Anda di halaman 1dari 2

Nama : Melani Fitria Devita Sari

NIM : 21042294

Matkul : Ekonomi Publik

Kasus kegagalan pasar dimasa pandemi dan peran pemerintah didalamnya

COVID-19 yang melanda negara Indonesia mengakibatkan berbagai masalah negara yang timbul
khususnya masalah perekonomian. Berbagai masalah perekonomian tersebut seperti
meningkatnya pengangguran, anjloknya pendapatan negara, kriminalitas meningkat dan masih
banyak lagi masalah lainnya. Dari permasalahan ekonomi tersebut berakibat
terjadinya kegagalan pasar. Kegagalan pasar merupakaan suatu kondisi pasar yang gagal dalam
melaksanakan fungsinya untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara efisien dalam
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Pertama, dari sektor kesehatan, di mana pemerintah
masih belum dapat memenuhi kebutuhan atas Alat Pelindung Diri dan Masker untuk tenaga
medis.

Bagi perekonomian nasional saat ini, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan
terhadap jalannya roda ekonomi. Salah satu dampaknya dengan terciptanya ketidakseimbangan
jual-beli yang mengakibatkan adanya kegagalan pasar. Ini sejalan dengan pernyataan Menteri
Keuangan yang mengatakan bahwa adanya penurunan daya beli masyarakat dalam konsumsi
rumah tangga selama Kuartal I dan II - 2020. Dengan adanya penurunan daya beli masyarakat
dapat menimbulkan perekonomian nasional yang semakin terpuruk karena tidak berjalannya
perputaran roda ekonomi nasional secara efektif. Akibatnya, perekonomian nasional terancam
memasuki jurang resesi seperti negara-negara lain yang telah lebih dulu mengalaminya.

Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian
nasional dengan adanya pemberian insentif fiskal dan non-fiskal. Upaya lain pun dengan
membentuk kelompok untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk membangkitkan
perekonomian nasional. Nyatanya sampai saat ini berbagai upaya telah dilakukan, namun masih
belum dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi
nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung bergerak lambat dapat disebabkan
karena adanya kegagalan pasar dengan salah satu penyebabnya bisa terjadi karena adanya
informasi asimetris. Pada awal pandemi Covid-19 memasuki Indonesia, masyarakat dihebohkan
dengan adanya respons yang berlebihan dari kalangan tertentu sehingga terdapat oknum yang
sengaja menimbun persediaan seperti masker. Hal ini membuat keseimbangan pasar menjadi
terganggu, yang mengakibatkan terjadinya kelangkaan barang pada pasar penjualan.

Dilihat pada situasi saat ini, berjalannya program bantuan sosial dari pemerintah berupa barang
sembako pun dapat menimbulkan terjadinya kegagalan pasar. Sembako yang diberikan secara
gratis pun dikategorikan sebagai negative externality atau monopoly power yang mana
perusahaan menjual langsung barang produksinya terhadap pemerintah sehingga mengakibatkan
dampak negatif terhadap para pengusaha UMKM karena usaha tidak laku terjual. Pemberian
bantuan sosial berupa sembako pun mengakibatkan perekonomian nasional semakin memburuk
karena tidak berjalannya perputaran mata uang di lingkungan masyarakat. Oleh karenanya, untuk
mengurangi dampak tersebut, pemerintah berupaya untuk mengkaji ulang kebijakan yang dibuat
dan mengurangi pemberian bantuan sosial berupa sembako.

Kini, pemerintah berhasil menemukan solusi untuk mengatasi negative externality dengan
memberikan bantuan berupa bantuan langsung tunai (BLT). BLT diberikan berupa uang tunai
yang ditransfer kepada sejumlah masyarakat yang terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan yang
berpenghasilan di bawah Rp 5 juta. Bantuan berupa uang ini diharapkan bisa menjadi solusi
untuk mengatasi dampak akibat pandemi ini pada masyarakat dan bisa menjadi pendorong untuk
menggerakkan kembali perekonomian nasional. Selain itu, pemerintah juga mencairkan gaji ke-
13 untuk para pegawai negeri sipil (PNS) yang diharapkan bisa menjadi penolong untuk
menghidupkan kembali pengusaha UMKM dan mendorong laju roda perekonomian. Pemerintah
pun memberikan keringanan untuk meminjamkan modal usaha pada pengusaha-pengusaha lokal
maupun para investor untuk tetap menjaga perusahaannya agar tidak pailit serta memberikan
insentif fiskal berupa potongan pajak pada beberapa sektor dan mempermudah transaksi impor-
ekspor.

Anda mungkin juga menyukai