23 NOVEMBER 2017
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
dr. Afifa Khairinnisa dr.
Eva Christina
dr. Fatimah Zahrah
dr. Indana Zulfa
dr. Kiki Mario
dr. Nadia Gina Anggraini
dr. Nissa Nurmuflihah
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2. Dasar Hukum..........................................................................................................2
1.3 Profil Perusahaan.....................................................................................................2
1.4 Alur Produksi...........................................................................................................5
1.5 Landasan Teori........................................................................................................6
KESEHATAN KERJA..................................................................................................8
GIZI KERJA................................................................................................................11
PENYAKIT AKIBAT KERJA....................................................................................12
NARKOBA DAN HIV-AIDS Narkoba......................................................................16
BAB II..........................................................................................................................20
PELAKSANAAN........................................................................................................20
2.1. Tanggal dan Waktu Pengamatan..........................................................................20
2.2 Lokasi Pengamatan................................................................................................20
BAB III........................................................................................................................21
HASIL PENGAMATAN.............................................................................................21
3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan...............................................................................21
3.2 Personil Kesehatan.................................................................................................21
3.3 Program Kesehatan................................................................................................22
3.4 Sarana P3K............................................................................................................23
3.5 Pemeriksaan Kesehatan.........................................................................................23
3.6 10 Besar Penyakit Pada Pelayanan Kesehatan......................................................24
3.7 Penyakit Akibat Kerja............................................................................................24
3.8 Pencegahan HIV AIDS dan Narkoba....................................................................24
3.9 Program Pemenuhan Gizi......................................................................................24
3.10 Kesesuaian Pekerja dengan Alat..........................................................................25
BAB IV........................................................................................................................27
PEMECAHAN MASALAH........................................................................................27
BAB V.........................................................................................................................43
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................43
BAB VI........................................................................................................................44
PENUTUP...................................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan
usaha demi tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
maka ada beberapa landasan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai
berikut :
Memasuki bidang usaha air minum dalam kemasan (“AMDK”) melalui akuisisi
merek Club Memperluas kegiatan usaha di bidang dairy melalui akuisisi merek
Milkuat.
Misi
• Senantiasa melakukan Inovasi, fokus pada kebutuhan Pelanggan,
menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi
3
Nilai
c. Jam Kerja
Waktu kerja :
Staff : Pukul 07.00 – 14.30
d. Asuransi
• BPJS Ketenagakerjaan
• BPJS kesehatan
e. Sertifikasi Perusahaan
• Cair
• Padat
• Udara
5
Gambar 1.1 Alur Proses Produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK
6
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
(1) Tekhnik
(2) Fisik
(3) Pengalaman psikis
(4) Anatomi,
Utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot
dan persendian;
(5) Anthropometri
(6) Sosiologi
(7) Fisiologi terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen
up take dan aktivitas otot;
7
SUPERVISI TENAGA KERJA
Semua pekerja secara kontinyu mendapat supervisi medis teratur.
Supervisi medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain:
KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja,
beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU
Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi
masyarakat pekerja dan masyarakat yang berada di lingkungan
perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang
membantu seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang
optimal, yaitu terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual dan
intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah terciptanya
perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan
dari promosi kesehatan adalah:
9
bersifat khusus. Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K dalam hal
proses produksi mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih atau
kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi.
Ruang P3K juga diatur standarnya, salah satunya meliputi lokasi yang
harus dekat dengan toilet/kamar mandi, jalan keluar, mudah dijangkau, dan
dekat dengan tempat parkir kendaraan.
10
GIZI KERJA
Gizi kerja adalah gizi/nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja
tambahan. Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu
rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha,
kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang
makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi
kerja yang kurang bagi pekerja adalah:
12
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat
hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International
Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut
Penyakit Akibat Kerja sebagai berikut:
13
Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan
memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya
dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik
ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut
berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan
tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi
penting untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan
kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat
kerja.
15
dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/pajanan
dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan
pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita
penyakit tersebut pada saat ini.
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang bersal dari tanaman atau bahan
tanaman, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran
dan hilangnya rasa.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun
sintesis, yang memiliki sifat proaktif melalui pengaruh selektif pda susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku. Psikotropika adalah obat yang dugunakan oleh dokter untuk
mengobati gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan undang-undang no. 5
tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokan ke dalam 4 golongan.
17
Golonga keempat adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contonya adalah
nitrazepan (mogadon, dumolid), diazepam, dan lain-lain.
3. Prekursor narkotika
Prekursor narkotika adalah zat atau bahn pemula atau bahan kimia yang
dapat digunakan dalam pembuatan narkotika
HIV/AIDS
Prinsip – prinsip kunci dari ILO tentang HIV/AIDS dan dunia kerja yang
berlaku bagi semua aspek pekerjaan dan semua tempat kerja, termasuk
sektor kesehatan: 1. Isu Tempat Kerja
HIV/ AIDS adalah isu tempat kerja, karena dia mempengaruhi angkatan
kerja, dan karena tempat kerja dapat memainkan peran vital dalam
membatasi penularan dan dampak epideminya.
2. Non Diskriminasi
Tidak ada diskriminasi terhadap pekerja berdasarkan status HIV yang
nyata atau dicurigai. 3. Kesetaraan gender
5. DialogSosial
18
Kebijakan dan program HIV/AIDS yang sukses membutuhkan kerjasama
dan saling percaya antara pengusaha, pekerja dan pemerintah 6. Tidak
boleh melakukan skrining untuk tujuan rekrutmen Tes HIV di tempat kerja
harus dilaksanakan secara sukarela dan rahasia, tidak boleh digunakan
untuk menskrining pelamar atau pekerja.
7. Kerahasiaan
Akses kepada data perseorangan, termasuk status HIV pekerja, harus
dibatasi oleh aturan dan kerahasiaan. 8. Melanjutkan hubungan
aapekerjaan
Pekerja dengan penyakit yang berkaitan dengan HIV harus dibolehkan
bekerja dalam kondisi yang sesuai selama dia mampu secara medik.
9. Pencegahan
Mitra sosial mempunyai posisi yang unik untuk mempromosikan upaya
pencegahan melalui informasi, pendidikan dan dukungan bagi perubahan
perilaku.
19
BAB II
PELAKSANAAN
20
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A) 1 Klinik kesehatan
Terdapat 1 klinik kesehatan dengan 3 orang dokter, 3 orang paramedis,
dan 1 orang bidan.
2. Program Preventif
a)Perusahaan mengharuskan dilakukannya Medical Check Up (MCU)
disaat menerima pegawai baru dan dilakukan secara berkala setiap
setahun sekali. Jika ditemukan kelainan dalam MCU berkala maka
dilakukan pemeriksaan khusus berupa audiometri dan spirometri pada
karyawan yang bekerja di sektor yang berisiko.
22
c) Program Kuratif
Perusahaan menyediakan poliklinik bagi karyawan yang ingin
memeriksakan kesehatan serta kerja sama dengan rumah sakit
rujukan terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Rumah sakit ini
berfungsi jika terjadi kecelakaan kerja dan poliklinik perusahaan tidak
dapat menangani. Para pekerja juga di berikan jaminan kesehatan
berupa BPJS kesehatan.
d)Program Rehabilitatif
Apabila terjadi kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja maka
karyawan tersebut akan diberikan kompensasi oleh perusahaan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
23
yang dilakukan dokter perusahaan secara khusus terhadap tenaga kerja
tertentu.
24
sekali. Tenaga kerja perlu membeli makanan di kantin karena pihak
perusahaan memberikan uang makan untuk pemenuhan gizi. Perusahaan juga
memberikan pemasukan dana pada pihak kantin agar harga makanan dan
minuman yang dijual kepada tenaga kerja menjadi lebih murah.
b. Cara Kerja
Hasil pengamatan mengenai cara kerja, tenaga kerja lebih banyak duduk
selama proses kerja.
c. Beban Kerja
Hasil pengamatan didapatkan, karyawan pabrik bekerja dari hari Senin
sampai Jumat dengan jam kerja:
25
Waktu kerja :
Staff : Pukul 08.00 – 16.00
Operator : Shift 1: pukul 08.00 – 16.00 WIB
Shift 2: pukul 16.00 – 00.00 WIB
d. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja karyawan office cukup luas sehingga karyawan dapat
bergerak leluasa dan efisien. Penempatan tempat duduk juga sudah
diatur dan sudah disediakan pendingin ruangan. Lingkungan kerja
karyawan pabrik dipenuhi dengan mesin pembuatan alumunium
sehingga menghasilkan kebisingan, debu dan berbau sehingga
diperlukan pemakaian APD selama bekerja di lingkungan kerja.
26
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Hasil Dampak yang Upaya perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
pengamatan dapat terjadi
1 Fasilitas Terdapat unit - Menyediaan 1 klinik Keputusan direktur Klinik perusahaan sudah
pelayanan pelayanan memiliki seorang dokter dan
dan 3 orang dokter, 3 jenderal
kesehatan kesehatan manager perusahaan yang
berupa klinik di orang paramedis, dan pembinaan bertanggung jawab dengan
lingkungan 1 bidan pengawasan fasilitas klinik kesehatan.
ketenagakerjaan
perusahaan yang
nomor kep.
dikepalai oleh
22/DJPPK/V/2008
seorang dokter
perusahaan.
Unit pelayanan
kesehatan
27
dengan dokter Pelayanan Menyediakan jumlah - Jadwal untuk dokter
jaga tersedia kesehatan dokter lebih dari satu, perusahaan sudah cukup
paramedis, dan bidan.
hanya saat jam terhadap tenaga maksimal karena terdapat 3
kerja kerja cukup baik tenaga dokter yang stand by
pada jam kerja dan on call
berlangsung,
paramedis stand diluar jam kerja. Paramedis
by diluar jam stand by setiap saat.
28
screening Pekerja dapat Keputusan direktur Dilakukan penyuluhan
kesehatan berkala tidak mengetahui kesehatan berkala bersamaan
jenderal
dilakukan 1 tahun risiko kesehatan dengan waktu screening
sekali dan lain yang pembinaan kesehatan.
melibatkan semua mungkin akan
tenaga kerja, didapatkan. (low pengawasan
namun tidak ada educated) ketenagakerjaan
penyuluhan
kesehatan. nomor kep.
22/DJPPK/V/2008
2 Program
Terdapat poster
Kesehatan
atau Pegawai sudah
mengetahui tata
pemberitahuan
cara evakuasi Usaha perusahaan untuk
mengenai tata jika ada bahaya melindungi pekerja dengan
PP No. 50 tahun
cara evakuasi jika
memberikan poster tata cara
2012 tentang
ada evakuasi sudah tersedia
penerapan Sistem
kecelakaan/baha
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(SMK3)
ya di lokasi kerja
29
Preventif :Dokter Dapat terjadi Sudah menyediakan Perusahaan udah memberikan
perusahaan APD sesuai dengan kebutuhan
kecelakaan APD yang lengkap di
melakukan pekerja di setiap sektor.
proses produksi mie
pemantauan kerja instant.
sewaktuwaktu di
lingkungan kerja
perusahaan
secara berkala.
Penggunaan
APD berjalan
dengan baik di
perusahaan.
untuk karyawan
yang berobat ke
poliklinik
Rehabilitatif:
Untuk pekerja
30
yang mengalami
cacat karena - - Peraturan Program rehabilitasi sudah
pekerjaan, berjalan dengan seharusnya
Pemerintah No.43
dilakukan
tahun 1998
pengobatan
berkala di tentang upaya
peningkatan
poliklinik dan
diupayakan agar kesejahteraan
dapat bekerja social penyandang
kembali di cacat
lingkungan
sebelumnya
31
3 Pencegahan Perusahaan Tingkat Belum ada PER. Menjadwalkan dan melakukan
kesadaran dan penyuluhan tentang narkoba
HIV, AIDS, belum 11/MEN/VI/2005
pengetahuan dan HIV secara berkala
dan narkoba tentang
mengadakan tenaga kerja
program rendah Pencegahan dan Menerapkan prosedur K3
Penanggulangan khusus untuk pencegahan dan
pencegahan HIV,
penanggulan HIV/AIDS
AIDS, dan Penyalahgunaan
narkoba dan Peredaran
Gelap Narkotika,
Psikotropika, dan
Zat Adiktif Lainnya
di Tempat Kerja
Kep. 68/MEN/2004
tentang
Pencegahan dan
penanggulangan
HIV/AIDS di
tempat kerja
32
4. Pemeriksaan Medical Check - - Peraturan Menteri Sudah sesuai dengan prosedur
Kesehatan Up dilakukan Tenaga Kerja Dan
pada awal
(Medical Transmigrasi No.
rekrutmen
Check Up) karyawan serta Per.02/MEN/1980
dilakukan berkala pasal 1 dan 2
setiap 1 tahun
dan datanya akan
disimpan oleh tim
dokter
perusahaan.
Medical Check
Up dilakukan oleh
RS yang bekerja
sama dengan
perusahaan PT.
Indofood CBP
Sukses Makmur,
Tbk.
Dari keterangan
33
Penyakit akibat - Peraturan Menteri Sudah dilakukan sesuai aturan
tenaga kerja,
kerja Tenaga Kerja Dan yang ada
terdapat
Transmigrasi No.
diusahakan
pemeriksaan
untuk dicegah Per.02/MEN/1980
Medical Check
sedini mungkin Pasal 3 dan 4
Up berkala
Terdapat program
spirometri,
pemeriksaanmata
, dll.
34
5. Sebagian besar Musculoskeletal Belum ada substitusi UU no.1 th 1970 ttg
kursi tidak dengan kursi yang keselamatan kerja
Disorder
memiliki memiliki sandaran Pengadaan alat kerja yang
dan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip
sandaran
ergonomi
menganggap posisi
meskipun jam
sudah ergonomis
kerja yang lama
dengan posisi
Kesesuaian yang statis
pekerja
Pekerja sulit
dinilai
35
mengangkat
Sudah pernah
barang dengan dilakukan penyuluhan
Sulit dinilai Permenakertrans
posisi yang bagaimana posisi
ergonomis yang ergonomis no.PER.03/MEN/1
dalam melakukan 982 ttg pelayanan
Sulit menilai
pekerjaan kesehatan kerja
pengetahuan
pekerja mengenai
postur kerja yang
ergois
36
6. Program Tidak disediakan Tenaga kerja Memberikan dana Surat Edaran Menyediakan makanan untuk
pemenuhan tidak dapat subsidi kepada kantin
makan untuk Menteri Tenaga tenaga kerja, uang makan
gizi tenaga dipastikan agar harga jual
tenaga kerja, mendapat Kerja dan tidak dimasukkan kedalam gaji
kerja, kantin makanan dan
uang makan asupan gizi
minuman yang dijual Transmigrasi No. karena tidak semua tenaga
atau ruang dimasukkan yang sesuai lebih murah
makan SE. 01/ Men/1979 kerja menggunakan uang
kedalam gaji dengan
tentang makan tersebut untuk
sehingga tenaga
Kebutuhannya
kerja membawa pengadaan kantin membeli makanan yang
atau membeli selama bekerja.
dan ruang makan. sesuai dengan kebutuhan gizi
makanan sendiri Hal ini dapat
untuk bekerja.
dan tidak menimbulkan
tersedianya berkurangnya
kantin atau ruang produktivitas
makan untuk tenaga kerja.
tenaga kerja.
37
Perlu disediakan ruang makan
atau kantin untuk makan agar
38
7. 10 Penyakit Dari data poliklinik Proses produksi Belum ada UU no.1 th 1970 ttg Program pelayanan kesehatan
tersering pada selama bulan dapat terganggu keselamatan kerja promotive dan preventif harus
perusahaan Januari hingga dan lebih diupayakan
Oktober 2017,
didapatkan produktivitas
beberapa penyakit
yang sering terjadi menurun bila
antara lain: ISPA, pekerja sering
Cephalgia/myalgia,
Alergi kulit, sakit
Gastritis, GE/Diare,
Avitaminosis,
Karies dentis,
Mata, KP dan lain-
lain
8 Dalam 5 tahun Data kurang dapat Belum Ada Permenakertrans Memulai rekap data dalam hal
di percaya dan PAK yang terjadi sehingga
terakhir pada No Per.
tindakan yang sesuai dapat
harus di lakukan
perusahaan PT 01/Men/1981 dilakukan sedini mungkin
wawancara tentang kewajiban
Indofood CBP
terhadap lapor penyakit
Sukses Makmur karyawan yang akibat kerja
TBK mengklaim bekerja di PT Keputusan menteri
bahwa tidak ada
Indofood CBP tenaga kerja
laporan
mengenai Sukses Makmur No.333 tahun 1989
tbk tentang diagnosis
Penyakit Akibat
39
pangan yang
minim akan
kecelakaan kerja
(berbeda dengan
pabrik semen atau
baja)
9 P3K Terdapat ruang - - Peraturan menteri Pada kunjungan kali ini,
tenaga kerja dan
P3K pada tiap peneliti tidak sempat
transmigrasi
departemen dan
di dalamnya Republik Indonesia mengakses unit P3K.
terdapat kotak Nomor: Diharapkan pada inspeksi
berikutnya lebih diperhatikan
P3K PER.15/MEN/VIII/ tentang syarat-syarat ruang
2008 tentang P3K dan juga jenis kotak P3K
yang ada
Pertolongan
40
Tidak ada personil Dapat terjadi Belum ada Pertama Pada Mengisi unit P3K dengan unit
kesalahan yang terlatih dan memiliki
P3K Kecelakaan Di
ataupun sertifikat pelatihan
khusus, hanya Tempat Kerja
kekeliruan dalam
dilakukan oleh
teman-teman memberikan
tenaga kerja pertolongan
setempat
pertama pada
kecelakaan kerja
10 Personil Terdapat fasilitas Belum ada • Peraturan Langkah yang diambil oleh
berupa klinik Dengan jadwal
kesehatan pihak perusahaan hendaklah
system oncall menteri tenaga
perusahaan yang membuat sistem jaga untuk
dokter jaga,
terdiri dari 3 dokter, dokter jaga selalu standby.
dikhawatirkan kerja nomor per
3 perawat dan 1
bidan. Satu hari bilamana terjadi 03/men/1982
kegawatdaruratan
kerja dibagi dalam tentang
pekerja pada saat
3 shift dimana per
ditempat kerja
shift nya dijalankan pelayanan
oleh seorang yang tidak bisa
ditangani oleh kesehatan kerja
perawat,
sedangkan dokter perawat, akan
jaga dalam menimbulkan
semingggu ancaman jiwa.
41
memiliki jadwal 3 • UU nomor 1
kali jadwal oncall tahun 1970
saja. tentang
keselamatan
kerja
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil walkthough survey yang kami lakukan, maka kesimpulan
yang dapat ditarik adalah :
- Ditinjau dari segi sarana P3K sudah tersedia disetiap divisi namun
belum ada penunjuk lokasi P3K yang mudah terlihat.
43
- Ditinjau dari segi 10 besar penyakit akibat kerja yang dialami,
angka kejadian ISPA dan cephalgia/myalgia cukup tinggi.
- Ditinjau dari segi penyakit akibat kerja yang dialami, belum ada
kecelakaan yang jelas diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Segala
keluhan yang dikeluhkan oleh pekerja bias dengan penyakit bukan
akibat kerja. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
keluhan yang terkait dengan kecelakaan kerja.
5.2 Saran
Dari hasil walkthrough survey yang kami lakukan, maka kami ajukan
beberapa saran yaitu :
BAB VI
PENUTUP
44
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah sebuah perusahaan
yang menjalankan usaha dalam bidang pangan dan mendapatkan akreditasi
untuk:
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Dari hasil walkthrough survey
yang kami laksanakan, perusahaan telah mengimplementasikan sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3), namun masih terdapat
sedikit kekurangan.
45