Anda di halaman 1dari 12

1

Journal reading

Association of Obstetric Risk Factors with Postpartum Urine Retention in Spontaneous


Labor

Preceptor: dr . Dwinda Rizary Sp.OG

Start to Presentation
introduction
Retensi urin postpartum didefinisikan sebagai tidak adanya berkemih spontan
atau ketidakmampuan untuk berkemih spontan yang dimulai 6 jam setelah
persalinan pervaginam, dan tidak ada berkemih spontan 6 jam setelah
pelepasan kateter pada persalinan seksio sesarea (24 jam setelah kelahiran)
Introduction
• Sebuah studi kasus-kontrol prospektif menemukan bahwa 8 (1,5%) dari 530
wanita mengalami retensi urin pascapersalinan setelah persalinan pervaginam.

• Di Indonesia, angka kejadian retensi urin postpartum sekitar 14,8%.

• RSUD Ulin Banjarmasin melaporkan bahwa terdapat 11 kasus retensi urin


postpartum dari 2.850 persalinan pada tahun 2002-2003, 8 kasus tersebut (81,8%)
terjadi pada persalinan pervaginam spontan, 2 kasus (18,2%) pada ekstraksi
vakum, dan 1 kasus (1%) pada seksio sesaria.7
.
Metode penelitian
Data penelitian

3
Desain penelitian
cross-sectionall
1 data sekunder dari rekam
medis
didiagnosis
pasien
retensi
yang
urin
postpartum pada persalinan
spontan di RSUD Ulin
Populasi penelitian
2 Banjarmasin periode Januari
2018 – Januari 2020
pasien dengan diagnosa retensi urin
postpartum pada persalinan spontan
4 Analisis data di olah di
spss, dan menggunakan
analisis bivariat dgn chi-
.
di bangsal bersalin dan bangsal nifas square
P-value <0,05 menunjukkan
RSUD Ulin Banjarmasin. hasil yang signifika
Metode penelitian
3 Kriteria
Data penelitian

inklusi : meliputi kriteria eksklusi : data pasien

pasien yang didiagnosis retensi tidak lengkap, pasien dengan

urin postpartum pada persalinan pervaginam yang

persalinan spontan di RSUD dibantu (ekstraksi vakum atau

Ulin Banjarmasin forsep), dan operasi Caesar (SC

.
HASIL
HASIL
DISKUSI

Ditemukan 27 pasien (77%) dengan factor risiko obstetrik usia >35


tahun dan 8 pasien usia <35 tahun. Dari Analisis multivariat
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan
kejadian retensi urin postpartum dengan nilai p 0,19

Pada penelitian ini, retensi urin postpartum pada persalinan spontan


lebih banyak terjadi pada pasien primigravida yaitu sebanyak 21
pasien (60%), dan jika dikaitkan dengan analisis bivariat,
primigravida memiliki p-value 0,02, OR = 5,2, 95% CI (0,58-1,05)
yang ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
primigravida dan retensi urin postpartum
DISKUSI

Dalam penelitian ini, kami juga menemukan hubungan yang


signifikan antara durasi kala II persalinan pada primigravida dan
retensi urin postpartum dengan nilai p 0,02 OR = 0,93, 95% CI (0,80-
1,04). Temuan ini menyiratkan bahwa insiden retensi urin postpartum
lebih tinggi pada pasien dengan persalinan kala dua yang lama.

Analisis bivariat dan multivariate menunjukkan bahwa ada hubungan


antara retensi urin postpartum dan episiotomi dengan pvalue 0,01.
Kami menemukan bahwa lebih banyak subjek menjalani episiotomi
dengan OR = 4,83, 95% CI (0,33-1,04).

Hasil analisis bivariat dan multivariat menunjukkan tidak ada


hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian retensi urin
postpartum dengan p-value >0,025, OR = 0,96, 95% CI (0,9- 1.03).
kesimpulan

Ada hubungan yang signifikan antara factor risiko obstetrik


(paritas, durasi persalinan kala dua, dan episiotomi) dengan
retensi urin postpartum pada persalinan spontan.
Sedangkan usia dan berat lahir tidak secara signifikan
berhubungan dengan retensi urin postpartum pada
persalinan spontan
w w w. y o u r c o mp a n y. c o m 1

. . . Thank you . . .
Bochins.paw
pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai