Diajukan Oleh:
Yuliy riayanti
1711201058
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. NH Nama Suami : Tn. RA
Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama/suku : Islam Agama/suku : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : Jl. Kampung
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut atas menjalar ke bawah hingga
ke pinggang.
Pasien masuk RSUD Dumai via IGD tanggal 8 Januari 2018 pkl 18.30
WIB, pasien mengeluh nyeri perut atas menjalar ke bawah hingga kepinggang,
pasien sudah pernah USG dengan hasil anak kembar dan letak normal kepala
kedua anak di bawah. Hari Pertama Haid Terakhir yaitu 4 april 2017.
I. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis :
Keadaan Umum: tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 130/80 mmHg
N : 84 x/menit
P : 20 x/menit
T : 36,7 0C,
Kepala : normochepal, SI(-/-), CA(-/-)
Jantung :
o Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
o Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi : S1-S2 tunggal, reguler, murmur tidak ada
Paru :
o Inspeksi : simetris, dan dinamis
o Palpasi : tidak dilakukan
o Perkusi : tidak dilakukan
o Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : sesuai status obstetric
Ekstremitas : akral hangat (+), Edema (-).
b. Status obstetri :
Abdomen :
o Inspeksi : Striae gravidarum
o Palpasi :
I
L1 Teraba bulat lunak di fundus
L2 Teraba bagian besar di kanan
L3 Teraba bulat keras
L4 Belum masuk PAP
DJJ 141x/10 menit (regular)
Protein - - -
Ureum 10 10-50
SGOT 32 <21 uL
SGPT 15 <22 Ul
Gol Darah A+
Hasil usg:
III. RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut atas menjalar kebawah
hingga ke pinggang. Pasien sudah pernah di USG dengan hasil anak kembar
dan letak kepala kedua anak normal yaitu dibawah. Hari Pertama Haid
Terakhir pasien yaitu 04 april 2017. Kehamilan pasien sekarang merupakan
dari hasil pernikahan pertama. Pasien mengalami menarche pada usia 13
tahun. Haid teratur, durasi haid selama ±7 hari. Kehamilan ini merupakan anak
ke 4, anak pertama keguguran dan anak kedua serta ketiga lahir secara normal.
Riwayat hamil muda mual (+), muntah (+), penurunan nafsu makan
(+),
mengganggu aktivitas. Mual muntah mulai hilang pada kehamilan 16 minggu.
Riwayat hamil tua mual (-), muntah (-), penurunan nafsu makan (-). Pasien
melaksanakan ANC secara teratur yaitu terhitung sebanyak 5 kali. Pada
pemeriksaan status generalis, tekanan darah pasien 130/80 mmHg, nadi
84x/menit, nafas 20x/menit, suhu 36,7°C, TFU 39 cm, teraba bulat lunak
dibagian fundus uteri.
VI. PENATALAKSANAAN
Persalinan normal
VII. PROGNOSIS
Umumnya prognosis nya baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kehamilan ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis
janin atau lebih yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
KLASIFIKASI
Kembar monozigotik/ kembar identik
Gemelli ini berasal dari satu sel telur yang melalui rangkaian proses
pembelahan yang kemudian timbul dan berkembang menjadi dua individu. Proses
pembelahan sempurna menghasilkan gemelli monozigotik normal. Sedangkan yang
tidak sempurna menyebabkan terjadinya gemelli siam atau double monster dengan
berbagai variasi.1 Kira-kira satu pertiga kehamilan gemelli monozigotik mempunyai 2
amnion, 2 korion, dan 2 plasenta
Ciri gemelli monozigotik adalah : Jenis kelamin sama , Paras muka dan bentuk
tubuh sama, Sidik jari tangan dan kaki sama, Golongan darah sama
Kembar dizigotik
Gemelli dizigotik adalah hasil fertilisasi dari dua telur oleh dua spermatozoa.
Dua sel telur dikeluarkan dari dua folikel de graaf pada waktu yang hampir
bersamaan. Ciri gemelli dizigotik adalah : Jenis kelamin sama atau berbeda, Paras
muka dan bentuk tubuh mirip dengan saudara kandung yang lain, Sidik jari tangan
dan kaki berbeda
EPIDEMIOLOGI
Etiologi kembaran monozigot tidak diketahui. Kembar dizigotik
diperkirakan terjadi akibat ovulasi beberapa folikel yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gonadotropin serum. Oleh karena itu, usia ibu lanjut
dikaitkan dengan peningkatan prevalensi kelahiran kembar.Ketersediaan
teknologi reproduksi berbantuan telah berkontribusi pada peningkatan
kehamilan ganda yang terlihat selama 20 tahun terakhir. Selama perawatan
induksi ovulasi, ovarium dirangsang untuk menghasilkan beberapa folikel,
sehingga meningkatkan risiko pelepasan banyak sel telur dan selanjutnya
dibuahi. Risiko kehamilan ganda selama fertilisasi in-vitro berhubungan
langsung dengan usia ibu dan jumlah embrio yang ditransfer. Dengan dua
embrio yang ditransfer, risiko kehamilan ganda ditemukan masing-masing
sebesar 22,7% dan 19,7% untuk wanita berusia 20-29 tahun dan 30-34 tahun.
Risiko ini meningkat menjadi 45,7% pada wanita usia 20-29 tahun dan 39,8%
pada wanita usia 30-34 tahun jika 3 embrio dipindahkan. Kembaran diizigotik
dapat terjadi lebih sering pada beberapa keluarga. Ini dianggap sebagai faktor
sekunder yang menyebabkan ovulasi beberapa sel telur selama siklus
menstruasi. Sebaliknya, kembaran monozigot belum terbukti memiliki warisan
keluarga.
ETIOLOGI
Penyebab kehamilan kembar sampai saat ini belum diketahui secara pasti
tetapi di perikarakan Kembar monozigot dihasilkan dari pembelahan sel telur
yang dibuahi tunggal (4/1000 kelahiran), dan kembar dizigotik kehamilan
terjadi ketika ada banyak sel telur yang dilepaskan dan dibuahi.
faktor resiko
1. Race
Frekuensi kelahiran multijanin sangat bervariasi di antara berbagai ras
dan kelompok etnis. Dalam suatu komunitas pedesaan di Nigeria mendapatkan
bahwa persalinan kembar dijumpai pada satu dari tiap 20 kelahiran. Perbedaan
yang mencolok dalam frekuensi bayi kembar ini mungkin merupakan akibat
dari variasi rasial kadar follicle-stimulating hormone (FSH).
2. Hereditas
Sebagai penentu terjadinya kehamilan kembar, riwayat keluarga dari
pihak ibu jauh lebih penting daripada riwayat ayahnya. Dalam sebuah
penelitian terhadap 4.000 catatan genealogis, wanita yang merupakan kembar
dizigot melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 set per 58 kelahiran.
Wanita yang bukan kembar, tetapi yang suaminya merupakan kembar dizigot,
melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 set per 116 kehamilan. Studi-studi
genetik mulai dapat mengungkapkan gengen yang meningkatkan angka
pembentukan kembar dizigot. kontribusi varian-varian ini bagi insiden
keseluruhan bayi kembar mungkin tidak besar.
3. Usia dan Paritas Ibu
Angka pembentukan bayi kembar alami memuncak pada usia 37 tahun
Ketika stimulasi FSH maksimal meningkatkan angka pembentukan folikel
multiple. Turunnya insiden setelah usia ini kemungkinan mencerminkan
deplesi fisiologis folikel. Meningkatnya paritas juga terbukti meningkatkan
insiden pembentukan janin kembar secara independen di semua populasi yang
diteliti. Di Swedia, frekuensi janin multipel pada kehamilan pertama adalah
1,3 persen. Pada kehamilan keempat. Di Nigeria, memperlihatkan bahwa
frekuensi pembentukan janin kembar meningkat dari 1 per 50 (2 persen) di
antara wanita nulipara menjadi 1 per 15 (6,6 persen) pada wanita yang hamil
enam kali atau lebih.
4. Faktor Gizi
Peningkatan derajat yang jelas dalam pembentukan janin kembar setara
dengan status gizi yang lebih tinggi yang tercermin pada ukuran ibu. Wanita
yang lebih tinggi dan lebih berat memperlihatkan angka kembar 25 sampai 30
persen lebih tinggi daripada wanita pendek yang kekurangan gizi. Kembar
dizigot lebih sering dijumpai pada wanita besar dan tinggi daripada wanita
kecil. Bukti yang diperoleh selama dan setelah Perang Dunia 11 menunjukkan
bahwa pembentukan janin kembar lebih berkorelasi dengan gizi daripada
ukuran tubuh. Kekurangan gizi yang 'meluas di Eropa selama tahun-tahun
tersebut berkaitan dengan penurunan mencolok angka kembar dizigot.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa asupan folat dan konsentrasi folat
plasma yang lebih tinggi berkaitan dengan angka kehamilan kembar pada
wanita
yang menjalani IVF.
5. Gonadotropin Hipofisis
Faktor umum yang mengaitkan ras, usia, berat, dan fertilitas dengan
kehamilan multijanin mungkin adalah kadar FSH. Teori ini didukung oleh
fakta bahwa peningkatan fekunditas dan angka kembar dizigot yang lebih
tinggi pernah dilaporkan pada wanita yang mengandung dalam 1 bulan setelah
menghentikan kontrasepsi oral, tetapi tidak selama bulan-bulan selanjutnya.
Hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan mendadak gonadotropin hipofisis
dalam jumlah yang lebih besar daripada biasa, selama siklus spontan pertama
setelah penghentian kontrasepsi hormonal
6. Terapi Infertilitas
Induksi ovulasi dengan FSH plus gonadotropin korionik atau klomifen
sitrat sangat meningkatkan kemungkinan ovulasi multipel. Insiden gestasi
multijanin setelah terapi gonadotropin konvensional adalah 16 sampai 40
persen, 75 persennya adalah kembar dua. Beberapa penelitian melaporkan
bahwa di Perancis, insiden pelahiran kembar dua dan kembar tiga serta
penjualan gonadotropin menopause manusia (human Menopausal
Gonadotropin, hMG) meningkat sejajar antara 1972 dan 1989. Pada tahun
1989, separuh dari kehamilan triplet terjadi dari induksi ovulasi. Terapi
superovulasi, yang meningkatkan kemungkinan kehamilan dengan merekrut
banyak folikel, menyebabkan angka kehamilan multijanin 25 sampai 30
persen. Faktor risiko untuk janin multipel setelah stimulasi ovarium dengan
hMG antara lain adalah peningkatan kadar estradiol pada hari penyuntikan
gonadotropin korion dan karakteristik sperma misalnya peningkatan
konsentrasi dan motilitas. Dengan mengetahui faktor-faktor ini, ditambah
kemampuan untuk memantau pertumbuhan dan ukuran folikel secara
sonografis, dokter dapat membatalkan siklus-siklus yang mungkin
menyebabkan gestasi multijanin. Pendekatan ini telah menurunkan insiden
kelahiran multijanin.
7. Assisted Reproductive Technology (ART)
Teknik-teknik ini dirancang untuk meningkatkan kemungkinan hamil.
Tetapi teknik-teknik ini juga meningkatkan kemungkinan gestasi multijanin.
Secara umum dengan IVF, semakin banyak jumlah mudigah yang
dipindahkan, semakin besar risiko janin kembar dua atau multipel. Pada tahun
2005, 1 persen bayi yang lahir di AmerikaSerikat dihasilkan melalui metode
ART, dan bayi-bayi ini membentuk 17 persen darikelahiran multipel.
PATOFISIOLOGI
Kembaran monozigot terjadi akibat pembelahan sel telur yang telah
dibuahi atau sel di cakram embrionik. Jika pemisahan terjadi sebelum
diferensiasi trofoblas, dihasilkan dua korion dan dua amnion (Di-Di) Setelah
diferensiasi trofoblas dan sebelum pembentukan amnion (hari ke 3 sampai 8),
pemisahan mengarah ke satu plasenta, satu korion, dan dua amnion (Mo-Di).
Pembelahan setelah pembentukan amnion mengarah ke satu plasenta, satu
korion, dan satu amnion (Mo-Mo) (hari 8 hingga 13) dan, jarang, kembar siam
atau “Siam” (hari 13 hingga 15). Pembelahan sel setelah hari ke 15 atau 16
akan menghasilkan janin tunggal. Kembaran monozigot tidak mengikuti
apapun pola yang diwariskan dan, secara historis, satu-satunya faktor risiko
yang pernah diidentifikasi adalah sedikit peningkatan dengan bertambahnya
usia ibu. Pada tahun 1990-an ditetapkan bahwa reproduksi terbantu teknik,
sekaligus meningkatkan risiko kembar dizygotic, juga meningkatkan risiko
kembar monozigot setinggi 5%.
Kembar dizigotic terutama dihasilkan dari pembuahan dua sel telur
oleh dua sperma. Ada berbagai faktor risiko yang terkait dengan kembaran
dizygotic. Kembar dizigotic cenderung diturunkan dalam keluarga dan lebih
sering terjadi pada orang keturunan Afrika. Secara global, angka kembar
dizygotic berkisar dari 1: 1.000 di Jepang hingga 1:20 di beberapa suku
Nigeria. Tingkat kehamilan multipel telah meningkat tajam sejak dimulainya
perawatan medis untuk ketidaksuburan. Clomiphene citrate, obat peningkat
kesuburan, meningkatkan laju kembar dizygotic hingga 8%. Penggunaan
banyak embrio dalam IVF untuk meningkatkan angka kehamilan juga
menyebabkan peningkatan tingkat kelahiran kembar dan lebih tinggi urutan
kehamilan ganda pada 30% sampai 50% dari kehamilan ini.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada kehamilan kembar adalah sebagai berikut:
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin
pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki riwayat kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah
sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan
kembar daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada
kehamilan kembar.
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing,
edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva
DIAGNOSIS KEHAMILAN KEMBAR
Anamnesis dan Pemeriksaan Klinis Riwayat kembar pada wanita yang
bersangkutan atau keluarganya.
Anamnesis
Usia ibu yang lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu yang besar
berkaitan secara lemah dengan gestasi multi janin. Pemberian baru klomifen
sitrat atau gonadotropin atau kehamilan karena ART merupakan hubungan
yang jauh lebih kuat.
Pemeriksaan klinis
Pengukuran akurat tinggi fundus perlu dilakukan. Pada janin multipel,
ukuran uterus biasanya lebih besar selama trimester kedua daripada yang
diperkirakan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa tinggi fundus pada 336
kehamilan kembar yang usianya telah dipastikan. Antara 20 dan 30 minggu,
tinggi fundus rata-rata sekitar 5 cm lebih dari pada yang diperkirakan untuk
kehamilan janin tunggal dengan usia janin setara. Pada wanita dengan uterus
yang tampaknya lebih besar daripada usia gestasi, perlu dipertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan
berikut:
1. Janin multiple
2. Elevasi uterus oleh kandung kemih yang penuh
3. Riwayat haid yang tidak akurat
4. Hidramnion
5. Mola hidatidiformis
6. Leiornioma uterus
7. Massa adneksa yang melekat
8. Makrosomia janin (pada akhir kehamilan)
Secara umum, kembar sulit didiagnosis dengpalpasi bagian-bagian
janin sebelum trimester ketiga. Bahkan menjelang akhir kehamilan, kembar
mungkin sulit diidentifikasi melalui palpasi abdomen, terutama jika salah satu
kembar terletak di atas kembar lainnya, jika wanita tersebut obesitas, atau jika
terdapat hidrarrinion. Diagnosis kembar dapat ditegakkan dengan palpasi
uterus paling sering karena terdeteksinya dua kepala janin, umumnya di
kuadran uterus yang berbeda. Pada akhir trimester pertama, kerja jantung janin
dapat terdeteksi dengan ultrasound Doppler. Setelah itu, kedua denyut jantung
janin menjadi dapat dideteksi jika kecepatan keduanya jelas berbeda satu sama
lain dan berbeda dari ibunya. Pemeriksaan cermat dengan stetoskop janin
aural dapat mendeteksi bunyi jantung janin pada kembar sedini 18 sampai 20
minggu.
Sonografi
Jika dilakukan hanya untuk indikasi spesifik, hanya 62 persen yang
terdeteksi sebelum waktu ini. Gestasi multijanin dengan jumlah janin yang
lebih dari 2 lebih sulit dievaluasi. Bahkan dalam trimester pertama, mungkin
sulit dipastikan jumlah janin yang sebenamya serta posisi mereka, yang
penting untuk reduksi kehamilan non-selektif dan esensial bagi termirfasi
selektif.
Pemeriksaan Radiologis
Foto sinar-X abdomen ibu dapat membantu jika belum diketahui pasti
jumlah janin pada kehamilan dengan jumlah janin banyak. Namun, radiografi
biasanya tidak bermanfaat dan dapat menyebabkan kesalahan diagnosis jika
terdapat hidramnion, obesitas, gerakan janin selama pemotretan, atau waktu
pajanan yang kurang sesuai. Selain itu, tulang janin sebelum 18 minggu
kurang radioopak serta mungkin tidak terlihat jelas. Meskipun biasanya tidak
digunakan untuk mendiagnosis kehamilan multijanin, MRI (magnetic
resonance imaging) dapat membantu memperjelas penyulit pada kembar
monokorion. Pemeriksaan Biokimia Belum ada pemeriksaan biokimia yang
dapat diandalkan untuk mengidentifikasi janin multipel. Kadar gonadotropin
korion manusia dalam plasma dan di urin, secara rata-rata, lebih tinggi
daripada yang ditemukan pada kehamilan janin tunggal. Namun, kadar ini
tidak terlalu tinggi sehingga dapat memastikan diagnosis. Kembar dua sering
terdiagnosis sewaktu evaluasi terhadap peningkatan kadar alfa-fetoprotein
serum ibu. Radiasi memang memberikan manfaat besar dalam pemeriksaan
radiodiagnostik, namun paparan radiasi memiliki resiko yang berbahaya
sehingga proteksi radiasi terhadap pasien atau pekerja disekitar sumber radiasi
perlu diperhatikan. Wanita hamil adalah termasuk dalam kelompok yang
beresiko jika mendapat paparan radiasi diatas nilai batas dosis. Wanita hamil
memiliki risiko yang tinggi terhadap paparan radiasi ionisasi yang dihasilkan
oleh prosedur medis, area kerja radiasi, dan pemeriksaan diagnostic sebelum
kehamilan sehingga pemeriksaan radiodiagnostik pada masa kehamilan dapat
memberikan efek biologis terhadap perkembangan janin, seperti gross
congenital malformation, mental retardation, kematian sebelum proses
kelahiran, spontaneous abortion, pertumbuhan yang menjadi terbatas didalam
kandungan(intrauterine growth limitation), ukuran kepala yang kecil (small
headsize), malformasi organ kanker pada usia kanak-kanak, juga kematian
zigot ataupun embrio pada tahap embrionik stage.
Pemeriksaan laboratorium
Mayoritas kehamilan multipel saat ini diidentifikasi dengan menggunakan
skrining MSAFP (maternal serum alpha-fetoprotein),β-hcg. Saat ini
identifikasi kehamilan ganda sangat penting bagi institusi perawatan yang
tepat sehingga banyak yang merekomendasikan pemeriksaan usg rutin untuk
konfirmasi awal usia kehamilan dan kemudian lagi pada 18-20 minggu.
Ultrasonografi trimester pertama bahkan lebih membantu untuk menentukan
korionisitas dan menjadi standar perawatan, terutama sejak banyak pasien
menjalani USG trimester pertama untuk skrining nuchal translucency (NT).
Nilai hematokrit dan hemoglobin ibu serta jumlah sel darah merah biasanya
cukup tinggi berkurang, dalam hubungan langsung dengan peningkatan
volume darah. Memang, ibu hipokromik anemia normositik hampir universal
karena kebutuhan janin akan zat besi meningkat melebihi kebutuhan ibu pada
trimester kedua
DIAGNOSIS BANDING
Mola hidatidosa
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropik.gejala dan tanda mola hidatidosa tidak begitu berbeda
dengan kehamilan biasa, yaitu mual, muntah, pusing dan lain-lain, hanya saja
derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan lebih pesat,
sehingga umumnya besar uterus lebih besar dari umur kehamilan, dan
biasanya keluhan utama yang membawa pasien ke rumah sakit adalah adanya
pendarahan, yang sifat pendarahannya bisa intermitten, sedikit-sedikit atau
sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Penegakan
diagnosis mola hidatidosa harus dicurigai bila ada perempuan dengan
amenorrea,perdarahan perpaviganam, uterus yang lebih besar dari usia
kehamilan dan tidak di temukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen dan
detak jantung janin, untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan kadar human chorionic gonadotropin (hcg) dalam darah atau
dalam urin yang sangat tinggi, dan tampakan di usg adalah seperti badai salju (
snow flake pattern)
Polihidramnion
Merupakan peningkatan abnormal dari volume cairan amnion yang
dapat di nilai pada trimester kedua atau ketiga. tanda dan gejala yang di
timbulkan adalah tidak nyaman pada perut dan gangguan pada pernafasan,
biasanya pada pemeriksaan fisik ditemukan besarnya uterus yang abnormal (di
bandingkan dengan usia gestasi) disertai kesulitan menyentuh janin dan
kesulitan mendengarkan denyut jantung janin. Diagnosis klinis polihidramnion
harus selalu dikonfirmasi menggunakan usg. Metode yang digunakan adalah
mengukur single deepest pocket dan mengukur indeks cairan amnion
(amniotic fluid index/ AFI)
Pelahiran Per Vagina(1)
1. Presentasi Sefalik-Sefalik
Selama persalinan, janin yang terpresentasi biasanya menyebabkan
serviks membuka. Jika kembar pertama sefalik maka pelahiran biasanya
dapat dilakukan secara spontan atau dengan forseps. Pelahiran caesar elektif
tidak memperbaiki hasil akhir neonatus jika kedua kembar adalah sefalik.
Adanya peningkatan angka distres pernapasan pada janin kedua kembar
kurang bulan tanpa memandang cara pelahiran atau pemakaian
kortikosteroid.
2. Presentasi Sefalik-Non-Sefalik
Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20
minggu). Dilakukan pengukuran dari simpisis pubis sampai ke tinggi fundus
uteri.
.
Penelitian Usia Gestasional
Telah digunakan berbagai istilah untuk mendefinisikan durasi
kehamilan, dan tentu saja, usia janin, tetapi istilah-istilah tersebut
membingungkan.Usia gestasional atau usia menstrual adalah periode yang
telah berlalu sejak hari pertama periode menstruasi terakhir, suatu titik yang
sebenarnya terjadi sebelum konsepsi. Titik permulaan ini, yang biasanya
terjadi sekitar 2 minggu sebelum ovulasi dan fertilisasi, serta hampir 3
minggu sebelum implantasi blastokista, telah digunakan sejak lama karena
sebagian besar perempuan mengetahui periode haid terakhir mereka. Ahli
embriologi mendeskripsikan perkembangan embriofetal dalam usia ovulasi,
atau periode (dalam hari atau minggu) setelah ovulasi. Istilah lain adalah usia
pascakonsepsi, yang hampir sama dengan usia ovulasi. Umumnya
menghitung usia gestasional menurut usia menstrual. Sekitar 280 hari, atau
40 minggu, periode yang dilalui antara hari pertama periode menstruasi
terakhir dan kelahiran janin. Periode ini sesuai dengan 9 1/3 bulan kalender.
Perkiraan cepat tanggal perkiraan partus yang didasarkan pada data
menstruasi dapat dihitung sebagai berikut: tambahkan 7 hari ke hari pertama
periode terakhir, kemudian kurangi 3 bulan. Misalnya, jika hari pertama
menstruasi terakhir adalah 5 Juli, tanggal perkiraan partus adalah 05-07
ditambah 7 (hari) dikurangi 3 (bulan) = 12- 04, atau 12 April tahun
berikutnya. Perhitungan ini telah dinamakan rumus Naegele. Banyak wanita
menjalani pemeriksaan sonografik pada trimester pertama atau awal
trimester kedua untuk memastikan usia gestasional. Pada kasus-kasus
demikian, perkiraan sonografik biasanya beberapa hari lebih lambat
dibandingkan hasil perkiraan menurut periode menstruasi terakhir. Untuk
memperbaiki inkonsistensi ini dan mengurangi jumlah kehamilan yang
didiagnosis pasca aterm beberapa ahli menganjurkan untuk menganggap
periode rata-rata kehamilan selama 283 hari, dan untuk menambahkan 10
hari (bukan 7) ke periode menstruasi terakhir. Periode gestasi dapat juga
dibagi menjadi tiga unit yang masing-masing terdiri atas 3 bulan kalender
(13 minggu). Ketiga trimester ini telah menjadi patokan obstetrik yang
penting.
. Definisi Persalinan
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil kontrasepsi
(janin dan uri) yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir
atau jalan lain. j.
B. Pemeriksaan Leopold
1. Leopold I
3. Leopold III
C. Pemeriksaan VT
1. Definisi
Pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina sampai
serviks menggunakan 2 jari, yang salah satu tekniknya adalah
menggunakan skala ukuran jari.
2. Indikasi
Untuk mengevaluasi pembukaan serviks Kehamilan memasuki
minggu ke 36 untuk mengetahui apakah janin sudah masuk PAP /
belum Saat inpartu Bila ketuban pecah sebelum waktunya
3. Kontraindikasi
Pasien hamil dengan perdarahan pervagina Adanya infeksi
pada daerah genitalia
D. Bidang Hodge
E. Pembukaan serviks
Presentasi Janin
a. Macam-macam Presentasi
Pada kehamilan aterm atau hampir aterm terdapat bermacam-macam presentasi.
1. Presentasi sefalik-sefalik
Selama persalinan, janin yang terpresentasi biasanya menyebabkan serviks
membuka. Jika kembar pertama sefalik maka pelahiran biasanya dapat dilakukan
secara spontan atau dengan forseps. Hogle dkk., (2003) membuat kajian literatur
yang ekstensif dan menyimpulkan bahwa pelahiran caesar elektif tidak
memperbaiki hasil. akhir neonatus jika kedua kembar adalah sefalik. Muleba
dkk., (2005) mendapatkan adanya peningkatan angka distres pemapasan pada
janin kedua kembar kurang bulan tanpa memandang cara pelahiran atau
pemakaian kortikosteroid.
2. Presentasi Sefalik-Non-Sefalik
Rute pelahiran optimal untuk kembar sefalik-non-sefalik masih
diperdebatkan. Beberapa laporan membuktikan keamanan pelahiran per vagina
kembar non-sefalik kedua dengan berat lebih dari 1.500 g (Blicicstein, 1987;
Chervanak, 1985; Gocke dkk., 1989). Karena itu, jika perkiraan berat janin lebih
dari 1.500 g maka janin kedua non-verteks dapat dilahirkan melalui vagina. Jika
perkiraan berat janin kurang dari 1500 g maka masalah ini menjadi kurang jelas,
meskipun dilaporkan bahwa hasil akhir neonatus setara atau bahkan membaik
dengan pelahiran per vagina (Caukwell dan Murphy, 2002; Davidson dkk., 1992;
Rydshtrm, 1990). Mauldin dkk., (1998) secara retrospektif mengulas proses
pelahiran 84 kembar sefalik-non-sefalik. Mereka mendapatkan bahwa pelahiran
per vagina janin terbawah diikuti oleh ekstraksi bokong kembar kedua
mempersingkat rawat inap ibu dan neonatus secara signifikan, sebagian karena
kembar yang diekstraksi bokong per vagina lebih jarang mengalami gangguan
pemapasan dan infeksi.
3. Presentasi Sungsang
Seperti pada janin tunggal, jika janin pertama sungsang maka dapat timbul
masalah besar jika:
a. Janin terlalu besar, dan kepala yang datang belakangan lebih besar daripada
jalan lahir.
b. Janin cukup kecil. Ekstremitas dan badan dapat lahir melalui serviks yang
belum mendatar dan berdilatasi secara adekuat, tetapi kepala dapat
terperangkap di atas serviks.
c. Terjadi prolapsus tali pusat
9. Mekanisme Persalinan
Dalam setiap persalinan harus diperhatikan faktor-faktor (5P) yaitu :
Passage (Jalan Lahir); Passenger (Janin); Power (Tenaga ibu/his), Psikis ibu
dan Penolong.
a. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir dibagi atas :
1. Bagian tulang :terdiri atas tulang-tulang
panggudengan persendiannya (artikulasio),
2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligamen-
ligamen. Jalan Lahir Lunak : Jalan lahir lunak yang berperan
pada persalinan adalah segmen bawah rahim, serviks uteri, dan
vagina. Disamping itu, otot-otot, jaringan ikat, dan ligamen yang
menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada
persalinan. Dasar panggul (pelvic floor) terdiri dari :
1. Diafragma pelvis-bagian dalam yang terdiri dari
m.levator ani, m.pubokoksigeus, m. Ileokoksigeus,
dan m.iskiokoksigeus, dan
2. Diafragma urogenital terdiri dari fascia perinei dan otot-otot
superfisial.
b. Passenger (Janin)
Bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi
jalannya persalinan. Kepala pula yang paling banyak mengalami cedera pada
persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak:
hidup sempurna, cacat, atau akhirnya meninggal. Biasanya, apabila kepala
janin sudah lahir, bagian bagian lain dengan mudah menyusul.
d. Power (Tenaga ibu/his)
Uterus terdiri atas tiga lapisan otot polos, yaitu lapisan luar
longitudinal, lapisan dalam sirkular, dan di antara dua lapisan ini terdapat
lapisan dengan otot- otot yang beranyaman “tikar”. Berbeda dengan otot polos
lain, pemendekan otot rahim lebih besar, tenaga dapat disebarkan ke segala
arah dan karena susunannya tidak terorganisasi secara memanjang hal ini
memudahkan pemendekan, kapasitas untuk meningkatkan tekanan dan
menyebabkannya tidak bergantung pada letak atau presentasi janin.
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi ligamen. Keempat kekuatan
tersebut bekerja dengan baik dan sempurna. His yang sempurna bila terdapat
(a) kontraksi yang simetris, (b) kontraksi paling kuat atau adanya dominasi di
fundus uteri, dan (c) sesudah itu terjadi relaksasi. Pada waktu kontraksi, otot-
otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum
uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah
segmen bawah rahim dan serviks. Sifat-sifat lain his adalah (a) involunter,
(b) intermitten, (c) terasa sakit, (d) terkoordinasi dan simetris, serta (e)
kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secra fisik, kimia, dan psikis.
Dari penelitian diperoleh-bahwa otot-otot uterus pada waktu relaksasi
masih mempunyai tonus dengan tekanan antara 6-12 mmHg. Pada tiap
kontraksi, tekanan tersebut meningkat. Peacemaker adalah pusat koordinsi
his yang berada pada uterus di sudut tuba uterina tempat gelombang his
berasal. His yang sempurna mempunyai kekuatan paling tinggi di fundus
uteri, disebut fundus dominan. Karena serviks tidak memiliki otot yang
banyak, pada setiap his, terjadi perubahan pada serviks, yaitu tertarik dan
mendatar (effacement), dan membuka (dilatasi).
Pembagian dan sifat-sifat his :
1. His pendahuluan:
His tidak kuat, tidak teratur,
Menyebabkan “show”
2. His pembukaan (Kala I):
His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan
lengkap 10 cm, Mulai kuat, teratur dan sakit.
3. His pengeluaran (His mengedan/Kala II):
Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi, dan lama,
His untuk mengeluarkan janin,
Koordinasi bersama antara his kontraksi otot perut, kontraksi
diafragma dan ligamen.
4. His pelepasan uri (Kala III):
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
5. His pengiring (Kala IV):
Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim
dalam beberapa jam atau hari.
a. Kala Dalam Persalinan
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih
lama, kira kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun dan masuk ke ruang
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti ingin buang air besar, dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan
perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung
selama 11/2- 2 jam dan pada multi1/2- 1 jam.
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas
untuk menerima kepala janin, terutama pada primigravida, sedangkan
multigravida, perluasan tersebut terjadi pada saat dimulainya partus.
a. Mekanisme turunnya kepala janin
c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Lama 14 ½ jam 7 ¾
Persalina jam
n
c. Persiapaan Persalinan(4)
A. Posisi ibu dalam persalinan
1. Posisi litotomi
Posisi yang paling umum, wanita berbaring terlentang dengan
lutut ditekuk, kedua paha diangkat ke samping kanan dan kiri.(4)
2. Posisi duduk (squatting position)
Sekarang posisi bersalin duduk telah dikembangkan di negara-
negara amerika latin. Untuk itu, dibuat meja bersalin khusus agar
wanita dapat duduk sambal melahirkan.(4)
3. Cara berbaring(4)
Menurut Walcher : di tepi tempat tidur
Menurut Tjeenk-Wilink: memakai bantal Menurut Jonges:
untuk mempelebar pintu bawah panggul Menurut posisi Sims:
posisi miring
B. Pemeriksaan wanita yang hendak bersalin:
Pemeriksaan wanita hamil meliputi pemeriksaan seluruh
tubuh, begitu pula dengan pemeriksaan wanita yang akan
melahirkan, yaitu sebagai berikut:
1. Pemeriksaan umum
o Tekanan darah, nadi, pernapasan, reflex, jantung, paru-paru,
berat badan, tinggi badan, dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status obstetrikus:
o Letak dan posisi janin, taksiran berat badan janin,
o Denyut jantung janin
o His dan sifat-sifatnya, dsb.
3. Pemeriksaan dalam (vagina atau rektal):
o Pembukaan serviks dalam cm atau jari
o Turunya kepala diukur menurut bidang hodge,
o Ketuban sudah pecah atau belum, menonjol atau tidak
4. Pemeriksaan laboratorium:
o Pemeriksaan urin: protein dan gula,
BAB III
PEMBAHASAN
A. ANAMNESIS
Pada kasus ini pasien datang ke UGD RSUD dumai dengan keluhan nyeri
perut atas menjalar ke bawah hingga ke pinggang . Berdasarkan data pada kasus,
tidak dijelaskan kapan nyeri muncul dan durasi nyeri juga tidak dijelaskan secara
detail. Kemudian apakah ada keluhan lain selain nyeri juga tidak dijelaskan.
Berdasarkan keluhan utama pasien,kemungkinan diagnosis banding dari penyakit
pasien tersebut sudah mulai diperkirakan seperti Persalinan Preterm,pada
anamnesis juga dikatakan bahwa pasien mengalami mual muntah dan sampai
menganggu aktivitas kemungkinan lain diagnosis banding tersebut adalah mola
hidatidosa
Kemudian dokter menggali riwayat penyakit sekarang (RPS) dari pasien.
Pasien sudah pernah USG dengan hasil anak kembar dan letak normal kepala
kedua anak dibawah, berdasarkan riwayat penyakit sekarang, kemungkinan
diagnosis persalinan preterm bisa disingkirkan, karena HPHT pasien yaitu 4 april
2017 dengan perkiraan usia kehamilan 36-37 minggu. Dan untuk gambaran khas
dari mola hidatidosa sendiri adalah snow flake pattern maka diagnosis banding
tersebut dapat di singkirkan, kemudian pada anamnesis juga di tanyakan apakah
pasien merasakan sesak nafas untuk dapat meniyingkirkan diagnosis dari
polihidramnion
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksan fisik umum didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, lalu pada status generalis dalam batas normal. Kemudian pada status
obstetri
didapatkan pada pemeriksaan abdomen inspeksi terdapat striae gravidarum,
Palpasi
terdapat interpretasi :
L1 : Teraba bulat lunak di fundus yang menandakan bagian bokong. L2 :
Teraba bagian besar di kanan yang menandakan bagian punggung. L3:
Teraba bulat keras yang menandakan bagian kepala.
L4 : Belum masuk PAP yang menandakan bagian kepala janin belum masuk ke
pintu
atas panggul.
Tinggi fundus uteri = 39 cm
His : 3x/10 menit dengan durasi selama 20-30 detik
Lalu pada pemeriksaan dalam (VT) ditemukan pembukaan 1 cm, ketuban (-).
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kehamilan ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin
atau lebih yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
2. Pada kasus, pasien datang dengan keluhan nyeri perut atas menjalar ke bawah
hingga ke pinggang. Berdasarkan data pada kasus, tidak dijelaskan kapan nyeri
muncul dan durasi nyeri juga tidak dijelaskan secara detail. Kemudian apakah
ada keluhan lain selain nyeri juga tidak dijelaskan. Berdasarkan keluhan utama
pasien, kemungkinan diagnosis banding dari penyakit pasien tersebut sudah
mulai diperkirakan seperti Persalinan Preterm. Pada pemeriksaan fisik umum
ditemukan keadaan umum pasien tampak sakit sedang. Kemudian pada
pemeriksaan status generalisata tidak ditemukan adanya kelainan dan pada
pemeriksaan status obstetri tidak ditemukan adanya kelainan.
3. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu akan dilakukan persalinan secaranormal.
DAFTAR PUSTAKA
6. Stephanie et al. 2013. Normal fetal heart rate. Dapat diakses di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3678114/