Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

ASPEK ERGONOMI DAN PSIKOLOGI KERJA


PT MARTINA BERTO TBK

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat


Pelatihan HIPERKES dan Keselamatan Kerja

Disusun Oleh Kelompok 3A :

- dr. Azhari Syarif Rizki - dr. Indra Pratama


- dr. Bellina Metri Lidiasari - dr. Inggit Puri Thalia
- dr. Christiny - dr. Kurnia Fitra Hasanah
- dr.Denny Alvon - dr. Mahfilza
- dr. Dorratun Rezky - dr. Mashitta Safira Putri
- dr. Eko Dahriansyah - dr. Meidy lim
- dr. Harry Fitriyadi
- dr. Hilda Apriyani Santoso
- dr. Hilmi Ardian Sudiarto

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


PERIODE 11 – 16 APRIL 2023
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menghadapi era globalisasi, ketenagakerjaan semakin diharapkan kontribusinya
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan tercermin dengan
meningkatnya profesionalisme, kemandirian, etos kerja, dan produktivitas kerja. Untuk
mendukung semua itu, diperlukan tenaga kerja dan lingkungan kerja yang sehat, selamat,
nyaman, dan menjamin peningkatan produktivitas kerja. Setiap karyawan yang bekerja sangat
membutuhkan perhatian, salah satu contohnya adalah perhatian tentang kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan dalam bekerja agar karyawan dapat terjamin kesehatan dan
keselamatannya pada saat bekerja, karena dengan terjaminnya rasa aman tersebut maka
karyawan dapat bekerja lebih baik sehingga produktivitas kerja dari karyawan dapat
meningkat.
Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche Yang
berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Karena itu psikologi bisa diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang kejiwaan (Hamilton). Akan tetapi, seiring dengan perkembangan
zaman, arti dari psikologi mengalami kemajuan dan memiliki berbagai macam arti. Salah
satunya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan binatang
(Wertheimer, 1972).
Setiap makhluk hidup di dunia ini mempunyai kemampuan untuk berfikir,
berkembang, bertambah umur, memiliki emosi seperti ketakutan dan marah, kemampuan
untuk menyelesaikan suatu masalah, dan mengambil suatu langkah penting yang dapat
membuat sel-sel tubuh memanas. Seperti yang di kemukakan oleh Plato (Hutchins,1952)
bahwa Kita ini terbentuk dari hasrat, emosi, dan pengetahuan. Hasrat datang dari pinggul,
emosi datang dari aliran dan tekanan darah didalam hati, dan pengetahuan datang dari kepala.
Kemudian untuk memperkuat pernyataannya itu, Plato juga menambahkan bahwa Apakah
darah merupakan elemen yang mana kita pikir, ataukah udara, ataukah api? Atau mungkin
otaklah yang mungkin merupakan sumber kekuatan utama dalam pendengaran, penglihatan,
penciuman, pengingat, dan muncullah pendapat dari itu semua. Dengan pernyataan Plato ini,
dapat diketahui bahwa sumber dari segala tingkah laku berasal dari otak. Apa yang di dengar,
di cium, dan di lihat, semuanya terekam dalam kepala.
1.2 Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan usaha demi
tercapainya nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka ada beberapa landasan yang
digunakan oleh perusahaan, sebagai berikut :
A. UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja
B. UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan
C. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
D. UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 concerning
Labour Inspection in Industry and Commerce
E. UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja
F. UU No. 32 tahun 2004, Jo. PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.
G. Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
H. Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja
I. Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja
J. Kepmenakertrans RI No. PER-15/MEN/VIII/2008 Tentang P3K di tempat Kerja
K. Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan penyalahgunaan
narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
L. Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi
dokter perusahaan
M. Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi
paramedic perusahaan
N. Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan kerja.
O. SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang
makan
P. SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja

I.3 Profil Perusahaan


I.3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Martha Tilaar Group merupakan sebuah perusahaan kosmetika terkemuka yang
memproduksi dan menyediakan produk dan pelayanan kecantikan yang inovatif dan
berkualitas tinggi. Dengan produk-produk sub-brand berskala luas yang berada di bawah
payung Martha Tilaar, perusahaan ini menawarkan rangkaian produk kecantikan yang dapat
menjadi pilihan terbaik setiap wanita dari segala kelompok usia dan penghasilan. Selain
menciptakan produk-produk perawatan kecantikan yang memanfaatkan bahan-bahan herbal
tradisional Indonesia dan ekstrak tanaman alami lainnya, Martha Tilaar Group juga
memproduksi produk-produk perawatan wajah, perawatan tubuh, make up dekoratif, dan
produk-produk perawatan rambut untuk wanita modern.
Berawal dari sebuah langkah sederhana di awal tahun 1970, perusahaan ini telah
tumbuh dan terus berkembang menjadi sebuah perusahaan kelas dunia yang terintegrasi
dengan baik, dengan omset tahunan sekitar Rp600 miliyar (US$75 miliyar) dan telah
mengekspor produk-produknya ke banyak negara di dunia. Beberapa brand Martha Tilaar
Group pun berhasil mendapatkan penghargaan bergengsi dan secara konsisten berhasil
meraih peringkat tertinggi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap eksistensi
brand. Hal ini sekaligus menunjukkan kesungguhan Martha Tilaar Group dalam menciptakan
produk-produk kecantikan berkualitas, khususnya bagi para wanita Timur.
Martha Tilaar Group menjadi pemimpin kosmetika warna (dekoratif dan make up
dasar) dengan 10-18% kepemilikan saham, dan menguasai sekitar 11% pasar produk
perawatan wajah. Cakupan produk-produk Martha Tilaar Group terdiri atas produk-produk
kosmetik dan perawatan diri (produk dekoratif, make up dasar, perawatan wajah, perawatan
tubuh, dan perawatan rambut), jamu, dan spa. Produk utama Martha Tilaar Group antara lain:
Sariayu, yang merupakan produk kecantikan yang telah ada di pasar Indonesia sejak lama dan
telah memiliki konter terbanyak (produk dekoratif, make up dasar, perawatan wajah,
perawatan tubuh, perawatan rambut, dan jamu), Biokos (produk perawatan wajah anti aging),
Caring Colours (produk dekoratif, make up dasar), Belia (splash cologne untuk remaja),
Berto Tea, Dewi Sri Spa (produk spa holistik), Professional Artist Makeup (PAC) (produk
dekoratif dan make up dasar), Jamu Garden (produk jamu, perawatan wajah, perawatan
tubuh, dan kesehatan), Mirabella (produk dekoratif), dan Rudy Hadisuwarno Cosmetics
(produk perawatan rambut) yang berada di bawah lisensi Organisasi Rudy Hadisuwarno.
Selain itu, Eastern Garden Spa, Martha Tilaar Salon and Day Spa, dan Dewi Sri Spa
adalah beberapa produk pelayanan Martha Tilaar Group yang merupakan rantai waralaba
perawatan kecantikan dan spa dengan konsep tradisional Indonesia yaitu Rupasampat
Wahyabiantara, yang mendapat pengaruh dari ritual kecantikan dan kesehatan kuno bangsa
China dan India. Melalui pendekatan ini, Martha Tilaar Group berupaya mengarahkan tren
dunia kecantikan menuju kecantikan berbasis alam (back to nature) dan kebudayaan Timur.
Martha Tilaar Group juga memiliki pusat pelatihan kecantikan profesional, yaitu Puspita
Martha Beauty School, Bali Sari Spa Training Center, dan Cipta Busana Martha yang
memasarkan pakaian tradisional Indonesia.

I.3.2 Visi                                                                                                  


Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka dunia dalam perawatan kecantikan
dan industri spa dengan nuansa alam dan nilai timur, melalui teknologi modern,
penelitian dan pengembangan untuk mengoptimalkan nilai tambah kepada konsumen
dan stakeholder lainnya.

I.3.3 Misi
1. Untuk mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-produk
perawatan kecantikan dan spa dengan nuansa alam & timur dan standar kualitas
internasional untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen pasar
dengan portofolio yang sehat mampu mencapai peringkat tiga besar di setiap
segmen di Indonesia.
2. Untuk menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik untuk semua pelanggan
dalam proporsi seimbang, termasuk pelanggan konsumen dan perdagangan.
3. Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
4. Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan
produktif sebagai bagian dari aktiva Perusahaan.
5. Untuk mempertahankan metode yang efisien dan efektif operasi, sistem, dan
teknologi di seluruh organisasi dan unit bisnis.
6. Untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten untuk
kepentingan semua stakeholder.
7. Untuk memberikan return atas investasi yang adil untuk pemegang saham.
8. Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal dengan
fokus jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka panjang di
pasar global dengan produk yang dipilih dan merek.
Saat ini PT. Martina Berto Tbk. merupakan perusahaan kosmetik yang menguasai pangsa
pasar 95% di Indonesia dan 4-5% pangsa pasar luar negeri.

I.3.4 Nilai Utama


1. DISIPLIN, yaitu patuh terhadap peraturan dan standard kerja perusahaan;
2. JUJUR, yaitu tidak berbohong dalam menyampaikan informasi untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan fakta, dan tidak menyalahgunakan wewenang/ jabatan/
pekerjaan dalam mengelola hak milik perusahaan untuk kepentingan pribadi;
3. INOVATIF, yaitu proaktif untuk menciptakan/ mengembangkan dan melakukan
perbaikan yang berkesinambungan pada proses dan hasil kerja;
4. TEKUN, yaitu bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh untuk
menyelesaikan pekerjaan secara tuntas;
5. ULET, yaitu bekerja keras dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan
pekerjaan.
I.3.5 Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu:
1) Memproduksi barang-barang kosmetika dan obat tradisional (jamu);
2) Pemasaran dan perdagangan barang-barang kosmetika, perawatan kecantikan
dan obat tradisional.
Kegiatan usaha penunjang (dilakukan oleh anak perusahaan), yaitu:
1) PT. Cedefindo, yaitu jasa produksi atau makloon dalam produk kosmetika
kering, semi padat, cair dan aerosol, termasuk jasa formulasi, registrasi,
pengadaan bahan baku/kemas, proses produksi, pengemasan sampai logistik
secara one stop service bagi internal Martha Tilaar Group maupun ekstenal
dari perusahaan-perusahaan lainnya. Cedefindo berdomisili di Bekasi dan
berkedudukan di Graha Cedefindo, Jl, Raya Narogong km.4, Bekasi Timur
17116.
2) Eastern Beautypelago Pte Limited (“EB”), yaitu anak perusahaan yang
berkedudukan di Singapore yang dibentuk untuk mengembangkan pasar
ekspor Perseroan, serta mengelola dan mengembangkan Martha Tilaar Shop
(MTS), yaitu unit retail milik Perseroan di luar negeri. EB berdomisili di
Singapore dan beralamat di 1 RafflesPlace #44-02, Singapore 048616.

I.3.6 Hasil Usaha


1. Segment A Plus
Dewi Sri Spa Martha Tilaar, PAC Martha Tilaar, Martha Tilaar Solutions, Jamu
Garden Martha Tilaar.
2. Segment A
Biokos Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno Martha Tilaar.
3. Segment B
Sariayu Tilaar Martha, Martha Tilaar Caring Colours, Belia Martha Tilaar.
4. Segment C
Mirabella, Cempaka,Pesona, Martina. Currently, Pesona Martina.

I.3.7 Jenis Produksi Kosmetik


Perseroan dan anak perusahaan memiliki fasilitas produksi yang terbagi ke
dalam empat kategori, yaitu:
1) Kosmetika cair, termasuk di dalamnya cairan pembersih muka, pelembab,
toner, alas bedak, body splash cologne, hair spray, dan produk cair lainnya;
2) Kosmetika kering, termasuk di dalamnya eye shadow, blush on, loose powder
dan compact powder dan produk kering lainnya;
3) Kosmetika semi padat, termasuk didalamnya lipstik, creamy foundation, dan
lain-lain;
4) Obat Tradisional, termasuk di dalamnya masker, mangir, lulur, dan teh herbal.
Selain pembagian kategori produk berdasarkan proses produksi, Perseroan
membagi produk-produk yang dimilikinya berdasarkan kategori produk, yaitu: colour
cosmetic, skin care, body care, hair care, jamu (obat tradisional), dan lain-lain. Brand
produk PT. Martina Berto Tbk antara lain:
1) PAC (Professional Artist Cosmetics) Martha Tilaar
2) Dewi Sri Spa Martha Tilaar
3) Sariayu Martha Tilaar
4) Caring Colours Martha Tilaar
5) Belia Martha Tilaar
6) Rudy Hadisuwarno Cosmetics
7) Biokos Martha Tilaar
8) Mirabella
9) Cempaka
10) Solusi

I.3.8 Jumlah Tenaga Kerja


 Jumlah tenaga pekerja saat ini diestimasi sebanyak ± 500 orang.
 Jam kerja pegawai hanya 1 shift:
o Shift I  08.00 – 16.00 

I.3.9 Jaminan Asuransi Kesehatan


 Karyawan tetap : BPJS Kesehatan dan Asuransi swasta
 Karyawan kontrak : BPJS Kesehatan
 Rumah sakit rujukan PT. Martina Berto adalah Rumah Sakit Jayakarta dan RS
Antam bila terjadi kecelakaan kerja yang tidak dapat ditangani di klinik
perusahaan
I.3.10 P2K3 di PT. Martina Berto Tbk.
 Implementasi P2K3:
1) No accidents/ tidak ada kecelakaan
2) No harm to people/ tidak ada yang membahayakan orang
3) No damage to the environment/ tidak ada kerusakan lingkungan

I.3.11 Alur Produksi

I.4 Landasan Teori


I.4.1 Ergonomi
Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor
Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk
mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara
lingkungan kerja ( ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan
(ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi.
Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan
produktivitas dan kepuasan kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja
baik sektor formal, informal dan tradisional. Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep
total manusia, mesin dan lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat
berjalan secara efisien, selamat dan nyaman. Dengan demikian dalam penerapannya harus
memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, proses kerja.
Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja
tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan
kepuasan kerja.
2) Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama
sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan Menghidupkan sistem
kebersamaan dalam tempat kerja.
3) Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan
efisiensi sistem manusia-mesin.

Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan akibat


kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress
akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena
bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat.

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :


1. Teknik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take dan
aktivitas otot.
8. Desain, dll.
Aplikasi/penerapan Ergonomik pada tenaga kerja:
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana
posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,
tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi
medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
1. Pemeriksaan sebelum bekerja bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.
2. Pemeriksaan berkala bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya danmendeteksibila ada kelainan.
3. Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
dan yang sudah berumur.

1.4.2 Psikologi Kerja


Pengertian
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungannya dengan dunia kerja,
baik individual, interpersonal, manajerial maupun organisasional.
Tujuannya untuk menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik, sehat,
nyaman, serasi dan aman, yang akan mendukung upaya peningkatan produktivitas.
Teori Kebutuhan Manusia
• Kebutuhan hidup dasar
• Kebutuhan rasa aman
• Kebutuhan bersosialisasi
• Kebutuhan harga diri
• Kebutuhan aktualisasi

Kondisi Lingkungan Kerja yang Berpengaruh


• Faktor Fisik
• Faktor Kimia
• Faktor Biologis
• Faktor Psikososial
• Tata Letak Ruang
• Warna Ruang Kerja
• Musik
• Rumah Yang Jauh

Beberapa Aspek Psikologi Kerja


• Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
• Seleksi dan Penempatan Pegawai
• Pelatihan dan Pengembangan
• Produktivitas Kerja
• Stres Kerja

Motivasi dan Kepuasan Kerja


• Termotivasi:
Bekerja untuk memenuhi kebutuhannya
• Motivasi Tinggi:
untuk mendapat kesenangan dan kepuasan.
• Setelah bekerja  orang melakukan penilaian.
• Bila hasil pekerjaan telah sesuai dengan harapan dan tujuan  Kepuasan Kerja
• Bila belum  timbul dorongan untuk mencapainya.

Seleksi dan Penempatan Pegawai


• Seleksi:
Proses dalam penerimaan pegawai dengan tujuan mengetahui sejauh mana calon
tenaga kerja memiliki ciri kepribadian yang disyaratkan oleh perusahaan  ditaksir
sejauh mana keberhasilan dalam bekerja.
• Rekomendasi / keputusan menerima atau menolak calon pegawai.
• Penempatan:
Mencocokan kualifikasi calon dengan persyaratan yang telah ditetapkan dari setiap
jenis pekerjaan yang tersedia.
• Rekomendasi atau keputusan untuk mendistribusikan calon tenaga kerja pada
pekerjaan yang berbeda-beda.
Prosedurnya:
1. Analisis Pekerjaan
Data pekerjaan dikumpulkan untuk menentukan ciri pribadi seperti apa yg diperlukan
agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan harapan.
2. Penetapan alat Ukur/ Test Psikologis
Untuk mengukur ciri pribadi dan dilengkapi wawancara untuk hal-hal yang tidak
diperoleh dari test psikologi.

Pelatihan dan Pengembangan


Tujuan:
a. Meningkatkan produktivitas
b. Meningkatkan mutu
c. Meningkatkan semangat kerja
d. Menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang baik
e. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
1. Pelatihan
Ialah proses pendidikan jangka pendek dgn prosedur yang sistimatis dan terorganisir,
dimana tenaga kerja non managerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan
teknis.
2. Pengembangan
Ialah proses pendidikan jangka panjang, dengan prosedur sistimatis dan terorganisir,
dimana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis.

Produktivitas Kerja
• Produktivitas
Perbandingan antara hasil atau keluaran (Output) dengan masukan (Input). Artinya
menghasilkan lebih banyak dan berkualitas (Output) dengan usaha yang sama (Input)
• Produktivitas Tenaga Kerja
Ialah efisiensi proses menghasilkan sumber daya yang digunakan, bukan dengan
tenaga kerja bekerja lebih berat tetapi dengan perencanaan yang tepat, teknologi dan
manajemen yang baik.
Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
• Pekerjaan yang menarik
• Upah yang baik
• Keamanan dan perlindungan kerja
• Penghayatan atas arti pekerjaan
• Lingkungan dan suasana kerja yang baik
• Promosi dan pengembangan diri
• Rasa terlibat dalam organisasi
• Pengertian dan simpati atas persoalan pribadi
• Kesetiaan pimpinan pada diri pekerja

Stres Kerja
Pengertian
Luthan (1985)
• Stres Kerja adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang muncul dalam
bentuk deviasi fisik, psikologis dan perilaku pada anggota organisasi atau para
pekerja.
Behr dan Newman dalam Luthan (1995)
• Stres Kerja suatu kondisi yang timbul dari interaksi antara organisma dan
pekerjaannya yang menyebabkan terjadi perubahan organisme yang menimbulkan
penyimpangan fungsi-fungsi normal organisma tersebut.

Sumber Stress (Stressor)


Dunnete (1983) membagi sumber stres kerja ada 6 :
1. Tugas :
Tugas-tugas yang sulit, membingungkan dan jumlahnya banyak.
2. Peran :
Konflik peran, peran yang membingungkan, peran yang terlalu banyak.
3. Kondisi Perilaku :
Keresahan dan kerumunan.
4. Lingkungan fisik :
Suhu yang dingin/panas dan bising.
5. Lingkungan sosial
Hubungan interpersonal, ketidaksepakatan, terganggunya privacy, dan adanya isolasi.
6. Sistem dalam individu :
Pencemas dan cara individu mempersepsi sesuatu.

Efek Stress terhadap Kesehatan


1. Gangguan Fisik
• Sistem Otot :
Reumatoid psikogenik, gejalanya adalah : Sakit dan nyeri pada otot-otot, kaku dan
kedutan otot, gigi gemerutuk dan suara tidak stabil.
• Sistem Sensoris :
Tinitus (telinga berdengung), gejala lain seperti penglihatan kabur, muka merah/pucat,
rasa lemas dan persaan ditusuk-tusuk.
• Sistem Kardiovaskuler :
Hipertensi, penyakit jantung koroner, infark jantung, angina pectoris, payah jantung,
psikogenik. Gejala yang sering muncul adalah : takikardia, aritmia jantung, rasa
berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, lesu/lemas seperti mau pingsan, detak
jantung berhenti sekejab.
• Sistem Pernafasaan :
Batuk psikogenik, asma bronchiale, kecekutan psikogenik. Tanda-tanda lain yang
sering timbul : rasa terkenan, sempit di dada, perasaan tercekik, sering menarik nafas
panjang, nafas pendek dan sesak nafas.
• Sistem Pencernaan :
Ulcus pepticum (ulcus peptik), colitis ulcerativa (radang usus besar). Gejala lain yang
sering timbul : sulit menelan, perut melilit, nyeri sebelum dan sesudah makan,
perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, enek, muntah, buang air besar
lembek, konstipasi.
• Sistem Kemih Kelamin :
• Dismenore (nyeri haid), vagimismus, poliuri, disuri,amenore, uretritis tidak khas,
menorhagia, frigid, ejakulasi prekok, ejakulasi retarda dan impotensia.
• Sistem Kulit :
• Pruritas ani, pruritas genital, hiperhydrosis psikogenik, dermatitis, eksim, urtikaria,
acne vulgaris (jerawat).
• Sistem Kelenjar Endokrin :
Diabetes miletus, hipoglikemi, hiper/hipotiroid.
• Sistem Syaraf Otonom :
Mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing, sakit kepala, bulu roma
berdiri.
• Selain gangguan tersebut di atas, stres juga dapat menimbulkan : Kanker, penyakit
ginjal, obesitas, gangguan imunologik (influensa), anemia pernisiosa, dan
menurunnya daya tahan tubuh.
2. Gangguan Mental
• Perasaan Ansietas :
Cemas, punya firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah tersinggung.
• Perasaan Ketegangan :
Lesu, tak dapat istirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar,
dan gelisah
• Ketakutan :
Pada suasana galau, takut ditinggal sendiri, takut pada keramaian lalu lintas, takut
berada di tempat ramai, dan takut pada orang asing.
• Perasaan Depresi :
Kehilangan minat/gairah, berkurangnya kesenangan pada hobinya, sedih, terbangun
pada dini hari, perasaan selalu berubah-ubah, putus asa, tak berdaya, merasa tak
berguna, rasa bersalah dan berdosa. Menyalahkan diri sendiri, ada usaha bunuh diri,
merasa butuh pertolongan, dan mudah curiga.
• Insomnia :
Sulit tidur, sering terbangun, terbangun dini hari, mimpi buruk, mimpi menakutkan,
bangun dengan lesu.
• Gangguan Kecerdasan :
Sulit konsentrasi, daya ingat menjadi buruk.
• Gangguan Sikap/Tingkah Laku :
Gelisah, tak dapat tenang, gemetar, kening sering berkerut, muka tegang, muka
merah, nafas pendek dan cepat.

Cara Pengendalian Stres Kerja


1. Pengendalian Sosial Budaya
• Menghadiri kegiatan sosial.
• Berusaha mempunyai lingkungan sahabat dan kenalan.
• Berusaha mengatur waktu secara efektif.
• Setidaknya seminggu sekali rekreasi/hiburan.
• Bercakap-cakap tentang keberhasilan dan kehidupan sehari-hari.
• Berusaha mempererat tali persahabatan.
• Berusaha setiap hari mencari waktu untuk menenangkan diri.
2. Pendekatan Agama
a. Berusaha menambah pengetahuan agama untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan.
b. Beribadah secara teratur setiap hari.
c. Menghadiri pertemuan keagamaan minimal seminggu sekali
d. Menyadari bahwa hidup di dunia hanya merupakan persemaian untuk kehidupan
akhirat kelak.
3. Pendekatan Olah raga
a. Lakukan olah raga sedikitnya 2 kali seminggu.
b. Usahakan olah raga sampai berkeringat.
c. Pilihlah olah raga yang memberikan nilai kesegaran jasmani dan bersifat sosial seperti
lari pagi, sepak bola, volly ball dll.
4. Pendekatan Medis
a. Psikoterapi
Umumnya yang telah mengalami stres dapat hidup lebih dewasa, dan
bahagia. Dengan situasi seperti tersebut diharapkan individu dapat lebih mudah
melakukan adaptasi dengan stres, karena orang yang mengalami stres pada
prinsipnya adalah kegagalan individu dalam menghadapi stres/situasi yang tidak
menyenangkan.
b. Medikamentosa
 Anti cemas (anxiolytic)
 Anti tegang (tensiolytic)
 Anti sedih (antidepressent)
 Obat tidur (hipnotic)
BAB II
PELAKSANAAN

II.1 Tanggal dan Waktu Pengamatan


Kegiatan kunjungan identifikasi tempat kerja dalam hal ini PT. Martina Berto Martha
Tilaar Group dilakukan pada hari Jumat, tanggal 14 April 2023 mulai pukul 13.00 hingga
pukul 15.00 WIB.

II.2 Lokasi Pengamatan


PT. Martina Berto Martha Tilaar Group yang merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang Kecantikan ini berlokasi di Jl. Pulokambing II No. 1, Jakarta Industrial Estate Pulo
Gadung, Jakarta Timur.

II.3 Dokumen Pengamatan


BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Kesesuaian Pekerja dengan Alat


 Sikap Kerja
Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja menunjukkan sebagian
sudah sesuai dengan aspek ergonomis, terbukti dengan adanya:
 Pada karyawan di bidang laboratorium, didapatkan adanya kursi yang dapat
dinaik-turunkan.
 Pada Kursi tersebut, tidak didapatkan sandaran yang adekuat, bahkan
terdapat beberapa kursi tanpa sandaran sehingga pekerja terlihat
membungkuk ketika mengamati pekerjaannya.
 Tidak ditemukan tenaga kerja yang mengangkat beban berat saat kunjungan.
 Bagian produksi, ditemukan mesin yang sesuai dengan ukuran tubuh rata -
rata karyawan dan masih dalam jangkauan karyawan.
 Cara Kerja
Hasil pengamatan mengenai cara kerja, tenaga kerja lebih banyak duduk, berdiri,
berjalan, membungkuk saat memindahkan bahan-bahan setengah jadi dan
packing. Cara kerja diamati dari 2 sisi, yaitu:
 Posisi kerja di bagian laboratorium, sudah sesuai namun masih sedikit
ditemukan adanya karyawan yang duduk kurang tegak dan rileks.
 Beberapa bagian produksi bekerja dengan posisi berdiri karena tidak
disediakan kursi. Pada bagian lain yang terdapat kursi, kursi tersebut tidak
memiliki fungsi untuk dinaik-turunkan sehingga tidak dapat disesuaikan
dengan struktur tubuh petugas.
 Proses kerja didapatkan adanya tangga pijakan untuk meletakkan bahan dasar
di mesin pengaduk. Akan tetapi, untuk beberapa petugas, tangga tersebut
tidak cukup tinggi untuk membantu petugas sehingga posisi siku terdapat
diatas bahu ketika menuangkan bahan dasar.
 Beban Kerja
Hasil pengamatan didapatkan, karyawan pabrik bekerja dari hari Senin sampai
Jumat dengan jam kerja: bagian office 08.00-16.30 dan bagian factory dibagi 2,
shift 1 07.30-14.30 WIB ; shift 2 15.30 – 22.00 WIB, break: 2x ±15’ pagi dan
sore, serta istirahat makan siang 1x (45’). Aktivitas ini termasuk sedang karena
aktivitas dilakukan 60% duduk dan 40% berdiri.
 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja karyawan cukup luas sehingga karyawan dapat bergerak
leluasa dan efisien. Penempatan tempat duduk juga sudah diatur dan sudah
disediakan pendingin ruangan.

3.2 Aspek Psikologi Kerja


 Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, diberikan reward berupa kenaikan
gaji berkala serta pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) bagi karyawan.
Terdapat pula punishment berupa teguran / sanksi hingga PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) demi menjaga kualitas dan hasil kerja dari karyawan. Untuk
menghindari adanya kejenuhan ditempat kerja, diterapkan adanya rolling bagian
di pekerjaan, baik rolling harian maupun rolling berkala. Rolling berkala
utamanya dilakukan pada bagian produksi untuk menghindari pekerjaan angkat-
angkat secara terus menerus. Untuk meningkatkan motivasi kerja, pembayaran
gaji dilakukan secara tepat waktu dan tidak pernah terlambat.
 Seleksi dan Penempatan Pegawai
Proses seleksi dilakukan oleh ahli sesuai dengan kualifikasinya, dan penempatan
pegawai juga disesuaikan dengan kompetensi dan lisensi yang dimiliki oleh calon
karyawan. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan sebagai tahap seleksi guna
memastikan calon karyawan berada dalam kondisi yang sehat dan siap untuk
bekerja.
 Pelatihan dan Pengembangan
Terdapat tim pembinaan dan pelatihan yang dikhususkan untuk proses pelatihan
dan pengembangan karyawan. Beberapa pelatihan yang rutin dilakukan yakni tim
tanggap darurat, pelatihan APAR dan hydrant, serta pelatihan P3K berupa
simulasi pelayanan kecelakaan akibat kerja.
 Produktivitas Kerja
Untuk memastikan produktivitas kerja karyawan, kesehatan dari masing-masing
karyawan sangat diperhatikan. Beberapa diantaranya yakni dengan dilakukannya
pemeriksaan kesehatan, audiometri, dan spirometri secara rutin setiap tahunnya
untuk memastikan kesehatan karyawan serta memastikan karyawan tidak
mengalami penyakit akibat kerja. Ketika karyawan sakit, disediakan klinik untuk
pelayanan kesehatan dan pelayanan obat yang dibuka sesuai dengan jam kerja
karyawan yakni hari Senin hingga Jumat jam 08.00 pagi hingga 16.00 sore.
Seluruh karyawan juga dipastikan sudah terlindungi dengan asuransi kesehatan
serta sudah bekerjasama dengan trauma center.
 Stres Kerja
Untuk menghindari stres kerja, telah diatur sedemikian rupa terkait jam kerja
karyawan, yakni masuk pukul 07.00 / 07.30 / 08.00 sesuai dengan bagian masing-
masing. Kemudian pukul 09.00 merupakan jadwal istirahat pagi, dimana seluruh
karyawan disediakan snack dan juga susu / teh di kantin. Kemudian pukul 12.00
terdapat jam istirahat, sholat, dan makan siang untuk karyawan. Terdapat pula
istirahat sore yang jadwalnya fleksibel tiap masing-masing bagian, disesuaikan
dengan pekerjaan masing-masing.
Terdapat pula senam dan olahraga bagi karyawan untuk mendukung kegiatan
jasmani, serta tes psikologis bagi karyawan.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran


1 Packing Room 1. Pekerja duduk Pekerja diberi waktu 1. Dilakukan
dikursi tanpa untuk melakukan pergantian kursi
sandaran stretching untuk dengan kursi yang
sehingga mengobati kelelahan memiliki sandaran,
punggung otot saat 2 jam sehingga pekerja
membungkuk. sekali, selama 5 bisa meluruskan
2. Pekerja menit. punggungnya dan
menggunakan tidak
masker tidak membungkuk.
sesuai 2. Pengghunaan
standart masker sesuaia
3. Pekerja tidak standart
menggunakan 3. pekerja diingatkan
Hand Schone untuk
menggunakan
hand schone.
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan mengenai aspek ergonomis dan kesehatan kerja di PT Martina Berto


Martha Tilaar Group adalah:
1. Aspek ergonomi dalam sikap kerja karyawan sudah baik
2. Aspek ergonomi dalam cara kerja karyawan sudah baik
3. Aspek psikologi kerja pada karyawan sudah baik

Saran
1. Untuk mempertahankan kondisi ergonomic yang sudah baik, perlu dilakukan edukasi
ulang kepada para pekerja atau training ulang tentang sikap kerja dan cara kerja
ergonomis.
2. Dibutuhkan pengendalian stress agar produktivitas kerja dapat maksimal.
BAB VI
PENUTUP
Semoga dengan disusunnya laporan ini, dapat kita jadikan pedoman pembelajaraan
dalam menambah wawasan mengenai Hiperkes bagi para Dokter Perusahaan atau Instansi,
dalam melaksanakan tugasnya. Semoga apa yang kami sampaikan diatas mengenai aspek
Ergonomi dan Psikologi Kerja di lingkungan kerja PT. Martina Berto Martha Tilaar Group
dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika suatu saat kita menjumpai kendala dalam mengelola
kesehatan di lingkungan kerja, baik itu dalam suatu perusahaan atau Instansi, maka kita sudah
dapat mengambil langkah-langkah antisipasi bagaimana cara menyelesaikan permasalahan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Wawancara langsung secara virtual meeting kepada pihak PT. Martino Bertio pada tanggal
14 April 2023 mulai pukul 13.00 hingga pukul 15.00 WIB.
Materi Pelatihan Hiperkes PT. Medika kerjasama Direktorat Bina K3 Kementrian
Ketenagakerjaan RI Periode 11 – 16 April 2023
MARTHA Tilaar Group-Company Profile 2017
Laporan Kunjungan Perusahaan Aspek Ergonomi dan Psikologi Kerja PT Martino Berto
Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai