Anda di halaman 1dari 12

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU PENYAKIT KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Ujian Kasus : Pasien G3P2A0 hamil 5 minggu
dengan Abortus Inkomplet
SMF ILMU KEBIDANAN
RUMAH SAKIT : RS Panti Wilasa dr. Cipto

Tanda Tangan
Nama Mahasiswa : Tia Tamara
Nim : 112022027

Dr.Pembimbing/Penguji : dr. Vika Puspa Adiyanti, Sp.OG ...................

IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : Ny. EW Nama suami : Tn.AM


Umur : 34 tahun Pekerjaan : Guru swasta
Pendidika : S1 Agama. : Islam
n
Pekerjaan : Wiraswasta Suku : Jawa
Agama : Islam Alamat : Kinibalu rt/rw 08/02
Suku : Jawa
Alamat : Kinibalu rt/rw 08/02
No RM : 588171

I. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis, 3 November 2022
1. Keluhan Utama:
Seorang wanita 35 tahun G3P2A0 hamil 5 minggu, mengeluh keluar darah dari jalan
lahir sejak 4 hari SMRS.
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mengatakan 4 hari yang lalu merasakan kecapekan dan dateng ke puskesmas untuk
berobat, setelah dari puskesmas pulang kerumah istirahat dan sorenya keluar darah seperti
darah mens. Rabu sore datang ke poli klinik dr. Purnomo di RS. Panti Wiloso dr.Cipto
dengan keluhan keluar darah dan ada perongkolan-perongkolan bewarna coklat dan
dilakukan USG.
3. Riwayat Haid
1
1) Haid pertama : usia 14 tahun.
2) Siklus : 28 hari
3) Lamanya : 5-7 hari
4) HPHT : 15 September 2022
5) HPL : 22 juni 2023
6) UK : 5 minggu

4. Riwayat Perkawinan

1) Status perkawinan : Menikah 2 kali


2) Menikah pada usia : 20 tahun
3) Lama pernikahan dengan suami sekarang : 1 tahun.

5. Riwayat Obstetrik

1) A1: 2008, cewek, normal, bidan, 2900 gr, hidup


2) A2: 2014, cowok, normal, 3000 gr, hidup
3) G3: Hamil ini

6. Riwayat Ginekologi

Tidak ada masalah

7. Riwayat Kontrasepsi

Tidak menggunakan KB

8. Riwayat Antenatal Care


Belum pernah melakukan pemeriksaan

9. Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertensi (-), DM (-), asma (-), kejang(-), TBC (-)

10. Riwayat Alergi

Makanan (-), obat-obatan (-), dan cuaca (-)

11. Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi (-), DM (-), asma (-), kejang(-), TBC (-)

2
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8 ºC
Frekuensi napas : 20x/menit
BB : 50 kg
Kepala-Leher
Kepala : normocephal, rambut hitam, merata
Mata : sklera anikterik, konjungtiva tidak anemis
Telinga : daun telinga normal, liang telinga lapang
Hidung : simetris, septum deviasi(-)
Mulut/gigi : tampak normal, caries (-)
Leher : simetris, Pembesaran KGB(-)
Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris saat statis dan dinamis,retraksi
sela iga (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di sela iga ke IV midclavicularis.
perkusi : BJ 1 dan BJ 2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi dan massa
Palpasi : nyeri tekan pada perut bagian bawah,
Leopord: tidak dilakukan
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG Transabdominal

3
2. Laboratorium (2 november 2022)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 12.5 g/dL 11.7-15.5

Leukosit 4,6 10˄3/uL 4.0-10.0

Hematokrit 37 % 35-47

Eritrosit 4.2 10˄6/uL 3.80-5.20

Trombosit 248 10˄3/uL 150-400

MCV 88 fL 80-100

MCH 30 Pg 26-34

MCHC 34 g/dL 32-36

Masa Perdarahan/ BT 1 Menit 1-3

Masa Pembekuan/ CT 10 menit 8-18

Kimia Klinik

GDS 109 Mg/dL 70-150

Sero Imunologi

Rapid Antigen SARS- negatif negatif


COV-19

HBsAg negatif negatif

Resume dan Diagnosis


Pasien G2P1A0 34 tahun dengan usia kehamilan 5 minggu datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir disertai perongkolan-perongkolan bewarna
coklat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan,
kesadaran compos mentis, TD 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,8 C,
RR 20x/menit, Hasil USG pada hari rabu diagnosisnya abortus inkomplit.

4
Follow Up

Tanggal/ S O A P
Jam

2 November Pasien mengatakan Sakit sedang, co G3P2A0 Hamil USG, Cek Laborator
2022 keluar darah dari jal mpos mentis, 5 mingggu, ium
J. 21:30 an lahir, nyeri perut TD 120/80 , N Abortus Pro Curetage
bagian bawah 80x ,S 36,8 C, Inkomplet
RR 20x/menit

3 November Pasien mengatakan Sakit sedang, co G3P2A0 Hamil Anbacim 1gr


2022 masih keluar flex co mpos mentis 5 minggu, Pro curetage
J. 10:10 klat dari jalan lahir, TD 120/90 , N Abortus
serta nyeri pada per 76,S 36,5, RR Inkomplet
ut bagian bawah 20 x/menit

3 November Pasien mengatakan Sakit SEDANG, G3P2A0 Post C Metilergometrin 2x1


2022 tidak ada keluhan compos mentis uretage Ketorolac
TD 120/80, N Cefadroxil 3x1
60, S 36,5, RR Paracetamol 3x1
20, SpO2 100%

IV. DIAGNOSIS
Ny. EW 34 tahun G3P0A2 hamil 5 minggu dengan Abortus Inkomplet.
V. DIAGNOSIS BANDING
Ny. EW 34 tahun G3P0A2 hamil 5 minggu dengan Abortus Komplet,
Abortus Imminens
VI. TATALAKSANA
1. Medikamentosa

5
Cefadroxil tab 500 mg
Metilergometrin tab 0,125 mg
Paracetamol tab 500 mg
Anbacin inj 1g
Ketorolac inj 30 mg/ml
2. Non-medikamentosa
Dilatasi dan Curetage
VII. PROGNOSIS
Ibu
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
Anak
 Ad vitam : ad malam
 Ad fungsionam : ad malam
 Ad sanationam : ad malam

Tinjauan Pustaka

6
Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu
hidup luar kandungan. Batasan abortus adalah umur kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram. Sedang menurut WHO/FIGO adalah jika
kehamilan kurang dari 22 minggu, bila berat janin tidak diketahui.
Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:
● Kelainan kromosom
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi,
kelainan kromosom sex serta kelainan kromosom lainnya.
● Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehingga menyebabkan pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
● Pengaruh dari luar
Adanya pengaruh dari radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.
Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
b. Kelainan pada plasenta
Misalnya end-arteritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan
oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
c. Faktor maternal
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria,
dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium
dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin dan
kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum,
dan penyakit menahun juga dapat menyebabkan terjadinya abortus.
d. Kelainan traktus genitalia
Retroversi uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan
abortus.

7
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga menjadi benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Hasil
konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda
kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup.
Abortus Inkomplet
Merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Perdarahan abortus ini dapat
banyak sekali dan tidak berhenti sebelum hasil konsepsi dikeluarkan.Ciri dari jenis
abortus ini yaitu perdarahan yang banyak disertai kontraksi, kanalis servikalis masih
terbuka, dan sebagian jaringan keluar.

Gambar 1.Abortus Inkomplet

Tanda dan gejala abortus inkomplit adalah sebagai berikut :


a) Perdarahan sedikit atau banyak dan terdapat bekuan darah
b) Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
c) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
d) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau sudah
menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
e) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok.
Diagnosis

8
a. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
c. Terjadi infeksi ditandai suhu tinggi.
d. Dapat terjadi degenerasi ganas.
e. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran:
1. Kanalis servikalis terbuka
2. Dapat diraba jaringan dalam rahim.
3. Lakukan pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan,
penipisan serviks, serta kondisi ketuban
4. Jika hasil pemeriksaan negatif, lakukan pemeriksaan denyut jantung
janin untuk menentukan kelangsungan hidup janin dan tenangkan
keadaan ibu.
5. Jika perdarahan terus berlanjut, khususnya jika ditemui uterus lebih
besar dari yang harusnya mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau
molahidatidosa.
6. Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa dan
lakukan penilaian jika terjadi perdarahan lagi.
7. Konsultasi dan rujuk ke dokter spesialis jika terjadi perdarahan hebat,
kram meningkat atau hasil pemeriksaan menunjukkan hasil abnormal
Anamnesa
a) Usia kehamilan ibu (kurang dari 20 minggu).
b) Adanya kram perut atau mules daerah atas sympisis, nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
c) Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
Pemeriksaan fisik:
a) Biasanya keadaan umum (KU) tampak lemah.
b) Tekanan darah normal atau menurun.
c) Denyut nadi normal, cepat atau kecil dan lambat.
d) Suhu badan normal atau meningkat.
e) Pembesaran uterus sesuai atau lebih kecil dar]i usia kehamilan.
Pemeriksaan ginekologis ·
a) Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam ada/tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva. ·

9
b) Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, serta ada/tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium. ·
c) Colok vagina: porsio masih tebuka atau sudah tertutup serta teraba atau tidak jaringan
dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, dan kavum douglas
tidak menonjol dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
a.Laboratorium ·
Darah Lengkap
● Kadar hemoglobin rendah akibat anemia hemoragik
● LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi. ·
Tes Kehamilan
Terjadi penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG secara prediktif.
Hasil positif menunjukkan terjadinya kehamilan abnormal (blighted ovum,
abortus spontan atau kehamilan ektopik).
b. Ultrasonografi ·
a. USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4 - 5 minggu; ·
b. Detik jantung janin terlihat pada kehamilan 5 - 6 minggu; ·
c. Dengan melakukan dan menginterpretasi secara cermat, pemeriksaan USG
dapat digunakan untuk menentukan apakah kehamilan viabel atau non-viabel.
Penatalaksanaan abortus inkomplit
a) Bila disertai syok karena perdarahanm diberikan infuse cairan fisiologis NaCl
atau Ringer Laktat dan trasfusi darah selekas mungkin
b) Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret lalu suntikkan ergometrin
0,2 mg intramuskular untuk mempertahankan kontraksi otot uterus.
c) Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi. Syok pada abortus inkomplit
teratasi, dilakukan kuretase
Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi, dan
syok.
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi

1
0
apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiporetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan teliti.
Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luar dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau histerektomi. Perforasi uterus pada
abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena
perlukaan uterus biasanya luas, mungkin juga terjadi perlukaan pada kandung kemih
atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya
mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi
menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan
diikuti oleh syok.
d. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat (syok endoseptik).
Kesimpulan
Ny. EW 34 tahun dengan G3 P2 A0 hamil 5 minggu, didiagnosis abortus inkomplet
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Abortus
inkomplet harus segera dilakukan tindakan curettage agar perdarahan tidak terus
terjadi yang dapat mengakibatkan komplikasi pada pasien.

Daftar Pustaka

1
1
1. Irianti, Bayu dkk. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung
Seto.2014.
2. Fauziah, Yulia. Obstetri Patologi. Yogyakart: Nuha Medika. 2012
3. Wibowo B. Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan.
Wiknjosastro GH, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kbidanan. Edisi
5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002: hal.302-312.
4. Cunningham FG, dkk. Kehamilan pada Manusia. Dalam Hartanto Huriawati,
editor. Obstetric Williams volume satu. Edisi ke-21. Jakarta: ECG. 2006. hAL
2-33.

1
2

Anda mungkin juga menyukai