Anda di halaman 1dari 8

WALK THROUGH SURVEY PERUSAHAAN

PT KEONG NUSANTARA ABADI 23-29 JUNI 2019


KELOMPOK 3
KESELAMATAN KERJA

Disusun oleh:
dr. Christine Yohana Sianturi
dr. Dewangga Panji M.
dr. Edgar D. Sigarlaki
dr. Hambali Humam M.
dr. Intan Siti Hulaima
dr. Julia Simanjuntak
dr. M. Fajar As-Sidiq
dr. Restiko Maleo F.
dr. Uliana N. Melin
dr. Widya Manurung

PELATIHAN HIPERKES
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
PERIODE 23-29 JUNI 2019
LAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi
hal demikian.
Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan
apabila timbul kecelakaan kerja. Namun patut disayangkan tidak semua
perusahaan memahami arti pentingnya keselamatan kerja dan bagaimana
mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan.
Keselamatan kerja adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang
bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang
produksi khususnya. Pentingnya memahami arti keselamatan kerja dalam
bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta
untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah
potensi kerugian bagi perusahaan.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan
berkewajiban menjalankan prinsip K3 di lingkungan perusahaannya. Patut
diketahui pula bahwa ide tentang K3 sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu,
namun sampai kini masih ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami
korelasi K3 dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui
aturannya tersebut. Sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3 adalah
sesuatu yang mahal dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang
pekerja. Untuk menjawab itu kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang
telah ditetapkan pemerintah dalam undang-undang.
Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat 1
UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu:
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
 Memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
 Memberikan pertolongan pada kecelakaan
 Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerjaan
 Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik
maupun psikhis, peracunan, infeksi dan penularan
 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
 Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
 Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya
 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau batang;
 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Dari tujuan pemerintah tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa
dibuatnya aturan penyelenggaraan K3 pada hakikatnya adalah pembuatan
syarat-syarat keselamatan kerja sehingga potensi bahaya kecelakaan kerja
tersebut dapat dieliminir.
1.2 Dasar Hukum
Berbicara penerapan K3 dalam perusahaan tidak terlepas dengan landasan
hukum penerapan K3 itu sendiri. Landasan hukum yang dimaksud memberikan
pijakan yang jelas mengenai aturan apa dan bagaimana K3 itu harus
diterapkan. Adapun sumber hukum penerapan K3 adalah sebagai berikut:
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
3. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
4. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan
Kerja.
5. Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran
Kepesertaan, pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Semua produk perundang-undangan pada dasarnya mengatur
tentang kewajiban dan hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan Kerja untuk:
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
dan atau ahli keselamatan kerja;
 Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
 Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan;
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam
batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

1.3 Profil Perusahaan


Nama perusahaan : PT. Keong Nusantara Abadi
Bidang dan kegiatan usaha : Pengolahan Makanan dan Minuman
Alamat perusahaan : Jl. Raya Branti KM. 18 Desa Bumisari RK
II Natar, Lampung Selatan 35362, Indonesia
Tanggal pendirian : 1986

1.3.1 Sejarah Perusahaan


PT. Keong Nusantara Abadi didirikan pada tahun 1986. Awalnya,
perusahaan ini pertama kali memproduksi pengalengan bekicot yang
merupakan salah satu hama tanaman kopi, kacang kedelai, lada dan banyak
ditemukan disekitar lokasi para petani wilayah Lampung dan diluar Lampung.
Dalam perjalanannya pada tahun 1994, PT. Keong Nusantara Abadi
melakukan pengembangan usaha dengan memanfaatkan limbah air kelapa
yang diperoleh dari petani kopra di wilayah Lampung, yang kemudian diolah
menjadi Nata de Coco. Pengembangan usaha ini diikuti dengan memproduksi
produk-produk lain.
Pada tahun 1998, PT. Keong Nusantara Abadi kembali
mengembangkan usaha dengan memproduksi produk yang menggunakan
bahan baku lidah buaya (aloe vera) yang diperoleh dari lahan pertanian sendiri
yang bekerjasama dengan petani.
Kini PT. Keong Nusantara Abadi merupakan salah satu produsen
terbesar Nata de Coco di Indonesia, yang memiliki orientasi pasar eksport dan
berhasil memperoleh penghargaan diantaranya Primaniyarta pada tahun 1993
dan Nihil Kecelakaan Kerja pada tahun 2002. PT. Keong Nusantara Abadi juga
telah memiliki sertifikat ISO 9002 dan HACCP.

1.3.2 Visi Misi


1.3.2.1 Visi
Menjadi produsen permasaran makanan dan minuman
nomor satu di Indonesia.

1.3.2.2 Misi
Senantiasa berkomitmen pada kepuasan pelanggan dengan
memasok produk dengan kualitas tinggi, higienis, dan beraneka
rasa. Kami berkomitmen untuk selalu berusaha menghasilkan
produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di pasar
internasional, serta menjadi pemimpin industri. Dengan
demikian, Wong Coco Group bukan hanya sekedar perusahaan
berorientasi profit, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial
yang tinggi kepada masyarakat.

1.3.3 Produk Perusahaan


Berikut adalah produk yang diproduksi oleh PT. Keong Nusantara
Abadi, yaitu:
 Sari Kelapa (Nata de Coco)
 Bekicot (Snail)
 Es Bon-Bon
 Minuman Lidah Buaya (Aloe Vera)
 Jelly dan Konyaku
 Minuman Ice Coffe (dalam pengembangan)
 Kolang kaling
 Sop buah
 Minuman Cincau Hitam
 Juice Sirsak
 Jagung Manis (Sweet Corn) dan Jagung Muda (Baby Corn)

1.3.4 Asuransi
Asuransi perusahaan berasal dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.
1.3.5 Alur Produksi
Alur produksi Nata de Coco di PT Keong Nusantara Abadi adalah
sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai