Tanda Tangan
Nama Mahasiswa : Tia Tamara
Nim : 112022027
IDENTITAS PASIEN
I. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:
Seorang wanita 35 tahun G3P2A0 hamil 5 minggu, mengeluh keluar darah dari jalan
lahir sejak 4 hari SMRS.
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mengatakan 4 hari yang lalu merasakan kecapekan dan dateng ke puskesmas untuk
berobat, setelah dari puskesmas pulang kerumah istirahat dan sorenya keluar darah seperti
darah mens. Rabu sore datang ke poli klinik dr. Purnomo di RS. Panti Wiloso dr.Cipto
dengan keluhan keluar darah dan ada perongkolan-perongkolan bewarna coklat dan
dilakukan USG.
3. Riwayat Haid
4. Riwayat Perkawinan
5. Riwayat Obstetrik
6. Riwayat Ginekologi
Tidak ada
7. Riwayat Kontrasepsi
Tidak ada
Tidak ada
2
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6 ºC
Frekuensi napas : 20x/menit
SpO2 : 99%
BB : 54 kg
TB : 150cm
Keadaan gizi : Baik
Kulit : Kuning langsat, tidak tampak lesi, akral hangat, turgor
baik.
Kepala : normocephal, rambut hitam, merata
Mata : sklera anikterik, konjungtiva tidak anemis
Telinga : daun telinga normal, liang telinga lapang
Hidung : simetris, septum deviasi(-)
Mulut/gigi : tampak normal, caries (-)
Leher : simetris, Pembesaran KGB(-)
Ekstremitas : simetris, akral hangat, CRT < 2
Paru-paru : vesikuler, rhonki(-), wheezing (-)
Jantung : BJ 1 dan BJ 2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
2. Pemeriksaan Payudara:
Simetris, cairan(-), nyeri (-)
3. Pemeriksaan Abdomen
Nyeri tekan pada perut bagian bawah,
Leopord: tidak dilakukan
3
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG Transabdominal
I. URAIAN MASALAH
Ny. VA 34 tahun dengan G3 P0 A2 hamil 5 minggu, datang ke IGD RS
Panti Wilasa dr. Cipto dengan keluhan nyeri perut dan keluar darah dari jalan lahir.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan, kesadaran
compos mentis, TD 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,6 C, RR
20x/menit, SpO2 99%.
4
II. FOLLOW UP
Tanggal/ S O A P
Jam
22 Pasien mengata Sakit sedan G3P0A2 Ha USG, Cek Labo
Agustus kan keluar g, compos mil 5 mingg ratorium
2022 darah dari jalan mentis, gu, Abortus Pro Curetage
J. 12.10 lahir, nyeri per TD 120/80 , Inkomplet
ut bagian bawa N 80x ,S 3
h 6,6 C, RR 2
0x/menit
SpO2 99%
22 Pasien mengata Sakit sedan G3PA2 Ha Anbacim 1gr
Agustus 2 kan pusing dan g, compos mil 5 mingg Pro curetage
022 masih keluar fl mentis u, Abortus
J. 20.30 ex coklat dari j TD 112/70 , Inkomplet
alan lahir, serta N 80,S 36,7,
nyeri tekan pad RR 2
a perut bagian 1x/menit,
bawah SpO2 99%
III. DIAGNOSIS
Ny. VA 34 tahun G3P0A2 hamil 5 minggu dengan Abortus Inkomplet.
5
Ny. VA 34 tahun G3P0A2 hamil 5 minggu dengan Abortus Komplet
V. TATALAKSANA
1. Mediamentosa
- Cefadroxil tab 500 mg
- Metilergometrin tab 0,125 mg
- Paracetamol tab 500 mg
- Anbacin inj 1g
- Ketorolac inj 30 mg/ml
2. Non-medikamentosa
Dilatasi dan Curetage
VI. PROGNOSIS
Ibu
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Anak
Ad vitam : ad malam
Ad fungsionam : ad malam
Ad sanationam : ad malam
Tinjauan Pustaka
6
Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu
hidup luar kandungan. Batasan abortus adalah umur kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram. Sedang menurut WHO/FIGO adalah jika
kehamilan kurang dari 22 minggu, bila berat janin tidak diketahui.
Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:
Kelainan kromosom
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi,
kelainan kromosom sex serta kelainan kromosom lainnya.
Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehingga menyebabkan pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
Pengaruh dari luar
Adanya pengaruh dari radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.
Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
b. Kelainan pada plasenta
Misalnya end-arteritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan
oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
c. Faktor maternal
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria,
dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium
dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin dan
kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum,
dan penyakit menahun juga dapat menyebabkan terjadinya abortus.
d. Kelainan traktus genitalia
Retroversi uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan
7
abortus.
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga menjadi benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Hasil
konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda
kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup.
Abortus Inkomplet
Merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Perdarahan abortus ini dapat
banyak sekali dan tidak berhenti sebelum hasil konsepsi dikeluarkan.Ciri dari jenis
abortus ini yaitu perdarahan yang banyak disertai kontraksi, kanalis servikalis masih
terbuka, dan sebagian jaringan keluar.
Gejala Klinis
a. Tanda-tanda kehamilan, seperti amenorea kurang dari 20 minggu, mualmuntah,
mengidam, hiperpigmentasi mammae, dan tes kehamilan positif;
b. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
serta suhu badan normal atau meningkat;
8
c. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi;
d. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus;
Pemeriksaan ginekologis
Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam ada/tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva.
Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, serta ada/tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.
Colok vagina: porsio masih tebuka atau sudah tertutup serta teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
dan kavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Darah Lengkap
Kadar hemoglobin rendah akibat anemia hemoragik;
LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.
Tes Kehamilan
Terjadi penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG secara prediktif.
Hasil positif menunjukkan terjadinya kehamilan abnormal (blighted ovum,
abortus spontan atau kehamilan ektopik).
b. Ultrasonografi
USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4 - 5 minggu;
Detik jantung janin terlihat pada kehamilan 5 - 6 minggu;
Dengan melakukan dan menginterpretasi secara cermat, pemeriksaan USG dapat
digunakan untuk menentukan apakah kehamilan viabel atau non-viabel.
Penatalaksanaan
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau
9
ringer laktat yang disusul dengan ditransfusi darah.
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret lalu suntikkan ergometrin 0,2
mg intramuskular untuk mempertahankan kontraksi otot uterus.
Berikan antibiotik untuk rnencegah infeksi.
Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi, dan
syok.
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi
apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiporetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan teliti.
Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luar dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau histerektomi. Perforasi uterus pada
abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena
perlukaan uterus biasanya luas, mungkin juga terjadi perlukaan pada kandung kemih
atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya
mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi
menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan
diikuti oleh syok.
d. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat (syok endoseptik).
Kesimpulan
Ny. VA 34 tahun dengan G3 P0 A2 hamil 5 minggu, didiagnosis abortus inkomplet
1
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Abortus
inkomplet harus segera dilakukan tindakan curettage agar perdarahan tidak terus
terjadi yang dapat mengakibatkan komplikasi pada pasien.
Daftar Pustaka
Cunningham FG, dkk. Kehamilan pada Manusia. Dalam Hartanto Huriawati, editor.
Obstetric Williams volume satu. Edisi ke-21. Jakarta: ECG. 2006. hAL 2-33.