Anda di halaman 1dari 12

GOOD GOVERNANCE

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila

Disusun oleh :

Kelompok 8
1. Fauzan Akbar (10040222094)
2. Imroatul Fadilla (10040222097)
3. Gerald dimas (10040222095)

Dosen Pengampu :

Mufiddin Niah, S.Sos., M.Ag

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Good governance”.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampaikan terimakasih


atas bimbingan dan petunjuk yang sudah diberikan, khususnya kepada Ibu
Mufiddin Niah, S.Sos., M.Ag selaku dosen mata kuliah Pancasila dan juga semua
pihak atau teman-teman yang telah membantu memberikan referensi dan masukan
sehingga makalah ini dapat tersusun.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa


bermanfaat dan memberikan inspirasi terhadap pembaca. Kami menyadari banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, demi pembuatan makalah yang lebih baik.
Daftar Isi
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 pengertian, prinsip, latar belakang dan karakteristik good governance 6
2.2 menciptakan good governance di era otonomi daerah 8
2.3 prinsip – prinsip good governance pada sektor pemerintahan masyarakat dalam
konteks otonomi daerah 8
2.4 Prinsip ajaran Islam dengan prinsip goodgovernance………………..10

BAB III PENUTUP 12


3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah pemerintahan sebagai kenyataan yang tak dapat dihindarkan dalm
hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi mereka,secara perorangan atau
secara Bersama-sama.pemerintahan adalah harapan dan peluang untuk mewujudkan
hidup yang sejahtera dan berdaulat melalui pengelolaan dan kebebasan dan
persamaan yang dimiliki oleh warganegara .Pada sisi lain pemerintah adalah
tantangan dan kendala bagi warganegara terutama ketika pemerintah terjauhkan dari
pengalaman etika pemerintah.suatu masyarakat tanpa pemerintah adalah sebuah
kekacauan massal.Didalam masyarakat manusia beradab diperlukan lebih banyak
peraturan ,Diperlukan juga lebih banyak upaya dan kekuatan untuk menjamin bahwa
peraturan-peraturan itu ditaati.

Harapan lain yang ingin diwujudkan oleh setiap warganegara melalui proses
pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara wajar,dalam semua bidang
dan ukuran kehidupan mereka.Pemerintah peertama-tama diharapkan dapat
membentuk kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam proses
kehiduan yang wajar mensyaratkan kewajiban pemerintah untuk membentuk hukum
yang adil dan melakukan penegakkan hukum demi rasa keadilan tersebut pada semua
warganegara.untuk mewujudkan tujuan dan harapan tersebut,maka diperlukan suatu
system pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan prinsip-prinsip
bersifat demokratis.Konsep pemerintahan yang baik itu disebut dengan good
governance.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas,maka penelitian ini berusaha menguji
sejauh mana pengaruh good governance terhadap kinerja suatu negara dalam kepemerintahan
yang baik dan benar.

C.Tujuan

bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Good Governance terhadap kinerja
suatu negara dalam kepemerintahanya

D.Manfaat

Sebagai bahan masukan kepada pemerintahan,agar lebih memperhatikan apa yang


menjadi kebutuhan dan harapan bersama.guna menciptakan masyarakat yang makmur dan
sejahtera.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian , Prinsip , Latar belakang dan , karakteristik

Istilah Good governanace, berasal dari bahasa inggris yang berarti tata kelola
pemerintahan yang baik. Penggunaan istilah ini pertama kali di kemukan oleh
presiden amerika serikat 27 Woodrow Wilson, sekitar 125 tahun yang lalu yang
mengatakan bahwa pemerintah harus dijalankan berdasarkan tata kelola yang baik1.

Muncul nya teori Good governance berawal dari ada nya kepentingan Lembaga –
Lembaga donor dunia seperti PBB, Bank Dunia, IMF dalam memeberikan
sumbangsih pinjaman modal kepada Negara – negara yang sedang berkembang.
Dalam perkembangan selanjutnya good governance menetapkan berbagai syarat bagi
Negara yang membutuhkan pinjaman dana, sehingga good governance dapat
digunakan sebagai standar penetu untuk mencapai pembangunan berkelanjutan2. Hal
tersebut dapat dimaklumi, karena konsep dan program Lembaga – Lembaga donator
dunia berorientasi pada pengetasan kemiskinan, dan kemiskinan menjadi salah satu
faktor perkembangan pembangunan dalam suatu Negara.3

Artikel bertajuk governance sound development manegement dan mengartikulasi


empat substansi good governance, yaitu anccountability, participation, predictability,
dan transparency. Lebih jauh lagi United Nation Development Program ( UNDP )
Menyebutkan ciri – ciri dari good governance, yakni menanamkan semua, transparan
dan bertanggungjawab, efektif dan adil, menjamin adanya supremasi hukum,
menjamin bahwa prioritas politik, sosial dan ekonomi berdasarkan pada kemufakatan
bangsa, serta memperhatikan keperluan mereka yang paling miskin dan lemah dalam
proses pengambilan keputusan bertaut pengalihan sumber daya pembangunan4

Pada awal mulanya Good Governance dikaji secara sempit, yakni hanya menjadi
bahan studi ilmu politik. Perkembangan tata laksana pemerintahan ternyata
menambah keperluan wawasan yang semakin luas dan dinamis, sehingga mendorong
analisis – analisis yang semakin luas pula.

. presiden amerika serikat ke 27 yaitu Woodrow Wilson, ditangkap secara tegas


sebagi suatu keadaan yang harus ditanggapi oleh semua negara – negara di dunia.

Dengan kebutuhan itu, sehingga menyinsing good governance sebagai asas


pelaksanaan pemerintahan, oleh Lembaga – Lembaga donor caliberdunia, seperti :
World bank, United Nation Development Program, Asian Development bank, Good
governance dimasukan sebagai program dalam rangka pemberian bantuan kepada
negara – negara berkembang seperti Indonesia

1 https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-penerapan-good-
governance-di-indonesia-99 tanggal 12 september 2022 pukul 22.45
2 Hafifah SJ Sumarto, 2003, Inovasi, Partisipasi Dan Good Governance, Jakarta Yayasan Obor Indonesia , Hal 5

3 http://eprints.undip.ac.id/45317/2/BAB_I-II.pdf tanggal 12 September 12, 2022 pukul 22.47

4 Joko Widodo, Op Cit, Hal 3


Ada 14 karakteristik yang menjadi pedoman good governance

1. Tata pemerintahan yang pengetahuan ke depan (visionary)


2. Tata pemerintah yang bersifat terekspos(openness and transparency)
3. Tata pemerintahan yang mendorong partisipasi masyarakat (participation)
4. Tata pemerintahan yang konsekuen( accountability )
5. Tata pemerintahan yang menjujung otoritas hukum (rule of law)
6. Tata pemerintahan yang demokratisndan berpusat pada konsensus (democracy)
7. Tata peemrintahan yang berdasrakan profesionalitas dan kapabilitas(
professionalism and competency)
8. Tata pemerintahan yang cepatbtanggap (responsive)
9. Tata pemerintaha yang menggunakan struktur dan sumber daya secara praktis
dan efektif(efficiency and effectiveness)
10. Tata pemerintahan yang terdesentralisasi (decentralizations)
11. Tata peemerintahan yang mendorong kemitraan dengan usaha swasta dan
penduduk (private school and civil society
12. Tata pemerintahan yang memeiliki keharusan pada pengurangan
ketakseimbangan(commitment to reduce inequality)
13. Tata pemerintahn yang memeiliki komitmen tinggi pada natur (commitment to
environmental protection)
14. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada pasar(commitmentto fair
market)5

B. • Menciptakan good governance di era otonomi daerah

Isitilah otonomi daera berasal dari Bahasa Yunani yaitu autos dan namos yang artinya
perundangan sendiri.dengan diberikanya hak kekuasaan dan pemerintahan kepada badan
otonomi, seperti provinsi, kabupaten, dan kota maka dengan inisiatifnya sendiri dapat
mengurus rumah tangganya tanpa adanya intervensi mana pun dengan minciptakan peraturan
– peraturan daerah yang tidak boleh bertentangan dengan peraturan undang – undang dasr
1945 dan hukum pemerintah serta sanggup menjalani kepentingan umum. Otoomi adalah
turunan dari desentralisasi yang tertaut di undang – undang no. 32 taun 2004 yaitu yang
berkaitan dengan pemerintahan daerah disebutkan bahwa otonomi daerah adalah hak otoritas
dan kemestian daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
sesuai yang tertuang dalam perundang - undangan.

Banyak pandangan yang mengatakan bahwa pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia saat
ini di percaya bisa menanggung segera terwujudnya good local governance. Apalagi jika
dibandingkan secara kontradiksi dengan implementasi pemusatan di masa lalu yang
meminggirkan sebagian besar komponen masyarakat, pelaksanaan otonomi daerah memiliki
pembenaran politik dan akhlak yang sangat kuat. Permasalahan nya bukan terletak perlu atau
tidak otonomi daerah melainkan otonomi yang bagaimanakah yang bisa kita invariabel untuk
mewujudkan good governance? ( wibawa 2005 ) dengan adanya otoritas daerah yang asas
berpikirnya menentukan pada good governance, maka pembangunan daerah dan rencana
apapun yang ingin di implementasikan untuk mewujudkan nya, sepenuhnya menjadi

5 https://id.scribd.com/doc/88546516/Karakteristik-Good-Governance tanggal 12 september pukul 23.45


kewajiban elite politik, elite pemerintah dan tokoh penting bangsa daerah itu sendiri (
koirudin 2005).

C. • Prinsip- prinsip good governance pada sektor pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam konteks otonomi daerah

Governance seringkali diartikan sebagai proses pengutipan keputusan dan proses dimana
keputusan diaplikasikan atau tidak diaplikasikan (World Bank, 1989). Selain itu, teori
governance dapat digunakan dalam beberapa status seperti perusahaan, internasional,
pemerintahan nasional dan pemerintahan lokal. Selama “governance” merupakan proses
pengambilan keputusan dan proses, dimana keputusan tersebut diaplikasikan.
Selanjutnya,telaah governance lebih fokus pada tokoh – tokoh formal dan informal yang
terlibat dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan keputusan yang telah dibuat,
struktur formal dan informal yang telah ditempatkan dalam mengambil keputusan.

World Bank (1992) merumuskan good governance sebagai suatu pengaturan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang praktif, penghindaran salah peruntukan dana investasi dan pencegahan korupsi, baik
secara politik maupun eksekutif, menjalankan disiplin nilaian serta penciptaan legal and
political framework bagi tumbuhnya tindakan usaha. Ada beberapa prinsip yang mendasari
pentingnya arestasi good governance. Prinsip - prinsip tersebut yaitu (World Bank, 1992) :
a. kesertaan masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengutipan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan yang sah
yang benar – benar mewakili kepentingannya. Kesertaan menyeluruh tersebut dibangun
berdasarkan kebebasan berkumpul dan melantaskan pendapat, serta kepastian untuk
berpartisipasi secara sehat

b. Tegaknya otoritas hukum: konsep hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu,
termasuk didalamnya hukum-hukum yang bertaut hak asasi manusia.

c. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang independen Seluruh proses
pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus mecukupi agar dapat dimengerti dan
dipantau.

Dalam tingkatan globalisasi aliran neo-liberalisme menjadi arus utama kebijakan politik
dan ekonomi, yang melukiskan organisasi kapitalis yang secara jelas memaksakan kekuatan
masyarakat awam melalui strategi dan teknologi kekuasaan, termasuk pemeliharaan hukum
sebagai media kontrol. Ini berarti bahwa neo-liberalisme menjadi sebuah sistem yang
menyelewang dan menindas minoritas. World Bank, Dana Moneter Internasional (IMF) dan
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) adalah pencetusnya, yang biasa disebut sebagai
institusi berwenang “Breetonwoods” yang lahir dan berbasis di Amerika Serikat sejak 1944.
Kelompok ini berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kemampuan produksi dan
pengurangan kapasitas negara dalam pelampiasan sektor publik, sehingga akan tercapai suatu
“kompetisi pasar bebas”6
D. • Prinsip ajaran Islam dengan prinsip good governance.

Para Ahli sebenarnya membenarkan bahwa tidak ada struktur


pemerintahan superior yang dapat diidentifikasi dengan jelas untuk digunakan sebagai model
global bagi negara-negara berkembang (Mishra, 2005). Akan tetapi setidaknya diakui bahwa
Good Gavernance adalah suatu kondisi di mana terwujud hubungan tiga unsur yaitu
pemerintah, bangsa atau rakyat dan dunia usaha yang berada di divisi swasta yang sejajar,
kekompakan, dan berkeseimbangan di dalam posisi yang saling meninjau (Mishra, 2005:42)

Bila kita kaitkan dengan hukum islam , maka apakah esensi Good
Gavernance dalam pandangan hukum Islam? Tidak ada ringkasan baku
mengenai hal ini. Namun dari berbagai penjelasan yang terpencar di dalam berbagai ayat al-
Qur’an maka kita dapat menginterpresentasikan bahwa Good Gavernance menurut prespektif
hukum islam . Di antara ayat tersebut adalah QS Hud : 61

۞ ‫يُرهٗ ۗ ُه َو‬ ْ ‫غ‬ َ ٍ‫له‬ ٰ ‫ن ِا‬


ْ ‫ك ْم ﱢم‬
ُ ‫ل‬
َ ‫اﻟل َه َما‬
ّٰ ‫بُدوا‬ُ ‫اع‬
ْ ِ‫قْوم‬َ ‫ي‬
ٰ ‫ال‬َ ‫ق‬
َ ۘ ‫حا‬ً ‫ل‬
ِ ‫ص‬
ٰ ْ‫خُاهم‬
َ ‫ثُمْودَ َا‬
َ ‫لى‬ ٰ ‫َوِا‬
‫ي‬
ْ ‫ب‬‫ي ِه ِۗانﱠ َر ﱢ‬
ْ ‫ل‬َ ‫بْٓوا ِا‬ُ ‫تْو‬ُ ‫ث ﱠم‬ ُ ‫فُرْو ُه‬
ِ ‫غ‬ ْ ‫ت‬
َ ‫اس‬
ْ ‫ف‬َ ‫يَها‬
ْ ‫ف‬
ِ ‫ك ْم‬
ُ ‫عَمَر‬
ْ ‫ت‬
َ ‫اس‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫الَاْر‬ْ ‫ن‬ َ ‫ك ْم ﱢم‬
ُ ‫شَا‬
َ ‫ن‬ ْ ‫َا‬
ٌ‫يب‬ْ ‫ج‬ِ ‫ب ﱡم‬
ٌ ‫ي‬ْ ‫قِر‬ َ yang artinya : dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh.
Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat
dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).

Dan QS al-Haj : 41 yang

‫ف‬
ِ ‫عُرْو‬
ْ ‫الَم‬
ْ ‫ب‬
ِ ‫وة َوَاَمُرْوا‬
َ ‫ك‬ٰ ‫اﻟﺰ‬
‫تُوا ﱠ‬
َ ‫وة َوٰا‬
َ ‫ل‬ٰ ‫اﻟﺺ‬
‫ﱠ‬ ‫اموا‬
ُ ‫ق‬
َ ‫ض َا‬ِ ‫الَاْر‬
ْ ‫فى‬ ِ ‫نُه ْم‬ ّٰ ‫ك‬‫ن ﱠم ﱠ‬
ْ ‫ن ِا‬َ ‫ي‬
ْ ‫لِذ‬
‫َا ﱠ‬
‫الُاُمْوِر‬
ْ ‫ب ُة‬
َ ‫اق‬
ِ ‫ع‬َ ‫ل ِه‬
ّٰ ‫ل‬
ِ ‫ك ِۗر َو‬
َ ‫ن‬ ْ ‫الُم‬
ْ ‫ن‬ ِ ‫ع‬َ ‫نَهْوا‬
َ ‫َو‬

Yang artinya: (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka
melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan

6 Bayu kharisma, Good Governance Sebagai Suatu Konsep dan Mengapa Penting dalam Sektor Publik dan
Swasta : Suatu Pendekatan Ekonomi Kelembagaan, (Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol.19 No.1. Februari 2014),
hal-10
Ayat pertama menjelaskan tujuan utama manusia adalah membangun bumi. Ayat kedua
menegaskan bahwa orang-orang beriman memakai kekuasaan yang mereka miliki untuk
menegakkan shalat, membayar zakat dan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar (Anwar,
2007:43). Dari kedua ayat di atas kita dapat merumuskan Good Gavernance dalam
pandangan syariah yaitu suatu penggunaan dominasi kekuasaan untuk mengelola
pembangunan yang berorientasi pada (1) penciptaan suasana kondusif bagi masyarakat untuk
pemenuhan kebutuhan psikis dan rohaniyahnya sebagaimana disimbolkan penegakan shalat
(2) Penciptaan kemakmuran dan kesejahteraan dengan disimbolkan zakat (3) Penciptaan
stabilitas politik diajrkan dari amar ma’ruf dan nahi mungkar singkat kata dalam ayat tersebut
terdapat tiga governance yaitu: (a) Spiritual Governanace, (b) Economic Governance dan (c)
political Governance (Anwar, 2007:44)

Untuk dapat mewujudkan good governance dalam tiga aspek, diperlukan beberapa nilai
dan dari aspek – aspek tersebut dapat diturunkan beberapa dasar tatakelola pemerintahan
yang baik. Dengan memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. dapat
ditemukan beberapa nilai dasar yang dapat dijabarkan menjadi dasar-dasar tata kelola
pemerintahan yang baik, yaitu: syura, meninggalkan yang tidak bernilai guna, keadilan,
tanggung jawab, dan amanah, serta orientasi ke hari depan. Nilai dasar pertama adalah surah
yang ditegaskan dalam Q. 3: 159 yang artinya: Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Dari nilai dasar syura ini dapat diturunkan asas hukum mengenai penyelenggaraan
pemerintahan berupa asas partisipasi masyarakat.7.

7Joko Setyono, Good Governance Dalam Perspektif Islam, (Jurnal Muqtasid Volume 6,
Nomor 1, Juni 2015), hal-3
BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan prinsip – prinsip islam,untuk
penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik
maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan
politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

B.Saran

Semoga di masa yang akan datang pemerintahan yang ada di indonesia dapat menerapkan
sistem good governance dalam masa kepemerintahan nya dan dapat mewujudkan masyarakat
yang makmur dan sejahterah.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarto SJ hafifah, 2003, Inovasi, Partisipasi Dan Good Governance, Jakarta Yayasan
Obor Indonesia , Hal 5

Widodo joko, Op Cit, Hal 3

Kharisma Bayu , 2014 Good Governance Sebagai Suatu Konsep dan Mengapa Penting
dalam Sektor Publik dan Swasta : Suatu Pendekatan Ekonomi Kelembagaan, (Jurnal Buletin
Studi Ekonomi Vol.19 No.1. ), hal-10

Setyono Joko , 2015 Good Governance Dalam Perspektif Islam, (Jurnal Muqtasid Volume 6,
Nomor 1, ), hal-3

https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-
penerapan-good-governance-di-indonesia-99

http://eprints.undip.ac.id/45317/2/BAB_I-II.pdf

https://id.scribd.com/doc/88546516/Karakteristik-Good-Governance

Anda mungkin juga menyukai