KESELAMATAN KERJA
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
2
peningkatan berkelanjutan. Penentuan hazard (potensi bahaya) pada
perusahaan juga harus menjadi salah satu fokus karena menjadi faktor
risiko bagi tenaga kerja.
3
3. Sejarah dan Perkembangan
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. (“Perseroan”)
didirikan pada tahun 1988 dengan nama PT Bintang Kharisma,
dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada
tahun 1994, perseroan mencatatkan dan menjual sahamnya di
Bursa Efek Jakarta, dan menjadi PT Bintang Kharisma Tbk. Pada
tahun 1997, perseroan mengganti nama dari PT Bintang Kharisma
Tbk menjadi PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Perseroan ini
bergerak di industri alas kaki, meliputi produksi dan pemasaran
sepatu jenis sports/casual ke pasar lokal dan internasional. Pada
awal pendirian, perseroan ini memproduksi sepatu sport seluruhnya
dengan tujuan ekspor. Namun, pada tahun 2002, Reebok yang
merupakan pembeli utama perseroan melakukan relokasi usaha
yang berakibat terhentinya order. Seiring dengan terhentinya order
ekspor tersebut, Perseroan mulai merintis sebuah brand sepatu
untuk pasar dalam negeri dengan merk sendiri yaitu “TOMKINS”.
4. Kegiatan Usaha
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. memiliki kegiatan usaha
produksi sepatu merk “TOMKINS”, juga menerima order produksi
sepatu merk lain untuk keperluan ekspor, seperti Lonsdale, Dunlop,
Firetrap, dan lain-lain.
5. Jumlah Karyawan
Total karyawan di PT. Primarindo Asia Infrastructre berjumlah 800
orang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan kisaran usia 20-
55 tahun.
6. Jam Kerja Karyawan
PT. Primarindo Asia Infrastructre menerapkan jam kerja operator
dan jam kerja kantor yang masing-masing adalah 8 jam per hari.
7. Jaminan Asuransi Kesehatan
PT. Primarindo Asia Infrastructre bekerja sama dalam memberikan
jaminan kesihatan pada setiap karyawan yaitu BPJS kesehatan,
4
BPJS ketenagakerjaan, dan jaminan untuk tenaga kerja lainnya
yang diwajibkan oleh pemerintah.
8. P2K3
PT. Primarindo Asia Infrastructre telah memiliki menejemen P2K3
yang terstruktural disetiap departemen kerja dan dikepalai oleh
direktur utama.
5
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
menyatakan bahwa :
6
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan, dan penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan
yang berbahaya.
7
3. Pemeriksaan kesehatan berkala sekali dalam setahun
4. Pelatihan K3
5. Pemeliharaan peralatan dan fasilitas kerja
6. Pelaksanaan SOP
7. Pemasangan rambu-rambu peringatan
8. Audit/inspeksi.
8
BAB II
PELAKSANAAN
9
BAB III
HASIL PENGAMATAN
No
Nama Peralatan Pemeriksaan Berkala
.
Mesin universal
14 setiap minggu dan setiap tahun
press
10
B. BAHAN DAN PROSES KERJA
Bahan baku
Lem
Karet kulit sintetis
Tekstil kanvas dan kain
Emboss
Proses pembuatan
Upper
Sole
cutting pengepresan
Assembling
C. LANDASAN KERJA
ma
cementing 11
toe lasting side lasting heel lasting bo
insole board
ga
ga
Bangunan pabrik merupakan bangunan permanen terbuat dari batu
bata dan semen, lantai berkeramik, dengan atap berjarak tinggi
berkonstruksi baja atap dari alumunium. Terdapat akses pintu yang lebar
dan terbuka, ventilasi di beberapa ruangan ada namun terbatas. Terdapat men
men
sarana toilet, akses berjalan, meja administrasi, kotak P3K tersedia di
packing finishing stitching pressing
masing-masing bagian. Kebersihan dan kerapihan pabrik cukup terjaga.
an u
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. telah memiliki SOP di
masing-masing bagian proses pembuatan sepatu, SOP tersebut terdapat
di setiap tempat proses pembuatan sepatu dan mudah dilihat dan dibaca
oleh para karyawan. SOP tersebut harus dilaksanakan oleh setiap
pekerja dan diawasi oleh supervisor.
D. SOP KERJA
12
2. Kneader rolling
Proses pencampuran kimia dalam 1 formula menjadi bahan
setengah jadi
3. Press out sole
Proses pengepresan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi (out
sole dan EVA)
4. Stock fit
Proses penempelan bagian out sole dan mid sole
Setelah terbentuk bagian upper dan bottom tahap selanjutnya adalah
assembling yaitu proses perakitan antara upper dan bottom melalui
proses lasting, buffing, dan cementing, bonding, press dan finishing
(cleaning, labeling, dan packing). Selesai produksi produk sepatu dicek
quality control. Sepatu yang lolos pengecekan quality control dikumpulkan
di Gudang penyetokan sepatu untuk kemudian didistribusikan ke toko-
toko.
E. INSTALASI LISTRIK
13
F. PRASARANA KERJA LAIN
Pengamatan Standar
14
G. KONSTRUKSI TEMPAT KERJA
15
powder dan semua APAR sudah per 04/MEN/1980.
dicek ulang kadaluarsanya.
Selain APAR terdapat alat
pemadam api lainnya yaitu
HYDRANT 1 unit, dan oleh tim
perusahaan dilakukan
pengecekan sekitar 6 bulan atau
setahun sekali.
16
menggunakan sesuai dengan
helm. risiko kerja tertimpa
benda berat.
17
Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi
Terdapat 1 sistem alarm kebakaran Terdapat di semua
di setiap ruangan yang terletak di ruangan, dan juga
Fire Alarm
dekat pintu. Posisi alarm gampang terdapat di luar ruangan,
dijangkau dan gampang ditemukan. di setiap lorong
18
Kejadian Pengamatan Standart
Kecelakaan Kerja
Angka kejadian Menurut PT. Primarindo Asia PT. Primarindo Asia
kecelakaan kerja Infrastructure Tbk, angka Infrastructure Tbk
kejadian kecelakaan kerja seharusnya lebih
sangat minimal. Menurut memperhatikan keselamatan
mereka, kecelakaan kerja yang kerja tenaga kerjanya
pernah terjadi yaitu luka potong dengan menerapkan budaya
serta amputasi dan luka tusuk di K3 di perusahaannya serta
bagian cutting dan sewing. Kami melakukan pengawasan dan
tidak mendapatkan data yang pembinaan terhadap
menggambarkan angka kejadian penerapan keselamatan
kecelakaan perusahaan kerja. Promosi kesehatan
tersebut. Tidak terdapat seperti apa itu APD,
spanduk dan poster tentang pentingnya APD, cara
keselamatan kerja dan pemakaiannya, dan
peraturan tentang penggunaan dilakukan evaluasi.
alat pelindung diri di setiap Kecelakaan kerja yang
bidang perusahaan. Dalam terjadi dalam tempat kerja
penggunaan alat pelindung diri wajib dilaporkan oleh
masih banyak pegawai yang pengurus kepada pejabat
belum menggunakannya, yang ditunjuk oleh menteri
sehingga risiko terjadinya tenaga kerja.
kecelakaan kerja di perusahaan
tersebut cukup besar.
19
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
20
utama kurang. Ada dan Kesehatan Kerja lebih baik lagi.
beberapa lampu Lingkungan Kerja
yang mati tetapi Pasal 16
menurut pekerja
biasanya
pemeliharaan lampu
seminggu sekali.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu
usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan
dari risiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk Indonesia sudah menjalankan
program K3 dengan cukup baik, memenuhi standar, dan memiliki
angka kejadian yang kecil. Namun, masih ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki:
B. SARAN
22
1. Mensosialisasikan penggunaan ear muff, masker, sarung
tangan, dan bahaya yang terjadi untuk jangka panjang jika
pegawai tidak menggunakan APD.
2. Diadakan briefing untuk mengecek kelengkapan APD
sebelum memulai kerja di setiap shift.
3. Meningkatkan supervise pengawasan keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Penambahan exhaust dan ventilasi di ruangan dengan
sirkulasi udara yang tidak cukup, sehingga ruangan tidak
terasa panas dan ruangan dengan bau yang kuat dari bahan
– bahan berbau menyengat.
5. Kebersihan langit-langit ruangan sampai lantai tempat kerja
lebih diperhatikan lagi.
BAB VI
PENUTUP
23
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu
upaya dan usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan
dari risiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental, maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu
berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tapi juga mental, psikologis
dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu
unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah
sangat banyak berbagai peraturan-perundang undangan yang
dibuat untuk mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur masalah kesehatan
dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak factor di lapangan
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang
disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak
pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan system menejemen
kesehetan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu
melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para
pekerja, tapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan
dan produktivitas nasional.
24
LAMPIRAN
25