Anda di halaman 1dari 79

SAMPLING dan PREPARASI

Sunardi
Dept. Kimia FMIPA-UI
sunardi1@ui.ac.id
Silabus mata kuliah (2 SKS) :

⚫ Tujuan Umum:
Mampu melakukan pengambilan,
pengawetan, dan perlakuan contoh uji
(sampel) dengan benar, baik padatan, cairan
dan gas, sehingga dapat menghasilkan data
yang benar dan akurat yang mewakili
populasinya.

2
Silabus mata kuliah (2 SKS) :

⚫ Daftar isi :
– Pendahuluan
– Teknik Sampling (Pengambilan Contoh Uji)
– Pengambilan contoh uji padatan
– Pengambilan contoh uji cairan
– Pengambilan contoh uji gas
– Preparasi contoh uji untuk analisis logam
– Preparasi contoh uji untuk analisis organik

3
Daftar Pustaka :

⚫ http://freelearningji.wordpress.com/2013/03/2
0/88/ (7/9/2014;10:48:16) (Teknik Sampling)
⚫ Sample Preparation Techniques in Analytical
Chemistry. Edited by SOMENATH MITRA.
Department of Chemistry and Environmental
Science New Jersey Institute of Technology.
Copyright 6 2003 by John Wiley & Sons, Inc.

4
Pendahuluan (1)

⚫ Tahapan proses analisis, secara umum


minimal mempunyai 5 langkah, yaitu :
1. sampling (pengambilan sampel),
2. preservasi sampel (penyimpanan sampel),
preparasi sampel (penyiapan sampel),
3. analisis (pengukuran),
4. interpretasi data (analisis data), dan
5. pembuatan laporan analisis.
5
Pendahuluan (2)

⚫ Kesalahan pada salah satu tahap pada


proses analisis akan menyebabkan
terjadinya kesalahan hasil analisis.
⚫ Akibatnya :
– dihasilkan data hasil analisis yang tidak valid.
– Semua pekerjaan analisis tidak ada gunanya.
– Pemborosan waktu, tenaga dan biaya.
– Terkena kasus hukum (bisa dituntut secara
hukum)
6
Sampling (1)

⚫ Banyak cara yang dapat dilakukan dalam


kerangka sampling
⚫ Hal yang penting dalam pengambilan sampel
adalah bagaimana sample itu dapat mewakili
dari populasi yang akan diteliti.
⚫ Sampel benar-benar mewakili atau
representative maka kesimpulan akan sama
dengan meneliti populasi

7
Sampling (2)

⚫ Mengapa dalam penelitian dilakukan sample


dari populasi?
⚫ Bagaimana cara pengambilan sample?
⚫ Dan bagaimana menentukan jumlah
sample?

8
Sampling (3)

Definisi :
⚫ Sampel : adalah sebagian
dari populasi Populasi
⚫ Populasi : adalah sesuatu N
hal yang dijadikan
sebagai unit analisis Sampel
penelitian. Populasi dapat n

berupa kumpulan
manusia atau benda
9
Sampling (4)

• Alasan Pengambilan Sampel


1. Keterbatasan waktu, biaya, tenaga yang
dimiliki peneliti.
2. Penelitiannya bersifat penjajagan (survei).
3. Setiap unsur dalam populasi dianggap
memiliki karakter yang sama (homogen).

10
Teknik Sampling

⚫ Teknik sampling adalah teknik untuk


mendapatkan sampel yang representative
dari suatu populasi.
⚫ Teknik sampling meliputi dua hal, yaitu
seberapa besar ukuran sampel yang
digunakan dan bagaimana proses atau
teknik pengambilan sampel tersebut.

11
Ukuran Sampel (1)

⚫ Sampel yang baik sedapat mungkin dapat


merepresentasikan karakteristik populasi,
namun pertanyaan selanjutnya adalah
berapa besar sampel yang digunakan
sehingga dianggap mampu
merepresentasikan populasi?

12
Ukuran Sampel (2)

⚫ Jawabannya adalah tergantung dari tingkat


kepercayaan (convidennce level) dan
kesalahan (significance level) yang
dikehendaki.
⚫ Semakin besar tingkat kepercayaan yang
dikehendaki maka semakin banyak sampel
yang dibutuhkan, dan sebaliknya semakin
rendah tingkat kepercayaan yang dikehendaki
maka semakin sedikit sampel yang dibutuhkan
13
Ukuran Sampel (3)

14
Ukuran Sampel (4)

⚫ Dalam prakteknya dilapangan, besar


kecilnya tingkat kepercayaan yang
dikehendaki sangat bergantung pada
kecukupan tenaga, waktu dan biaya yang
dimiliki oleh si peneliti.

15
Ukuran Sampel (5)

⚫ Banyak metode dan rumus statistik yang


dapat digunakan untuk menghitung besarnya
sampel, bergantung cara mana yang kita
pilih sesuai keinginan kita.
⚫ Beberapa contoh cara menghitung besar
sampel yang sederhana dan mudah untuk
dilakukan.

16
Ukuran Sampel (6)

⚫ Metode yang dikembangkan oleh Isaac dan


Michael adalah cara untuk menentukan jumlah
sampel yang memenuhi syarat berikut:
1) diketahui jumlah populasinya;
2) pada taraf kesalahan (significance level) 1%, 5%
dan 10%; dan
3) cara ini khusus digunakan untuk sampel yang
berdistribusi normal, sehingga cara ini tidak
dapat digunakan untuk sampel yang tidak
berdistribusi normal, seperti sampel yang
17 homogen.
Ukuran Sampel (7)

⚫ Cara menggunakan
metode ini sangat
praktis, cukup dengan
mencocokkan jumlah
populasi dengan tingkat
kesalahan (significance
level) yang dikehendaki

18
Ukuran Sampel (8)

⚫ Cara lain yang bisa


digunakan adalah
dengan menggunakan
nomogram Harry
King, cara ini juga
mempersyaratkan data
harus mempunyai
kesalahan yang
bervariasi mulai 0,3%
sampai 10%.

19
Ukuran Sampel (9)

⚫ Cara penggunaannya cukup praktis, misalnya populasi


berjumlah 200 orang, bila tingkat kepercayaan yang
dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang
diambil adalah:
⚫ n = 200 x (58%) x 1,195 = 138,62139 orang

⚫ Keterangan:
– Angka 58% didapat dari nomograf dengan menarik garis
lurus melewati angka 200 dan taraf kesalahan 5%,
– 1,195 adalah faktor pengali dari selang kepercayaan 95%
20
Teknik Pengambilan Sampel (1)

⚫ Selain jumlah sampel, hal yang juga sangat


penting dalam pemilihan sampel penelitian
adalah bagaimana cara/teknik pengambilan
sampel (teknik sampling), teknik sampling
dikembangkan agar tidak terjadi bias dalam
pemilihan sampel .
⚫ Secara umum, teknik sampling dapat dibagi
kedalam 2 metode, yaitu metode acak
(probability sampling) dan metode tak acak
21 (non probability sampling).
Teknik Pengambilan Sampel (2)

22
Teknik Pengambilan Sampel (3)

1. Metode acak (Probability sampling)


adalah metode pemilihan sampel dimana
setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih, teknik
ini meliputi
– simple random sampling,
– systematic sampling,
– stratified sampling, dan
– cluster sampling.
23
Teknik Pengambilan Sampel (4)

a. Simple Random Sampling


⚫ Adalah teknik pengambilan sampel sederhana
yang dilakukan secara acak. Sederhana
karena pemilihan sampel dilakukan tanpa
harus memperhatikan strata yang ada pada
populasi tersebut. Teknik ini dapat dianggap
representative hanya bila dilakukan pada
anggota populasi yang diasumsikan homogen.

24
Teknik Pengambilan Sampel (5)

⚫ Cara menggunakan teknik ini tergolong sangat


mudah, yaitu dengan menggunakan Tabel Acak
ataupun dengan melakukan pengundian atas
masing-masing anggota populasi yang telah diberi
nomor.
⚫ Cara lain melakukan pengacakan adalah dengan
menggunakan kalkulator (tipe kalkulator tertentu
misalnya “Casio fx 3600 pv”), ataupun dengan
menggunakan program komputer (misalnya Program
“Microsoft Excel”). Secara on line :random number
generator
25
Teknik Pengambilan Sampel (6)

⚫ Dari sekian alternatif tersebut, pengundian


dengan tabel acak lebih direkomendasikan
sebab lebih mudah dilakukan pengecekan
ulang bila ada pihak-pihak tertentu yang
meragukan validitas sampel yang terpilih.

26
Teknik Pengambilan Sampel (7)

b. Systematic Random Sampling


⚫ Adalah metode pengambilan sampel dengan
interval tertentu dari kerangka sampel yang
telah ditentukan. Misalnya peneliti ingin
melakukan observasi terhadap pedagang
sebuah pasar yang jumlahnya 2000 kios,
dan jumlah kios yang ditetapkan sebagai
sampel adalah 20 kios.

27
Teknik Pengambilan Sampel (8)

⚫ Pertama yang harus dilakukan adalah


melakukan pendaftaran terhadap seluruh
anggota populasi dan diberi nomor secara
acak.
⚫ Tetapkan jumlah anggota kelompok (k)
dihitung dengan rumus:

28
Teknik Pengambilan Sampel (9)

⚫ Pilih secara acak sebuah angka pada tabel


random yang nantinya menjadi Random
Start, yang nilainya lebih besar dari 1, tapi
lebih kecil dari nilai k (1> Random Start >
k=100).
⚫ Dalam hal ini nilai Random Start yang terpilih
adalah “10042” (baris 5 kolom 1), dimana
dua angka terakhir bilangan tersebut (“42”)
nilainya lebih besar dari “1” dan lebih kecil
29 dari “100” (1 > 42 < 100).
Teknik Pengambilan Sampel (10)

⚫ Satuan-satuan sampling lainnya dipilih


secara sistematis dengan menambahkan
angka yang terpilih dengan nilai k (k=100):

30
Teknik Pengambilan Sampel (11)

⚫ Dengan demikian satuan-satuan sampling


yang terpilih adalah :
⚫ 0042, 0142, 0242, 0342, 0442, 0542, 0642,
0742, 0842, 0942, 1042, 1142, 1242, 1342,
1442, 1542, 1642, 1742, 1842, 1942.

31
Teknik Pengambilan Sampel (12)

c. Stratified Sampling
⚫ Metode pengambilan sampling berstrara
(Stratified Sampling) adalah metode
pemilihan sampel dimana populasi yang
heterogen dibagi-bagi menjadi beberapa
kelompok yang homogen, lalu kemudian
sampel dipilih secara acak dari kelompok
teresebut.

32
Teknik Pengambilan Sampel (13)

33
Teknik Pengambilan Sampel (14)

d. Cluster Sampling
⚫ Adalah metode pemilihan sampel dimana
unit samplingnya adalah kumpulan atau
kelompok elemen, dimana elemen (unit
observasi) dari masing-masing kelompok
(cluster) bisa sama ataupun berbeda
jumlahnya.

34
Teknik Pengambilan Sampel (15)

⚫ Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui tingkat


kepuasan konsumen terhadap infrastruktur yang
telah dibuat oleh pihak developer sebuah
perumahan.
⚫ Perumahan tersebut dihuni oleh 120 rumah tangga
yang secara geografis terbagi kedalam 12 blok,
dimana masing-masing blok terdiri dari 10 rumah
tangga. Bila peneliti menetapkan jumlah sampel
sebagai responden adalah 50 rumah tangga, maka
jumlah blok yang menjadi sampel adalah 5 blok (50 :
10 = 5 blok).
35
Teknik Pengambilan Sampel (16)

⚫ Secara sederhana, metode pemilihan


sampel metode cluster adalah sebagai
berikut:
⚫ Buat kerangka sampel yang terdiri atas 12
blok dan beri nama blok tersebut (dalam hal
ini blok A, B, C, D, E, F. G, H, I, J, K dan L),
dimana masing-masing blok terdiri atas 10
rumah tangga, sehingga total populasi terdiri
atas 120 rumah tangga.
36
Teknik Pengambilan Sampel (17)

⚫ Pilih secara acak 5 blok yang menjadi


sampel, baik dengan cara mengundi ataupun
menggunakan tabel acak, dalam hal ini blok
yang terpilih secara acak dengan
pengundian adalah blok A, D, G, J dan L.
⚫ Masing-masing rumah tangga yang ada
pada blok A, D, G, J dan L, adalah sampel
terpilih yang selanjutnya akan menjadi
responden.
37
Teknik Pengambilan Sampel (18)

38
Teknik Pengambilan Sampel (19)

2. Metode tak acak (Non Probability


Sampling) adalah teknik pemilihan sampel
yang tidak didasarkan atas hukum
probabilitas, oleh sebab itu tidak
mengharuskan adanya peluang yang sama
terhadap anggota populasi untuk dipilih,
pemilihannya berdasarkan kriteria-kriteria
subjektif tertentu, namun kriterianya harus
tetap jelas sehingga tidak menimbulkan bias.
39
Teknik Pengambilan Sampel (20)

⚫ Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode


tak acak adalah bahwa teknik ini hanya digunakan
bila tujuan penelitian sekedar mendeskripsikan
sebuah objek penelitian tanpa melakukan
generalisasi terhadap populasi. Yang termasuk
dalam metode ini adalah:
– Convenience Sampling,
– Purposive Sampling,
– Quota Sampling, dan
– Snowball Sampling.
40
Teknik Pengambilan Sampel (21)

a. Convenience Sampling
⚫ Pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan
dan kemudahan mendapatkannya.
⚫ Pengambilan sampel dengan teknik ini hampir tidak
dapat diandalkan namun dalam kondisi tertentu
dirasakan sangat bermanfaat karena biayanya murah,
dan sangat mudah dilaksanakan karena peneliti
memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja menjadi
responden atau apa saja yang dia temui sebagai
sampel.
41
Teknik Pengambilan Sampel (22)

b. Purposive Sampling
⚫ Pengambilan sampel dengan teknik
purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang dietapkan secara
sengaja oleh peneliti, yang tidak murni
berdasarkan kriteria subjektif sipeneliti,
namun didasarkan pada tujuan (purposive)
dan pertimbangan-pertimbangan (Judgment)
tertentu.
42
Teknik Pengambilan Sampel (23)

⚫ Pengambilan sampel dengan teknik


purposive sampling cocok digunakan bila si
peneliti adalah peneliti yang sudah
berpengalaman dan ahli (expert)
dibidangnya, oleh sebab itu metode ini juga
sering diistilahkan dengan Expert Sampling.
⚫ Misalnya seseorang ingin melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Drainase
Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman
43 Kakao”,
Teknik Pengambilan Sampel (24)

⚫ Karena tujuannya adalah meneliti pengaruh


Drainase Tanah, maka sampel yang
digunakan adalah lahan kakao dengan kelas
drainase tanah : cepat, sedang dan
terhambat. Peneliti yang berpengalaman dan
ahli (expert) dibidang pertanian, tentu sudah
faham betul, mana lahan yang drainasenya
tergolong cepat, sedang dan terhambat.

44
Teknik Pengambilan Sampel (25)

c. Quota Sampling
⚫ Adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan jumlah tertentu, secara
proporsional dari masing-masing sub-
populasi. Teknik ini umumnya digunakan
dalam pengumpulan pendapat umum (public
opinion polls).

45
Teknik Pengambilan Sampel (26)

⚫ Dalam aplikasinya, teknik ini umumnya


dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu
perumusan kategori kontrol dari populasi
yang akan diteliti, dan penentuan bagaimana
teknik pengambilan sampel, apakah
menggunakan teknik convenience sampling
atau purposive sampling.

46
Teknik Pengambilan Sampel (27)

⚫ Misalnya akan diteliti kebiasaan menonton


televisi penduduk suatu daerah yang
berjumlah 73.289 orang, quota sampling
akan dilaksanakan dengan kriteria:
1) Jenis kelamin (pria dan wanita);
2) Usia (< 17 tahun, 18-45 tahun, 45-60 tahun,
> 60 tahun).
3) Jumlah sampel yang ditetapkan berjumlah
10.000 orang.
47
Teknik Pengambilan Sampel (28)

48
Teknik Pengambilan Sampel (29)

⚫ Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat


dihitung komposisi sampel adalah:
persentase masing-masing kriteria x n

⚫ Sehingga proporsi jumlah sampel adalah


sebagai berikut:

49
Teknik Pengambilan Sampel (30)

50
Teknik Pengambilan Sampel (31)

d. Snowball Sampling
⚫ Teknik sampling bola salju (snowball sampling) adalah
teknik penarikan sampel yang dilakukan secara
berantai, mulai dari responden yang sedikit, kemudian
responden ini dimintai pendapatnya tentang siapa saja
responden lain yang dianggap otoritatif untuk dimintai
informasinya, sehingga jumlah responden semakin
banyak jumlahnya dan diharapkan informasipun yang
didapat juga semakin banyak. Ibarat bola salju
(snowball) yang menggelinding, semakin lama
51 semakin besar.
Teknik Pengambilan Sampel (32)

52
Pengambilan Sampel Lingkungan (1)

⚫ Pengambilan sampel lingkungan harus


menghasilkan data yang bersifat :
1.Obyektif : data yg dihasilkan sesuai dengan
keadaan yg sebenarnya
2.Representatif : data mewakili kumpulannya
3.Teliti dan tepat : data terjamin kebenarannya
4.Waktu tepat : sesuai dg kebutuhan pada saat
tertentu
5.Relevan : menunjang persoalan yang dihadapi
53
Pengambilan Sampel Lingkungan (2)

Permasalahan dlm pengambilan sampel lingkungan :


1. Polutan bersifat dinamis dan bermigrasi seiring
dengan perubahan situasi dan kondisi setempat

2. Karakteristik fisik matrik air, udara, tanah /sedimen,


padatan/lumpur atau cairan, cuaca, jumlah polutan,
kecepatan lepasnya polutan ke lingkungan, sumber
emisi atau efluen, sifat kimia, biologi, dan fisika
polutan, intervensi manusia sangat mempengaruhi
cara serta kecepatan migrasi polutan.
54
Pengambilan Sampel Lingkungan (3)

3. Migrasi polutan terjadi melalui angin, hujan


air permukaan, air tanah, air laut dan
intervensi manusia (pipa air limbah, drainase
dll)

55
Pengambilan Sampel Lingkungan (4)

⚫ Untuk mendapatkan validitas data uji parameter


kualitas lingkungan harus diperhatikan:
1. Lokasi dan titik pengambilan sampel
2. Parameter kualitas lingkungan
3. Ukuran, jumlah dan volume sampel
4. Homogenitas sampel
5. Jumlah titik pengambilan sampel
6. Waktu pengambilan sampel

56
Pengambilan Sampel Lingkungan (5)

⚫ Lokasi dan titik pengambilan sampel, utk ini perlu


dipertimbangkan :
1. Apa tujuan pengambilan sampel
2. Apakah suatu lokasi dan titik ditentukan berdasar kaidah yg
berlaku (perizinan), mis utk Rencana Kelola Lingkungan (RKL),
Rencana Peruntukan Lingkungan (RPL) dll,
3. Apakah lokasi dan titik tersebut representatif
4. Parameter apa yang akan dianalisis
5. Lokasi dan titik pengambilan dapat diketahui dan sama untuk
berkali-kali
6. Apa yang harus direkam untuk menunjukkan lokasi dan titik
57 tersebut representatif atau tidak
Pengambilan Sampel Lingkungan (6)

⚫ Parameter kualitas lingkungan :


– Parameter primer, senyawa kimia yg masuk ke dlm
ligkungan tanpa berinteraksi dg senyawa lain, misal
pestisida dan logam
– Parameter sekunder, parameter yg terbentuk akibat
adanya interaksi, transformasi, atau reaksi kimia antar
parameter primer menjadi senyawa lain.
Misal : pembentukan hujan asam sulfur dioksida menjadi
asam sulfat krn bereaksi dg uap air, pembentukan ozon
dr oksida nitrogen dg sinar ultra violet
58
Pengambilan Sampel Lingkungan (7)

⚫ Parameter kunci, parameter yg dapat


mewakili kualitas lingkungan, misal utk
kualitas air limbah dg melihat nilai : suhu,
DO (oksigen terlarut), daya hantar listrik
(DHL), pH, COD, BOD, spt tertulis dlm baku
mutu.

59
Pengambilan Sampel Lingkungan (8)

⚫ Ukuran, jumlah & volume sampel, dipengaruhi :


1) parameter yg akan diuji,
2) metode pengujian yg digunakan dan
3) distribusi polutan di lingkungan.

⚫ Disamping itu hrs diperhatikan :


1) kebutuhan mutlak dari metode pengujian yg
digunakan,

60
Pengambilan Sampel Lingkungan (9)

2) kebutuhan pengendalian mutu internal yg


akan dilakukan dan
3) arsip sampel yg hrs tetap disimpan.
– Misal : air sungai (minyak dan lemak) butuh 1000
ml, perlu 2000 ml sisanya utk arsip kalau perlu
ulangan (dibuat asam pH < 2 dan disimpan
maksimum 28 hari.

61
Pengambilan Sampel Lingkungan (10)

⚫ Homogenitas sampel
⚫ Sesuatu yg mempunyai komposisi yg sama
pd setiap titik dan setiap saat.
⚫ Jika homogen dg pengambilan sampel
sesaat (grap sample),
⚫ jika heterogen dg sampel gabungan
(composite sample) atau sampel terpadu
(integrated sample)
62
Pengambilan Sampel Lingkungan (11)

⚫ Jumlah titik sangat tergantung :


1. biaya,
2. masalah yg dihadapi,
3. tujuan yg ditetapkan.
⚫ Utk air sungai, dilihat dr panjang lebar sungai,
kedalaman sungai, debit air sungai dan
karakteristik polutan dalam air sungai
⚫ Utk sampel emisi dr cerobong industri dilihat
63 diameter ekuivalen, tinggi cerobong
Pengambilan Sampel Lingkungan (11)

⚫ Waktu pengambilan sampel :


– Saat sampel homogen atau konstan (air sungai
tdk pas kalau hujan, sebaliknya pas utk sampel
hujan asam).
– Untuk industri saat produksi aktif
– Frekuensi pengambilan sampel ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan, tingkat bahaya
polutan, faktor resiko, dampak terhadap
lingkungan dan manusia. Jadi frekuensi
pengambilan sampel mempertimbangkan :
64 peraturan, tujuan, program, biaya yg tersedia
Persyaratan pengambilan sample :

1. Representatif : adalah sampel yang


mempunyai komposisi dan sifat yang sama
dari materi awal.
2. Pengawetan : sampel harus dilindungi dari
setiap perubahan,yang tergantung pada
saampel yang diambil. Seperti perubahan
suhu,waktu,material,komposisi,kontainer,sif
at fisika,sifat kimia ,sifat biologi.

65
Persyaratan pengambilan sample (2)

3. Kecukupan : pengambilan sampel harus


cukup jumlahnya dan sesuai dengan jumlah
analisa yang akan dilakukan dan sesuai
prosedur yang benar.
4. Labelling atau pelabelan : sampel ahrus
diberi label yang berhubungan dengan
sampel terhadap keasliannya dan materi
asalnya.

66
Metoda Pengujian (1)

⚫ Dalam melaksanakan pengujian kualitas


lingkungan, metode analisis yang digunakan
sebaiknya menggunakan metoda standar :
1. Standar Nasional Indonesia/SNI.
2. Metoda Standar lain yang sesuai, seperti
US-EPA, ASTM, APHA/AWWA, JIS,
UERO-Chem dan lain-lain.

67
Metoda Pengujian (2)

3. Apabila dalam keperluan tertentu digunakan


metode pengujian parameter lingkungan
yang BUKAN STANDAR , maka hal
tersebut dapat dilaksanakan asal mengacu
pada sumber yang jelas dan telah
dikorelasikan dengan metoda standar atau
telah dilakukan validasi.

68
Metoda Pengujian (3)

Parameter Uji Metode Pengujian Parameter Uji Metode Pengujian

Kualitas Air dan Air Limbah Kualitas Air dan Air Limbah
pH SNI.06-6989.11-2004 Besi (Fe) SNI.06-6989.4.2004
Zat Padat Terlarut (TDS) SNI.06-6989.27-2005 Timbal ( Pb ) SNI.06-6989.8.2004
Total Padat Tersuspensi (TSS) SNI.06-6989.3-2004 Mangan ( Mn ) SNI.06-6989.5.2004
Kekeruhan SNI.06-6989.25-2005 Tembaga ( Cu ) SNI.06-6989.6.2004
Rasa Organoleptik Kadmium ( Cd ) SNI.06-6989.16.2004
Bau Organoleptik Seng ( Zn) SNI.06-6989.7-2004
Warna SNI.06-6989.24-2005 Arsen (As) AAS
Temperatur (Lab) SNI.06-6989.23-2005 Selenium (Se) AAS
Nitrat ( NO3 - N ) SNI.06-2480-1991 Sianida (Cn) SNI.19.1504-1989
Nitrit ( NO2 - N ) SNI.06-6989.9-2004 Merkuri (Hg) AAS
Kesadahan (CaCO3) SNI.06-6989.12.2004 Kromium 6 ( Cr 6+) SNI.06-6989.53-2005
Kalium Permanganat (KMnO4) SNI.06-6989.22.2004 Flourida (F) SNI.06-6989.29-2005
Klorida ( CI ) SNI.06-6989.19.2004 Coliform MPN
Sulfat ( SO4 2 ) SNI.06-6989.20.2004 E-coli MPN
Deterjen SNI.06-2476.1991
BOD SNI 06-2503-1991
COD
Fenol
SNI 06-6989.2-2004
SNI 06-6989.21-2004
Baku mutu air & air limbah :

Metode Uji Air & Air Limbah : Baku mutu limbah Industri :
Metoda Pengujian (4) (Radioaktivitas)
Parameter Uji Metode Pengujian
Kualitas Air dan Air Limbah
Gross Alpha dan Gross Beta (Total, Metode penguapan atau Metode
Suspended dan Dissolved) kopresipitasi
Emisi Radionuklida-Gamma Spektroskopi Gamma
Cesium Radioaktif Metode Pengendapan
Iodine Radioaktif Metode Pengendapan, distilasi,
pertukaran ion
Radium Metode Pengendapan dll
Radon Metode Sintilasi Cairan
Total Radioaktif Strontium dan Sr90 Metode Pengendapan
Tritium Metode Spektrometri Sintilasi Cairan
Uranium Metode Radio Kimia
70 Sumber : APHA/AWWA WEF 21st Edition 2005
Metoda Pengujian (5)

Parameter Uji Metode Pengujian Parameter Uji Metode Pengujian

Udara Ambient, Kebauan Emisi Sumber Tak Bergerak

SO2 Pararosaniline NH3 Indofenol blue


NO2 Saltzman Cl2 DPD
NH3 Indofenol blue HCl Merkuri tiosianat
CO NDIR HF Lantanum Alizarin
H2S Methylen Blue NO2 Fenol Disulfonic Acid
O3 NBIK Opasitas Ringelman
Debu Gravimetri Partikel Gravimetri
Pb AAS SO2 Turbidity
kebisingan Sound Level H2S Methylen Blue
Hg AAS
As AAS
Sb AAS
Cd AAS
Zn AAS
Pb AAS
Penanganan Contoh Uji (1)

⚫ Laboratorium harus mempunyai sistem


dokumentasi untuk penerimaan, identifikasi,
pengepakan, pelabelan penangan
penyimpanan, pengawetan dan pembuangan
contoh uji.

72
Penanganan Contoh Uji (2)

Penerimaan Contoh

Pasif Aktif

Sampling
Pengawetan Contoh
Analisa Lapangan

Pengawetan Contoh

Analisa Laboratorium
Penanganan Contoh Uji (3)

Cara Pengawetan Contoh Uji


❑ Pengawetan Secara Físika
Pengawetan berdasarkan cara fisika dapat
dilakukan antara lain dengan pendinginan.
Pendinginan dilakukan dengan menyimpan
contoh pada temperatur kurang dari 4 oC dan
ditempat yang gelap.
Dapat dilakukan dengan memasukkan botol
contoh ke dalam kotak yang berisi bongkahan
es
Penanganan Contoh Uji (4)

❑ Pengawetan Secara Kimia


⚫ Pengawetan secara kimia dapat dilakukan
dengan penambahan asam atau
penambahan basa.
⚫ Pengawetan dengan penambahan asam
dilakukan sampai pH kurang dari 2. Hal
ini banyak dilakukan untuk contoh-contoh
yang akan diperiksa kadar logamnya.
75
Penanganan Contoh Uji (5)

Parameter Bahan Cara Pengawetan Batas


Penyimpanan
Asiditi Plastik Pendinginan 24 jam
Alkaliniti Plastik Pendinginan 24 jam
BOD Plastik Pendinginan 48 jam
Boron Plastik Tanpa diawetkan 28 jam
Kalsium Plastik Tambah asam nitrat 6 bulan
Kesadahan Plastik Tambah asam nitrat 6 bulan
COD Plastik Pendinginan + asam sulfat 28 hari
Klorida Plastik Tanpa diawetkan
Suhu Tanpa diawetkan
pH Tanpa diawetkan
Sianida Plastik Pendinginan + NaOH 14 hari
Fluorida Lastik Tanpa diawetkan 28 hari
Logam Terlarut Plastik Tambah asam nitrat 6 bulan
Ammonia Plastik Pendinginan + asam sulfat 28 hari
Nitrat Plastik Pendinginan + asam sulfat 48 jam
Nitrit Plastik Dinginkan 48 jam
Organik-N Plastik Pendinginan + asam sulfat 28 hari
Fenol Gelas Pendinginan + asam sulfat 28 hari
Fosfat Gelas Dinginkan 48 jam
Residu/solid Plastik Dinginkan 14 hari
Sulfat Plastik Dinginkan 28 hari
Penanganan Contoh Uji (6)

Parameter Bahan Cara Pengawetan Batas Penyimpanan

Gross Alpha P atau G HCl pk atau HNO3 pk pH<2 1 Tahun


Gross Beta P atau G HCl pk atau HNO3 pk pH<2 1 Tahun
Radium-226 P atau G HCl pk atau HNO3 pk pH<2 1 Tahun
Radium-228 P atau G HCl pk atau HNO3 pk pH<2 1 Tahun
Radon-222 G dng TFE Didinginkan 4 oC 8 hari
Uranium Alam P atau G HCl pk atau HNO3 pk pH<2 1 Tahun
Strontium Radioaktif P atau G HCl pk atau HNO3 pk pH<2 1 Tahun
Iodine Radioaktif P atau G Tanpa pengawet 14 hari
Tritium G Tanpa pengawet 1 Tahun
Pengemisi Photon P atau G HCl pk atau HNO3 pk pH<2 1 Tahun
77
Perencanaan pengambilan contoh uji

78
79

Anda mungkin juga menyukai