Anda di halaman 1dari 12

SISTEMATIC REVIEW

Faktor Resiko Retensi Urin Postpartum

Dhea Ananda (2110070170063)


Dinda Aura Nengsis (2110070170069)
Tania Turrahmi Defadri (2110070170087)
Dosen Pengampu
MaisyaDosen
Pratiwi, SE, M.S.AK
Pembimbing
Ns. Yance Komela Sari, S. Kep., M. Kep
LATAR BELAKANG
Retensi urin postpartum (PUR) adalah kondisi di mana wanita mengalami
kesulitan atau ketidakmampuan untuk berkemih secara spontan setelah
melahirkan. Ini adalah masalah umum yang terjadi pada banyak ibu setelah
persalinan pervaginam dengan anestesi epidural. Biasanya, PUR bersifat sementara
dan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 72 jam setelah melahirkan. Namun,
dalam beberapa kasus, PUR dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang,
termasuk disfungsi berkemih permanen dan risiko infeksi saluran kemih yang lebih
tinggi..
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah kateterisasi selama
persalinan terhadap perkembangan PUR terbuka pada wanita yang melahirkan
dengan persalinan pervaginam dan anestesi epidural. Dengan demikian, penelitian
ini berfokus pada mengklarifikasi prevalensi PUR, mengidentifikasi faktor risiko
yang terkait, dan memahami proses penyembuhan PUR pada wanita yang
mengalaminya.
METODE REVIEW

Kriteria Inklusi
01 Artikel jurnal ini yaitu Faktor resiko retensi urin dengan metode penelitian kuantitatif
dari tahun 2019 sampai dengan 2023 dengan menggunakan Bahasa Inggris.

02 Strategi Pencarian Intervensi


Artikel jurnal yang digunakan dalam penyusunan systematic review ini merupakan hasil
penelusuran artikel internasional yang ditelusuri dari tahun 2019 sampai dengan 2023
melalui PubMed. Pencarian dilakukan dengan mencermati judul dari setiap artikel jurnal
yang relevan dengan topik systematic review yaitu faktor resiko retensi urin postpartum. Hasil
yang diperoleh dari pencarian data base artikel jurnal dengan memasukan keywords Risk
factors urinary retention diperoleh sebanyak 379 artikel jurnal pada PubMed. Artikel jurnal
dengan kesesuaian judul dinilai memenuhi syarat ditemukan ada 16 artikel jurnal, yang
kemudian dipilih 3 artikel jurnal pada media PubMed yang memenuhi kriteria.
Bagan Prisma dari strategi pencarian
intervensi.
Deskripsi penelitian
hasil
Systematic review dengan metode kuantitatif terkait Faktor resiko retensi urin
postpartun dengan cara menganalisis jurnal-jurnal yang sesuai dengan topik jurnal
yang digunakan sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Dari 379
jurnal yang ditemukan terkait Hospital Disaster Preparedness, terdapat 3 jurnal
yang sesuai dengan topik systematic review.
hasil penelitian kualitas metedologi
Pada jurnal 1 Maia Rosenberg, et all (2020) tentang Faktor risiko retensi urin
postpartum yang nyata efek dari jumlah kateterisasi selama persalinan: Studi
Cross-Sectional diperoleh JBI 80%. Pada jurnal 2 oleh Izumi Kawasoe, et all
(2020) tentang Prevalensi dan faktor risiko retensi urin postpartum setelah
persalinan pervaginam di Jepang: studi cross-sectional diperoleh JBI 80%. Pada
jurnal 3 oleh Dan Cao, et all (2022) Prevalensi dan faktor risiko retensi urin
postpartum terbuka di antara wanita primipara setelah persalinan pervaginam:
Studi Cross-Sectional diperoleh JBI 80%.
Hasil Ekstrasi dan Sintesis Data
Hasil Ekstrasi dan Sintesis Data
Hasil Ekstrasi dan Sintesis Data
DISKUSI PEMBAHASAN

Studi artikel jurnal 1 Menunjukkan bahwa di antara wanita dengan setidaknya dua kali kateterisasi selama
persalinan, risiko PUR menurun karena jumlah kateterisasi selama persalinan meningkat. Meskipun durasi
epidural yang lebih lama secara independen meningkatkan risiko PUR, episiotomi dan persalinan dengan
bantuan vakum. Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk hubungan antara frekuensi kateterisasi dan PUR.
Kateterisasi yang jarang dapat menyebabkan overdistensi kandung kemih, mengakibatkan aktivitas detrusor
yang kurang dan disfungsi berkemih. Kedua, overdistensi kandung kemih dapat menyebabkan kerusakan saraf
kandung kemih dan penghambatan refleks berkemih.

Studi artikel jurlan 2 Persalinan pervaginam dapat menjadi faktor risiko PUR, ada faktor lain yang perlu
dipertimbangkan. Salah satu yang penting adalah dampak analgesia epidural. Selama analgesia epidural,
anestesi lokal ropivacaine dan fentanil opioid sintetik digunakan. Opioid memiliki empat efek samping klasik:
.
pruritus, mual/muntah, retensi urin, dan depresi pernapasan. Opioid epidural bekerja pada reseptor opioid di
sumsum tulang belakang sakral, menyebabkan relaksasi detrusor dan peningkatan kapasitas kandung kemih
maksimal.

Studi artikel jurlan 3 Menurut laporan terbaru, PUR diklasifikasikan sebagai overt, covert, dan persistent PUR.
PUR terbuka bersifat simtomatik, memerlukan pengobatan, dan dapat mengakibatkan PUR persisten jika
penatalaksanaan tidak adekuat, sedangkan PUR tersebunyi bersifat asimtomatik dan sebagian besar sembuh
sendiri.
Hasil menunjukan bawha sebagian besar pasien dengan PUR mengalami pemulihan fungsi kandung kemih
dalam 7 hari dan PUR persisten merupakan komplikasi postpartum yang jarang.
KESIMPULAN

PUR dapat dikurangi dengan lebih banyak kateterisasi, namun durasi


epiduralyang lebih lama meningkatkan risiko. Episiotomi dan persalinan dengan
bantuan vakum tidak berpengaruh. Faktor risiko PUR adalah analgesia epidural
dan episiotomi. Perlu upaya pencegahan dan pengelolaan PUR. PUR terkait
dengan analgesia epidural, persalinan forsep, edema vulva, episiotomi, dan
robekan perineum derajat dua. Perhatian khusus diperlukan untuk wanita
berisiko tinggi.
 
IMPLIKASI

Implikasi yang dapat kita lakukan adalah kateterisasi dengan durasi tergantung
volume residu urin inisial. PUR dapat dikurangi dengan lebih banyak kateterisasi,
namun durasi epidural yang lebih lama dapat meningkatkan meningkatkan risiko
retensi urin. Perlu upaya pencegahan dan pengelolaan PUR. PUR terkait dengan
analgesia epidural, persalinan forsep, edema vulva, episiotomi, dan robekan
perineum derajat dua. Perhatian khusus diperlukan untuk wanita berisiko tinggi.
 
HOREEE.. !!!!!
SUDAH SELESAI
OK THANKS{]

Anda mungkin juga menyukai