Anda di halaman 1dari 20

MATERI UJI KOPETENSI :

PENGUKURAN DEBIT MATA KULIAH PAPLC.


I. Pendahuluan
Materi uji kopetensi pengukuran debit dari mata kuliah penyediaan air bersih
dan pengelolaan limbah cair (PAPLC) meliputi :
a. Pengukuran debit saluran terbuka : Trianguler Weir, Regtanguler Weir, Cipolity
Weir, Gelas ukur, Selokan atau Sungai dan Manning
b. Pengukuran debit saluran tertutup : Poullisoulli, Darcy Weisbactis, Pressure
Swich dan Hanzen William.
c. Pengukuran debit pengolahan air : Pengukuran debit pembubuhan desinfektan,
koagulant, flas mixing.
Pengukuran Debit air merupakan cara untuk memperkirakan banyaknya air
dalam waktu tertentu dengan satuan (m3/secon atau liter per detik) untuk kepentingan
tertentu.
II. SALURAN TERBUKA
2.1 Pendahuluan
Saluran terbuka memiliki Prinsip Dasar yaitu saluran yang mempunyai
muka air bebas dimana tekanan pada permukaan sama dengan tekanan atmosfer.
Aliran saluran terbuka diklasifikasikan berdasarkan perubahan kedalaman aliran
terhadap fungsi ruang dan waktu.
Analisa aliran melalui saluran terbuka sangat sulit daripada aliran
melalui pipa. Didalam pipa yang digunakan tampang lintang aliran tetap dan
tergantung pada dimensi pipa. Demikian juga kekerasan dinding pipa seragam
sepanjang pipa. Pada saluran terbuka variable aliran sangat tidak teratur baik
terhadap ruang maupun waktu. Variable tersebut tampang lintang saluran,
kekerasan, kemiringan dasar, belokan debit air / aliran dan sebagainya. Dengan
adanya ketidakaturan tersebut dapat mengakibatkan analisis aliran air sangatlah
sulit untuk diselesaikan secara analisis tetapi dapat dengan mudah dengan metode
empiris.
Saluran irigasi, drainasi, serta saluran pembawa pembangkit listrik
tenaga air yang merupakan saluran buatan, karakteristik, aliran di sepanjang
saluran pipa adalah seragam. Analisis aliran lebih baik sederhana daripada aliran
melalui saluran alam. Teori aliran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan dengan teliti.
1. Klasifikasi berdasarkan fungsi ruang dapat dibagi menjadi :
a. Aliran Seragam (Uniform Flow)
Apabila kedalaman aliran pada setiap penampang saluran adalah sama.
b. Aliran Tidak Seragam (Non Uniform Flow)
Apabila kedalaman aliran berubah sepanjang saluran perubahan
kedalaman terjadi secara perlahan-lahan (gradually varned flow) atau
dapat berubah secara cepat pada jarak memanjang yang relatif pendek
(rapidly varied flow).
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

2. Klasifikasi berdasarkan fungsi waktu dapat dibagi menjadi :


a. Aliran Permanen (Steady Flow)
Apabila kedalaman aliran tidak berubah atau konstan sepanjang waktu
tertentu.
b. Aliran Tidak Permanen (Unsteady Flow)
Apabila kedalaman berubah sepanjang waktu tertentu.
2.2 Bentuk-Bentuk Penampang Saluran Terbuka
Adapun berbagai bentuk variasi saluran terbuka yang sesuai dengan
fungsi masing-masing. Menurut praktek yang kami lakukan saluran terbuka
tersebut ada 3 yaitu :
1. Bentuk Penampang Segitiga

Fungsinya

: Biasanya banyak dipergunakan pada debit kecil dihalaman


rumah.

2. Bentuk Trapesium

Fungsinya

: Digunakan untuk mengalir air hujan. Tidak memerlukan


pasangan batu bata. Apabila batu bata digunakan untuk
mengetahui kedalaman tanah terhadap kecepatan aliran
menimbulkan erosi atau pada tempat pertemuan. Besarnya
talut tergantung keadaan tanah setempat.
3. Bentuk Segi Empat

Fungsinya

: Saluran terbuka berukuran kecil digunakan biasanya di


pekarangan rumah. Sedangkan yang berukuran besar untuk
saluran air hujan di tepi jalan dengan konstruksi pasangan
batu bata. Kadang-kadang bagian atas diberi tutup.

Adapun contoh saluran terbuka lainnya yang kami ketahui menurut buku
paduan fisika lingkungan yaitu :

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

1. Penampang setengah lingkaran

Fungsinya

: Biasanya dipergunakan
pekarangan rumah.

di

tepi

bangunan

rumah

2. Penampang kombinasi antara bentuk persegi dan ditengahnya berbentuk


segitiga.

Fungsinya

: Bentuk segi empat untuk aliran dengan debit bebas dan yang
berbentuk segitiga untuk aliran dengan debit kecil.
Pemakaian penampang jenis ini dimaksudkan agar debit
kecil alirannya hanya pada saluran segitiga, untuk menjaga
kecepatan tetap, dimana pasir / lumpur masih dapat
dihanyutkan.

3. Penampang kombinasi antara bentuk persegi dan tengahnya setengah


lingkaran.

Fungsinya

: Bentuk segi empat untuk aliran dengan debit bebas dan yang
berbentuk segitiga untuk aliran dengan debit kecil.
Pemakaian penampang jenis ini dimaksudkan agar debit
kecil alirannya hanya pada saluran segitiga, untuk menjaga
kecepatan tetap, dimana pasir / lumpur masih dapat
dihanyutkan

4. Penampang kombinasi antara bentuk trapesium dan tengahnya berbentuk


segitiga.

Fungsinya

: Biasanya terdapat pada saluran air hujan yang mempunyai


fluktuasi debit besar dan membawa erosi tanah / pasir tetapi
space tanah mencukupi.

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

5. Penampang kombinasi antara bentuk trapesium ditengahnya berbentuk


setengah lingkaran.

Fungsinya

: Biasanya terdapat pada saluran air hujan yang mempunyai


fluktuasi debit besar dan membawa erosi tanah / pasir tetapi
space tanah mencukupi.

6. Penampang Lingkaran

Fungsinya : Untuk saluran air minum atau air buangan.


Keterangan : Alirannya ada yang penuh air (bertekanan) ada pula yang
tidak penuh.
7. Penampang Bulat Telur

Fungsinya

: Biasanya digunakan pada fluktuasi debit yang besar,


sehingga debit kecil kedalaman air masih dapat mencapai
kedalaman tertentu yang diperlukan.

8. Penampang Tapal Kuda


Fungsinya

: Biasanya untuk mengalirkan air hujan / air bekas yang


dibutuhkan besar.

9. Penampang Tapal
Fungsinya

: Biasanya untuk mengalirkan air hujan / air bekas yang


dibutuhkan besar tetapi mempunyai debit air dengan
fluktuasi besar-besar dan airnya banyak mengandung bahan
endapan lumpur / besar.

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

2.3 Weir Thomson / Triaguler Water


Untuk mengukur debit air dipergunakan sebagai alat ukur salah satunya
dengan menggunakan Weir Thomson.

1. Formula Weir Thomson


Q

8
cd
15

2g H

5/2

Keterangan : Q = debit air (m3/dt)


H = tinggi (m)
g
= gravitasi (m/s2)
cd = 0,6
2. Tata Cara Penggunaan Weir
- Alat dan Bahan
a. Stop watch
b. Air
c. Selang air
d. Penggaris
e. Weir Segitiga (Triagular Weir)
-

Prosedur Kerja
a. Menentukan tempat percobaan.
b. Menyiapkan alat dan bahan
c. Mengukur tinggi dan lebar mulut weir secara bergantian
d. Weir diisi air, setelah mencapai tinggi maksimum maka air tersebut
diukur kembali dibandingkan dengan keadaan normal.
e. Air dalam weir dibiarkan tetap mengalir
f. Setelah beberapa waktu kurang lebih 3 menit mengukur perubahan
ketinggian tersebut.
g. Ulangi kegiatan ini sebanyak kurang lebih 3 kali.
h. Catat hasil tiap-tiap pengukuran dan dimasukkan dalam formula yang
diinginkan.
Catatan : Tata cara penggunaan Weir diatas digunakan untuk semua Weir.

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

3. Contoh Hasil Pengukuran


Tinggi Triagular Weir = 7 cm
No. Waktu
1.
Mulai Luber
2.
Menit 1
3.
Menit 2
4.
Menit 3
5.
Menit 4
6.
Menit 5
7.
Menit 6
8.
Menit 7
9.
Menit 8
10. Menit 9
11. Menit 10
12. Menit 11
13. Menit 12
Rata-Rata

H. Sebelum H Sesudah
(cm)
(Cm)
7
7,2
7
7,5
7
7,8
7
7,9
7
8,1
7
8,3
7
8,5
7
8,7
7
8,8
7
9
7
9,1
7
9,4
7
9.6
7
8,45

H (cm)

Keterangan

0,2
0,5
0,8
0,9
1,1
1,3
1,5
1,7
1,8
2
2,1
2,4
2,6
1,45

Rata Rata ( H) = 1,45 cm = 0,0145 m


8
cd. 2g .H 5/2
15
8
.0,6. 2.10 .(0,0145)5 / 2
15
=

= 2,17 x 10-5 m3/dt


2.4 Weir Cipolieti
Setelah menggunakan Weir Thomson pengukuran debit air bisa juga
dilakukan dengan Weir Cipolieti.

Formula Weir Cipolieti


2

2/3
5/2
Q = cd 2g b.H H
15
3

Keterangan : Q
= Debit air (m3/dt)
g
= Gravitasi (m/s2)
b
= Lebar bibir Weir
H = Tinggi air (cm)
Cd = 0,6
Catatan
: Penggunaan Weir Cipolieti sama dengan penggunaan Weir
Thomson.

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

C. Tata Cara Penggunaan Weir


o Alat dan Bahan yang digunakan
a. Stopwatch atau Hp
b. Air
c. Penggaris

d. Cipolleti Weir
e. Alat Tulis

o Prosedur kerja
a. Menentukan tempat percobaan.
b. Menyiapkan alat dan bahan.
c. Mengukur tinggi dan lebar mulut Cipolleti Weir.
d. Weir diisi air, setelah mencukupi tinggi maksimum (luber) maka air
tersebut di ukur kembali ketinggiannya dibandingkan dengan keadaan
normal.
e. Air di dalam weir dibiarkan tetap mengalir.
f. Setelah beberapa waktu 5 menit mengukur kembali perubahan
ketinggian air tersebut.
g. Ulangi kegiatan ini sebanyak 10 kali.
h. Mencatat hasil tiap tiap pengukuran dan di masukkan ke dalam formula yang di
inginkan.

D. Contoh Hasil Pengukuran


Tinggi Cipolieti Weir = 6,5 cm

No.

Waktu

H. Sebelum
(cm)

H Sesudah
(Cm)

H (cm)

1.

Mulai Luber

6,5

6,6

0,1

2.

Menit 1

6,5

6,7

0,2

3.

Menit 2

6,5

6,8

0,3

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Menit 3
Menit 4
Menit 5
Menit 6
Menit 7
Menit 8
Menit 9
Menit 10
Menit 11
Menit 12

6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5

6,9
7,0
7,1
7,2
7,4
7,5
7,7
7,9
7,9
7,9

0,4
0,5
0,6
0,7
0,9
1
1,2
1,4
1,4
1,4

6,5

7,27

0,78

Rata-Rata

Q = cd
= 0,6

Keterangan

8 5/2
2
b.H 2/3
H
15
3

2
8

2 x 10 x 9,5 x 0,78 2/3


x 0,78 5/2
3
15

2g

=................ m3/dt
2.5 Weir Rectangular

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

Weir Rectanguler yaitu merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk menghitung debit air yang mengalir.

H
b
Formula Weir Cipolieti
Q=

2
cd 2g .b.H 3/2
3

Keterangan : Q
g
b
H
Cd

= Debit air (m3/dt)


= Gravitasi (m2/s)
= Lebar
= Tinggi
= 0,6

A. Tata Cara Penggunaan Weir


o Alat dan Bahan yang digunakan
a. Stopwatch atau Hp
b. Air
c. Penggaris

d. Rectanguler Weir
e. Alat Tulis

o Prosedur kerja
a. Menentukan tempat percobaan.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Mengukur tinggi dan lebar mulut Rectanguler Weir.
c. Weir diisi air, setelah mencukupi tinggi maksimum (luber) maka air
tersebut di ukur kembali ketinggiannya dibandingkan dengan keadaan
normal.
d. Air di dalam weir dibiarkan tetap mengalir.
e. Setelah beberapa waktu 5 menit mengukur kembali perubahan
ketinggian air tersebut.
f. Ulangi kegiatan ini sebanyak 10 kali.
g. Mencatat hasil tiap tiap pengukuran dan di masukkan ke dalam formula
yang di inginkan.
B. Contoh Hasil Pengukuran
Tinggi Rectanguler Weir = 7 cm
Lebar Rectanguler Weir = 10,7 cm = 0,107 m

No.

Waktu

H. Sebelum H Sesudah H
(cm)
(Cm)
(cm)

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

Keterangan

1.
Mulai Luber
2.
Menit 1
3.
Menit 2
4.
Menit 3
5.
Menit 4
6.
Menit 5
7.
Menit 6
8.
Menit 7
9.
Menit 8
10. Menit 9
11. Menit 10
12. Menit 11
13. Menit 12
Rata-Rata

7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7

7,2
7,3
7,4
7,5
7,7
7,7
7,8
7,8
7,8
7,9
7,9
7,9
8,0
6,546

0,2
0,3
0,4
0,5
0,7
0,7
0,8
0,8
0,8
0,9
0,9
0,9
1
0,61

2
cd 2g .b.H 3/2
3
2
x 0,6 2 x 10 x 10,7 x 0,613/2
=
3

Q=

= ........... m /s

III. SALURAN TERTUTUP


3.1 Pendahuluan
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran dan
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Fluida yang
dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas, dan tekanan bisa lebih besar
atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair dalam pipa tidak penuh
maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka. Karena punya permukaan
yang bebas, maka fluida yang dialirkan adalah zat cair. Tekanan dipermukaan zat
cair di sepanjang saluran terbuka adalah tekanan atmosfer.
A. Poulsoulli
Dalam perhitungan debit air yang mengalir dalam suatu pipa dan
dihitung dengan menggunakan formula Poulsoulli.
1. Formula Poulsoulli
Q

r 4 P1 P2
8 L

Keterangan :
Q = Debit air (m3/dt)
r = jari-jari pipa (cm)
P1 = Tekanan pada titik 1 (n/m2)
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

P2 = Tekanan pada titik 2 (n/m2)


= Viskositas / ketenangan (kg/m/dt)
L = panjang pipa (m)
2. Studi Kasus
Jarak Madiun ke Ponorogo 40 km. Tekanake di Madiun 2 KgF/cm. Dan di
sukomoro 1 KgF/cm. Diameter pipa 10 cm suhu air 240C. Spikositas 0,9161
gr/cm.s.
a. Berapa debit air yang mengalir ?
b. Jalur distribusi itu dapat dipakai berapa jiwa jika kebutuhan airnya
200/orang/hari ?
c. Berapa kemiringan jalur distribusi hv jika c = 100 ?
Penyelesaian :
Diketahui
: P1 = 1KgF/cm2
= 1 x 105 Kg/m.s2
P2 = 2 KgF/cm2
= 2 x 105 Kg/m.s2
L = 4 km = 4.000 m
d = 10 cm = 10x10-2 m (r = 5.10-2 m)
= 0,9161 gr/cm.s = 0,9161.10-3 Kg.m.s
P = P2 P1
= 2 x105 1 x105
= 1 x105 Kg/m.s2
Ditanyakan :
a. Berapa debit air yang mengalir ?
b. Jalur distribusi itu dapat dipakai berapa jiwa jika kebutuhan airnya
200/orang/hari ?
c. Berapa kemiringan jalur distribusi Hw jika c = 100 ?
Dijawab :
a. Q =

.r 4 .P
8L

3,14.(10 x10 -2 ) 4 .1.10 5.


-3
3
= 8.0,9161.10 .4.10

= 1,0711. m3/s
b. 1 hari = 1,0711 m3/s x 86400 hr
= 92544.103 l/hari
Jumlah orang = 92544.103 l/hari
200 lt/or/hr
= 462.722 orang

c.

Hanzen williem

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

dengan C = 100
10

Q = 0,2785.C.D2,65.S1/2
86,76= 0,2785.100. (0,6)2,65. S1/2
S2 =

86,78
0,2785.100(0,6) 2 , 65

S2 =

86,78
0,2785.100.0,258
= 40,17
7,19
2
S = 5,586
S = 5,586 2,36m
B. Hanzen Williams
Formula Hanzen Williams bisa dipakai secara luas untuk jaringan
perpipaan jarak jauh. Formula ini digunakan untuk menghitung kehilangan (Hf)
dan menghitung debit air.
1. Formula Hanzen Williams untuk Debit Air
Q = 0,2785 x C x D 2,63 x S 0,54
Keterangan :
Q = Debit air (m/s)
C = Kekerapan Pipa (lihat tabel)
D = Diameter (cm)
S = Kemiringan
2. Formula Hanzen Williams untuk kehilangan tekanan (Hf)

1,85

xL
Hf =
2,63
0,2785 x C x D

Keterangan :
Hf = Kehilangan Tekanan (m)
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit air (m2/s)
C = Kekerasan Pipa (lihat tabel)
D = Diameter Pipa (m)

3. Tabel Nilai Koefisien Aliran C


Jenis Pipa
C
- Pipa Baja Baru
140
- Pipa
baja
setelah 100
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

Jenis Pipa
- Pipa line semen
- Pipa lined aspal

C
140
140
11

digunakan 20 th
Pipa besi baru
130
Pipa
besi
setelah 100
digunakan 20 th

Pipa semen asbes


Pipa beton prastesed
Pipa plastik FRP

130
130
150

4. Studi Kasus
1. Hitunglah debit air dan kehilangan tekanan yang mengalir pada
sebuah pipa yang mempunyai diameter 5 dem (1 dem = 2,54 cm)
panjang distribusi 4 km kekerasan pipa tersebut 100 dan
kemiringan 15/100 m !
Diketahui : DA = 5 dem (5 x 2,54 cm)
= 12,7 cm
= 0,127 m
L = 4 km = 4000 m
C = 100
Ditanya

: a. Q .. ?
b. Hf .. ?

Jawab :
a.
Q = 0,2785 x C x D x S1/2
= 0,2785 x 100 x (0,127)2,63 x 0,15 1/2
= 0,0474 m3/s
b.

Hf =
2,63
0,2785 x C x D

1, 85

xL

1,85

0,0474
3
x
4.10
0,2785 x 100 x (0,127) 2,63

= 691,7 m
Darcy Weisbach
Pola aliran, dalam pipa yang dihubungkan ke pompa dalam batasan
tambahan sehingga Heat Loss gesekan bertambah sebanding dengan pangkat
dua kecepatan aliran.
Formula Darcy Weisbach adalah formula yang sering dipakai untuk pipa
pendek yang digunakan untuk menyambung pipa antara pompa dan suchour /
dischange chambers.
Formula dari Darcy Wesbactis : Hf = f x L x V 2
2g
1.
D
Keterangan :
Hf = Kehilangan tekanan (m)
Fr = Koefisien Gesekan (tabel)
L = Panjang pipa (m)
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

12

D = Diameter Pipa (cm)


V2 = Kecepatan (m/s)
g
= Gravitasi (10 m/s)
2. Tabel Catatan
Untuk pipa besi cor
Untuk pipa baja

= F : (0,02 H / 200 D) x 1,5


= F : (0,0144 + 915/100 V ) x 1,5

3. Studi Kasus
a.

Hitunglah kehilangan tekanan pada pipa yang berdiamater 10,16 cm


dengan panjang pipa 4000 m dan debit yang dialirkan sebesar 914.10-4
m3/s. Koefisien gesekan 0,02.
Diket : D = 10,16 cm = 0,1016 m
L = 4000 m
Q = 914.10-4 m3/s
fv = 0,02
Ditanya : Hf ?
Dijawab : Hf = fv x (

L
V2
)x (
)
2g
D
4000

= 0,02 ( 0,1016 ) x (

(11,2795) 2
)
2.10

= 39,37 m
V=

Q
A

= 1
4

x 3,14 x D 2
0,0914

= 1
4

x 3,14 x 0,1016 2

= 11,2795 m/s
Gelas Ukur
Menggunakan gelas ukur kita dapat mengetahui debit air yang mengalir dari aliran air.
Formula
: Q V
1.
t
Keterangan : Q = debit air (m3/dt)
V = volume air
t = waktu (t)
Study Kasus
2.
Suatu aliran air diukur dengan gelas ukur dengan volume 430ml.
Waktu
= 30 detik, berapakah debit air tersebut ?
Jawab :
Diket : V = 430ml
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

13

= 430.10-3 lt
= 30 s

V
t
430.10 -3
=
30

Jawab : Q

= 14,33 . 10-3 lt/s


= 14,33.10-6 m3/s
3. Contoh pengukuran
NAMA PENGUKUR

WAKTU ( S)

Sidiq Syaiful .M
Novinda Aji . H
Ade Indah . R
Firda Lutfi. P
Indri Widayani
Jufita Puspitasari
Lintang Andari
Kartika Damayanti
Meininda Nevi. C
Intan Dwi . D
Rizki Zanuarista
Rostiwi Yuliastuti
Ardhena Febrita. K.P
Rata-Rata
Q

VOLUME ( ml )

20 detik
40 detik
60 detik
75 detik
90 detik
100 detik
110 detik
120 detik
140 detik
165 detik
170 detik
175 detik
180 detik
111,15 detik

250
400
600
800
900
1050
1100
1200
1400
1650
2050
2200
2300
1114,38

Vr
tr

1114,38
111,15
10,026 ml/s

Jadi debit air yang mengalir pada sebuah aliran air dengan kecepatan dan
waktu rata-rata yang mewakili sebesar 10,026 ml/s.

3. Pengukuran Debit dalam pengolahan Air


1. Desinfeksi
a. Calsium hypochlorote (( Ca ( Ocl ) 4 H 2 O ))
b. Density 1200 s/d 1500 kg/ m 3 = 1,3 kg/lt
c. DPC
= 1 mg/lt.
d. Sisa clor = 0,3 mg/lt .
e. Q =
1) 19 lt/s
2) 21 lt/s
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

kadar 50 %.

14

3) 23 lt/s
4) 25 lt/s
f. Perhitungan :
1) Q= 19 lt/s

= 2,6 mg/l
Kebutuhan = Q x DK
= 19 x 2,6
= 49,4 mg/s

= 3,28 lt/hari

= 29,52 lt / hari
Volume bak = Volume Air + Volume Kaporit
= 29,52 + 3,28
= 32,80 lt/ hari

= 0,37 ml / s
2) Q= 21 lt/s
Dosis Kaporit ( DK ) =

= 2,6 mg/lt

Kebutuhan = Q x DK
= 21 lt/s x 2,6 mg/lt = 54,6 mg/s
Vol. Kaporit =

= 3,62 lt/hr

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

15

Vol. Air
Vol bak

x 3,62

= 32,6 lt/hr
= Vol. Air + Vol Kaporit
= 32,6 lt/hr + 3,62 lt/hr
= 36,22 lt/hr

Debit larutan =
= 0,42 ml/s
3) Q= 23 lt/s
Dosis Kaporit

Kebutuhan

=Q

= 2,6 mg/lt

DK

= 23 lt/s x 2,6 mg/lt


= 59,8 mg/s
Volume Kaporit =
= 3,97 lt/h
Volume Air

x 3,97 lt/h

= 35,73 lt/h
Volume Bak

= Vol. Air + Vol. Kaporit


= 35,73 lt/h + 3,97 lt/h
= 39,7 lt/h

Debit Larutan

=
= 0,46 ml/s

4) Q= 25 lt/s
Dosis Kaporit

=
=

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

= 2,6 mg/lt
16

Kebutuhan

=Q

DK

= 25 lt/s x 2,6 mg/lt


= 65 mg/s
Volume Kaporit =
= 4,32 lt/h
Volume Air

x 4,32 lt/h

= 38,88 lt/h
Volume Bak

= Vol. Air + Vol. Kaporit


= 38,88 lt/h + 4,32 lt/h
= 43,2 lt/h

Debit Larutan

=
= 0,5 ml/s

2. Bahan Koagulasi
a. Masing-masing proses flash mixer injection dari tangki pembunuh (1 bak)
b. Volume bak pembubuh 1bahan koagulant : 9 bagian air
c. Proses pembubuhan dilakukan setiap proses flash mixer berlangsung
d. Q masing-masing =
1) 19 lt/s
2) 21 lt/s
3) 23 lt/s
4) 25 lt/s
e. Dosis tawas optimum (tergantung uji yartest laboratorium)
1) 70 mg/lt
2) 70 mg/lt
3) 70 mg/lt
4) 70 mg/lt
f. Bahan yang digunakan tawas (( Al2 (SO4 )3 18 H2O)) Kadar 50%
g. Temperatur air baku 240 C V = 0,9161 . 10-2 gr/cm.s
h. Density tawas 1,05 kg/lt
i. Perhitungan
1) Q = 19 lt/s

= 114,912 kg/ hari


Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

17

= 229,82 Kg/ hari

= 182,4 lt/ hari


Volume air

x volum tawas

= 9 x 182,4 lt / hari
= 1641,6 lt/hr
Volume tangki = volum air + volum tawas
= 1641,6 lt/hr + 182,4 lt/hr
= 1824 lt/hr
Debit Larutan =
= 21 ml/s
2)

Q= 21 lt/s

= 127,008 kg/ hari

=254,016 Kg/ hari

= 241,92 lt/ hari


Volume air =

x 241,92 lt/hr

= 9 x 241,92 lt / hari
= 2177,28 lt/hr
Volume tangki = volum tawas + volum air
= 241,92 + 2177,28 lt /hari
= 2419,2 lt/hr
Debit larutan =
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

18

= 28 ml/s
3) Q= 23 lt/s

= 139,104 kg/hr
W

=
= 278,208 kg/hr

Volum tawas =

Volume air

= 264,96 lt/hr

x 264,96 lt/hr

= 9x 264,96 lt/hr
= 2384,64 lt/hr
Volume tangki = volum air + volum tawas
= 2384,64 lt/hr + 264,96 lt/hr
= 2649,6 lt/h
Debit

=
= 30,7 ml/s

4) Q = 25 lt/s

= 151,2 kg/hr
W

=
= 302,4 kg/hr

Volue tawas

Volume air

= 288 lt/h

lt/h

= 2592 lt/h
Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

19

Volume tangki = volum air + volum tawas


= 2592 lt/h + 288 lt/h = 2880 lt/h
3. Unit Flash Mixing
a.
Daya P =
1) 334,193 watt
2) 369,37 watt
3) 404, 54 watt
4) 439, 728 watt
b.
G = 800 per second
c.
Td = 30 s
d.
Suhu air 240C
e.
Dinamik Viscositas = 0,9161. 10 -2 gr/cm dt
f.
Densitas = 0,99823 gr/m3
g.
Penghitungan Debit air (lt/s):
1) P = 334,193 watt
P = G2 x Q x td x Dinamik Viscositas
334,193 watt = (800) 2 x 30 x Q x10-6 x 0,9161
Q = 19 lt/s
2) P = 369,37 watt
P = G2 x Q x td x Dinamik Vicositas
369,37 = (800) 2 x Q x 30 x 10-6 x 0,9161
Q = 21 lt/s
3) P = 404, 54 watt
P = G2 x Q x td x Dinamik Vicositas
404, 54 = (800) 2 x 30 x Q x 10-6 x 0,9161
Q = 23 lt/s
4) P = 439, 728 watt
P = G2 x Q x td x Dinamik Vicositas
439, 728 = (800) 2 x 30 x Q x 10-6 x 0,9161
Q = 25 lt/s

Bens/Uji kopetensi : debit air, 2014

20

Anda mungkin juga menyukai