I. TUJUAN
II. PRINSIP
Oksidasi :
O O O
C C C OH
HO C O C O C
O O
HO C - 2H+ - 2e O C OH- O C
+ 2H+ + 2e
H C H C H C OH
HO C H HO C H HO C H
H C OH H C OH H C OH
H H H
Reduksi : I2 + 2e 2I-
Oksidasi :
O O O
C C C OH
HO C O C O C
O O
HO C - 2H+ - 2e O C OH- O C
+ 2H+ + 2e
H C H C H C OH
HO C H HO C H HO C H
H C OH H C OH H C OH
H H H
Analisa vitamin secara kimiawi, atau fisiko kimia didasarkan pada sifat
vitamin baik sifat fisis maupun kimiawi. Cara ini lebih cepat dan murah
dibandingkan cara biologis. Analisa cara biologis mempunyai kelebihan yaitu
dapat langsung diketahui peranan vitamin tersebut dalam zat hidup, serta secara
kuantitatif dapat diketahui jumlahnya. Sedang cara kimiawi hanya sekedar
menentukan jumlah (kuantitas) saja. Oleh karenanya sering kedua cara ini
dilakukan secara bersama agar diperoleh data yang lebih lengkap.
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi.
Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Untuk mengetahui kadar
vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang
menggunakan iodium. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung berdasarkan
reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi
analitnya. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Iod merupakan oksidator
yang tidak terlalu kuat. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan menggunakan
indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik
akhir suatu titrasi (Gandjar&Rohman, 2007).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat sentrifugasi
Batang pengaduk
Blender
Botol semprot
Bulb pipet
Buret
Corong gelas
Gelas kimia
Gelas ukur
Kaca arloji
Kertas timbang
Klem
Labu Erlenmeyer
Labu ukur
Neraca analitis
Neraca teknis
Pipet tetes
Pipet volume
Pisau
Plastik wrap
Plat pemanas
Saringan
Spatula
Statif
Tabung sentrifugasi
Tisu
6.2 Bahan yang digunakan
Akuades
Padatan askorbat
Padatan iodium
Padatan kalium iodida
Padatan pati
Sampel obat ester C
VI. PROSEDUR
6.1 Preparasi sampel
Tablet ester C digerus menggunakan mortir dan stamper hingga halus.
6.3 Pembuatan Larutan Baku Primer Asam Askorbat 0,1000 N dalam 100 mL
Akuades
Padatan asam askorbat ditimbang sebanyak 1,7613 gram dengan
menggunakan neraca analitis pada kaca arloji. Setelah itu, padatan yang telah
ditimbang dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan bantuan corong gelas,
lalu ditambahkan akuades hingga setengah bagian dan dikocok hingga larut.
Kemudian ditambahkan kembali akuades ke dalam labu ukur hingga tanda batas
dan dihomogenkan.
6.5 Pengenceran Larutan Asam Klorida 37% menjadi 2,0000 N dalam 200 mL
Larutan asam klorida 37% dipipet sebanyak 33,16 mL, dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang telah berisi sedikit akuades, dan diaduk hingga homogen.
Setelah itu ditambahkan kembali akuades ke dalam gelas kimia hingga volume
larutan 200 mL dan diaduk hingga homogen.
6.6 Standarisasi Larutan Baku Sekunder Iodium dengan Larutan Baku Primer
Asam Askorbat
Larutan asam askorbat 0,1000 N dipipet sebanyak 5 mL dengan
menggunakan pipet volume, lalu dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
Kemudian ditambahkan 50 mL akuades. Setelah itu, ditambahkan indikator
amilum 1% sebanyak 3 mL dan dititrasi dengan larutan iodium 0,1000 N hingga
terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi biru tetap.
Iodium Sampel
massa 1000
N= x x eq
Mr V
massa 1000
N= x x eq
Mr V
8.3 Pengenceran Larutan Asam Klorida 37% menjadi 2,0000 N dalam 200 mL
. % . 10
N= x eq
Mr
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . N1 = V2 .. N2
1 +2 +3
=
3
= 100%
= %
1 0,1 = 8,81
= 8,81
1. = 8,81
=
2. = 8,81
3. = 8,81
= 100%
1. = 100%
= %
2. = 100%
= %
3. = 100%
= %
1 + 2 + 3
=
3
%+ %+ %
= 3
= %
8.7 Akurasi
% %
= | | 100%
%
% %
= | | 100%
%
= %
= 100%
= 100% %
= %
X. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN