Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam)

Dosen Pengampu:
Muhammad Lutfi M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2

Wardha Annisa J.M 230210402034


Muhammad Faris N 230210402004
Surya Ningsih 230210402102
Yovita Intan Maharani 230210402096
Diasta Indira Maylafaeza 230903101068
Muhamad Dzulkifli 230910202049
Aprilia Suci Ningtias 230110201011
UNIVERSITAS JEMBER
2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
HAM dan Demokrasi dalam Islam” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna untuk lebih mendalami suatu topik HAM dan
Demokrasi dalam Islam pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar bisa
menjadi bekal dalam pembuatan makalah kami di kemudian hari dengan lebih
baik lagi.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Lutfi M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang memberikan kami
kesempatan untuk mengetahui dan memperluas pemahaman terkait HAM dan
Demokrasi dalam Islam.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami berharap dapat memberi
manfaat dan memperluas wawasan kepada pembaca, khususnya mengenai “ HAM
dan Demokrasi dalam Islam”. Atas perhatian dan kerja sama teman-teman beserta
para pembimbing, kami ucapkan terima kasih.

Jember, Maret 2024

2
Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….
…….iii

BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..2

1.3
Tujuan……………………………………………………………………….2

1.4 Manfaat…………………………………………………………………...…
2

BAB 2.
PEMBAHASAN………………………………………………………….3

2.1 HAM ………….……………....


…………………………………………….3

2.2 Demokrasi…….………………………………………………………….…4

2.3 Nilai-Nilai HAM..……………………………………………………….…


10

BAB 3. PENUTUP…………………………………………………………..…..12

3.1 Kesimpulan……………………………………………………...…………
12

3
3.2 Saran…………………………………………………………………….…13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…10

4
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Islam, HAM (Hak Asasi Manusia) dan demokrasi sangat penting.
Islam mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama dan harus
dihormati, termasuk hak untuk hidup, kebebasan beragama, kebebasan berbicara,
hak untuk mendapatkan keadilan, dan lain sebagainya. HAM ini harus dijaga dan
dilindungi oleh negara dan masyarakat. Demokrasi juga merupakan prinsip
penting dalam Islam. Prinsip demokrasi menghargai kebebasan individu dan
mengutamakan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan. Dalam
Islam, hal ini tercermin dalam prinsip syura, yaitu musyawarah untuk mencapai
kesepakatan dalam urusan yang penting bagi masyarakat. Syura merupakan
bentuk demokrasi dalam Islam yang berlandaskan pada prinsip keadilan dan
kesetaraan. Namun demikian, dalam Islam, prinsip-prinsip HAM dan demokrasi
tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama. Islam menempatkan kepentingan
agama di atas kepentingan politik, sehingga prinsip-prinsip HAM dan demokrasi
harus diimplementasikan dengan memperhatikan ajaran Islam.

Dalam hal ini, penting bagi negara dan masyarakat untuk bekerja sama
dalam membangun sistem yang menghargai prinsip- prinsip HAM dan demokrasi,
serta menghormati perbedaan agama dan budaya. Dengan demikian, negara dan
masyarakat dapat membangun sistem yang adil, demokratis, dan berlandaskan
pada nilai-nilai Islam yang universal.
2

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mendapatkan pemahaman yang terarah dan jelas, maka diperlukan
suatu perumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai
berikut.
1. Bagaimana Sejarah HAM dalam Islam?
2. Bagaimana Sejarah Demokrasi dalam Islam?
3. Apa saja Nilai-Nilai HAM dalam Islam?
4. Apa saja Nilai-Nilai Demokrasi dalam Islam?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Sejarah HAM dan Demokrasi dalam Islam
2. Untuk mengetahui apa saja Nilai-Nilai HAM dalam Islam
3. Untuk mengetahui apa saja Nilai-Nilai Demokrasi dalam Islam

1.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini bagi Mahasiswa yaitu:

1. Makalah ini dapat digunakan untuk membangun pemahaman lebih luas


terkait HAM dan Demokrasi dalam Islam.

2. Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi belajar terkait HAM dan
Demokrasi dalam Islam pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 HAM dan Demokrasi dalam Islam


Hak asasi manusia atau saat ini lebih dikenal dengan sebutan HAM
merupakan hak yang melindungi setiap diri manusia, hak asasi manusia ini
melekat pada diri manusia sejak manusia tersebut dilahirkan dengan tujuan untuk
melindungi hak-hak yang menyangkut kepribadian individu yang dapat
mengembangkan potensi diri serta peranannya bagi kesejahteraan hidup. Hak
asasi manusia dalam sejarahnya pertama kali muncul di belahan bumi bagian
barat, yakni Eropa pada abad ke-12 Masehi. Hak asasi manusia ini timbul sebab
adanya pergolakan antara para pemuka agama dengan para cendekiawan dan para
filsuf. Hak asasi manusia atau HAM dalam pandangan islam memandang bahwa
setiap makhluk adalah sama di mata Allah tanpa ada yang membedakan kecuali
tingkat keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt. Sehingga menurut sudut
pandang islam HAM ini memiliki sifat yang segala sesuatu itu berpusat kepada
Allah atau dikenal dengan istilah teosentris, yaitu sikap atau teori yang
memandang Tuhan sebagai zat tertinggi dalam moral dan ajaran etika manusia.

Dalam agama islam terdapat empat macam hak yang harus diketahui umat
muslim, diantaranya adalah hak kepada Allah, hak kepada orang lain, hak kepada
makhluk Allah yang lain seperti hewan dan tumbuhan, dan hak kepada diri
sendiri. Pertama adalah hak kepada Allah. Hak ini memiliki posisi paling tinggi
dan paling atas, artinya hak ini harus didahulukan dari pada apapun karena Allah
merupakan Pencipta alam semesta sekaligus Pemilik atas segala isinya baik yang
ada di bumi maupun yang ada di langit. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya,
bahwa hak asasi manusia dalam agama islam adalah bersifat teosentris atau
memusatkan segala perhatian kepada Tuhan. Nah, dalam hak kepada Tuhan ini,
manusia memusatkan segala yang ada pada dirinya kepada Tuhan sebagai bentuk
taat dan patuh dengan tidak melanggar larangannya dan menjalankan perintah
yang telah diberikan. Dalam agama islam sendiri, hak yang melekat pada diri
manusia adalah hak yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagai bentuk
rasa sayangnya Allah agar manusia dapat menjaga dan melindungi hak-hak yang
4

seharusnya ada pada dirinya. Kedua adalah hak kepada orang lain, di mana hak
keoada orang lain adalah ketika manusia memberikan hak yang seharusnya di
dapatkan oleh orang lain dengan berlaku adil. Karena prinsip hak asasi manusia
ini adalah melekat pada diri setiap individu, maka tidak sepantasnya kita sebagai
sesama manusia mempersulit orang lain untuk mengambil apa yang menjadi hak
nya. Ketiga adalah hak kepada makhluk hidup lain yaitu seperti hewan dan
tumbuhan dengan cara yang sederhana yakni dengan tidak menyakitinya atau
membunuhnya secara semena-mena karena hewan dan tumbuhan adalah makhluk
Allah yang juga memiliki perasaan, tidak hanya itu, hewan dan tumbuhan tersebut
sudah banyak membantu manusia dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.
Misalnya seperti tumbuhan yang memproduksi oksigen untuk manusia bernafas,
atau hewan seperti ternak atauu unggas yang dapat dipelihara dan dijual sehingga
dapat membantu perekonomian. Pada dsarnya manusia, hewan, dan tumbuhan
hidup saling berdampingan, oleh sebab itu manusia sebagai makhluk Allah yang
paling sempurna karena dibekali oleh akal dan pikiran serta perasaan harus
menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar sebagai bentuk taat kepada Allah
karena tidak merusak lingkungan. Yang terakhir adalah hak kepada diri sendiri,
yakni memberikan hak yang seharusnya diri sendiri peroleh. Misalnya seperti hak
untuk hidup, hak kebebasan, hak atas keadilan dan hukum, hak untuk berkeluarga
dan masih banyak lagi.

Hak-hak tersebut bertujuan untuk menjaga dan melindungi manusia dari sikap
sewenang-wenang ynag dilakukan oleh oknum yanhg tidak bertanggung jawab.
Hak asasi manusia dalam perpsektif islam ini fokus pada tiga hal pokok yakni
persamaan, kemerdekaan, dan keadilan. Dalam persamaan manusia memiliki nilai
kemanusiaan yang sama namun yang menjadi pembeda antara setiap manusia
adalah adanya keberagaman suku, ras, agama, dan kebudayaan sehingga
perbedaan tersebut menjadi sebuah kesatuan yang saling melengkapi satu sama
lain. Selanjutnya adalah kemerdekaan, di mana islam merupakan agama yang
mengajarkan ketauhidan. Inti dari ajaran tauhid adalah pembebasan, yakni setiap
individu memiliki kemerdakaan atas beragama, harta benda, kekeluargaan, dan
lain sebagainya. Dan yang terakhir adalah keadilan. Tentang sikap adil ini Allah
5

telah menegaskan di dalam al-qur’an bahwa bersikap adil itu dapat mencapai
derajat ketakwaan, tidak adanya diskriminasi dan adanya perlakuan yang sama
tanpa membedakan derajat. Hukum Islam dengan tegas menjunjung tinggi hak
asasi manusia baik dalam hukum pidana maupun perdata dan menerapkan hukum
sesuai dengan peraturan masing-masing

2.2 Demokrasi dalam Islam


Istilah kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yakni demos yang berarti
rakyat, kdan kratos yang berarti pemerintahan. Secara harfiah demokrasi dapat
dipahami sebagai sebuah pengertian yang pemerintahan didasarkan atas
kedaulatan rakyat. Dalam demokrasi ini terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan adalah prinsip persamaan. Dalam prinsip persamaan ini, demokrasi
memandang setiap individu memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa adanya
perbedaan baik dari segi suku, agama, ras, ataupun kebudayaan. Selanjutnya
istilah pemerintahan di sini dapat dipahami sebagai suatu sistem kenegaraan yang
di dalamnya menyangkut kehidupan seluruh umat manusia sehingga semua
keputusan yang di buat di dalamnya merupakan keputusan yang dibuuat secara
bersama-sama.

Demokrasi dapat dipahami sebagai suatu pemerintahan yang dijalankan dari


rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Menurut Aristoteles, dia menegaskan bahwa
demokrasi merupakan prinsip dan kebebasan, sebab melalui kebebasan yang ada
setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam pemerintahan dan kekuasaan di
negaranya. Aristoteles juga mengatakan jiika orang yang hidup tanpa kebebasan
dalam gaya hidupnya maka orang tersebut sama seperti budak. Di dalam
demokrasi terdapat beberdapa prinsip, diantaranya adalah sikap tanggung jawab,
kebebasan sipil sebagai warga negara, individual, asas mayoritas, hukum alam
atau lebih dikenal dengan istilah natural law, dan kedaularatan rakyat. Pertama,
adalah prinsip sikap tanggung jawab, yakni pentingnya sikap tanggung jawab
terhadap kekuasaan dan rakyat. Adanya sistem pemerintahan yang bersifat
konstitusi, terdapat proses pemilihan umum dalam memilih kepada negara ynag
6

melinbatkan seluruh rakyat sebagai tokoh utama dalam negara yang demokrasi.
Dalam pemungutan suara terdapat sikap tanggung jawab yang mencegah
terjadinya kekuasaan yang sewenang-wenang terhadap masyrakat sebagai warga
negara, Kedua, yaitu kebebasan sipil sebagai warga negara yaiitu jaminan yang
diberikan oleh negara dan pemerintah sebagai bentuk jaminan kepada setiap
individu bahwa kebebasan yang dimiliki tersebut tidak dibatasi secara semena-
mena oleh pemerintah. Ketiga, adalah individual atau individualisme yaitu prinsip
yang menekankan kepada negara dan pemerintah untuk memberikan kehidupan
yang sejahtera kepada setiap individu dan memberikan kebebasan untuk setiap
orang mengembangkan potensi yang dimiliki, hal ini merupakan salah satu bentuk
tanggung jawab yang diberikan kepada masyrakat sebagai bentuk rasa hormat.
Keempat, mengenai asas mayoritas yang dapat diapahami sebagai bentuk
keputusan ditentukan atas suara terbanyak dengan memerhatikan syarat dan
ketentuan yang berlaku. Kelima, Natural law atau hukum alam yaitu aturan yang
memberikan arahan kepada setiap masyarakat untuk menjalin hubungan yang baik
dengan pemerintah dengan memerhatikan nilai moral. Dan yang terakhir adalah
kedaulatan rakyat.

Hal terpenting yang diketahui ketika mendengar kata demokrasi adalah


kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, hal tersebut dapat dipahami sebagai
bentuk bahwa kedaulatan diciptakan oleh rakyat dengan pemerintah sebagai aspek
pendukung. Karena dalam pemerintahan, rakyat dapat memberikan suara atau
menyampaikan pendapat secara langsung dan terbuka serta dapat pula
menyampaikan suara secara tidak langsung yakni dengan menyampaikan aspirasi
kepada wakil rakyat yang memegang pemerintahan.

2.3 Nilai-Nilai HAM dalam Islam

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan konsep yang penting dalam


kehidupan manusia karena melindungi hak-hak dasar setiap individu. Dalam
konteks Islam, HAM dipandang sebagai bagian integral dari ajaran agama yang
menekankan nilai-nilai tertentu yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan
sehari-hari. Pertama, Islam menekankan martabat dan kesetaraan di antara seluruh
7

umat manusia. Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa Allah telah memberi
kehormatan kepada manusia dan meletakkan mereka di atas makhluk lainnya.
Martabat manusia tidak bergantung pada ras, etnis, atau status sosial, tetapi pada
ketakwaan dan keadilan. Ini menekankan pentingnya menghormati dan
memperlakukan semua individu dengan adil, tanpa memandang perbedaan
apapun. “Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami
ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (Qur’an Surah Al-Isra’:70). Kedua,
Islam mendukung prinsip keadilan dalam semua aspek kehidupan. Al-Qur’an
menegaskan bahwa orang-orang yang beriman harus menjadi penegak keadilan,
bahkan jika itu melibatkan kesaksian yang memberatkan diri sendiri atau orang-
orang terdekat. Hal ini menunjukkan pentingnya menegakkan keadilan sebagai
prinsip utama dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik, tanpa memandang
kedudukan atau kepentingan pribadi. Mendapat keadilan menjadi salah satu hak
dasar yang harus diraih oleh seluruh umat manusia. “Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun
kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia
(yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu
(kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau
berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
segala apa yang kamu kerjakan.” ( Al-Qur’an Surah An-Nisa:135).

Selanjutnya, Islam mengakui kebebasan berkeyakinan dan berekspresi


sebagai hak fundamental setiap individu. Al-Qur’an menegaskan bahwa tidak ada
paksaan dalam agama, menegaskan bahwa setiap individu memiliki kebebasan
untuk memilih dan mengamalkan keyakinannya tanpa tekanan dari pihak
manapun. Ini menunjukkan toleransi dan penghargaan terhadap keragaman
keyakinan dalam masyarakat Islam.”Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama
(Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.” (Qur’an
Surah Al-Baqarah:256). Selain itu, Islam juga menjunjung tinggi perlindungan
8

jiwa dan harta benda setiap individu. Nabi Muhammad (saw) secara tegas
menyatakan bahwa darah dan harta benda seseorang adalah suci dan tidak boleh
diusik tanpa alasan yang jelas. Ini menekankan pentingnya menjaga keamanan
dan kesejahteraan setiap individu dalam masyarakat. Nabi Muhammad (saw)
bersabda, “Sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah haram (untuk
diusik) sebagaimana haramnya hari kalian ini, di negeri kalian ini, di bulan kalian
ini, hingga kalian menemui Tuhan kalian dan Dia menanyai kalian tentang amal-
amal kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim). Terakhir, Islam mengajarkan
perlindungan terhadap kehormatan individu dan melarang penghinaan terhadap
sesama muslim. Al-Qur’an menegaskan bahwa mengolok-olok atau mencela
sesama muslim adalah tindakan yang tidak pantas dan dapat merusak hubungan
antar sesama. “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan janganlah
perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi
perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-
olok). Janganlah kamu saling mencela sesama muslim dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Barangsiapa tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11). Hal ini
menunjukkan pentingnya menghormati dan memelihara nama baik setiap individu
dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam Islam


mencerminkan prinsip-prinsip inti yang menekankan pentingnya keadilan,
kesetaraan, martabat, dan kasih sayang terhadap semua individu dalam
masyarakat. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai ini, diharapkan
masyarakat dapat hidup dalam harmoni dan saling menghormati satu sama lain,
menciptakan lingkungan yang adil dan sejahtera bagi semua.
9

2.4 Nilai nilai demokratis dalam islam

1. Musyawarah
Kata musyawarah awalnya berasal dari Bahasa arab yakni syawara yang
berarti berunding, berembuk, dan mengatakan atau mengajukan sesuau.
Musyawarah adalah sebuah prinip tentang cara mengambil sebuah Keputusan
secara mufakat. Seperti yang di jelaskan didalam QS. As-Syura: 38: “Dan
urusan mereka diselesaikan secara musyawarah di antara mereka”. Dalam
surat Ali Imran:159 dinyatakan: “Dan bermusayawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu”. Di dalam praktik pengambilan Keputusan secara
musyawarah dapat di temukan di dalam pemungutan suara memilih kepala
pemimpin di sebuah negara. Musyawarah sendiri angat di perlukan sebagai
bahan petimbangan di dalam memilih atau engambil sebuah Keputusan. Sikap
musyawarah adalah salah satu bentuk sikap menghargai pendapat, usulan dari
orang lain dan nantinya akan menjadi pertimbangan Bersama. Musyawarah
memiliki peran yang pentting di dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga Nabi Muhammad SAW
sangat menyarankan bagi umat muslim di saat mengambil Keputusan
mengutamkan musyawarah sebagai sarana untuk menentukan Keputusan.

2. Adil
Adil atau keadilan di dalam islam tidak memiliki perbedaan dengan keadilan
manapun.keadilan di dalam islam adalah hal yang mutlak tanpa memandmg
status sosial, jabatan, harta, dan lainnya. Sebagaimana yang di jelaskan di
dalam al-quran surat an-Nahl: 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan”. Selain itu Nabi juga
menegaskan, , bahwa kehancuran bangsa-bangsa terdahulu ialah karena jika
“orang kecil” melanggar pasti dihukum, sementara bila yang melanggar itu
10

“orang besar” maka dibiarkan berlalu9. Betapa prinsip keadilan dalam sebuah
negara sangat diperlukan, sehingga ada ungkapan yang “ekstrem” berbunyi:
“Negara yang berkeadilan akan lestari kendati ia negara kafir, sebaliknya negara
yang zalim akan hancur meski ia negara (yang mengatasnamakan) Islam”.

3. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya,artinya Amanah adalah sikap menjaga
kepercayaan yang di berikan oleh orang lain (orang yang memberikan
kepercayaan). Sikap Amanah ini memiliki beban yang sangat berat contohnya
saja seorang pemimpin negara di berikan Amanah untuk menjaga dan diberi
kepercayaan oleh rakyat harus mampu melaksanakan dengan penuh tanggung
jawab. Sehingga Amanah harus selalu dijaga dengan baik. Sikap Amanah di
jelaskan di dalam Q.S an-Nisa’: 58: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
supaya menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil”.

4. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah menurut KBBI adalah sebuah keadaan Dimana
seseorang harus menanggung sesuatu secara sendiri meskipun dirinya
disalahkan oleh beban yang diberikan oleh orang lain, seseorang yang dapat
beranggung jawab atas tindakannya dan bisa mempertanggung jawabkan
segala perbuatannya tadalah orang orang yang bisa mengambil sebuah
kepurusan dan sanggup melaksanakannya.

5. Kebebasan
Kebebasan di dalam pemikiran setiap manusia memiliki makna relative
berbeda. Kebebasan individu, kebebasan bangsa mesti terbata dengan
kebebaan individu dan bangsa sekitarnya. Setiap individu di berikan hak dan
kebebasan di dalam kehidupannya, setiap individu juga berhak bebas berfikir
dan berpendapat. Contohnya kebebasan di dalam memilih salah satu agama
sebagai pegangan kehidupan di negara yang menganut sistem demokratis.
11

Kebebasan berfikir telah di terapkan dari zaman rasulallah dapat dilihat


Ketika rasul menyuruh pasukan muslim berhenti mengambil tempat sebagai
prtahanan saat perang badar, sahabat rasul yang Bernama hubab ibn mundzir
bertanya kepada beliau apakah tempat yang digunakan singgah adalah
ketentuan yang di tetapkan memalui wahyu kemudian rasuul mengatakan ini
bukan ini merupakan pendapat dan stategi rasul, lalu sahabat nabi itupun
berkata dan memberikan usulan agar pindah dan memilih tempat yang dekat
dengan sumber mata air.
12

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak asasi manusia dalam Islam dipandang sebagai hak yang melekat pada diri
manusia sejak lahir, dengan tujuan untuk melindungi kepribadian individu dan
potensi diri serta perannya dalam kesejahteraan hidup. Dalam Islam, terdapat
empat macam hak yang harus diketahui umat Muslim, yaitu hak kepada Allah,
hak kepada orang lain, hak kepada makhluk hidup lain, dan hak kepada diri
sendiri. Hak-hak tersebut bertujuan untuk menjaga dan melindungi manusia dari
sikap sewenang-wenang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Hak asasi
manusia dalam Islam fokus pada persamaan, kemerdekaan, dan keadilan.

Demokrasi dalam Islam adalah pemerintahan yang dijalankan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam meliputi sikap
tanggung jawab, kebebasan sipil, individualisme, asas mayoritas, hukum alam,
dan kedaulatan rakyat. Praktik demokrasi dalam Islam didasarkan pada
musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama dalam pengambilan keputusan.
Nilai-nilai demokratis dalam Islam juga menekankan pentingnya keadilan,
kesetaraan, martabat, musyawarah, amanah, tanggung jawab, dan kebebasan.

Nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam Islam mencerminkan prinsip-prinsip inti


yang menunjukkan pentingnya keadilan, kesetaraan, martabat, toleransi,
perlindungan jiwa dan harta, serta penghormatan terhadap kehormatan individu.
Dalam Islam, penting untuk menghargai dan menghormati hak-hak dasar setiap
individu, mematuhi prinsip keadilan, dan menjalankan amanah dengan baik.
Kebebasan berfikir dan berekspresi juga merupakan hak yang dijunjung tinggi
dalam Islam, selama tidak merugikan orang lain. Prinsip tanggung jawab,
13

keadilan, amanah, musyawarah, dan kebebasan, merupakan nilai-nilai yang


menonjol dalam konteks nilai-nilai demokratis dalam Islam. prinsip demokrasi
dan hak asasi manusia dalam perspektif Islam mengandung nilai-nilai etika dan
moral yang tinggi, serta memberikan pedoman bagi umat Muslim dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat yang adil, berlandaskan kebebasan,
musyawarah, dan tanggung
3.2 Saran
Dalam Islam, HAM (Hak Asasi Manusia) dan demokrasi sangat penting.
Islam mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama dan harus
dihormati, termasuk hak untuk hidup, kebebasan beragama, kebebasan berbicara,
hak untuk mendapatkan keadilan, dan lain sebagainya. HAM ini harus dijaga dan
dilindungi oleh negara dan masyarakat. Demokrasi juga merupakan prinsip
penting dalam Islam. Prinsip demokrasi menghargai kebebasan individu dan
mengutamakan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan. Dalam
Islam, hal ini tercermin dalam prinsip syura, yaitu musyawarah untuk mencapai
kesepakatan dalam urusan yang penting bagi masyarakat. Syura merupakan
bentuk demokrasi dalam Islam yang berlandaskan pada prinsip keadilan dan
kesetaraan. Namun demikian, dalam Islam, prinsip-prinsip HAM dan demokrasi
tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama. Islam menempatkan kepentingan
agama di atas kepentingan politik, sehingga prinsip-prinsip HAM dan demokrasi
harus diimplementasikan dengan memperhatikan ajaran Islam.

Dalam hal ini, penting bagi negara dan masyarakat untuk bekerja sama
dalam membangun sistem yang menghargai prinsip- prinsip HAM dan demokrasi,
serta menghormati perbedaan agama dan budaya. Dengan demikian, negara dan
masyarakat dapat membangun sistem yang adil, demokratis, dan berlandaskan
pada nilai-nilai Islam yang universal.
14

DAFTAR PUSTAKA

Sari, I. P. (2023). Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Dalam Islam.

Cintya, Tengku Dara, Muhammad Riduan Harahap, and Eka Zualiana. "Nilai-nilai
demokrasi pendidikan dalam islam (studi pemikiran prof al rasyidin)." ANSIRU
PAI: Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam 7.2 (2023): 485-499.

Anda mungkin juga menyukai