujung-ujungnya: setiap bagian batang akan
memanjang dengan perbandingan yang sama. Regangan tarik didefinisikan sebagai
perbandingan panjang ∆𝑙 terhadap panjang semula 𝑙0 :
𝑙 − 𝑙0 ∆𝑙 (3.5)
𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 = =
𝑙0 𝑙0
Regangan tarik adalah perpanjangan per satuan panjang. Ini merupakan perbandingan
dua panjang yang selalu diukur pada satuan yang sama sehingga merupakan bilangan
murni tanpa satuan (tanpa dimensi). Jika dilakukan percobaan, untuk tegangan tarik
yang cukup kecil, maka tegangan dan regangan akan sebanding. Modulus elastisitasnya
disebut modulus Young dan dinyatakan dengan 𝑌:
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 (3.8)
𝑌= ,
𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘
𝐹/𝐴 𝐹 𝑙0
𝑌= = (𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔)
∆𝑙/𝑙0 𝐴 ∆𝑙
Karena regangan adalah bilangan murni, satuan untuk modulus Young sama dengan
satuan untuk tegangan, yaitu gaya persatuan luas. Bahan dengan nilai Y yang besar
secara relatif tidak dapat memanjang; diperlukan tegangan yang sangat besar untuk
menghasilkan regangan (Young dan Freedman, 2002).

3.2 Sensor Load Cell

Load cell merupakan transduser gaya yang mengukur gaya dengan cara
mengukur defleksi yang diakibatkan oleh gaya tersebut. Komponen sensor dalam Load
cell yang digunakan untuk mengukur besarnya defleksi adalah strain gauge. Menurut
Nuryanto tahun 2015, Load cell merupakan komponen inti yang terdapat pada
timbangan digital. Secara umum Load cell digunakan untuk menghitung massa dari
suatu benda. Sebuah sensor Load cell tersusun dari beberapa konduktor, strain gauge,
dan jembatan wheatstone.

Gambar 3.1 Load cell (Nurcahyono, 2017)


Menurut (Nurcahyono, 2017) berdasarkan arah gayanya, Load cell dapat dibedakan
menjadi Load cell tekan, Load cell tarik, maupun Load cell tarik-tekan.Sedangkan
berdasarkan bentuknya, beberapa tipe Load cell yang sering dijumpai antara lain Load
cell tipe button, Load cell tipe column (canister), Load cell tipe S dan Load cell tipe
pancake (low profile).
Gambar 3.2 Tipe Load cell Berdasarkan Bentuk(Sitorus, 2018).

Menurut (Sitorus, 2018) mengacu pada British Standard ISO 376:2011, Load
cell tidak masuk dalam kelas 0, 0,5, 1 dan 2 karena memiliki nilai ketidakpastian (U95)
yang melewati batas yang ditentukan yaitu ketidakpastian (U95) sebesar 0,24 % untuk
beban kerja tarik dan 0,23 % untuk beban kerja tekan. Load cell adalah alat yang
mengeluarkan signal listrik proporsional dengan gaya/beban yang diterimanya. Load
cell banyak digunakan pada timbangan elektronik. Dimana Load cell dapat disusun
dengan metode strain gauge dan jembatan wheatstone. Dengan menggunakan sebuah
kolom baja persegi, kita letakkan 2 strain gauge dipasang pada dua sisi berlawanan.

3.3 Modul HX711

HX711 merupakan modul timbangan yang memiliki prinsip kerja


mengkonversi perubahan resistansi yang terbaca dalam perubahan dan
mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul ini
memiliki struktur yang sederhana, mudah digunakan, hasilnya stabil dan reliabel,
memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan cepat (Nuryanto,
2015). Modul HX711 diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 3.3 Modul HX711 (Nuryanto, 2015)
HX711 merupakan analog to-digital converter (ADC) 24-bit yang presisi,
dirancang untuk menimbang beban dan aplikasi kontrol industri untuk antar muka
langsung dengan sensor jembatan (bridge). Multiplexer input memilih salah satu antara
saluran A atau input diferensial B untuk program mable gain amplifier (PGA) noise
rendah. Saluran A dapat diprogramkan dengan gain sebesar 128 atau 64, sesuai dengan
input tegangan diferensial skala penuh dari ±20mV dan ±40mV, ketika sebuah sumber
5V dihubungkan dengan pin catu daya analog AVDD. Saluran B memiliki besar
penguatan yang tetap yaitu 32. Regulator catu daya yang dipasang pada chip
menghilangkan kebutuhan terhadap regulator daya eksternal untuk menyediakan daya
analog untuk ADC dan sensor. Internal register tidak memerlukan program. Seluruh
kontrol HX711 hanya melalui pin.

3.4 Arduino Mega 2560

Arduino mega 2560 adalah papan mikrokontroler ATmega2560 yang memiliki


54 digital input atau output pin (dimana 15 dapat digunakan sebagai output PWM), 16
input analog, 4 UART (port serial hardware), osilator kristal 16 MHz, koneksi USB,
jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Ini berisi semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler; hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau
dengan adaptor AC-DC atau baterai untuk memulai. Mega kompatibel dengan sebagian
perisai dirancang untuk Arduino Duemilanove atau Diecimila. Bentuk papan Arduino
Mega 2560 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.4 Arduino Mega 2560 (Putra,dkk, 2015)
Kelebihan arduino diantaranya adalah tidak perlu perangkat chip programmer
karena di dalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari
komputer. Arduino sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna laptop
yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya. Bahasa pemrograman
relatif mudah karena software arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang
cukup Arduino, misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dan lain-lain (Rohmanu dan
Gunawan, 2022).

3.5 Liquid Crystal Display

LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan
tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan program yang digunakan untuk
mengontrolnya. LCD sebagaimana output yang dapat menampilkan tulisan sehingga
lebih mudah dimengerti, dibanding jika menggunakan LED saja. Tampilan LCD terdiri
dari dua bagian, yakni bagian panel LCD yang terdiri dari banyak “titik”.LCD dan
sebuah mikrokontroler yang menempel dipanel dan berfungsi mengatur ‘titik-titik’
LCD tadi menjadi huruf atau angka yang terbaca. Huruf atau angka yang akan
ditampilkan dikirim ke LCD dalam bentuk kode ASCII, kode ASCII ini diterima dan
diolah oleh mikrokontroler di dalam LCD menjadi ‘titik-titik’ LCD yang terbaca
sebagai huruf atau angka. Dengan demikian tugas mikrokontroler pemakai tampilan
LCD hanya mengirimkan kode-kode ASCII untuk ditampilkan.
Gambar 3.5 Liquid Cristal Diplay (LCD) 16 x 2 (Nevantoro, dkk, 2023)
Tabel 3.3 Fungsi Dari PIin Pada LCD Karakter
No Pin Nama Pin Fungsi Pin
Pin 1 Vss / GND Sebagai tegangan 0 volt atau ground

Pin 2 Vcc Sebagai tegangan Vcc


Pin 3 VEE / Vcontrast Sebagai tegangan pengatur kontras pada LCD
Pin 4 RS RS (Register Select)
“0” : input intruksi
“1” ; input data
Pin 5 R/W Sebagai signal yang digunakan untuk memilih
mode membaca atau menulis
Pin 6 E (Enable) Untuk mulai pengiriman data dan instruksi
Pin 7-14 DB 0 s/d DB 7 Untuk mengirimkan data karakter
Pin 15-16 Anode dan Katode Untuk mengatur cahaya pada background LCD
atau instruksi

LCD memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga
sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya
pada display dan CMOS LCD drive sudah terdapat di dalamnya. Semua fungsi display
dapat dikontrol dengan memberikan instruksi. Ini membuat LCD berguna untuk range
yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan display unit measuring
gages. Cara kerja LCD yaitu D1 – D7 pada LCD berfungsi menerima data dari
mikrokontroler. Untuk menerima data, pin 5 pada LCD (R/W) harus diberi logika 0
dan berlogika 1 untuk mengirimkan data ke mikrokontroler. Setiap kali menerima /
mengirimkan data untuk mengaktifkan LCD diperlukan sinyal E (Chip Enable) dalam
bentuk perpindahan logika 1 ke 0 sedangkan pin RS berguna untuk memilih instruction
register (IR) atau Data Register (DR). Jika RS = 1 dan R/W = 1 maka akan dilakukan
penulisan data ke DDRAM sedangkan jika RS dan R/W berlogika 1 akan membaca
data dari DDRAM ke register DR. Karakter yang akan ditampilkan ke display disimpan
pada memori DDRAM (Nevantoro, dkk, 2023).
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, R., Wirawan, R., Hudha, L. S., Qomariyah, N., Rahayu, S., & Marzuki, M.
(2021). Pemanfaatan Sensor Load Cell Dalam Pembuatan Prototipe Alat Uji
Tekan Portabel. Wahana Fisika, 7(1), 82-92.
Apriliansyah, A., Suryawan, A., Kastiawan, I, M., & Supardi. (2020). Rancang Bangun
Mesin Uji Tarik Dan Uji Bending Untuk Pengujian Bahan Komposit Polimer.
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin, 3(1), 1-9.
Budiman, H. (2016). Analisis pengujian tarik (tensile test) pada baja st37 dengan alat
bantu ukur load cell. J-ENSITEC, 3(01).
Debriand, R., Dolaksaribu, M., & Damanik, I. (2018). Rancang Bangun Timbangan
Load Cell Tipe S. vol, 40, 34-40.
Du Plessis, A., Razavi, N., Benedetti, M., Murchio, S., Leary, M., Watson, M., ... &
Berto, F. (2022). Sifat dan aplikasi bahan seluler logam yang diproduksi secara
aditif: Sebuah tinjauan. Kemajuan dalam Ilmu Material , 125 , 100918.
Jamaludin, J. (2018). Analisa Perhitungan Dan Pemilihan Load Cell Pada Rancang
Bangun Alat Uji Tarik Kapasitas 3 Ton. Motor Bakar: Jurnal Teknik
Mesin, 2(2).
Herdiana, A. (2019). Analisis Optimalisasi Fungsi Ball Joint pada Mesin Uji Tarik
dengan Menggunakan FEM. In SEMINAR TEKNOLOGI MAJALENGKA
(STIMA) (Vol. 4, pp. 98-103).
Jamaludin, J. (2018). Analisa Perhitungan Dan Pemilihan Load Cell Pada Rancang
Bangun Alat Uji Tarik Kapasitas 3 Ton. Motor Bakar: Jurnal Teknik
Mesin, 2(2).
Kusuma, F. A., Hartono, F. T., Kurniawan, I., & Tarigan, R. A. P. (2022). Rancang
Bangun Mesin Uji Bending Untuk Material Komposit. Accurate: Journal of
Mechanical Engineering and Science, 3(2), 8-14.
Rauf, F. A., Sappu, F. P., & Lakat, A. M. (2018). Uji Kekerasan dengan Menggunaan
Alat Microhardness Vickers pada Berbagai Jenis Material Teknik. Jurnal Tekno
Mesin, 5(1).
Saputra, H., & Yusfi, M. (2013). Rancang Bangun Alat Ukur Regangan Menggunakan
Sensor Strain Gauge Berbasis Mikrikontroler Atmega8535 Dengan Tampilan
LCD. Jurnal Fisika Unand, 2(3).
Singh, M. (2022). Development of a portable Universal Testing Machine (UTM)
compatible with 3D laser-confocal microscope for thin materials. Advances in
Industrial and Manufacturing Engineering, 4, 100069.
Sitorus, S. W., Sudrajat, A., & Lestari, K. R. (2019). Rancang Bangun Load Cell
Kapasitas 20 kN Untuk Beban Kerja Tarik dan Tekan. Jurnal Ilmiah
Giga, 21(1), 15-23.
Sutisna, N. A. (2021). Rancang Bangun Mesin Uji Universal Untuk Pengujian Tarik
dan Tekuk Bertenaga Hidrolik. Jurnal Teknik Mesin dan Mekatronika (Journal
of Mechanical Engineering and Mechatronics), 6(1), 32-41.

Anda mungkin juga menyukai