23 NOVEMBER 2017
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
dr. Afifa Khairinnisa
dr. Eva Christina
dr. Fatimah Zahrah
dr. Indana Zulfa
dr. Kiki Mario
dr. Nadia Gina Anggraini
dr. Nissa Nurmuflihah
PENDAHULUAN
1
1.2. Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan
usaha demi tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
maka ada beberapa landasan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai
berikut :
1. UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
2. UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan.
3. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan.
4. UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja.
5. Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja.
6. Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja.
7. Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
8. Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan
penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat
kerja.
9. Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan hiperkes
bagi dokter perusahaan.
10. Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan hiperkes
bagi paramedic perusahaan.
11. Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dalam penyelanggaraan keselamatan kerja.
12. Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan
kerja.
13. SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan
ruang makan.
14. SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja.
15. Permenakertrans No.Per 05/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama
pada kecelakaan di tempat kerja.
2
1.3 Profil Perusahaan
• Identitas Perusahaan
o Nama : PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK
o Sektor usaha : Produksi Mie Instan
o Alamat : Jl. Kp. Jarakosta Desa Sukadanau RT 005/02 No. 1
Cibitung Bekasi
Misi
• Senantiasa melakukan Inovasi, fokus pada kebutuhan Pelanggan,
menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi
• Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan
• Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan
teknologi kami
3
• Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan
secara berkelanjutan
• Meningkatkan stakeholder's value secara berkesinambungan
Nilai
c. Jam Kerja
Waktu kerja :
Staff : Pukul 07.00 – 14.30
d. Asuransi
• BPJS Ketenagakerjaan
• BPJS kesehatan
e. Sertifikasi Perusahaan
4
• Quality Assurance (IQC, PQC, OQC)
• Good Manufacturing Practices (GMP)
• Cara bekerja di Lab yang baik
• Manajemen Hama Terpadu
• 5S (Housekeeping)
- SNI ISO 9001:2008 certified byLsPro Ministry of Industry RI
Sistem Manajemen Keamanan Pangan
- ISO 22000:2005 certified by SGS:
o HACCP Table Plan
o CCP Monitoring and Maintain
o Standar Operasional Prosedur Sanitasi
5
1.4 Alur Produksi
Gambar 1.1 Alur Proses Produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK
6
meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit
akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja; (2) meningkatkan
kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama
sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan
sistem kebersamaan dalam tempat kerja; dan (3) berkontribusi di dalam
keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi,
dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan
efisiensi sistem manusia-mesin.
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka
kesakitan akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan
dan kompensasi berkurang, stress akibat kerja berkurang, produktivitas
membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena bebas dari
gangguan cidera, kepuasan kerja meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
(1) Tekhnik
(2) Fisik
(3) Pengalaman psikis
(4) Anatomi,
Utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot
dan persendian;
(5) Anthropometri
(6) Sosiologi
(7) Fisiologi terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen
up take dan aktivitas otot;
(8) Disain; dan sebagainya.
7
b. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan
posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya.
Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
c. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak
digunakan daripada kata-kata.
d. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan
kepala, bahu, tangan, punggung, dan lain-lain. Beban yang terlalu
berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot,
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja,
beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU
Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial
bagi masyarakat pekerja dan masyarakat yang berada di lingkungan
perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
8
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang
membantu seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan
yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi,
spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah
terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang
tinggi. Tujuan dari promosi kesehatan adalah:
▪ Mengembangkan perilaku kerja sehat
▪ Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
▪ Menurunkan angka absensi sakit
▪ Meningkatkan produktivitas kerja
▪ Menurunnya biaya kesehatan
▪ Meningkatnya semangat kerja
10
GIZI KERJA
Gizi kerja adalah gizi/nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja
tambahan. Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu
rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha,
kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang
makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi
kerja yang kurang bagi pekerja adalah:
▪ Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
▪ Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
▪ Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
▪ Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
11
▪ Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
▪ Pekerja tidak teliti
▪ Efisiensi dan produktivitas kerja berkurang
12
Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut
Penyakit Akibat Kerja sebagai berikut:
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada
umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan adalah penyakit
yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan
memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks
Penyebab beberapa penyakit tersebut timbul karena suatu
faktor, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja,
lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin
disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat
dikelompokkan dalam 5 golongan:
- Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan
yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
- Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses
kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk
debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
- Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur
- Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat
kerja dan cara kerja
- Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.
16
Narkoba memiliki berbagai jenis diantaranya narkotika, psikotropika,
dan bahan aditif lainnya.
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang bersal dari tanaman atau bahan
tanaman, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran dan hilangnya rasa.
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat.
Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual
(kebiasaan), ketiga sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai
narkotika tidak dapat lepas dari cengkramannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun
sintesis, yang memiliki sifat proaktif melalui pengaruh selektif pda susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku. Psikotropika adalah obat yang dugunakan oleh dokter untuk
mengobati gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan undang-undang no. 5
tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokan ke dalam 4 golongan.
Golongan petama adalah psikotropika dengan daya aditif yang sangat
kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang di teliti
khasiatnya. Contoh adalah Ekstasi.
Golongan kedua adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin,
metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.
Golongan ketiga adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumbal,
buprenorsina, flenitrazepam, dan sebagainya.
Golonga keempat adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contonya adalah
nitrazepan (mogadon, dumolid), diazepam, dan lain-lain.
3. Prekursor narkotika
Prekursor narkotika adalah zat atau bahn pemula atau bahan kimia
yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika
17
4. Bahan adiktif lainnya
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat yang dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya rokok, kelompok alkohol dan minuman lain
yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan, dan thinner dan zat-zat
lainnya.
HIV/AIDS
Prinsip – prinsip kunci dari ILO tentang HIV/AIDS dan dunia kerja yang
berlaku bagi semua aspek pekerjaan dan semua tempat kerja, termasuk
sektor kesehatan:
1. Isu Tempat Kerja
HIV/ AIDS adalah isu tempat kerja, karena dia mempengaruhi
angkatan kerja, dan karena tempat kerja dapat memainkan peran vital
dalam membatasi penularan dan dampak epideminya.
2. Non Diskriminasi
Tidak ada diskriminasi terhadap pekerja berdasarkan status HIV yang
nyata atau dicurigai.
3. Kesetaraan gender
Hubungan gender yang lebih setara dan pemberdayaan wanita adalah
penting untuk mencegah penularan HIV dan membantu masyarakat
mengelola dampaknya
4. Lingkungan kerja yang sehat
Tempat kerja harus meminimalkan risiko pekerjaan, dan disesuaikan
dengan kesehatan dan kemampuan pekerja.
5. DialogSosial
Kebijakan dan program HIV/AIDS yang sukses membutuhkan
kerjasama dan saling percaya antara pengusaha, pekerja dan pemerintah
6. Tidak boleh melakukan skrining untuk tujuan rekrutmen Tes HIV di
tempat kerja harus dilaksanakan secara sukarela dan rahasia, tidak boleh
digunakan untuk menskrining pelamar atau pekerja.
7. Kerahasiaan
Akses kepada data perseorangan, termasuk status HIV pekerja, harus
dibatasi oleh aturan dan kerahasiaan.
8. Melanjutkan hubungan aapekerjaan
18
Pekerja dengan penyakit yang berkaitan dengan HIV harus dibolehkan
bekerja dalam kondisi yang sesuai selama dia mampu secara medik.
9. Pencegahan
Mitra sosial mempunyai posisi yang unik untuk mempromosikan upaya
pencegahan melalui informasi, pendidikan dan dukungan bagi perubahan
perilaku.
10. Kepedulian dan dukungan
Pekerja berhak mendapat pelayanan kesehatan yang terjangkau.
19
BAB II
PELAKSANAAN
20
BAB III
HASIL PENGAMATAN
21
praktek. Apabila di luar jam praktek, pasien akibat kecelakaan kerja dapat
di bawa ke RS Mitra Keluarga Cikarang.
2. Program Preventif
a) Perusahaan mengharuskan dilakukannya Medical Check Up
(MCU) disaat menerima pegawai baru dan dilakukan secara berkala
setiap setahun sekali. Jika ditemukan kelainan dalam MCU berkala
maka dilakukan pemeriksaan khusus berupa audiometri dan
spirometri pada karyawan yang bekerja di sektor yang berisiko.
b) Perusahaan melakukan program preventif dengan menyediakan
kantin dengan gizi cukup untuk para pekerja dan sarana olahraga
22
seperti lapangan olahraga (futsal dan basket) yang ada di dalam
lingkungan perusahaan.
c) Program Kuratif
Perusahaan menyediakan poliklinik bagi karyawan yang ingin
memeriksakan kesehatan serta kerja sama dengan rumah sakit
rujukan terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Rumah sakit ini
berfungsi jika terjadi kecelakaan kerja dan poliklinik perusahaan
tidak dapat menangani. Para pekerja juga di berikan jaminan
kesehatan berupa BPJS kesehatan.
d) Program Rehabilitatif
Apabila terjadi kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja maka
karyawan tersebut akan diberikan kompensasi oleh perusahaan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
23
dianggap perlu sesuai dengan jenis pekerjaan. Pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan dokter perusahaan secara khusus terhadap tenaga kerja
tertentu.
24
menyediakan koperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja
dirumah.
c. Beban Kerja
Hasil pengamatan didapatkan, karyawan pabrik bekerja dari hari Senin
sampai Jumat dengan jam kerja:
Waktu kerja :
Staff : Pukul 08.00 – 16.00
Operator : Shift 1: pukul 08.00 – 16.00 WIB
Shift 2: pukul 16.00 – 00.00 WIB
Shift 3: pukul 00.00 – 08.00 WIB
“Penerapan jadwal 3 shift dilakukan bila perusahaan sedang
menerima banyak order”
25
d. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja karyawan office cukup luas sehingga
karyawan dapat bergerak leluasa dan efisien. Penempatan tempat
duduk juga sudah diatur dan sudah disediakan pendingin ruangan.
Lingkungan kerja karyawan pabrik dipenuhi dengan mesin pembuatan
alumunium sehingga menghasilkan kebisingan, debu dan berbau
sehingga diperlukan pemakaian APD selama bekerja di lingkungan
kerja.
26
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Hasil Dampak yang Upaya perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
pengamatan dapat terjadi
Terdapat unit
pelayanan Keputusan direktur
kesehatan Menyediaan 1 klinik jenderal Klinik perusahaan sudah
Fasilitas berupa klinik di pembinaan memiliki seorang dokter dan
dan 3 orang dokter, 3
1 pelayanan lingkungan - pengawasan manager perusahaan yang
orang paramedis, dan
kesehatan perusahaan yang ketenagakerjaan bertanggung jawab dengan
1 bidan
dikepalai oleh nomor kep. fasilitas klinik kesehatan.
seorang dokter 22/DJPPK/V/2008
perusahaan.
27
Unit pelayanan
kesehatan
dengan dokter Jadwal untuk dokter
jaga tersedia Pelayanan Menyediakan jumlah perusahaan sudah cukup
hanya saat jam maksimal karena terdapat 3
kesehatan dokter lebih dari satu,
kerja - tenaga dokter yang stand by
terhadap tenaga paramedis, dan
berlangsung, pada jam kerja dan on call
kerja cukup baik bidan.
paramedis stand diluar jam kerja. Paramedis
by diluar jam stand by setiap saat.
kerja dna dokter
on call
- UU no 24 tahun
Tenaga kerja 2011 tentang
terdaftar dalam BPJS Langkah yang diambil pihak
BPJS kesehatan - - - UU no 40 tahun
perusahaan sudah tepat
dan 2004 tentang
ketenagakerjaan sistem jaminan
sosial nasional
28
screening Pekerja dapat Keputusan direktur Dilakukan penyuluhan
kesehatan jenderal kesehatan berkala bersamaan
tidak
berkala dilakukan pembinaan dengan waktu screening
mengetahui
1 tahun sekali pengawasan kesehatan.
risiko kesehatan
dan melibatkan ketenagakerjaan
lain yang
semua tenaga nomor kep.
mungkin akan
kerja, namun 22/DJPPK/V/2008
didapatkan. (low
tidak ada
educated)
penyuluhan
2 kesehatan.
29
ya di lokasi kerja
APD berjalan
dengan baik di
perusahaan.
30
untuk karyawan
yang berobat ke
poliklinik
Rehabilitatif:
Untuk pekerja
yang mengalami
cacat karena Peraturan
pekerjaan, Pemerintah No.43
dilakukan tahun 1998
pengobatan tentang upaya Program rehabilitasi sudah
- - berjalan dengan seharusnya
berkala di peningkatan
poliklinik dan kesejahteraan
diupayakan agar social penyandang
dapat bekerja cacat
kembali di
lingkungan
sebelumnya
31
PER.
11/MEN/VI/2005
tentang
Pencegahan dan
Penanggulangan
Perusahaan Penyalahgunaan Menjadwalkan dan melakukan
dan Peredaran
belum Tingkat penyuluhan tentang narkoba
Gelap Narkotika,
Pencegahan mengadakan kesadaran dan dan HIV secara berkala
Psikotropika, dan
3 HIV, AIDS, program pengetahuan Belum ada
Zat Adiktif Lainnya
dan narkoba pencegahan HIV, tenaga kerja Menerapkan prosedur K3
di Tempat Kerja
AIDS, dan rendah khusus untuk pencegahan dan
narkoba Kep. 68/MEN/2004 penanggulan HIV/AIDS
tentang
Pencegahan dan
penanggulangan
HIV/AIDS di
tempat kerja
32
Medical Check
Up dilakukan
pada awal
rekrutmen
karyawan serta
dilakukan berkala
setiap 1 tahun
dan datanya akan
disimpan oleh tim Peraturan Menteri
Pemeriksaan dokter Tenaga Kerja Dan
Kesehatan perusahaan. Sudah sesuai dengan
4. - - Transmigrasi No.
(Medical prosedur
Medical Check Per.02/MEN/1980
Check Up) Up dilakukan oleh pasal 1 dan 2
RS yang bekerja
sama dengan
perusahaan PT.
Indofood CBP
Sukses Makmur,
Tbk.
33
Dari keterangan Peraturan Menteri
Penyakit akibat
tenaga kerja, Tenaga Kerja Dan
kerja
terdapat - Sudah dilakukan sesuai
diusahakan Transmigrasi No.
pemeriksaan aturan yang ada
untuk dicegah Per.02/MEN/1980
Medical Check Pasal 3 dan 4
sedini mungkin
Up berkala
Terdapat
program Peraturan Menteri
pemeriksaan Sudah disediakan program
Resiko PAK Tenaga Kerja Dan
kesehatan - pemeriksaan khusus bagi
cenderung Transmigrasi No.
khusus bagi karyawan yang berisiko
rendah Per.02/MEN/1980
karyawan, bagi : dengan penyakit terkait
audiometri, Pasal 5
spirometri,
pemeriksaanmata
, dll.
34
5. Sebagian besar
kursi tidak Belum ada substitusi UU no.1 th 1970
Pengadaan alat kerja yang
memiliki dengan kursi yang
ttg keselamatan sesuai dengan prinsip-prinsip
sandaran Musculoskeletal memiliki sandaran ergonomi
kerja
meskipun jam Disorder dan perusahaan
kerja yang lama menganggap posisi
dengan posisi sudah ergonomis
yang statis
35
Tinggi meja Belum ada substitusi
tempat bekerja Posisi yang dengan kursi yang PP no.50 th 2012
terlalu rendah ergonomis akan memiliki sandaran
ttg penerapan
pada pekerja membuat dan perusahaan
SMK3
dengan posisi pekerja nyaman menganggap posisi
berdiri sudah ergonomis
Pekerja sulit
dinilai
mengangkat Sudah pernah
barang dengan
dilakukan penyuluhan
posisi yang Permenakertrans
bagaimana posisi
ergonomis no.PER.03/MEN/1
Sulit dinilai yang ergonomis
982 ttg pelayanan
Sulit menilai dalam melakukan
pengetahuan kesehatan kerja
pekerjaan
pekerja mengenai
postur kerja yang
ergois
36
Tidak disediakan
makan untuk Tenaga kerja
tenaga kerja, tidak mendapat Surat Edaran Menyediakan makanan untuk
uang makan asupan gizi tenaga kerja, uang makan
Menteri Tenaga
dimasukkan yang sesuai tidak dimasukkan kedalam gaji
Program Kerja dan
kedalam gaji dengan karena tidak semua tenaga
pemenuhan Transmigrasi No.
sehingga tenaga Kebutuhannya kerja menggunakan uang
6. gizi tenaga SE. 01/ Men/1979
kerja membawa selama delapan Belum ada makan tersebut untuk
kerja, kantin tentang
atau membeli jam bekerja. Hal membeli makanan yang
atau ruang pengadaan kantin
makanan sendiri ini dapat sesuai dengan kebutuhan gizi
makan dan ruang makan.
dan tidak menimbulkan untuk bekerja selama delapan
tersedianya berkurangnya jam.
kantin atau ruang produktivitas
makan untuk tenaga kerja.
tenaga kerja.
37
Perlu disediakan ruang
makan
atau kantin untuk makan
agar
tenaga kerja dapat makan
dan
beristirahat di tempat yang
seharusnya. Upaya ini
tujuannya untuk
meningkatkan
produktivitas tenaga kerja.
38
7. 10 Penyakit Dari data poliklinik Proses produksi Belum ada UU no.1 th 1970 Program pelayanan kesehatan
tersering pada selama bulan dapat terganggu ttg keselamatan promotive dan preventif harus
Januari hingga
perusahaan Oktober 2017, dan kerja lebih diupayakan
didapatkan
produktivitas
beberapa penyakit
yang sering terjadi menurun bila
antara lain: ISPA,
Cephalgia/myalgia, pekerja sering
Alergi kulit, sakit
Gastritis, GE/Diare,
Avitaminosis,
Karies dentis,
Mata, KP dan lain-
lain
Dalam 5 tahun Data kurang Permenakertrans
terakhir pada dapat di percaya No Per.
perusahaan PT dan harus di 01/Men/1981
Indofood CBP lakukan tentang kewajiban Memulai rekap data dalam hal
wawancara
Sukses Makmur lapor penyakit PAK yang terjadi sehingga
8 terhadap Belum Ada
TBK mengklaim akibat kerja tindakan yang sesuai dapat
karyawan yang
bahwa tidak ada Keputusan menteri dilakukan sedini mungkin
bekerja di PT
laporan Indofood CBP tenaga kerja
mengenai Sukses Makmur No.333 tahun 1989
Penyakit Akibat tbk tentang diagnosis
39
Kerja yang dan laporan
terjadi. Karena PT penyakit akibat
Indofood kerja
merupakan pabrik
pangan yang
minim akan
kecelakaan kerja
(berbeda dengan
pabrik semen atau
baja)
40
Dapat terjadi Pertama Pada
Tidak ada kesalahan Kecelakaan Di
ataupun Tempat Kerja
personil P3K
kekeliruan
khusus, hanya Mengisi unit P3K dengan unit
dalam
dilakukan oleh Belum ada yang terlatih dan memiliki
memberikan
teman-teman sertifikat pelatihan
pertolongan
tenaga kerja
pertama pada
setempat
kecelakaan
kerja
42
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil walkthough survey yang kami lakukan, maka kesimpulan
yang dapat ditarik adalah :
- Dari aspek ergonomi masih belum sesuai dengan tenaga kerja,
sudah diakan penyuluhan tentang kerja ergonomis namun tidak
disediakannya kursi yang bisa diatur tingginya sesuai dengan tinggi
badan pekerja.
- Dari aspek pemenuhan gizi pekerja, pekerja diberikan makan
dengan gizi seimbang yang diatur oleh tim menu dari kantin yang
disediakan oleh perusahaan.
- Dari aspek pemeriksaan kesehatan sudah sesuai dengan aturan,
perusahaan melakukan medical check up pada pemeriksaan
kesehatan awal sebelum menerima pekerja dan setiap setahun
sekali pada pekerja. Dilakukan juga pemeriksaan khusus pada
karyawan yang berisiko tinggi.
- Dari aspek program kesehatan, perusahaan belum mengadakan
penyuluhan berkala untuk mengedukasi pekerja tentang risiko
kesehatan lain yang mungkin dapat diderita oleh pekerja.
- Dari aspek pencegahan HIV, AIDS, dan narkoba, perusahaan tidak
melakukan pemeriksaan pada pekerja sesuai peraturan
pemerintah.
- Ditinjau dari segi sarana P3K sudah tersedia disetiap divisi namun
belum ada penunjuk lokasi P3K yang mudah terlihat.
- Ditinjau dari segi personil kesehatan sudah terdapat 3 dokter yang
stand by selama jam kerja dan on call diluar jam kerja, 3 paramedis
yang stand by, dan 1 bidan.
- Ditinjau dari segi 10 besar penyakit akibat kerja yang dialami,
angka kejadian ISPA dan cephalgia/myalgia cukup tinggi.
- Ditinjau dari segi penyakit akibat kerja yang dialami, belum ada
kecelakaan yang jelas diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Segala
43
keluhan yang dikeluhkan oleh pekerja bias dengan penyakit bukan
akibat kerja. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
keluhan yang terkait dengan kecelakaan kerja.
- Ditinjau dari segi fasilitas kesehatan, perusahaan memiliki 1 klinik
perusahaan dengan 3 orang dokter perusahaan, 3 paramedis, dan
1 bidan.
5.2 Saran
Dari hasil walkthrough survey yang kami lakukan, maka kami ajukan
beberapa saran yaitu :
- Dokter perusahaan standby setiap hari di perusahaan
- Melakukan sosialisasi dan pelatihan petugas kesehatan demi
kelangsungan program kesehatan (promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif)
- Pemberian kursi yang bisa diatur tingginya sesuai tinggi badan
pekerja agar lebih ergonomis.
- Perusahaan memasang pemberitahuan tentang nama dan lokasi
P3K di tempat kerja pada tempat yang mudah terlihat.
- Perusahaan melaporkan setiap PAK yang terjadi.
44
BAB VI
PENUTUP
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Dari hasil walkthrough survey
yang kami laksanakan, perusahaan telah mengimplementasikan sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3), namun masih
terdapat sedikit kekurangan.
Semoga makalah ini dapat membantu dalam menyikapi permasalahan
yang ada dan perbaikan perusahaan dalam aspek kesehatan dan
keselamatan kerja.
45