Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN KASUS OBGYN

INPARTU KEHAMILAN KEMBAR/GEMELLI

Sebagai diskusi kasus modul 8.2 kepanitaraan junior

Yuliy riayanti
17112010i58

1
BAB 1
Status pasien

2
Identitas pasien

Nama Pasien : Ny. NH Nama


  Suami : Tn. RA
Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama/suku : Islam Agama/suku : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : Jl. Kampung  
   
 

3
anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut atas menjalar ke bawah hingga ke pinggang.

a. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien masuk RSUD Dumai via IGD tanggal 8 Januari 2018 pkl 18.30 WIB, pasien mengeluh nyeri perut
atas menjalar ke bawah hingga kepinggang, pasien sudah pernah USG dengan hasil anak kembar dan letak normal
kepala kedua anak di bawah. Hari Pertama Haid Terakhir yaitu 4 april 2017.

b. riwayat hamil muda:


Mual (+), Muntah (+), penurunan nafsu makan (+), mengganggu aktivitas. Mual muntah mulai hilang pada
kehamilan 16 minggu.

D. Riwayat Hamil tua:


Mual (-), Muntah (-), penurunan nafsu makan (-)
4
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis :
Keadaan Umum: tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 130/80 mmHg
N : 84 x/menit
P : 20 x/menit
T : 36,7 0C,
Kepala : normochepal, SI(-/-), CA(-/-)
Jantung :
o Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
o Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi : S1-S2 tunggal, reguler, murmur tidak ada
5
Lanjutan pemeriksaan fisik…

Paru :
o Inspeksi : simetris, dan dinamis
o Palpasi : tidak dilakukan
o Perkusi : tidak dilakukan
o Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Abdomen : sesuai status obstetric
 Ekstremitas : akral hangat (+), Edema (-).
Status obstetri :
•Abdomen :
Inspeksi : Striae gravidarum
Palpasi :

  I
L1 Teraba bulat lunak di fundus
L2 Teraba bagian besar di kanan
L3 Teraba bulat keras
L4 Belum masuk PAP
DJ 141x/10 menit (regular)
J

Tinggi fundus uteri = 39 cm


His : 3x/10 menit dengan durasi selama 20-30 detik
 Pemeriksaan dalam (VT) : pukul 18.30 WIB
Pembukaan 1 cm, ketuban (-)
7
Pemeriksaan penunjang
✘ Pemeriksaan laboratorium

8
Hasil usg

9
Resume
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut atas menjalar kebawah hingga ke pinggang. Pasien sudah
pernah di USG dengan hasil anak kembar dan letak kepala kedua anak normal yaitu dibawah. Hari
Pertama Haid Terakhir pasien yaitu 04 april 2017. Kehamilan pasien sekarang merupakan dari hasil
pernikahan pertama. Pasien mengalami menarche pada usia 13 tahun. Haid teratur, durasi haid
selama ±7 hari. Kehamilan ini merupakan anak ke 4, anak pertama keguguran dan anak kedua serta
ketiga lahir secara normal.
Riwayat hamil muda mual (+), muntah (+), penurunan nafsu makan (+),
mengganggu aktivitas. Mual muntah mulai hilang pada kehamilan 16 minggu.
Riwayat hamil tua mual (-), muntah (-), penurunan nafsu makan (-). Pasien melaksanakan ANC
secara teratur yaitu terhitung sebanyak 5 kali. Pada pemeriksaan status generalis, tekanan darah
pasien 130/80 mmHg, nadi 84x/menit, nafas 20x/menit, suhu 36,7°C, TFU 39 cm, teraba bulat
lunak dibagian 10
fundus uteri.
DIAGNOSIS KERJA:
G4,P2,A1,H2, gravid aterm,inpartu,janin
hidup, gemelli,intrauterine, presentasi
kepala

DIAGNOSIS BANDING:
• Kehamilan preterm
• Polahidramnion
• Mola hidatidosa

11
Penatalaksanaan
persalinan normal
PROGNOSIS
baik

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

13
Kehamilan kembar/multiple pregnancy/gemelli
DEFINISI
Kehamilan ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan

EPIDEMIOLOGI
Risiko kehamilan ganda selama fertilisasi in-vitro berhubungan langsung dengan usia ibu dan
jumlah embrio. Dengan dua embrio yang ditransfer, risiko kehamilan ganda ditemukan
masing-masing sebesar 22,7% dan 19,7% untuk wanita berusia 20-29 tahun dan 30-34 tahun.
Risiko ini meningkat menjadi 45,7% pada wanita usia 20-29 tahun dan 39,8% pada wanita
usia 30-34 tahun jika 3 embrio dipindahkan. Kembaran diizigotik dapat terjadi lebih sering
adanya Riwayat keluarga.Sebaliknya, kembaran monozigot belum terbukti memiliki warisan
keluarga.

15
Klasifikasi kehamilan kembar
- kembar monozigotik/kembar identik
berasal dari satu sel telur yang melalui rangkaian proses pembelahan yang
akan berkembang menjadi dua individu
-kembar dizigotik/kembar fraternal
Gemelli dizigotik adalah hasil fertilisasi dari dua telur oleh dua spermatozoa.
Dua sel telur dikeluarkan dari dua folikel de graaf pada waktu yang hampir
bersamaan

16
✘ ETIOLOGI ✘ FAKTOR RESIKO
○ Race
○ Hereditas
Penyebab kehamilan kembar sampai ○ Usia dan paritas ibu
saat ini belum diketahui secara pasti ○ Faktor gizi
tetapi di perikarakan Kembar monozigot ○ Gonadotropin hipofisis
dihasilkan dari pembelahan sel telur ○ Terapi infertilitas
yang dibuahi tunggal (4/1000 kelahiran), ○ Assisted Reproductive
dan kembar dizigotik kehamilan terjadi Technology (ART)
ketika ada banyak sel telur yang
dilepaskan dan dibuahi.

17
Proses terjadinya kembar monozigot
• Jika pembelahan terjadi pada fase blastomer dini atau sebelum inner cell mass
dibentuk dan lapisan luar blastokist belum berubah menjadi korion (dalam 72 jam
pertama sesudah fertilisasi) 
• terbentuk 2 embrio, 2 amnion, dan 2 korion 🡺 kehamilan kembar monozigot
diamnion, dikorion.
• Bisa terdapat 2 plasenta yang berbeda atau 1 plasenta yang menyatu
• Jika pembelahan tjd antara hari ke-4 dan ke-8 yaitu setelah inner cell mass
dibentuk dan sel-sel yang akan menjadi korion sdh mengalami differensiasi
terbentuk 2 embrio masing-masing dalam kantong ketuban yang terpisah dan
diselubungi oleh 1 korion bersama 🡺 kembar monozigot diamnion, monokorion.

18
• Jika amnion sudah terbentuk, yang terjadi sekitar hari ke-8 sesudah fertilisasi,
pembelahan akan menghasilkan 2 embrio dalam 1 kantong ketuban Bersama
kembar monozigot monoamnion, monokorion.
• Jika pembelahan dimulai lebih lama lagisesudah diskus embrionik terbentuk
pembelahan berlangsung tidak lengkap terbentuk janin kembar siam.

19
MANIFESTASI KLINIS

✘ Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan,

✘ Mual dan muntah berat karena HCG meningkat

✘ Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar

✘ Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan
berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit.

20
Diagnosis klinis
 ANAMNESIS

Usia ibu yang lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu yang besar berkaitan secara
lemah dengan gestasi multi janin. Pemberian baru klomifen sitrat atau
gonadotropin atau kehamilan karena ART

PEMERIKSAAN FISIK
Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu atau dua punggung
• Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut permenit

21
 Sonografi/USG

sudah bisa dilakukan pad trimester pertama


■ PEMERIKSAAN X-RAY
■ PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• skrining MSAFP (maternal serum alpha-fetoprotein)


• β-hcg

22
Diagnosis banding
 Mola hidatidosa • Polihidramnion
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak Merupakan peningkatan abnormal dari volume
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami cairan amnion yang dapat di nilai pada trimester
perubahan berupa degenerasi hidropik.gejala dan tanda mola
kedua atau ketiga. tanda dan gejala yang di
hidatidosa tidak begitu berbeda dengan kehamilan biasa,
yaitu mual, muntah, pusing dan lain-lain, hanya saja derajat timbulkan adalah tidak nyaman pada perut dan
keluhannya sering lebih hebat. Penegakan diagnosis mola gangguan pada pernafasan, biasanya pada
hidatidosa harus dicurigai bila ada perempuan dengan pemeriksaan fisik ditemukan besarnya uterus yang
amenorrea,perdarahan perpaviganam, uterus yang lebih besar abnormal (di bandingkan dengan usia gestasi)
dari usia kehamilan dan tidak di temukan tanda kehamilan disertai kesulitan menyentuh janin dan kesulitan
pasti seperti balotemen dan detak jantung janin, untuk
mendengarkan denyut jantung janin. Diagnosis
memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan kadar
human chorionic gonadotropin (hcg) dalam darah atau dalam klinis polihidramnion harus selalu dikonfirmasi
urin yang sangat tinggi, dan tampakan di usg adalah seperti menggunakan usg. Metode yang digunakan adalah
badai salju ( snow flake pattern mengukur single deepest pocket dan mengukur
indeks cairan amnion (amniotic fluid index/ AFI)

23
Penatalaksanaan kehamilan kembar
✘ PRESENTASI SEFALIK-SEFALIK PRESENTASI KEPALA LINTANG
-Bayi  I  Letak Kepala
Selama persalinan, janin yang Pertolongan persalinan seperti partus spontan biasa
terpresentasi biasanya menyebabkan serviks -Bayi II Letak Lintang
membuka. Jika kembar pertama sefalik maka ✘ Bila ketuban intak, lakukan versi luar.
pelahiran biasanya dapat dilakukan secara
Bila versi luar gagal dan pembukaan lengkap lakukan
spontan atau dengan forseps. Pelahiran caesar versi ekstraksi.
elektif tidak memperbaiki hasil akhir neonatus ✘ Bila gagal SC
jika kedua kembar adalah sefalik.
Versi luar versi dilakukan dgn tangan penolong
seluruhnya di luar kavum uterus.
✘ Versi ekstraks versi dilakukan dgn satu tangan
penolong di ddg perut ibu & yg lain dlm kavum
uterus, segera disusul dgn ekstraksi kaki.
Selanjutnya utk melahirkan bagian tubuh janin yg lain
dilakukan perasat seperti pada manual aid

24
Definisi Persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin


yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan


Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
25
Tanda-tanda permulaan persalinan
1. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul,
terutama pada primigravida. Pada multipara, hal tersebut tidak begitu jelas.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian bawah janin.
4. Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus, kadang-
kadang disebut “false labor paints”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, mungkin bercampur
darah (bloody show).

Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.


Ed.3. Jakarta: EGC.
Tanda-tanda inpartu
1. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.

Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.


Ed.3. Jakarta: EGC.
Pemeriksaan ttv & leopold

28
✘ Beberapa aspek yg harus diperhatikan untuk melakukan
pem TTV dlm kondisi tertentu :
○ Pada ibu hamil normal
○ Ibu bersalin : kala I,kala II & III

○ Kala pengawasan
○ Kala nifas
○ Bayi baru lahir

KEMENKES RI. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
✘ Pem Leopold ibu hamil  menentukan posisi dan letak janin
✘ Palpasi Leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
○ Leopold 1: mengetahui letak fundus uteri dan bagian janin yang terdapat
pada bagian fundus uteri.
○ Leopold 2: menentukan bagian janin yang berada pada sisi lateral maternal
○ Leopold 3:membedakan bagian presentasi dari janin dan memastikan
apakah bagian terendah janin masuk panggul
○ Leopold 4: meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan Leopold III
dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk panggul

KEMENKES RI. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
✘ Pelaksanaan pemeriksaan Leopold dapat dilihat pada gambar berikut ini :

KEMENKES RI. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
✘ Hasil interpretasi pemeriksaan leopold :
 Leopold 1:Tabel umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri dalam jari, dapat
Anda lihat pada tabel di bawah ini:
No Umur kehamilan Tinggi fundus uteri leopold 1

1 Sebelum 12 minggu Fundus uteri blm teraba

2 Akhir bulan ke 3 (12 minggu) Fundus uteri berada pada 1-2 jari diatas simfisis

3 Akhir bulan ke 4 (16 minggu) Fundus uteri berada pada pertegahan simfisis-pusat

4 Akhir bulan ke 5 ( 20 minggu) Fundus uteri berada pada 3 jari dibawah pusat

5 Akhir bulan ke 6 (24 minggu) Fundus uteri berada setinggi pusat

6 Akhir bulan ke 7 (28 minggu) Fundus uteri berada pada 3-4 jari diatas pusat

7 Akhir bulan ke 8 (32 minggu) Fundus uteri berada pada pertengahan pusat-PX

8 Akhir bulan ke 9 (36 minggu) Fundus uteri berada pada atau 3-4 jari dibawah PX

9 Akhir bulan ke 10 (40 minggu) Fundus uteri berada pada pertengahan pusat-PX

KEMENKES RI. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
✘ Tinggi fundus uteri yang normal untuk usia kehamilan 20-36 minggu
dapat diperkirakan dengan rumus (usia kehamilan dalam minggu + 2)
cm

KEMENKES RI. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
 Leopold 2: memperoleh rabaan mengenai bagian janin yang berada pada
sisi lateral (samping) kanan dan kiri ibu
 Leopold 3: memperoleh rabaan mengenai bagian janin yang berada di area
bawah uterus atau bagian terendah janin (presentasi) dan sudah masuk
panggul atau belum
 Leopold 4:memperoleh rabaan mengenai sejauh mana bagian terendah janin
sudah masuk panggul, dengan cara pemeriksa menghadap kaki ibu hamil,
pemeriksa membelakangi ibu hamil

KEMENKES RI. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
DJJ DAN HIS NORMAL

35
His
Merupakan salah satu komponen dari mekanisme persalinan (Passage, Power,
Passenger) dimana kekuatan ibu yg menyebabkan serviks terbuka dan dapat
mendorong kepala janin secara bertahap selama proses persalinan.
His terbentuk dari kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi ligament,
kekuatan tersebut bekerja dengan baik dan sempurna

His yang sempurna bila terdapat


(a) kontraksi yang simetris
(b) kontraksi paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri
(c) sesudah itu terjadi relaksasi

Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri


Patologi. Ed.3. Jakarta: EGC.
Karena serviks tidak memiliki otot yang banyak, pada waktu kontraksi atau muncul his, terjadi perubahan pada
serviks yaitu pendataran (effacement) dan pembukaan (dilatasi) dari serviks, otot-otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke
arah segmen bawah rahim dan serviks

Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri


Patologi. Ed.3. Jakarta: EGC.
Sifat sifat His

(a) Involunter
(b) (b) intermitten
(c) (c) terasa sakit
(d) terkoordinasi dan simetris
(e) kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secra fisik, kimia, dan psikis
Sifat His Selama Kala Persalinan
✘ His pendahuluan:
○ His tidak kuat, tidak teratur,
○ Menyebabkan “show”
✘ His pembukaan (Kala I):
○ His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm,
○ Mulai kuat, teratur dan sakit.
✘ His pengeluaran (His mengedan/Kala II):
○ Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi, dan lama,
○ His untuk mengeluarkan janin,
○ Koordinasi bersama antara his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan ligamen.
✘ His pelepasan uri (Kala III):
○ Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
✘ His pengiring (Kala IV):
○ Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23.
Jakarta: EGC
Observasi His
a)  Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per
10 menit
b)  Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah)
c)  Durasi lama his : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dengan
detik misalnya 50 detik.
d)  Interval his : jarak antara his satu dengan his berikutnya .
e)  Misal his datang tiap 2-3 menit
f)  Datangnya his : apakah sering / teratur atau tidak.

Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23.


Jakarta: EGC
PEMERIKSAAN VT

41
Def: Pemeriksaan genetalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks
menggunakan 2 jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan skala
ukuran jari utk memantau perkembangan proses persalinan
Indikasi:
✘ Bila ketuban pecah sebelum waktunnya
✘ Utk mengevaluasi pembukaan serviks uteri
✘ Utk menyelesaikan persalinan atau melakuka rujukan
✘ Petunjuk patograf WHO setiap 4 jam
Kontraindikasi:
✘ Pasien hamil dg perdarahn pervaginam
✘ Adanya infeksi daerah genital

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
Bidang hodge
✘ menentukan kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh penurunan
kepala melalui pemeriksaan dalam/vagina toucher

Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta: EGC


Pembukaan serviks

✘ Pendataran serviks panjang kanalis servikalis


✘ Pembukaan serviksgaris tengah lubang serviks setinggi os internus
✘ Posisi serviksposterior, mid-posisi, atau anterior

Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta: EGC


✘ Station American College of Obstetricians and Gynecologists (1997)
menggunakan klasifikasi station yang membagi panggul di atas dan di
bawah spina iskindika menjadi lima:
✘ -station = -5. 4, 3, -2, -1 dan 0
✘ -station = +1, +2, +3, +4, dan +5 untuk lahir

Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta: EGC


Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta: EGC
PRESENTASI DAN POSISI JANIN

47
Macam-macam Presentasi
• Presentasi kepala
Presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil di segmen depan
Presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil di belakang dapat disebelah kiri belakang
• Presentasi bokong dengan penunjuk sacrum

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
Macam-macam Posisi

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
Kala persalinan

Kala I - IV

1/18/22 51
Kala I
 dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan
lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 –
24 jam
Terbagi atas 2 fase :
✘ Fase laten
✘ Fase aktif

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 52
Fisiologi kala I

✘ Uterus
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar
ke depan dan ke bawah abdomen.
✘ Serviks
menjadi lembut, menipis, berditasi, dan lendir show

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 53
Kala II
dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multipara

Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:


1. Ibu ingin meneran
2. Perineum menonjol
3. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6. Pembukaan lengkap (10 cm )
7. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-
rata 0.5 jam

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 54
Fisiologi kala II

1. His menjadi lebih kuat  50 -100 detik, datangnya tiap


2-3 menit
2. Ketuban biasanya pecah pd kala ini ditandai dgn
keluarnya cairan kekuningkuningan sekonyong-konyong
dan banyak
3. Pasien mulai mengejan
4. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah
sampai di dasar panggul, perineum menonjol, vulva
menganga dan rectum terbuka

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 55
5. Pada puncak his “Kepala membuka pintu”
6. “Kepala keluar pintu”
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah
ubun-ubun besar, dahi dan mulut pada commissura
posterior
8. Setelah kepala lahir  putaran paksi luar, sehingga
kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada
tertekan oleh jalan lahir  dari hidung anak keluar lendir
dan cairan
9. Pada his berikutnya bahu belakang lahir bahu depan
seluruh badan anak

1/18/22 56
10. Setelah anak lahir sering keluar sisa air ketuban
kadang-kadnag bercampur darah
11. Lama kala II pada primi 50 menit pada multi 20 menit

1/18/22 57
Mekanisme Turunnya Kepala Janin
Tahap Peristiwa Gambar

1. Kepala mengambang, sebelum Kepala janin bergerak bebas di atas  


engagement apertura pelvis superior saat awitan
persalinan 🡺 "mengambang" (floating).

2. Kepala terfiksi pada PAP 🡺 • Siklitismus


Engagement,   

Turun (Desensus/descent)  • Asiklitismus Posterior

Fleksi • Asiklitismus Anterior

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
• His terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali. 
• Kepala janin turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melalui lengkung refleks
menimbulkan rasa mengedan.   
• Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan
perineum meregang. 
• Kala II pada primi berlangsung selama 11/2- 2 jam dan pada multi 1/2  -
1 jam.

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


3. Desensus lebih jauh, rotasi • Putar paksi dalam di dasar
internal panggul  
 
 
 
 

4. Rotasi lengkap, permulaan • Terjadi :  


ekstensi • Moulage kepala janin,
  • Ekstensi,
• Hipomoklion : uuk dibawah
 
simfisis

5. Ekstensi lengkap • Ekspulsi kepala janin


• Uub  
• Dahi  
• Muka, dan
• Dagu.
 

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


6. Restitusi (rotasi • Putar paksi luar (restitusi)  
eksternal)

7. Ekspulsi bahu anterior • Kelahiran bahu anterior  

8. Ekspulsi bahu posterior • Kelahiran bahu posterior  


• Seluruh badan dan
esktremitas.

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


Kala III
✘ Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban
✘ Lama tidak lebih dari 30 menit
✘ Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran
plasenta
✘ Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan
pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan
mengurangi perdarahan

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 62
Tanda-tanda pelepasan plasenta

✘ Perubahan ukuran dan bentuk uterus


✘ Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta
sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
✘ Tali pusat memanjang
✘ Semburan darah tiba tiba

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 63
Fisiologi kala III
 Terjadi kontraksi n rongga uterus mengecil plasenta
terlepas dari dinding uterus  pembuluh darah kecil
robek (pendarahan)  plasenta keluar  uterus
berkontraksi untuk menekan pembuluh darah 
mengurangi pendarahan

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 64
Kala IV

✘ Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua


jam setelah itu
✘ Paling kritis karena proses perdarahan yang
berlangsung
✘ Masa 1 jam setelah plasenta lahir
✘ Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan
✘ Observasi intensif perdarahan

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 65
Fisiologi kala IV

Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat.
Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara anyaman-
anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta dilahirkan

KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM
Kesehatan. 66
Persiapan persalinan
Kala I
✘ Pekerjaan penolong (dokter, bidan, penolong lainnya) dalam kala 1 adalah
mengawasi wanita inpartu
✘ Menanamkan semangat dan rasa percaya diri dan percaya pada penolong
✘ Jika ketuban belum pecah wanita inpartu: duduk atau berjalan-jalan, jika
berbaring, sebaiknya di sisi terletaknya punggung janin.
✘ Jika sudah pecah dilarang melakukan yang diatas
✘ Periksa per vaginam, wanita inpartu dilarang mengedan

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


Kala II
✘ Pada kala ll apabila ketuban belum pecah, ketuban harus dipecahkan.
✘ Penolong harus telah siap untuk mempimpin persalinan, ada 2 cara ibu mengedan
✘ Penolong harus menahan perineum dengan tangan kanan beralaskan kain kasa
atau kain doek steril supaya tidak terjadi robekan.
o Episiotomi
o Perasat Ritgen
o Bayi baru lahir

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


Kala III
✘ Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluran uri
✘ Untuk mengetahui cara lepasnya uri, dapat digunakan dua acara:
a. Memasukan zat kontras ke dalam uri melalui pembuluh darah tali pusat
b. Secara klinis

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


✘ perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya Uri:
a. Kustner
b. Klen
c. Strassman
✘ Tanda-tanda lain lepasnya uri adalah rahim menonjol di atas simfisis, tali
pusat bertambah panjang, rahim membundar dan keras, keluar darah
secara tiba-tiba.

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


✘ Pimpinan kala uri, biasanya rahim akan beristirahat beberapa menit.
Dalam masa istirahat ini, tugas kita adalah:
a. Memeriksa keadaan ibu tentang status lokalisasi obstetrik
b. Mengawasi pendarahan;
c. Mencari tanda-tanda pelepasan uri
d. Dorongan pada fundus hanya boleh dikerjakan pada rahim yang
kontraksinya baik
✘ Pengeluaran uri secepat mungkin hanya dilakukan jika ada perdarahan yang banyak
✘ Pengeluaran selaput ketuban
✘ Uri dan selaput ketuban harus diperiksa , yang diperiksa yaitu:
a. Permukaan maternal: 6-20 kotiledon,
b. Permukaan fetal
c. Apakah ada tanda-tanda plasenta suksenturiata
d. Kalau tidak lengkap disebut adanya sisa uri.

Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.


Kala IV
✘ Kala pengawasan 1-2 jam setelah uri lahir
✘ Darah yang keluar harus ditakar
✘ Periksa ulang dahulu dan perhatikanlah 7 pokok penting berikut
sebelum meninggal ibu:
a. Kontraksi Rahim
b. Perdarahan
c. Kandung kemih
d. Luka-luka
e. Keadaan umum ibu
f. Bayi dalam keadaan baik.
Mochtar,R.2011. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed.3. Jakarta: EGC.
BAB III
PEMBAHASA
N

75
ANAMNESIS
Pada kasus ini pasien datang ke UGD RSUD dumai dengan keluhan nyeri perut atas menjalar ke bawah hingga
ke pinggang . Berdasarkan data pada kasus, tidak dijelaskan kapan nyeri muncul dan durasi nyeri juga tidak
dijelaskan secara detail. Kemudian apakah ada keluhan lain selain nyeri juga tidak dijelaskan. Berdasarkan
keluhan utama pasien,kemungkinan diagnosis banding dari penyakit pasien tersebut sudah mulai diperkirakan
seperti Persalinan Preterm,pada anamnesis juga dikatakan bahwa pasien mengalami mual muntah dan sampai
menganggu aktivitas kemungkinan lain diagnosis banding tersebut adalah mola hidatidosa

Kemudian dokter menggali riwayat penyakit sekarang (RPS) dari pasien. Pasien sudah pernah USG
dengan hasil anak kembar dan letak normal kepala kedua anak dibawah, berdasarkan riwayat penyakit
sekarang, kemungkinan diagnosis persalinan preterm bisa disingkirkan, karena HPHT pasien yaitu 4 april 2017
dengan perkiraan usia kehamilan 36-37 minggu. Dan untuk gambaran khas dari mola hidatidosa sendiri adalah
snow flake pattern maka diagnosis banding tersebut dapat di singkirkan, kemudian pada anamnesis juga di
tanyakan apakah pasien merasakan sesak nafas untuk dapat meniyingkirkan diagnosis dari polihidramnion

76
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksan fisik umum didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, lalu pada status generalis dalam batas normal. Kemudian pada status obstetri
didapatkan pada pemeriksaan abdomen inspeksi terdapat striae gravidarum, Palpasi
terdapat interpretasi :
L1 : Teraba bulat lunak di fundus yang menandakan bagian bokong. L2 :
Teraba bagian besar di kanan yang menandakan bagian punggung. L3:
Teraba bulat keras yang menandakan bagian kepala.
L4 : Belum masuk PAP yang menandakan bagian kepala janin belum masuk ke pintu
atas panggul.
Tinggi fundus uteri = 39 cm
His : 3x/10 menit dengan durasi selama 20-30 detik
Lalu pada pemeriksaan dalam (VT) ditemukan pembukaan 1 cm, ketuban (-). 
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, diagnosis banding mulai dapat disingkirkan,yaitu persalinan preterm, dimana persalinan preterm
merupakan persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, dan seharusnya pada
pemeriksaan fisik di lakukan pemeriksaan djj untuk menyingkirkan diagnosis mola hidatidosa di karenakan pada mola tidak terdapat djj dan
untuk menyingkirkan diagnosis polihidramnion ,di karenakan pada polidhramnion denyut jantung janin sulit di dengar atau terdengar jauh.

77
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan USG ditemukan tampakan janin tunggal, sedangkan


didataanamnesis janin gemeli. Pada pemeriksaan darah jika hemoglobin pasien
≤ 9g/dl atau hematokrit ≤ 27% maka akan dipasang infus intravena. Untuk
membantu mendiagnosis dan menyingkirkan dd nya perlu di tambahkan hasil
pemeriksan laboratorium nya seperti pemeriksaan hcg

78
diagnosis
✘ Kehamilan kembar/gemelli
Kehamilan ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau
lebih yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.yang di tandai dengan
pada pemeriksaan usg di temukan adanya dua janin.
✘ Diagnosis kehamilan preterm bisa di singkirkan karna usia kehamilan sudah lebih
dari 20- <37 minggu
✘ Diagnosis mola hidatidosa dapat disingkirkan karena pada hasil pemeriksaan usg
tidak di temukannya gambaran snow flake pattern, dan pada kasus juga ditemukan
djj janin yang mana pada mola hidatidosa djj janin tidak di temukan
✘ Diagnosis polihidramnion juga dapat disingkirkan karena pada anamnesis
pasien tidak mengeluhkan adanya sesak nafas dan pada pemeriksaan fisik
juga tidak di temukan kesulitan mendengar auskultasi jantung dan pada usg
juga tidak di temukan adanya tanda dari polihidramnion

79
penatalaksanaan

A. penatalaksanaan

Tatalaksana yang diambil pada kasus ini persalinan normal, yaitu suatu proses
pengeluaran hasil kontrasepsi (janin dan uri) yang dapat hidupkedunia luar dari rahim
melalui jalan lahir atau jalan lain.

80
BAB IV
KESIMPULAN

81
kesimpulan
1. Kehamilan ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih yang ada
didalam kandungan selama proses kehamilan.

2. Pada kasus, pasien datang dengan keluhan nyeri perut atas menjalar ke bawahhingga ke pinggang.
Berdasarkan data pada kasus, tidak dijelaskan kapan nyeri

muncul dan durasi nyeri juga tidak dijelaskan secara detail. Kemudian apakah ada keluhan lain selain
nyeri juga tidak dijelaskan. Berdasarkan keluhan utama pasien, kemungkinan diagnosis banding dari
penyakit pasien tersebut sudah mulai diperkirakan seperti Persalinan Preterm. Pada pemeriksaan fisik
umum ditemukan keadaan umum pasien tampak sakit sedang. Kemudian pada pemeriksaan status
generalisata tidak ditemukan adanya kelainan dan pada pemeriksaan status obstetri tidak ditemukan
adanya kelainan.
3. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu akan dilakukan persalinan secaranormal

82
Daftar pustaka
•  
•  
o KEMENKES RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.
o Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
o Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Ed.3. Jakarta: EGC.
o KEMENKES RI. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan.

o Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta: EGC

o Stephanie et al. 2013. Normal fetal heart rate. Dapat diakses di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3678114/

o Rachmawati, Imami. 2016. Assessment Of Fetal Status. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
o Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta Pusat: PT Virtudraft Intermedia Telematika.
o KEMENKES RI. 2014. INFODATIN Situasi dan Analisis ASI Ekslusif.

o KEMENKES RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. In Departemen Kesehatan Republik Indonesia
o KEMENKES RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
o KEMENKES RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI

83

Anda mungkin juga menyukai