Fungsinya
2. Bentuk Trapesium
Fungsinya
Fungsinya
Adapun contoh saluran terbuka lainnya yang kami ketahui menurut buku
paduan fisika lingkungan yaitu :
Fungsinya
: Biasanya dipergunakan
pekarangan rumah.
di
tepi
bangunan
rumah
Fungsinya
: Bentuk segi empat untuk aliran dengan debit bebas dan yang
berbentuk segitiga untuk aliran dengan debit kecil.
Pemakaian penampang jenis ini dimaksudkan agar debit
kecil alirannya hanya pada saluran segitiga, untuk menjaga
kecepatan tetap, dimana pasir / lumpur masih dapat
dihanyutkan.
Fungsinya
: Bentuk segi empat untuk aliran dengan debit bebas dan yang
berbentuk segitiga untuk aliran dengan debit kecil.
Pemakaian penampang jenis ini dimaksudkan agar debit
kecil alirannya hanya pada saluran segitiga, untuk menjaga
kecepatan tetap, dimana pasir / lumpur masih dapat
dihanyutkan
Fungsinya
Fungsinya
6. Penampang Lingkaran
Fungsinya
9. Penampang Tapal
Fungsinya
8
cd
15
2g H
5/2
Prosedur Kerja
a. Menentukan tempat percobaan.
b. Menyiapkan alat dan bahan
c. Mengukur tinggi dan lebar mulut weir secara bergantian
d. Weir diisi air, setelah mencapai tinggi maksimum maka air tersebut
diukur kembali dibandingkan dengan keadaan normal.
e. Air dalam weir dibiarkan tetap mengalir
f. Setelah beberapa waktu kurang lebih 3 menit mengukur perubahan
ketinggian tersebut.
g. Ulangi kegiatan ini sebanyak kurang lebih 3 kali.
h. Catat hasil tiap-tiap pengukuran dan dimasukkan dalam formula yang
diinginkan.
Catatan : Tata cara penggunaan Weir diatas digunakan untuk semua Weir.
H. Sebelum H Sesudah
(cm)
(Cm)
7
7,2
7
7,5
7
7,8
7
7,9
7
8,1
7
8,3
7
8,5
7
8,7
7
8,8
7
9
7
9,1
7
9,4
7
9.6
7
8,45
H (cm)
Keterangan
0,2
0,5
0,8
0,9
1,1
1,3
1,5
1,7
1,8
2
2,1
2,4
2,6
1,45
2/3
5/2
Q = cd 2g b.H H
15
3
Keterangan : Q
= Debit air (m3/dt)
g
= Gravitasi (m/s2)
b
= Lebar bibir Weir
H = Tinggi air (cm)
Cd = 0,6
Catatan
: Penggunaan Weir Cipolieti sama dengan penggunaan Weir
Thomson.
d. Cipolleti Weir
e. Alat Tulis
o Prosedur kerja
a. Menentukan tempat percobaan.
b. Menyiapkan alat dan bahan.
c. Mengukur tinggi dan lebar mulut Cipolleti Weir.
d. Weir diisi air, setelah mencukupi tinggi maksimum (luber) maka air
tersebut di ukur kembali ketinggiannya dibandingkan dengan keadaan
normal.
e. Air di dalam weir dibiarkan tetap mengalir.
f. Setelah beberapa waktu 5 menit mengukur kembali perubahan
ketinggian air tersebut.
g. Ulangi kegiatan ini sebanyak 10 kali.
h. Mencatat hasil tiap tiap pengukuran dan di masukkan ke dalam formula yang di
inginkan.
No.
Waktu
H. Sebelum
(cm)
H Sesudah
(Cm)
H (cm)
1.
Mulai Luber
6,5
6,6
0,1
2.
Menit 1
6,5
6,7
0,2
3.
Menit 2
6,5
6,8
0,3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Menit 3
Menit 4
Menit 5
Menit 6
Menit 7
Menit 8
Menit 9
Menit 10
Menit 11
Menit 12
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,9
7,0
7,1
7,2
7,4
7,5
7,7
7,9
7,9
7,9
0,4
0,5
0,6
0,7
0,9
1
1,2
1,4
1,4
1,4
6,5
7,27
0,78
Rata-Rata
Q = cd
= 0,6
Keterangan
8 5/2
2
b.H 2/3
H
15
3
2
8
2g
=................ m3/dt
2.5 Weir Rectangular
Weir Rectanguler yaitu merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk menghitung debit air yang mengalir.
H
b
Formula Weir Cipolieti
Q=
2
cd 2g .b.H 3/2
3
Keterangan : Q
g
b
H
Cd
d. Rectanguler Weir
e. Alat Tulis
o Prosedur kerja
a. Menentukan tempat percobaan.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Mengukur tinggi dan lebar mulut Rectanguler Weir.
c. Weir diisi air, setelah mencukupi tinggi maksimum (luber) maka air
tersebut di ukur kembali ketinggiannya dibandingkan dengan keadaan
normal.
d. Air di dalam weir dibiarkan tetap mengalir.
e. Setelah beberapa waktu 5 menit mengukur kembali perubahan
ketinggian air tersebut.
f. Ulangi kegiatan ini sebanyak 10 kali.
g. Mencatat hasil tiap tiap pengukuran dan di masukkan ke dalam formula
yang di inginkan.
B. Contoh Hasil Pengukuran
Tinggi Rectanguler Weir = 7 cm
Lebar Rectanguler Weir = 10,7 cm = 0,107 m
No.
Waktu
H. Sebelum H Sesudah H
(cm)
(Cm)
(cm)
Keterangan
1.
Mulai Luber
2.
Menit 1
3.
Menit 2
4.
Menit 3
5.
Menit 4
6.
Menit 5
7.
Menit 6
8.
Menit 7
9.
Menit 8
10. Menit 9
11. Menit 10
12. Menit 11
13. Menit 12
Rata-Rata
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7,2
7,3
7,4
7,5
7,7
7,7
7,8
7,8
7,8
7,9
7,9
7,9
8,0
6,546
0,2
0,3
0,4
0,5
0,7
0,7
0,8
0,8
0,8
0,9
0,9
0,9
1
0,61
2
cd 2g .b.H 3/2
3
2
x 0,6 2 x 10 x 10,7 x 0,613/2
=
3
Q=
= ........... m /s
r 4 P1 P2
8 L
Keterangan :
Q = Debit air (m3/dt)
r = jari-jari pipa (cm)
P1 = Tekanan pada titik 1 (n/m2)
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014
.r 4 .P
8L
= 1,0711. m3/s
b. 1 hari = 1,0711 m3/s x 86400 hr
= 92544.103 l/hari
Jumlah orang = 92544.103 l/hari
200 lt/or/hr
= 462.722 orang
c.
Hanzen williem
dengan C = 100
10
Q = 0,2785.C.D2,65.S1/2
86,76= 0,2785.100. (0,6)2,65. S1/2
S2 =
86,78
0,2785.100(0,6) 2 , 65
S2 =
86,78
0,2785.100.0,258
= 40,17
7,19
2
S = 5,586
S = 5,586 2,36m
B. Hanzen Williams
Formula Hanzen Williams bisa dipakai secara luas untuk jaringan
perpipaan jarak jauh. Formula ini digunakan untuk menghitung kehilangan (Hf)
dan menghitung debit air.
1. Formula Hanzen Williams untuk Debit Air
Q = 0,2785 x C x D 2,63 x S 0,54
Keterangan :
Q = Debit air (m/s)
C = Kekerapan Pipa (lihat tabel)
D = Diameter (cm)
S = Kemiringan
2. Formula Hanzen Williams untuk kehilangan tekanan (Hf)
1,85
xL
Hf =
2,63
0,2785 x C x D
Keterangan :
Hf = Kehilangan Tekanan (m)
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit air (m2/s)
C = Kekerasan Pipa (lihat tabel)
D = Diameter Pipa (m)
Jenis Pipa
- Pipa line semen
- Pipa lined aspal
C
140
140
11
digunakan 20 th
Pipa besi baru
130
Pipa
besi
setelah 100
digunakan 20 th
130
130
150
4. Studi Kasus
1. Hitunglah debit air dan kehilangan tekanan yang mengalir pada
sebuah pipa yang mempunyai diameter 5 dem (1 dem = 2,54 cm)
panjang distribusi 4 km kekerasan pipa tersebut 100 dan
kemiringan 15/100 m !
Diketahui : DA = 5 dem (5 x 2,54 cm)
= 12,7 cm
= 0,127 m
L = 4 km = 4000 m
C = 100
Ditanya
: a. Q .. ?
b. Hf .. ?
Jawab :
a.
Q = 0,2785 x C x D x S1/2
= 0,2785 x 100 x (0,127)2,63 x 0,15 1/2
= 0,0474 m3/s
b.
Hf =
2,63
0,2785 x C x D
1, 85
xL
1,85
0,0474
3
x
4.10
0,2785 x 100 x (0,127) 2,63
= 691,7 m
Darcy Weisbach
Pola aliran, dalam pipa yang dihubungkan ke pompa dalam batasan
tambahan sehingga Heat Loss gesekan bertambah sebanding dengan pangkat
dua kecepatan aliran.
Formula Darcy Weisbach adalah formula yang sering dipakai untuk pipa
pendek yang digunakan untuk menyambung pipa antara pompa dan suchour /
dischange chambers.
Formula dari Darcy Wesbactis : Hf = f x L x V 2
2g
1.
D
Keterangan :
Hf = Kehilangan tekanan (m)
Fr = Koefisien Gesekan (tabel)
L = Panjang pipa (m)
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014
12
3. Studi Kasus
a.
L
V2
)x (
)
2g
D
4000
= 0,02 ( 0,1016 ) x (
(11,2795) 2
)
2.10
= 39,37 m
V=
Q
A
= 1
4
x 3,14 x D 2
0,0914
= 1
4
x 3,14 x 0,1016 2
= 11,2795 m/s
Gelas Ukur
Menggunakan gelas ukur kita dapat mengetahui debit air yang mengalir dari aliran air.
Formula
: Q V
1.
t
Keterangan : Q = debit air (m3/dt)
V = volume air
t = waktu (t)
Study Kasus
2.
Suatu aliran air diukur dengan gelas ukur dengan volume 430ml.
Waktu
= 30 detik, berapakah debit air tersebut ?
Jawab :
Diket : V = 430ml
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014
13
= 430.10-3 lt
= 30 s
V
t
430.10 -3
=
30
Jawab : Q
WAKTU ( S)
Sidiq Syaiful .M
Novinda Aji . H
Ade Indah . R
Firda Lutfi. P
Indri Widayani
Jufita Puspitasari
Lintang Andari
Kartika Damayanti
Meininda Nevi. C
Intan Dwi . D
Rizki Zanuarista
Rostiwi Yuliastuti
Ardhena Febrita. K.P
Rata-Rata
Q
VOLUME ( ml )
20 detik
40 detik
60 detik
75 detik
90 detik
100 detik
110 detik
120 detik
140 detik
165 detik
170 detik
175 detik
180 detik
111,15 detik
250
400
600
800
900
1050
1100
1200
1400
1650
2050
2200
2300
1114,38
Vr
tr
1114,38
111,15
10,026 ml/s
Jadi debit air yang mengalir pada sebuah aliran air dengan kecepatan dan
waktu rata-rata yang mewakili sebesar 10,026 ml/s.
kadar 50 %.
14
3) 23 lt/s
4) 25 lt/s
f. Perhitungan :
1) Q= 19 lt/s
= 2,6 mg/l
Kebutuhan = Q x DK
= 19 x 2,6
= 49,4 mg/s
= 3,28 lt/hari
= 29,52 lt / hari
Volume bak = Volume Air + Volume Kaporit
= 29,52 + 3,28
= 32,80 lt/ hari
= 0,37 ml / s
2) Q= 21 lt/s
Dosis Kaporit ( DK ) =
= 2,6 mg/lt
Kebutuhan = Q x DK
= 21 lt/s x 2,6 mg/lt = 54,6 mg/s
Vol. Kaporit =
= 3,62 lt/hr
15
Vol. Air
Vol bak
x 3,62
= 32,6 lt/hr
= Vol. Air + Vol Kaporit
= 32,6 lt/hr + 3,62 lt/hr
= 36,22 lt/hr
Debit larutan =
= 0,42 ml/s
3) Q= 23 lt/s
Dosis Kaporit
Kebutuhan
=Q
= 2,6 mg/lt
DK
x 3,97 lt/h
= 35,73 lt/h
Volume Bak
Debit Larutan
=
= 0,46 ml/s
4) Q= 25 lt/s
Dosis Kaporit
=
=
= 2,6 mg/lt
16
Kebutuhan
=Q
DK
x 4,32 lt/h
= 38,88 lt/h
Volume Bak
Debit Larutan
=
= 0,5 ml/s
2. Bahan Koagulasi
a. Masing-masing proses flash mixer injection dari tangki pembunuh (1 bak)
b. Volume bak pembubuh 1bahan koagulant : 9 bagian air
c. Proses pembubuhan dilakukan setiap proses flash mixer berlangsung
d. Q masing-masing =
1) 19 lt/s
2) 21 lt/s
3) 23 lt/s
4) 25 lt/s
e. Dosis tawas optimum (tergantung uji yartest laboratorium)
1) 70 mg/lt
2) 70 mg/lt
3) 70 mg/lt
4) 70 mg/lt
f. Bahan yang digunakan tawas (( Al2 (SO4 )3 18 H2O)) Kadar 50%
g. Temperatur air baku 240 C V = 0,9161 . 10-2 gr/cm.s
h. Density tawas 1,05 kg/lt
i. Perhitungan
1) Q = 19 lt/s
17
x volum tawas
= 9 x 182,4 lt / hari
= 1641,6 lt/hr
Volume tangki = volum air + volum tawas
= 1641,6 lt/hr + 182,4 lt/hr
= 1824 lt/hr
Debit Larutan =
= 21 ml/s
2)
Q= 21 lt/s
x 241,92 lt/hr
= 9 x 241,92 lt / hari
= 2177,28 lt/hr
Volume tangki = volum tawas + volum air
= 241,92 + 2177,28 lt /hari
= 2419,2 lt/hr
Debit larutan =
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014
18
= 28 ml/s
3) Q= 23 lt/s
= 139,104 kg/hr
W
=
= 278,208 kg/hr
Volum tawas =
Volume air
= 264,96 lt/hr
x 264,96 lt/hr
= 9x 264,96 lt/hr
= 2384,64 lt/hr
Volume tangki = volum air + volum tawas
= 2384,64 lt/hr + 264,96 lt/hr
= 2649,6 lt/h
Debit
=
= 30,7 ml/s
4) Q = 25 lt/s
= 151,2 kg/hr
W
=
= 302,4 kg/hr
Volue tawas
Volume air
= 288 lt/h
lt/h
= 2592 lt/h
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014
19
20