Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GOOD GOVERNANCE

Oleh :

Kelompok 9

Disampaikan kepada :

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “GOOD GOVERNANCE” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini, berisi pemaparan dari pengertian good governance, prinsip-
prinsip good governance, ciri-ciri good governance, manfaat dan tujuan good governance
serta implementasinya di Indonesia. Dengan penulisan makalah ini, diharapkan dapat
menambah wawasan para pembacanya tentang good governance secara lebih mendalam.
Serta peranan semua lapisan masyarakat untuk menjalankan tata pemerintahan yang baik.

Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, banyak kendala yang kami hadapi
dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi berkat bantuan-NYA serta bantuan dari berbagai
pihak, makalah ini dapat kami selesaikan walaupun tidak luput dari berbagai kekurangan.
Kami menyadari, bahwa akalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan,
bahasa, maupun penyusunannya. Dengan itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembacanya guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik
lagi dimasa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.

Jimbaran, 9 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Good Governance.................................................................................................3

2.2 Ciri-Ciri Good Governance.....................................................................................................7

2.3 Manfaat dan Tujuan Good Governance.................................................................................7

2.4 Prinsip-Prinsip Good Governance..........................................................................................9

2.5 Implementasi Good Governance di Indonesia....................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13

3.2 Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Globalisasi menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah pemerintahan
negara menurut reformasi sistem perekonomian dan pemerintahan, termasuk
birokrasinya sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antardaerah dan
antarbangsa berlangsung lebih efisien. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian
adalah daya saing. Dan kunci dari daya saing adalah efisiensi proses pelayanan serta
mutu ketepatan dan kepastian kebijakan publik. Dalam upaya menghadapi tantangan
tersebut, salah satu prasyarat yang perlu dikembangkan adalah komitmen yang tinggi
untuk menerapkan nilai luhur dan prinsip tata kelola (good governance) dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara.

Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat dihindarkan dalam hidup
setiap warga negara memiliki banyak arti bagi mereka, baik secara perorangan ataupun
bersama-sama. Pemerintah adalah harapan dan peluang untuk mewujudkan hidup yang
sejahtera dan berdaulat melalui pengelolaan kebebasan dan persamaan yang dimiliki oleh
warga negara. Pada sisi lain, pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warga negara
terutama ketika pemerintah terjauhkan dari pengalaman etika pemerintah. Suatu
masyarakat tanpa pemerintah adalah sebuah kekacauan massal. Harapan yang ingin
diwujudkan oleh setiap warga negara melalui proses pemerintahan adalah
berlangsungnya kehidupan secara wajar, dalam semua bidang dan ukuran kehidupan
mereka. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka diperlukan suatu sistem
pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokratis.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

a. Apa pengertian good governance?


b. Apa ciri-ciri good governance?
c. Apa manfaat dan tujuan good governance?
d. Apa prinsip-prinsip good governance?

1
e. Bagaimana implementasi good governance di Indonesia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk :

a. Mengetahui pengertian good governance.


b. Mengetahui ciri-ciri good governance.
c. Mengetahui manfaat dan tujuan good governance.
d. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip good governance.
e. Mengetahui bagaimana implementasi good governance di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Good Governance


Pemerintah atau “Government” dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “The
authoritative direction and administration of the affairs of men/women in a nation, state,
city, etc” (pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam
sebuah negara, negara bagian, kota, dan sebagainya). Ditinjau dari sisi semantik,
kebahasaan governance berarti tata kepemerintahan dan good governance bermakna tata
kepemerintahan yang baik. Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara
berlainan, sedangkan sisi yang lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu lembaga,
misalnya kinerja pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan. Apabila
istilah ini dirujuk pada asli kata dalam bahasa Inggris yaitu governing, maka artinya
adalah mengarahkan atau mengendalikan. Karena itu, good governance dapat diartikan
sebagai tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi masalah
publik. Oleh karena itu ranah good governance tidak terbatas pada negara atau birokrasi
pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang dipresentasikan oleh
organisasi nonpemerintah dan sektor swasta. Singkatnya, tuntutan terhadap good
governance tidak hanya ditujukan kepada penyelenggara negara atau pemerintah,
melainkan juga pada masyarakat di luar struktur birokrasi pemerintahan. Dari berbagai
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan yang baik adalah baik dalam
proses maupun hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis,
tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat, serta terbebas dari gerakan-
gerakan anarkis yang bisa menghambat proses dan laju pembangunan. Pemerintahan
juga bisa dikatakan baik jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan indikator
kemampuan ekonomi rakyat meningkat, baik dalam aspek produktivitas maupun dalam
daya belinya, kesejahteraan spiritualnya meningkat dengan indikator rasa aman, bahagia,
dan memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.

Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik, sangat bergantung dari ketiga lembaga
yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha
(swasta), dan masyarakat. Ketiga domain tersebut harus saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka

3
mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan. Ada kaitan erat antara governance (tata
pemerintahan) dengan government (pemerintah) ,dimana government (pemerintah) lebih
berkaitan dengan lembaga yang mengemban fungsi memerintah dan mengemban fungsi
mengelola administrasi pemerintahan. Sedangkan tata pemerintahan (governance) lebih
menggambarkan pada pola hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada.
Dengan demikian cakupan tata pemerintahan (governance) lebih luas dibandingkan
dengan pemerintah (government), karena unsur yang terlibat dalam tata pemerintahan
mencakup semua kelembagaan yang didalamnya ada unsur pemerintah (government).
Hubungan antara pemerintah (government) dengan tata pemerintahan (governance) bisa
diibaratkan hubungan antara rumput dengan padi. Jika hanya rumput yang ditanam,
maka padi tidak akan tumbuh. Tapi jika padi yang ditanam maka rumput dengan
sendirinya juga akan tumbuh. Jika kita hanya ingin menciptakan pemerintah
(government) yang baik, maka tata pemerintahan (governance) yang baik tidak tumbuh.
Tetapi jika kita menciptakan tata pemerintahan (governance) yang baik, maka
pemerintah (government) yang baik juga akan tercipta.

Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu mempengaruhi atau
menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia usaha berperan dalam
meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi dunia usaha maka semakin maju juga perekonomian negara.
Sedangkan peran negara disini sebagai pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya
sendiri dalam melakukan kebijakan-kebijakan. Misalnya dengan pemerintah menetapkan
nilai jual terendah dan tertinggi suatu barang tertentu.

Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep good government
ini, karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata untuk mengetahui apakah suatu
negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol pemerintah
apabila terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan pemerintahanya.
Sedangkan pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan
kesejahteraan rakyat. Misalnya pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-
kebijakan lainnya, yang berhubungan dengan kepentingan umum.

Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat dari aktivitas pasar karena
di dalam pasar, dunia usaha dan masyarakat saling ketergantunagan. Dunia usaha

4
membutuhkan konsumen (masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan dan
mengembangkan usahanya. Begitu juga dengan masyarakat sangat tergantung dengan
dunia usaha untuk dapat melangsungkan dan memenuhi kebutuhannya. Semua lembaga
pembentuk governance saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada
salah satu yang tidak melaksanakan perannya dengan baik maka good governance akan
sulit untuk diwujudkan.

Hubungan antara ketiga lembaga yang menyusun governance

Konsep pemerintahan terus berkembang sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan


peradaban manusia. Dalam perkembangan penyelanggaraan pemerintahan, saat sekarang
dikembangkan suatu bingkai baru penyelenggaraan pemerintahan yang di sebut good
governance. Sebagai suatu konsep yang banyak di populerkan pada era 1990-an, good
governance di artikan dan di definisikan secara beraneka ragam. Ada yang
menghubungkannya dengan pelaksanaan hak asasi manusia dan ada pula yang
melihatnya sebagai bagian dari prasyarat pembangunan berkelanjutan. Namun suatu hal
yang mendasar, good governance hanya akan di jumpai pada system politik yang bersifat
demokaratis. Rodhes (1996, 653) menyatakan bahwa governance menegaskan suatu
perubahan dalam makna pemerintahan, yang menunjukkan suatu proses pemerintahan
yang baru atau suatu kondisi yang berubah dari penguasaan yang tertata atau metode
baru dengan mana masyarakat di perintah. Levefre (1998) menyatakan bahwa
governance memaparkan sistem aktor dan bentuk baru tindakan publik yang didasarkan

5
pada fleksibilitas, kemitraan, dan partisipasi sukarela. Istilah good governance pertama
kali di

4
populerkan oleh lembaga dana international, seperti Word Bank, UNDP dan IMF karena
berpandangan bahwa setiap bantuan international untuk pembangunan negara-negara di
dunia, terutama negara berkembang sulit berhasil tanpa adanya good governance di
negara sasaran tersebut. Good governance dapat di artikan sebagai tindakan atau tingkah
laku yang di didasarkan kepada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan. Dengan demikian
ranah good governance tidak terbatas kepada negara dan birokrasi pemerintahan saja,
tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang di presentasikan oleh organisasi non-
pemerintah sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan juga sector swasta.
Singkatnya, tujuan terhadap good governance tidak selayaknya hanya di tujukan kepada
penyelanggara negara atau pemerintahan, melainkan juga pada masyarakat di luar
struktur birokrasi pemerintahan yang secara getol dan bersemangat menurut
penyelenggaran good governance pada negara. Sisi lain memaknai good governance
sebagai penerjemahan konkrit dari demokrasi. Tegasnya, menurut taylor, good
governance adalah pemerintahan demokratis seperti yang di praktikkan dalam negara-
negara demokrasi maju di Eropa Barat dan Amerika misalnya. Demokrasi sebagai suatu
sistem pemerintahan di anggap sebagai suatu sistem pemerintahan yang baik karena
paling merefleksikan sifat-sifat good governance yang secara normatif dituntut
kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan-badan dunia.

Pengertian good governance menurut para ahli :

 Menurut Mardiasmo, beliau menyatakan good governance adalah sebuah konsep


pemerintahan yang baik dan berorientasi kepada pembangunan sektor publik.
Tujuan akhir yang dicapai adalah peningkatan pembangunan dan kesejahteraan
publik. Di mana capaian ini akan terwujud jika pemerintahan menjalankan
fungsinya dengan baik.
 Menurut Sukrisno Agoes, good governance adalah suatu sistem yang mengatur
hubungan antara komisaris, direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan
lainnya. Good governance juga dilihat sebagai proses yang transparan atas
penentuan tujuan, pencapaian, dan penilaian kinerja pemerintahan.
 Menurut Pinto Nisjar (1997:119), Governance adalah praktek penyelenggaraan
kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan
pemerintahan secara umum dan pembangunan ekonomi pada khususnya.
 Hughes dan Ferlie, dalam Osborne dan Gaebler, (1992) berpendapat bahwa good
governance memiliki kriteria yang berkemampuan untuk memacu kompetisi,

6
akuntabilitas, responsip terhadap perubahan, transparan, berpegang pada aturan
hukum, mendorong adanya partisipasi pengguna jasa, mementingkan kualitas,
efektif dan efisien, mempertimbangkan rasa keadilan bagi seluruh pengguna jasa,
dan terbangunnya suatu orientasi pada nilai-nilai.

2.2 Ciri-Ciri Good Governance

Good Governance memiliki ciri atau karakteristik, yaitu :

 Terbentuknya kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat.


 Adanya keharusan untuk selalu menyediakan informasi secara transparan dan
memiliki daya tanggap yang tinggi dalam melayani maupun menerima masukan
dan keluhan masyarakat ataupun pihak penting lainnya.
 Sumber daya dimanfaatkan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
 Pemerintah yang menerapkan good governance umumnya memiliki visi yang
strategis dan sudut pandang luas terhadap tata pemerintahan yang baik.
 Memberikan perhatian terhadap kepentingan masyarakat yang dinilai paling lemah
dan tidak berkecukupan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
alokasi sumber daya pembangunan.

2.3 Manfaat dan Tujuan Good Governance

Adapun manfaat dari penerapan good governance, antara lain :

 Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan lebih dipercaya dan ditrapkan karena
tercapainya kesimbungan dalam pengelolaan dan kebijakan yang dibuat
berdasarkan prinsip transparansi, independence, kesetaraan, akuntabilitas, dan
konsep responsibilitas.
 Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut serta mengambil kebijakan publik.
 Meningkatnya moral dan rasa tanggung jawab sosial di antara masyarakat yang
kedepannya akan memberikan dampak yang baik.

7
 Timbulnya rasa kepercayaan di antara pemerinta dengan warga negara maupun
masyarakat global. Hal ini tentu akan memberikan pengaruh terhadap sistem
investasi di dunia internasional yang lebih sehat.
 Terciptanya sistem pemerintahan yang lebih kondusif, karena tata pelaksanaanya
bersih, tranparan, efisien, efektif, dan akuntabel.
 Sistem keuangan yang lebih baik, kuat, dan transparan, termasuk terkait audit
internal dan eksternal.
 Kebijakan sosial, ekonomi, politik, dan kebijakan lain sebagainya dapat dijalankan
lebih maksimal karena berorientasi dengan prinsip-prinsip yang ada.
 Administrasi yang lebih kompeten.
 Terhapusnya atau hilangnya peraturan dan tindakan yang sekiranya bersifat
diskriminatif terhadap seseorang warga negara, golongan masyarakat, dan
kelompok tertentu.
 Kebijakan hukum yang lebih terjamin konsistensi dan kepastiannya baik pada
tingkat daerah maupun pusat.

Pemerintah Indonesia sekaligus pemerintah dari negara lain tentunya ingin memiliki
sistem pemerintahan yang baik. Sebab lewat sistem inilah kondisi negara bisa tetap
aman, damai, dan tentram. Sekaligus bisa semakin sejahtera, dimana masyarakat punya
penghasilan yang tinggi. Kemudian kondisi keuangan negara juga membaik dengan
tingginya kemampuan ekonomi masyarakat. Tujuan dari penerapan good governance,
antara lain :

1) Terciptanya birokrasi yang bersih 


Tujuan yang pertama adalah untuk menciptakan birokrasi atau sistem pemerintahan
yang bersih. Bersih disini adalah bebas dari tindakan KKN mencakup korupsi,
kolusi, dan nepotisme. KKN adalah praktek yang merugikan banyak pihak, tidak
hanya masyarakat di satu daerah saja tapi seluruh Indonesia. KKN yang diterapkan
oleh satu pihak saja di dalam birokrasi kemudian membuat wajah birokrasi menjadi
hitam seluruhnya. 
2) Terciptanya Birokrasi yang Bekerja Secara Efisien 

8
Membangun sistem pemerintahan yang baik juga bertujuan untuk menciptakan
birokrasi yang bekerja secara efisien, efektif, dan juga produktif. Sehingga mereka
mampu memberikan dampak yang besar kepada masyarakat. Misalnya saat proses
administrasi diperpendek dalam mengurus pembuatan KTP. Sistem dibuat lebih
praktis, sehingga KTP bisa jadi dalam hitungan jam atau mungkin hari saja. Tidak ada
istilah harus “menembak” untuk terbebas dari birokrasi yang berbelit-belit. 
3) Membangun birokrasi yang bekerja transparan 
Tujuan yang ketiga dari good governance adalah membangun birokrasi yang
transparan, sehingga tidak ada yang ditutupi. Namun, pada aspek tertentu tetap
melindungi informasi yang sifatnya rahasia dan bukan untuk dikonsumsi oleh publik. 
4) Menciptakan birokrasi yang melayani masyarakat 
Pemerintah bersama jajarannya pada dasarnya bertujuan untuk melayani segala
keperluan masyarakat. Mulai dari pembuatan KTP, NPWP, pemasangan listrik, dan
lain sebagainya. Semua layanan yang disediakan pemerintah harapannya bisa diakses
dengan mudah oleh masyarakat. Maka membangun pemerintahan yang baik bertujuan
untuk membuat birokrasi punya kemampuan melayani masyarakat dengan prima. 
5) Menciptakan birokrasi yang akuntabel 
Tujuan yang terakhir adalah menciptakan atau membangun birokrasi yang akuntabel,
yakni memiliki tanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan sehingga tidak
pernah mencari kambing hitam atas kesalahan yang dilakukan. 

2.4 Prinsip-Prinsip Good Governance


United Nations Development Programme (UNDP) (1997) mengemukakan bahwa
karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi :

a. Akuntabilitas (accountability)
Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta, dan masyarakat
madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat
umum), sebagaimana halnya kepada para pemilik kepentingan (stakeholders). Atau
bisa dikatakan sebagai pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat
yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Gunanya
adalah untuk mengontrol dan menutup peluang terjadinya penyimpangan seperti
KKN. Indikator minimal akuntabilitas antara lain :

9
1) Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.
2) Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam
melaksnakantugas.
3) Adanya output dan income yang terukur
b. Partipasi (participation)
Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki
hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik langsung maupun
melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-
masing.
c. Penegak Hukum (rule of law)
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakkan,
dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak asasi manusia.
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan
publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka hukum harus adil
dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak asasi manusia. Proses
mewujudkan cita good governance, harus diimbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
1) Supremasi hukum (the supremasi of law)
2) Kepastian hukum (legal certainly)
3) Hukum yang responsive
4) Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
5) Indenpendensi peradilan
d. Keterbukaan (transparency)
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance, seluruh mekanisme
pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme
pengelolaan negara yang harus di lakukan secara terbuka adalah :
1) Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan.
2) Kekayaan pejabat publik.
3) Pemberian penghargaan.
4) Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan.
5) Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan public.
6) Keamanan dan ketertiban.
7) Kebijakan dan ketertiban.

10
8) Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat.
9) Kesehatan.
e. Daya Tanggap (responsiveness)
Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai
pihak yang berkepentingan (stakeholders).
f. Berorientasi Konsensus (consensus orientation)
Pemerintahan yang baik akan bertindak sebagai penengah bagi berbagai
kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsesus atau kesempatan yang terbaik
bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat
diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan
pemerintah.
g. Berkeadilan (equity)
Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap laki-laki
maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara
kualitas hidupnya.
h. Efektif dan efisien (effectivieness and efficiency)
Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang benar- benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan berbagai sumber-
sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
i. Visi Strategis (strategic holders)
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang
tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia,
bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut.

2.5 Implementasi Good Governance di Indonesia


Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai dengan
saratnya KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) telah membuat fase sejarah dalam
kehidupan perpolitikan bangsa Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di
antara isu reformasi yang diwacanakan oleh para elit politik adalah good gavernance.
Konsep good gavernance secara bertahap menjadi semboyan yang populer di kalangan
pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya. Sehingga jadilah ide
good gavernance menjadi suatu harapan dan konsep yang diusung oleh semua lapisan

11
masyarakat umum di Indonesiae. Untuk melihat apakah konsep good governance sudah
dilaksanakan dan dijalankan adalah dengan menelusuri indikator-indikator yang

4
memenuhinya, yaitu dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat itu sendiri. Jika
indicator-indikator tersebut sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat dipastikan bahwa
good governance sudah terlaksana di Indonesia. Indikator-indikator tersebut antara lain :

1) Pemerintah
- Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.
- Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
- Menyediakan public service yang efektif dan accountable.
- Menegakkan HAM.
- Melindungi lingkungan hidup.
- Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
2) Sektor Swasta (Dunia Usaha)
- Menjalankan industry
- Menciptakan lapangan kerja
- Menyediakan insentif bagi karyawan
- Meningkatkan standar hidup masyarakat
- Memelihara lingkungan hidup
- Menaati peraturan
- Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
3) Masyarakat
- Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
- Mempengaruhi kebijakan public
- Sebagai sarana cheks and balances pemerintah
- Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
- Mengembangkan SDM
- Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan
negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk
mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Dalam menciptakan tata
pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga yang menyusun
governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha (swasta), dan
masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena
ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat
dipisahkan. Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat
dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan
kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat
meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat rasa
aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.

Good governance adalah semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis,
tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat, serta terbebas dari gerakan-
gerakan anarkis yang bisa menghambat proses dan laju pembangunan. Karakteristik atau
prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan good
governance meliputi : Partipasi (participation), Ketentuan Hukum (rule of law),
Keterbukaan (transparency), Daya Tanggap (responsiveness), Berorientasi Konsensus
(consensus orientation), Efektif dan efisien (effectivieness and efficiency), dan Visi
Strategis (strategic holders).

3.2 Saran
Penerapan good governance di Indonesia ini sudah mulai terlihat perubahannya,
namun masih ada kendala-kendala dalam penerapannya. Untuk mencapai tujuan dari
penerapan good governance, sangat diperlukan peranan semua lapisan masyarakat
untuk menjalankan tata pemerintahan yang baik.

13
4
DAFTAR PUSTAKA

Akadun. 2007. Good Governance. Journal of Social Sciences and Humanities: Vol. 9 No. 1

Andhika Trisno, dkk. 2017. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan
Publik Di Kecamatan Wanea Kota Manado. Jurnal Eksekutif: Vol. 1 No. 1

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2015. Kewarganegaraan. Bahan Ajar, Rows


Collection

14

Anda mungkin juga menyukai