Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GOOD GOVERNANCE
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:
Kelompok 10

Darwis 105811108618
A. Hardianti Putri Tamara 105811108718
Andi Nurannisa 105811108918
Yusril 105811120218

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGAIRAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“GOOD GOVERNANCE” ini tepat pada waktunya dalam memenuhi tugas mata kuliah
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kami masih
dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Untaian terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.

Makassar,

Penyusun,

Good Governance
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang Good Governance ................................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Good Governance ...................................................................................................... 5
B. Prinsip Good dan Konsepsi Governance ...................................................................................... 6
C. Karakteristik Dasar Good Governance......................................................................................... 9
D. Penerapan Prinsip Good Governance pada Sektor Publik .......................................................... 9
E. Penerapan Prinsip Good Governance pada Sektor Swasta........................................................ 11
F. Struktur Organisasi dan Manajemen Perubahan Dalam Good Governance............................... 11
G. Good Governance Dalam Kerangka OtonomDaerah ................................................................. 12
H. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi............................................................................... 12
I. Tantangan dan Ancaman Globalisasi ......................................................................................... 13
J. Memperkuat Daya Tahan dan Daya Saing Bangsa .................................................................... 14
BAB III ..................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 16
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 17

Good Governance
3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Good Governance
Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat di hindarkan dalam
hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi mereka, secara perorangan atau secara
bersama-sama. Pemerintah adalah harapan dan peluang untuk mewujudkan hidup yang
sejahtera dan berdaulat melalui pengelolaan kebebasan dan persamaan yang di miliki oleh
warganegara. Pada sisi lain pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warganegara
terutama ketika pemerintah terjauhkan dari pengalaman etika pemerintah. Suatu masyarakat
tanpa pemerintah adalah sebuah kekacauan massal. Di dalam masyarakat manusia beradab di
perlukan lebih banyak peraturan, di perlukan juga lebih banyak upaya dan kekuatan untuk
menjamin bahwa peraturan-peraturan itu di taati.

Harapan lain yang ingn di wujudkan oleh setiap warganegara melalui proses
pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara wajar, dalam semua bidang dan ukuran
kehidupan mereka. Pemerintah pertama-tama di harapkan dapat membentuk kesepakatan
warganegara tentang bingkai kepatutan dalam proses kehidupan kolektif warganegara. Dengan
demikian, kebutuhan akan kehidupan yang wajar mensyaratkan kewajiban pemerintah untuk
membentuk hokum yang adil dan melakukan penegakkan hokum demi rasa keadilan tersebut
pada semua warganegara. Untuk mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka di perlukan
suatu system pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan prinsip-prinsip bersifat
demokratis. Konsep pemerintahan yang baik itu di sebut dengan good governance.

Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian good governance, urgensi good
governance, prinsip-prinsip good governance, dan implementasinya di Indonesia. Diharapkan
juga dengan penulisan makalah ini dapat menambah wawasan tentang good governance secara
lebih mendalam. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran semua lapisan untuk menjalankan
tata pemerintahan yang baik.

Good Governance
4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Good Governance

Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari bahasa
inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata pemerintahan.Dari
pengertian tersebut good governance dapat diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik, atau
pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan


negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik secara umum. Arti good dalam good governance mengandung
pengertian nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional dan
pemerintahan yang efektif dan efisien. Governance (tata pemerintahan) mencakup seluruh
mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga
yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha (swasta),
dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga
domain ini merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan adanya tindakan korupsi, kolusi dan
nepotisme telah melahirkan sebuah fase sejarah politik bangasa indonesia dengan semangat
reformasi. Istilah Good Governance secara berangsur menjadi populer baik di kalangan
pemerintahan, swasta maupun masyarakat secara umum. Di Indonesia, istilah ini secara umum
di terjemahkan dengan pemerintahan yang baik.

Rodhes (1996, 653) menyatakan bahwa governance menegaskan suatu perubahan dalam
makna pemerintahan, yang menunjukkan suatu proses pemerintahan yang baru atau suatu

Good Governance
5
kondisi yang berubah dari penguasaan yang tertata atau metode baru dengan mana masyarakat
di perintah. Levefre (1998) menyatakan bahwa governance memaparkan sistem aktor dan
bentuk baru tindakan publik yang di dasarkan pada fleksibilitas, kemitraan, dan partisipasi
sukarela.

Sisi lain memaknai Good Governance sebagai penerjemahan konkrit dari Demokrasi.
Tegasnya, menurut taylor, Good Governance adalah pemerintahan demokratis seperti yang di
praktikkan dalam negara-negara demokrasi maju di Eropa Barat dan Amerika misalnya.
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di anggap sebagai suatu sistem pemerintahan
yang baik karena paling merefleksikan sifat-sifat Good Governance yang secara normatif di
tuntut kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan-badan Dunia. Ia merupakan alternatif
dari sistem pemerintahan yang lain seperti totalitarinisme komunis atau militer yang sempat
populer di negara-negara dunia ketiga di masa perang dingin.

B. Prinsip Good dan Konsepsi Governance

1. Bertanggung jawab
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat
bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Atau bisa dikatakan
sebagai pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya
kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Gunanya adalah untuk
mengontrol dan menutup peluang terjadinya penyimpangan seperti KKN.Indikator
minimal akuntabilitas antara lain :
 Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.
 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam melaksnakan
tugas.
 Adanya output dan income yang terukur

2. Keterbukaan
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh mekanisme
pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan
negara yang harus di lakukan secara terbuka adalah:
 Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
 Kekayaan pejabat publik
 Pemberian penghargaan
 Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
 Kesehatan
 Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
 Keamanan dan ketertiban

Good Governance
6
 Kebijakan dan ketertiban
 Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat

3. Partisipasi
`Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan,
serta memberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung
atau tidak langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.

4. Penegak Hukum
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan
publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka hukum harus adil dan
dilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak asasi manusia. Proses
mewujudkan cita good governance, harus di imbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
a. Supremasi hukum ( the supremasi of law )
b. Kepastian hukum (legal certainly)
c. Hukum yang responsif
d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
e. Indenpendensi peradilan

5. Daya Tanggap
Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoaalan-
persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya jangan
menunggu mereka menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara proaktif
mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk kemudian
melahirkan berbagai kebijakanstrategis guna memenuhi kepentingan umum.

6. Orientasi konsensus/kesepakatan
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk
memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

7. Kesetaraan keadilan
Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan,
pelayanan yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan. Tidak seorang atau
sekelompok orangpun yang teraniaya dan tidak memperoleh apa yang menjadi
haknya. Pola pengelolaan pemerintah seperti ini akan memperoleh legitimasi yang
kuat dari public dan akan memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari
rakyat.

8. Efektivitas dan efesiensi


Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas dan efesiensi,
yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas biasanya di ukur dengan
parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat

Good Governance
7
dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur
dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua
masyarakat.

9. Visi strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa
yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka perwujudan
goodgovernance, karena perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu
cepat.
United Nations Development Program (UNDP) dalam dokumen kebijakannya yang
berjudul “Governance for sustainable human development” (1997) mendefinisikan
kepemerintahan adalah pelaksanaan kewenangan/kekuasaan di bidang eonomi, politik dan
administrative untuk mengelola berbagai urusan negara pada setiap tingkatannya dan
merupakan instrument kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi keseahteraan
integritas, dan kohesivitas sosial dalam masyarakat. Berikutnya secara konseptual pengertian
kata baik (good) dalam istilah kepemerintahan yang baik (good governance)mengandung dua
pemahaman:

1. nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak raktat, dan nili-nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan raktyat dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian,
pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek fungsional dari
pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai
tujuan tersebut (Sedarmayanti, 2004).
2. pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif, efisien dalam
melakukan upaya mencapai tujuan nasional. Orientasi pertama megacu pada
demokratisasi dalam kehidupan bernegara dengan elemen-elemen konstituennya
seperti: legitimasi, akuntabilitas, dan lain sebagainya. Sedangkan orientasi kedua,
tergantung pada sejauh mana pemerintah mempunyai kompetensi dan sejauhmana
struktur dan mekanisme politik dan administrative berfungsi secara efektif dan efisien.

Lembaga Administrasi Negara (2000) menyimpulkan bahwawujud good governance


adalah penyelenggaraan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif,
dengan menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sector
swasta dan masyarakat.

Good Governance
8
C. Karakteristik Dasar Good Governance

Karakteristik dasar good governance Ada 3 dasar Karakteristik dasar good governance
kepemerintahan yang baik menurut UNDP (1997) mengidentifikasi lima prinsip yaitu:

a) Interaksi, melibatkan tiga mitra besar yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat madani
untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya ekonomi, sosial, dan politik.
b) Komunikasi, terdiri dari sistem jejaring dalam proses pengelolaan dan kontribusi terhadap
kualitas hasil.
c) Proses penguatan sendiri, adalah kunci keberadaan dan kelangsungan keteraturan dari
berbagai situasi kekacauan yang disebabkan dinamika dan perubahan lingkungan,
memberi kontribusi terhadap partisipasi dan 17 menggalakkan kemandirian masyarakat,
dan memberikan kesempatan untuk kreativitas dan stabilitas berbagai aspek
kepemerintahan yang baik.
d) Dinamis, keseimbangan berbagai unsur kekuatan kompleks yang menghasilkan persatuan,
harmoni, dan kerja sama untuk pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan, kedamaian
dan keadilan, dan kesempatan merata untuk semua sektor dalam masyarakat madani.
e) Saling ketergantungan yang dinamis antara pemerintah, kekuatan pasar, dan masyarakat
madani.

D. Penerapan Prinsip Good Governance pada Sektor Publik

Prinsip yang melandasi perbedaan antara konsepsi kepemerintahan yang tradisional


adalah terletak pada adanya tuntutan yang kuat agar peranan pemerintah dikurangi dan
peranan masyarakat (termasuk dunia usaha dan lembaga Swadaya Masyarakat/organisasi non
pemerintah) semakin ditingkatkan dan terbuka aksesnya. Berikut UNDP (1997)
mengungkapkan prinsipyang harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik, meliputi :

Berkaitan dengan hal tersebut maka hedaknya prinsip good governance dapat diterapkan
dibeseluruh sektor dengan memperhatikan agenda kebijakan pemerintah untuk beberapa tahun
mendatang diarahkan pada :

1. Stabilitas Moneter, khususnya kurs dollar AS (USD) hingga mencapai tingkat wajar
dan stabilitas harga kebutuhan pokok pada tingkat yang terjangkau
2. Penanganan dampak krisis moneter khusus pengembangan proyek padat karya untuk
mengatasi pengangguran, percukupan kebutuhan pangan bagi yang kekurangan.
3. Rekapitalisasi kecil, menengah yang sebenarnya sehat & produktif

Good Governance
9
4. Operasionalisasi langkah reformasi meliputi kebijaksanaan moneter, sistem perbankan,
kebijakan fiskal dan anggaran serta penyelesaian hutang swasta dan restrukturisasi
sektor riel.
5. Melanjutkan langkah menghadapi era globalisasi khususnya unutk meningkatkan
ketahanan dan daya saing ekonomi.

Dalam praktek good governance perlu dikembangkan indikator keberhasilan pelaksanaan


good governance. Keberhasilan secara umum dapat dilihat dari indicator ekonomi makro atau
tujuan-tujuan pembangunan atau indikator quality of life yang dituju. Untuk negara-negara
terkena krisis, indikator recovery. Tetapi bias juga secara sektoral (produksi tertentu),
peningkatan eskpor, investasi, jaringan jalan, tingkat dan penyebaran pendidikan).

Dan juga secara mikro seperti laporan hasil audit suatu badan usaha. Tidak saja perusahaan
tetapi juga unit-unit birokrasi (misalnya dalam pelayanan). Misalnya Lembaga Administrasi
Negara telah mengembangkan Modul tentang Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah dan
Modul tentang Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah. Pengembangan indicator keberhasilan
atau kegagalan dilakukan antara lain mengenai Pelayanan publik UU No.I/1995

1. Koordinasi sector public dan swasta (terutama dari keluhan sector swasta/masyarakat
2. Pengelolaan usaha yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan ISO 14.000.
3. ISO 9.000 Kendali Mutu. Penilaian aspek manajemen tertentu.
4. Sertifikasi dan Standarisasi, juga suatu pengukuran / indikator kualitas produk.
5. Standard and Conformance. Adanya kesepakatan aturan penilaian mutu produk antar
negara.
6. Audit Report, NeracaUntung Rugi dan lain sebagainya bagi sesuatu badan usaha.

Beberapa manfaat utama diterapkannya konsep Good Governance adalah sebagai berikut.

1. Berkurangnya secara nyata praktek KKN di birokrasi pemerintahan


2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih,
efisien, efektif, transparan, professional, dan akuntabel
3. Terhapusnya peraturan perundang-undangan dan tindakan yang bersifat diskriminatif
terhadap warga negara, kelompok atau golongan masyarakat
4. Terjaminnya konsistensi dan kepastian hukum seluruh peraturan perundang-undangan
baik ditingkat pusat maupun daerah

Good Governance
10
E. Penerapan Prinsip Good Governance pada Sektor Swasta

Di dalam berbagai analisis dikemukakan, ada keterkaitan antara krisis ekonomi, krisis
finansial dan krisis yang berkepanjangan di berbagai negara dengan lemahnya corporate
governance. Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan diantara manajemen,
direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan (stakeholders)
lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan.

Kemampuan yang tinggi dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG telah diwujudkan


oleh perusahaan diantaranya dengan dibentuknya fungsi pengelolaan GCG di bawah sekretaris
perusahaan yang secara khusus menangani dan memantau efektivitas penerapan GCG di
perusahaan. Perusahaan secara berkesinambungan melakukan langkah-langkah perbaikan baik
dari sisi soft structure maupun dari sisi infrastructure GCG dalam rangka meningkatkan
kualitas penerapan GCG. Perusahaan telah menerbitkan dokumen-dokumen pendukung dalam
penerapan GCG seperti Pedoman GCG, Board Manual, dan Pedoman Perilaku (Code of
Conduct). Dewan komisaris juga telah memiliki organ pendukung yaitu Komite-komite
Dewan Komisaris yang berperan dalam membantu meningkatkan efektivitas pelaksaaan
fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris (Zahra, 2013).

F. Struktur Organisasi dan Manajemen Perubahan Dalam Good


Governance

Globalisasi dan perkambangan informasi akan mempercepat perubahan


organisasi.Dalam rangka menghadapi perubahan yang begitu cepat, maka beberapa hal yang
Penting dilakukan adalah :
a) Memelihara kesadaran yang tinggi akan urgensi
b) Penyusunan pranata organisasi
c) Perubahan Struktur Organisasi
Perubahan struktur organisasi sebelum GG dan sesudah GG
Sebelum Good Governance bersifat :
1. Birokratik
2. Multilevel
3. Disorganisasi denganmanajemen
4. Kebijakan, program, dan prosedur ruwet
Sesudah Good Governance :
1. Nonbirokratik, sedikit aturan
2. Lebih sedikit level
3. Manajemen berfungsi baik

4. Kebijakan, program dan prosedur sederhana, tidak menimbulkan ketergantungan

Good Governance
11
G. Good Governance Dalam Kerangka OtonomDaerah

Secara Etimologi Otonomi berasal dari auto dan nomos, Mengatur/mengendalikan


sendiri. Pengertian Umum Otonomi adalah hak dan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga Daerha sendiri dalam mencapai tujuannya. Undang-Undang No.
32 Tahun 2004 Bab I Pasal 1 angka 5 :
Otonomi Daerah “ adalah Hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia Sejak diberlakukannya UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, banyak aspek positif yang diharapkan dalam
pemberlakuan Undang-Undang tersebut. Otonomi Daerah memang dapat membawa
perubahan positif di daerah dalam hal kewenangan daerah untuk mengatur diri sendiri.
Kewenangan ini menjadi sebuah impian karena sistem pemerintahan yang sentralistik
cenderung menempatkan daerah sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu penting
atau sebagai pelaku pinggiran. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah sangat baik, yaitu
untuk memberdayakan daerah, termasuk masyarakatnya, mendorong prakarsa dan peran
serta masyarakat dalam proses pemerintahan dan pembangunan. Pada masa lalu,
pengerukan potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan dalih pemerataan pembangunan.
Alih-alih mendapatkan manfaat dari pembangunan, daerah justru mengalami proses
pemiskinan yang luar biasa. Dengan kewenangan yang didapat daerah dari pelaksanaan
Otonomi Daerah, banyak daerah yang optimis bakal bisa mengubah keadaan yang tidak
menguntungkan tersebut.

H. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi

engertian Globalisasi adalah suatu proses terjadinya perubahan yang mendunia, dimana
terjadi penyebaran unsur unsur yang baru khususnya pada dunia informasi melalui media
cetak dan elektronik. Menurut Bahasa globalisasi terdiri dari 2 kata, yakni global dan sasi.
Global yaitu mendunia, sedangkan sasi yaitu proses. Jadi, menurut bahasaPengertian
Globalisasi merupakan suatu proses yang mendunia.

Menurut Malcon Waters, Pengertian Globalisasi adalah suatu proses sosial yang
berdampak pada pembatasan geografis dalam keadaan sosial budaya menjadi kurang penting,
yang diaplikasikan di dalam kesadaran manusia.

Pengertian Globalisasi yang dikemukakan Achmad Suparman ialah suatu proses yang
menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai bagian dari ciri dari setiap individu di dunia
tanpa dibatasi oleh wilayah atau negara. Dari pengertian globalisasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa Pengertian Globalisasi adalah suatu proses dimana antara individu atau kelompok yang
dapat menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia.
Good Governance
12
Latar Belakang Globalisasi dan Dampak Globalisasi | Era globalisasi dimulai
pertengahan 1980 yang dipelopori oleh negara ekonomi maju seperti beberapa negara anggota
Uni-Eropa, Amerika Serikat, dengan asumsi bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat internasional terutama negara miskin diperlukan pembebasan regulasi
(pengaturan) yang dianggap menghambat masuknya investor asing. Tanpa adanya hambatan
dan masuknya investor asing ini diharap dapat meningkatkan daya beli masyarakat negara
miskin, sehingga dapat mencapai standar hidup yang layak.

Tiga pilar penting globalisasi, yaitu : (1) perlindungan hak atas kekayaan perorangan,
(2) konsentrasi pasar dan (3) persaingan sehat. Semua ini merupakan prasyarat keberhasilan
suatu negara memasuki era globalisasi. Ketiga pilar globalisasi tersebut menggambarkan ciri
peradaban baru abad ke-20 di mana negara telah dijauhkan campur dari campur tangan
terhadap pengelolaan kehidupan rakyatnya terutama di bidang perdagangan. Begitu pula di
bidang hukum, telah diperkenalkan dengan perlindungan hak asasi tersangka atau terdakwa
sejak diadopsinya konvenan internasional hak sipil dan politik (1996).

I. Tantangan dan Ancaman Globalisasi

Globalisasi berlangsung dengan cepat dan melanda semua bangsa dan negara di dunia
dalam waktu dan periode yang bersamaan atau serentak. Globalisasi sifatnya multi
dimensional, dengan proses kompleks yang mempengaruhi intelektual, emosional, sosial,
politik, ekonomi, dan dimensi budaya di seluruh dunia. Kecenderungannya di bidang ekonomi,
komunikasi berteknologi tinggi, kegiatan sosial, politik serta kemanusiaan yang menjadi
semakin bertambah dalam kancah internasional baik dalam jangkauan maupun peran. Salah
satu dampak globalisasi yang paling dirasakan adalah di bidang ekonomi.

Globalisasi di bidang ekonomi telah mendorong berkembangngnya pasar bebas. Pasar


bebas atau liberalisasi akan menimbulkan masalah jika omoditas yang dihasilkan dari dalam
negeri (pertanian dan industri) tidak mampu bersaing dengan komoditas yang berasal dari
negara lain. Sehingga pasar domestik dibanjiri oleh produk dan komoditas yang berasal dari
luar negeri (impor) yang pada akhirnya mengancan dan merugikan eksistensi pertanian dan
industri dalam negeri. Bagi negara yang memiliki infrastruktur ekonomi yang masih lemah,
dimana industri dalam negeri belum siap menghadapi persaingan antar bangsa dan negara
yang demikian bebas, maka industri dalam negeri besar kemungkinan akan mengalami
ancaman serius dari terpaan produk industri asing.

Good Governance
13
Bidang politik-pun tidak luput dari pengaruh globalisasi. Saat ini kita telah menyaksikan
terciptanya suatu pemerintahan dunia (world government). Hampir semua aktivitas negara-
negara dan bangsa-bangsa di dunia tunduk pada aturan-aturan yang diciptakan oleh lembaga-
lembaga internasional yang mengatur tata hubungan antara negara-negara dan bangsa-bangsa
di dunia. Badan-badan internasional memegang peranan yang signifikan di era globalisasi.
Negara-negara kuat di dunia seringkali dapat dengan mudah mencampuri urusan dalam negeri
suatu negara. Amerika Serikat telah tampil sebagai kekuatan politik utama di dunia, karena
negara itulah yang paling kuat ekonomi dan sistem persenjataannya. Setiap saat negara-negara
di dunia dapat mengalami instabilitas akibat intervensi negara dan bangsa lain terhadap urusan
dalam negeri suatu negara.

Ancaman di bidang lingkungan, salah satu fenomena ancaman global di bidang


lingkungan hidup adalah pemanasan global (global warming). Pemanasan global pada
dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena
terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi
gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga
energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Pemanasan global menimbulkan dampak
yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan
muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya
flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya).

J. Memperkuat Daya Tahan dan Daya Saing Bangsa

Upaya meningkatkan daya tahan dan daya saing, baik secaraa individual
sebagai manusia Indonesia maupun secara nasional sebagai suatu bangsa.

1. Meningkatkan Daya Saing Individu Manusia Indonesia dalam Globalisasi

a. Aspek Intelektual

Sifat manajemen dewasa ini yang oleh Savage disebut era “Manajemen Generasi
Kelima”, kemampuan berpikir (brainpower) merupakan keunggulan kompetitif suatu
organisasi bisnis. Ilmu pengetahuan (knowledge) digambarkan sebagai sumber kekayaan,
menggantikan tanah (dalam era pertanian tingkat lanjut), tenaga kerja (dalam era industri
awal), dan modal (dalam era industri tingkat lanjut).

b. Aspek Kreatifitas

Kreatifitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-
karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sebuah karya baru yang dilakukan melalui interaksi
dengan lingkungan untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya.
Good Governance
14
Sumber daya yang kreatif dan inovatif harus senantiasa berupaya membuka diri, terus-
menerus mengubah, dan dapat mengikuti perubahan yang terjadi sesuai dengan tuntutan
kebutuhan mutakhir.

c. Aspek Moral dan Sikap

Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku
yang harus dipatuhi (Shafei, 1979). Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang
mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.
Moral merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai sosial
budaya, di mana individu sebagai anggota sosial (Rogers, 1985). Perilaku moral diperlukan
demi terwujudnya kehidupan yang damai, penuh keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan.

d. Aspek Bahasa

Perdagangan bebas memberi arti bahwa semua bangsa dan negara di dunia harus
terbuka dalam menerima tenaga kerja hal ini akan mengakibatkan kompetisi antara tenaga
kerja domestik dan tenaga kerja dari negara lain. Penguasaan bahasa asing aktif, khususnya
bahasa Inggris, harus ditingkatkan, selain untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
dengan bangsa-bangsa lain, juga untuk mempercepat proses penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

e. Motivasi

Motivasi adalah suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang


untuk melakukan serangkaian kegiatan tertentu. Kinerja (performance) adalah hasil dari
interaksi antara motivasi kerja dan kemampuan (abilities).

Motivasi ditunjukkan pula oleh kematangan pribadi. Apabila kematangan pribadi


rendah, maka motivasi rendah, dan pada gilirannya akan mengakibatkan kinerja yang rendah.
Ada banyak kemampuan mental yang penting ditingkatkan, antara lain :

1) Sikap mental kemauan untuk bekerja lebih dari yang diminta. Bagi seseorang yang ingin
maju, setiap kesempatan akan digunakan untuk mempelajari hal-hal yang baru.
2) Disiplin diri. Disiplin diharapkan menjadi sesuatu yang sangat dijunjung tinggi oleh
masing-masing individu. Disiplin diri menyangkut beberapa hal, seperti penggunaan
waktu secara baik, penentuan prioritas, patuh terhadap rencana dan target yang sudah
ditetapkan, termasuk dalam mematuhi berbagai peraturan yang ada.
3) Memiliki target yang jelas. Untuk meningkatkan produktivitas kerja, perlu bahwa setiap
individu memiliki kejelasan tentang hal yang akan dikerjakan dan target yang akan
dicapai.

Good Governance
15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut pengaturan


negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik secara umum.Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik
sangat tergantung dari ketiga lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah
(government), dunia usaha (swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian
dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang
saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan
biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan
hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya
meningkat dengan indikator masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan
kedamaian.

Good Governance
16
Daftar Pustaka

http://azizkusumaaji.blogspot.com/2013/01/tugas-terstruktur-mata-kuliah-sistem.html

http://agbsosek.blogspot.com/2016/04/penerapan-good-governance-padasektor.html

http://tulisan-tullisan-kuliyah-ku.blogspot.com/2012/05/good-governance-dalam-otonomi-
daerah.html

http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-latar-belakang-dan-dampak-globalisasi.html

http://sriargarini.blogspot.com/2012/05/globalisasi.html

Good Governance
17

Anda mungkin juga menyukai