Anda di halaman 1dari 15

“INTERAKSI GEN”

Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah


“GENETIKA”
Dosen pengampu: Vifty Octanarlia Narsan, M. Pd.

Disusun Oleh:

Disusun oleh :
Kelas A
Kelompok 6

1. Della Aulia Pangesti (1901080005)


2. Fika Wulandari (1901080012)
3. Hani Dwi Aryanti (1901080009)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAAN
TADRIS PENDIDIKAN BIOLOGI
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
genetika yang membahas tentang “Interaksi Gen”.
Dalam penyusunan makalah ini kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah genetika ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari
makalah tentang “Interaksi Gen” dapat diambil hikmah dan bermanfaat terhadap pembaca.

Metro, 14 April 2022


Penulis

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi Gen..............................................................................3
B. Jenis-jenis interaksi Gen...............................................................................4
1. Atavisme
2. Epistatis-Hipostatis
3. Kriptomeri
4. Komplementer........................................................................................9
5. Polimeri..................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada
beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan karakter.
Gen-gen tersebut mungkin ada pada kromosom yang sama(berangkai) mungkin pula ada pada
kromosom yang berbeda satu sama lain. Keadaan saling mempengaruhi dari beberapa gen ini
dinamakan interaksi gen. Gen tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada
kromosom yang berbeda. Interaksi antar gen akan menimbulkan perbandingan fenotipe
keturunan yang menyimpang dari hukum Mendel, keadaan ini disebut penyimpangan hukum
Mendel.
Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas. Seperti
telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda (monohibrid) akan
menghasilkan rasio genotipe 1:2:1 dan rasio fenotipe 3:1. Sementara itu, persilangan dengan
dua sifat beda ( dihibrid) menghasilkan rasio fenotipe 9:3:3:1, hanya berlaku apabila kedua
pasang gen yang mewarisi kedua pasang sifat tersebut masing-masing terletak pada 2
kromosom yang berlainan, dan masing-masing mengekspresikan sifatnya sendiri. Beberapa
cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bahwa pengawasan suatu sifat kadang –
kadang tidak dilakukan oleh suatu pasang gen saja, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen yang
mengadakan interaksi ( kerjasama ). Dan hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Pada 1910, seorang sarjana Amerika yang bernama T.H Morgan dapat memecahkan
misteri tersebut.Morgan menemukan bahwa kromosom mengandung banyak gen dan mekanisme
pewarisannya menyimpang dari hukum Mendel. Hingga saat ini, telah diketahui bahwa lalat buah
memiliki kira – kira 5000 gen,padahal lalat buah hanya memiliki 4 pasang kromosom saja.
Sepasang di antaranya memiliki ukuran kecil sekali, menyerupai dua buah titik. Jadi, dalam
sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saja melainkan puluhan,bahkan ratusan gen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian interaksi gen?
2. Apa saja jenis-jenis interaksi gen?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian interaki gen.
2. Mengetahui jenis-jenis interaksi gen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian interaksi gen


Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan
modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja
sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga
dapat terjadi secara genetik. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya
peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
melibatkan modifikasi rasio fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan
hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Peristiwa semacam ini dinamakan
interaksi gen menurut (Suryo: 2001).
Menurut William D. Stansfield (1991 : 56) fenotipe adalah hasil produk gen yang dibawa
untuk diekspresikan ke dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini tidak hanya meliputi berbagai
faktor eksternal seperti: temperatur dan banyaknya suatu kualitas cahaya. Sedangkan faktor
internalnya meliputi: Hormon dan enzim. Gen merinci struktur protein. Semua enzim yang
diketahui adalah protein. Enzim melakukan fungsi katalis, yang menyebabkanpemecahan atau
penggabungan berbagai molekul. Semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel merupakan
persoalan metabolisma. Reaksi – reaksi ini merupakan reaksi pengubahan bertahap satu
substansimenjadi substansi lain, setiap langkah (tahap) diperantarai oleh suatu enzim spesifik.
Semua langkah yang mengubah substansi pendahulu (precursor) menjadi produk akhir menyusun
suatu jalur biosintesis.Interaksi gen terjadi bila dua atau lebih gen mengekspresikan protein enzim
yang mengkatalis langkah – langkah dalam suatu jalur bersama.
Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan R.C. Punnet setelah
mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger (comb) ayam. Peristiwa ini disebut dengan
Interaksi beberapa pasangan alela. Dalam hal ini terdapat empat macam bentuk jengger ayam,
yaitu :
1. Jengger Mawar (Rose) pada Ayam Wyandotte,
2. Jengger Kacang (Pea/Biji) pada ayam Brahma,
3. Jengger Walnut (sumpel) pada ayam silangan Malaya, dan
4. Jengger Tunggal (Single/Bilah) pada ayam Leghorn,
Seperti dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

2
B. Jenis-jenis interaksi Gen
1. Atavisme
Atavisme merupakan interaksi beberapa gen sehingga dihasilkan fenotipe baru. Atavisme
ini dapat ditemukan pada tipe jengger atau pial ayam. Salah satu contoh fenomena atavisme
adalah interaksi bentuk pada pial (jengger) ayam yang pertama kali di perkenalkan oleh W.
Bateson dan R.C. Punnet. Karakter jengger tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh dua
gen yang berinteraksi. Pada beberapa jenis ayam, gen R mengatur jengger untuk bentuk ros,
gen P untuk fenotip pea, gen R dan gen P jika bertemumembentuk fenotip walnut. Adapun gen
r bertemu p menimbulkan fenotip single.

Contoh soal :
Ayam jantan berjengger rose homozigot disilangkan dengan ayam betina berjengger pea
homozigot. Dari hasil persilangan tersebut, ternyata diperoleh bahwa seluruh F1 berjengger
walnut. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, kemungkinan perbandingan F2-nya adalah…
Pembahasan:

3
2. Epistatis-Hipostatis
Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan
alelnya. Gen yang mengalahkan disebut ”epistasis” dan gen yang dikalahkan disebut
”hypostasis”. Pada peristiwa epistasis, paling sedikit harus ada 2 pasang gen yang terlibat. Gen
pada lokus yang satu berinteraksi dengan gen pada lokus lain. Dari hasil interaksi tersbut
diperoleh fenotip yang tidak akan diperoleh jika gen-gen tersebut bekerja sendiri-sendiri.
Interaksi epistasis sama sifatnya dengan kondisi dominan resesif, perbedaannya adalah kondisi
dominan-resesif berlaku bagi gen sealel. Sifat epistasis dapat disebabkan oleh gen dominan
atau gen resesif.
Gen-gen yang mempengaruhi :
Y : gen penghasil warna kuning
y : gen penghasil warna hijau
W : gen epistasis dominan yang akan menimbulkan warna putih
w : gen yang tidak menutupi ekspresi gen lain
keterangan
W-Y- = Putih
W-yy = Putih
4
wwY- = Kuning
wwyy = Hijau
Interaksi gen bisa berupa gen-gen dominan (epistasis dominan), dan jika
interaksi terjadi antar gen-gen resesif (epistasis resesif).
1) Epistasis Dominan
Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen lain. Pada
peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan
yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan adanya epistasis dominan
adalah 12 : 3 : 1.
Peristiwa epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pewarisan warna buah
waluh besar (Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat gen Y yang menyebabkan buah
berwarna kuning dan alelnya y yang menyebabkan buah berwarna hijau. Selain itu, ada
gen W yang menghalangi pigmentasi dan w yang tidak menghalangi pigmentasi.
Contoh soal Epistatis Dominan :
CW Sinnot menyilangkan tanaman Cucurbita pepo dengan sifat beda warna buah.
Persilangan yang terjadi yaitu antara WWyy dengan wwYY, maka tentukan
perbandingan fenotif pada keturunan kedua ?

P : gen WWyy x wwYY


: fen Putih Kuning
Gamet : Wy, Wy wY, wY
F1 : gen WwYy
fen Putih
F2 : F1 x F1
P : gen WwYy x WwYy
fen Putih Putih

WY Wy wY wy

W WWYY WWYy WwYY WwYy


Y Putih Putih Putih Putih

W WWYy WWyy WwYy Wwyy


5
y Putih Putih Putih Putih

W WwYY WwYy wwYy wwYy


y Putih Putih Kuning Kuning

W WwYy Wwyy wwYy wwyy


y Putih Putih Kuning Hijau

Jadi Perbandingan F2 :
Putih : Kuning : Hijau
(12) : (3) : (1)

2) Epistasis Resesif
Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang mempengaruhi gen
lain. Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen
lain yang bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah
fenotipe 9 : 3 : 4.
Contohnya pada Pewarisan warna bulu mencit (Mus musculus). Ada dua pasang
gen nonalelik yang mengatur warna bulu pada mencit, yaitu gen A menyebabkan bulu
berwarna Hitam, gen a menyebabkan bulu berwarna Kelabu, gen C menyebabkan
pigmentasi normal, dan gen c menyebabkan tidak ada pigmentasi. Persilangan antara
mencit berbulu kelabu (CCAA) dan albino (ccaa) dapat digambarkan seperti pada
diagram berikut ini.

3. Kriptomeri

6
Kriptomeri yaitu peristiwa tersembunyinya suatu sifat yang akan muncul bila bertemu
gen lain atau ditutupi oleh gen lain. Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul
bila ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama. Faktor dominan ini seolah-olah sembunyi
(kriptos). Jadi Faktor yang tersebunyi tersebut adalah Faktor Kriptomer. Interaksi bentuk
kriptomeri sifatnya menyembunyikan karakter yang terdapat pada leluhur (=atavisme).
Contoh karakter yang dipengaruhi oleh gen kriptomer antara lain :
a) Bentuk Jengger ayam
b) Warna bulu mencit
c) Warna bunga Linaria maroccana
Dilakukan penyilangan tanaman Linalia marokana. Sifat yang diamati adalah warna
bunga. Gen-gen yang mempengaruhi :
A : gen pembentuk bahan dasar pigmen
A : gen yang tidak dapat membentuk bahan mentah pigmen
B : gen yang bereaksi pada suasana basa atau alkalis sehingga menumbuhkan warna ungu
B : gen yang bereaksi pada suasana asam sehingga menghasilkan warna merah
Keterangan :
A-B- = Ungu
A-bb = Merah
aaB- = Putih
aabb = Putih

Contoh soal :
Persilangan yang terjadi yaitu antara aaBB dengan AAbb, maka tentukan perbandingan fenotif
pada keturunan kedua ?

7
Berdasarkan hasil persilangan di atas. F 2 menghasilkan perbandingan fenitope Ungu :
Merah : putih sebesar 9 : 3 : 4. Jika dilihat sepintas, hal tersebut tampak tidak sesuai dengan
hukum Mendel. Sebenarnya, perbandingan 9 : 3 : 4 tersebut hanya merupakan modifikasi dari
perbandingan 9 : 3 + (3 + 1).

4. Komplementer
Komplementer adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi atau
melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Dengan kata lain bahwa Komplementer
merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi untuk memunculkan
suatu karakter. Gen Komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat
bersama-sama akan saling melengkapi sehingga muncul fenotipe alelnya. Bila salah satu gen
tidak ada, maka pemunculan sifat terhalang.
Contoh karakter yang dipengaruhi oleh gen komplementer antara lain :
 Warna bunga kacang Lathyrus odoratus
 Warna kulit biji jagung

8
 Bentuk buah labu summer squash (Cucurbita pepo)
 Tuli (“Deaf mutism”) pada manusia
Contoh soal :
Saat dua bunga Lathyrus odoratus berbunga putih disilangkan, seluruh F1 berbunga ungu.
Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe F2 keturunananya adalah…
Pembahasan:

Kunci pemahamam gen-gen komplementer adalah :

 rr epistasis (menutupi) B dan b


 bb epistasis (menutupi) A dan a

5. Polimeri
Polimer adalah Pola penurunan sifat yang berdasarkan banyak gen sehingga disebut juga
Multiple Gen Heredity = Quantitatif Heredity atau Poymeri.
Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri
mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Polimer adalah bentuk interaksi gen
yang bersifat kumulatif (saling menambah). Perbedaan dengan komplementer adalah tanpa
kehadiran salah satu gen (alel dominan) karakter yang disebabkannya tetap muncul, hanya

9
mutu / derajatnya yang kurang dibandingkan dengan kehadirannya. Gen yang menumbuh kan
karakter polimeri biasanya lebih dari 2 gen sehingga disebut “karakter gen ganda (polygenic
inheritance)”. Sifat yang muncul akan mengalami penurunan mutu atau derajat yang
tergantung banyaknya gen dominan.
Hipotesa tentang Polimer atau Multiple Gen Heredity ini pertama kali dikemukakan oleh
Nilson-Ehla, yaitu pada tahun 1908 dengan materi tanaman Gandum yaitu Gandum berbiji
Merah disilangkan dengan Gandum berbiji Putih.
Dari persilangan yang dilakukan oleh Nelson Ehla pada gandum berbiji merah dengan
gen berbiji putih, pada F1 didapatkan gandum berbiji Merah tetapi warna bijinya tidak merah
tua seperti Parentalnya. Sedangkan pada F2 didapatkan perbandingan Gandum berbiji Merah
dengan Putih yaitu 15 : 1.
Namun ia menemukan variasi warna yang bertingkat-tingkat dari hasil  keturunan nya,
yaitu Merah Tua (Dark Red), Merah agak tua (Medium Dark Red), Merah Muda (Medium
Red), Kemerahan (Light Red) dan Putih. Apabila dilihat dari warna biji maka orang mengira
bahwa sifat tersebut ditentukan oleh sepasang gen saja, namun apabila melihat hasil
perbandingan pada F2 yaitu 15 : 1, maka dapat disimpulkan bahwa sifat ini ditentukan oleh
lebih dari satu pasang gen.
Peristiwa tersebut mirip dengan persilangan dihibrid tidak dominan sempurna ulang
menghasilkan warna peralihan seperti merah muda. Warna yang dihasilkan ini tidak hanya
dikontrol oleh satu pasangan gen saja melainkan oleh dua gen yang berbeda lokus, namun
masih berpengharuh terhadap sifat yang sama, peristiwa ini disebut polimeri.  Jadi Polimeri
adalah dua gen atau lebih yang menempati lokus berbeda, tetapi  memiliki sifat yang sama.

Contoh soal :
Gandum bersekam merah tua disilangkan dengan gandum bersekam putih. Seluruh
keturunan F1 bersekam merah sedang. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan
fenotipe F2-nya adalah…
Pembahasan:

10
11
BAB III
PENUTUP

12

Anda mungkin juga menyukai