Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PENDIDIKAN

I. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan 1. Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari latin terdiri dari dua (2) kata yaitu manus dan agare yang berarti tangan dan melakukan kalua digabungkan manajemen berarti menangani. Managemen diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk ata kerja to manage, dengan fkat abenda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen akhirnya management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Dalam bahasa Indonesia manajemen berarti pengelolaan. Menurut George R. Terry manajemen adalah suatu proses tertentu yang akan dilaksankan mulai dari perencanaan sampai penilaian (evaluasi). Manajemen sering diartikan ilmu, kiat, dan profesi. Lhuther gulick mengartiakn manajemen suatu ilmu dengan alasan manajemen merupakan pengetahuan yang sistematis yang selalu berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Follet mengartikan manajemen suatu kiat dengan alasan manajeman selalu mencapai sasaran dengan cara-cara mengatur orang bekerja sama. Manajeman diartikan profesi karena manajemen membutuhkan keahlian tertentu dalam mencapai tujuan. Manajemen menurut parker (stoner dan freeman2000) ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done through poeple). menajement dalam arti sempit, adalah terbatas pada inti kepribadian yangpersonil dan mengatur perencanaan. Kelancaran kegiatan, kelancaran personil, mengatur pelaksanaan dan prasarana dan sumber daya. Dari pengertin di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalam suatu proses kegiatan untuk mencapai tujuan diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan controling 2. Pengertian Pendidikan Ditinjau dari sudut hukum, defenisi pendidikan berdasarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pasal 1 ayat 1 yaitu :Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasarn, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan fnegara sedangkan peserta didik ialah anggota masyarkat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan (Pasal 1 ayat 1). 3. Tujuan dan fungsi pendidikan.

Menurut UUSPN No.20 tahun 2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta pradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4. Pengertian Manajemen Pendidikan.

Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan definisi manajemen pendidikan sebagai berikut :

Manajemen pendidikan adalah suatu seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Manajemen pendidikan adalah proses prencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

5.

Tujuan Dan Mamfaat Manajemen Pendidikan. Tujuan dan mamfaat manajemen pendidikan antara lain

Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, menyenagkan dan bermakna. (pakemb). Terciptanya peserta didik yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Terpenuhinya salah satu dari 4 (empat) kopetensi tenaga kependidikan serta tertunjngnya kopetensi manajerial tenaga tenaga kependidikan sebagai manajer. Tercapainya tujuan tjuan pendidikansecara efektif dan efisien. Terbekalinya tenaga tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan(tertunjangnya profesi seagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).

6.

Fungsi-Fungsi Manajemen.

Sejalan dengan sejarah perkembangan dan berdasarkan situasi penerapannya. Manajemen meliputi berbagai fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud di sini menurut Morris (1976) adalah rangkaian berbagaio kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu, dengan yang lainnya, dan dilaksanakan oleh orang-orang lembaga atau bagian-bagiannya, yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Pengertian di atas menunjukkan bahwa fungsi-fungsi manajeman itu terwujud kegiatan yang beraturan dan berhubungan sehingga satu kegiatan menjadi syaratsyarat bagi kegiatan lainnya. Sesuai dengan perkembangannya, para pakar mengemukakan berbagai urutan fungsi manajemen sebagai berikut: 1. Deming menyebutkan fungsi-fungsi manajemen berupa, palanning, doing, controlling, dan action (PDCA). Ini sangat pofuler dikalangan dunia bisnis. 2. Persatuan administrator sekolah amerika serikat (american association of school administration) pada tahun 1955 memperkenalkan fungsi-fungsi manajemen yaitu palanning, allocating, stimulating, coordinating, and evaluating (PASCE). 3. Mc Farlan (1974) membagi fungsi-fungsi manajemen yaitu: palanning, organizing controling (POC). 4. Terry (1960) menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah palanning, organizing, actualizing, and controlling (POAC). 5. Dale menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah, palanning, organizing, staffing, directing, innovating, representing, and controling (POSDIRC). 6. Newman (1963) menyatakn bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah palanning, organizing, assembling of resources, directing, and controling (POADC). 7. Lembaga administrasi negara republik indonesia (1996) menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen ialah : kesadaran akan pengaruh luar, interpretasi, representasi, koordinasi, prencanaan, petunjuk, penganggaran, administrasi sumber daya material, manajemen kepegawain, suvervisi,pemantauan, evaluasi program.

Dari sekian banyak pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen penulis dapat menyimpulkan (5) lima fungsi uatam manajemenantara lain :

Planning adalah menentukan tujuan yang hendak dicapai selama satu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar mencapai tujuan tersebut.

Organizing adalah mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan itu. Staffing adalah menentukan keperluan sumber-sumber daya manusia, pengarahan, penyaringan, latihan, dan pengemangan tenaga kerja. Motivating adalah mengeluarkan atau menyalurkan prilaku manusia kearah tujuan-tujuan. Controlling adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan kreatif dimana perlu.

Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama saling erinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Interaksi yang mempengaruhi perilaku manajer pendidikan digambarkan sebagai berikut:

Penjelasan : Manusia sebagai manjer dimanapun berada tidak terlepas dari wadah untuk melakukan kegiatan atau yang disebut organisasi, organisasi dapat berupa lembaga pendidikan, baik formal, non formal, maupun informal,. Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusia dalam erorganisasi tidak luput dari sistem yang dibuatnya sendiri, sistem dibuat agar cara-cara berfikir, berperasaan, dan ertindak setiap anggota organisasi tidak terkotak-kotak melainkan secara menyeluruh. 7. Peranan Manajer Pendidikan Ada dua peranan manajer pendidikan : Peranan interpersonal Peranan yang bersifat interpersonal antara lain dimaksudkan untuk menumbuh suburkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam organisasi. Peranan ini sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk utama yaitu :

Peranan yang bersifat simbolis. Tidak dapat disangkal dari pengalaman banyak orang-orang yang menduduki jabatan manajemen puncak dalam organisasi tersebut. Salah satu akibat perana tersebut ialah kesediaan manajemen untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan seremonial. Contohnya antara lain ialah berbagai kegiatan langsung dalam perayaan hari-hari besar nasional. Perayaan ulang tahun organisasi, menghadiri upacara kedutaan dan lain-lain.

1. Keterlibatan termasuk katagori kegiatan feriferal dalam arti tidak memberikan kontribusi secara langsung kepada pencapaian tujuan organisasi dan berbagai sasaranya. 2. Kegiatan sosial dan seremonial seperti itu menyita banyak waktu, tenaga dan bahkan juga biaya. Akan tetapi sesungguhnya, memainkan peranan simbolis tersebut sangat penting, paling sedikit ditinjau dari segi penciptaan citra positif organisasi yang bersangkutan misalnya sebagai tokoh dalam lingkungan keluarga besar organisasi dan mencegah timbulnya persepsi dikalangan orang lain bahwa manajemen organisasi menjadi kelompok yang exclusive.

Peranan selaku pimpinan, jika kepemimpinan didefenisikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, para bawahanbawahan sehingga orang lain itu bersedia melakukan hal-hal yang diinginkan oleh pimpinan meskipun hal tersebut secara pribadi tidak disenanginya dari teori kepemimpinan diketahui bahwa kepemimpinan yang efektif antara lain menyangkut gaya kepemimpinan yang situasiola yang pada umumnya berarti dalam menerapkan kepemimpinanya, seorang manajer menyesuaikan gaya tersebut dengan tingkat kematangan mental, profesional, dan teknis para bawahan meskipun gaya yang demokratiklah yang sesugguhnya yang paling didambahkan.

Peranan sebagai penghubung dalam arti eksternal yaitu peranan selaku wakil organisasi dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang mempunyai kemitraan atau hubungan kerja dengan organisasi yang bersangkutan. Salah satu bentuk hubungan ini ialah bahwa manajemen menerima informasi dari pihak luar dan sebaliknya memberi informasi kepada pihak luar tersebut tentang organisasi yang dipimpinya.

Peranan Informasional Peranan informasional ialah dalam kedudukannya selaku unsur pimpinan dalam organisasi manajemen menjadi pemantau arus informasi dalam organisasi di samping peranan menerima dan membagi informasi. Melimpahnya informasi

yang diterima oleh manajemen dapat menimbulkan masalah paling sedikit dalam dua bentuk yaitu :

Bahwa tidak sedikit waktu dan tenaga manajemen yang digunakan untuk menyeleksi informasi apa saja yang betul-betul dibutuhkanya yang berarti mengurangi waktu yang tersedia untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang lebih strategis sifatnya. Tidak ada jaminan informasi yang diterima bermutu tinggi karena sering dimaklumi dalam dunia informasi dewasa ini dikenal dengan akronim gigo yang merupakan singkatan dari ungkapan garbage in garbage out. Tidak akan ada yang menyanggah benarnya pandangan yang mengatakan bahwa jika data sebagai bahan baku untuk diolah sehingga menjadi informasi tidak tinggi mutunya, secermat apapun pengolahan dilakukan tidak mungkin tidak mungkin menghasilkan informasi yang bermutu tinggi. Peranan selaku mengambil keputusan pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam satu organisasi berparan selalu mengambil keputusan, bagi yang sifatnya standar strategis, fungsional, dan teknis operasionalperanan tersebut timbul karena manajemen memiliki wewenang untuk bertindak.

8. Keterampilan Manajerial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajer Pendidikan Paul Hersay dan Kenneth H. Balanchard mengemukakan bahwa terdapat tigak bidang keterampilan yang penting untuk melakukan proses manajemen bagi seorang manajer bidang keterampilan yang dimaksud adalah:

Keterampilan Tehnikal (Technical Skill)

Yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, prosedur, tehnik, dan akar yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas spesifik yang diperoleh lewat pengalaman pendidikan dan latihan.

Keterampilan Manusiawi (Human Skill)

Keterampilan manusiawi adalah kemampuan dan pertimbangan yang diusahakan bersama orang lain, termasuk mengenal motivasi dan aplikasi tentang kepemimpinan yang efektif manajer cukup memiliki keterampilan hubungan manusiawi agar dapat bekerja dengan para bawahan dalam organisasi dan manajemen kelompoknya sendiri.

Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Yaitu kemampuan memahami kompleksitas keseluruhan organisasi tempat seseorang adaptasi dalam operasi organisasi.

II.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen adalah :

Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan (motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta perkembangan organiasi) Pengendalian meliputi pemantauan (monitoring) penilaian dan pelaporan, monitoring dan evaluasi seriong disingkat me atau monev

Sebagai contoh misalnya

Sumber daya manusia dapat dibatasi pada ruang lingkup perencanaanya saja atau pengorganisasiannya atau pengarahanya atau pengendaliannya. Demikian pula untuk sumber daya pendidikan lainnya.

III. A.

Manajemen Menurut Objek Garapan Manajemen Kesiswaan/Manahasiswa

Manajemen kesiswaan adalah pranata dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur serta mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut bidang manajemen kesiswaan ada sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut Sutisma (1985) menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan halk-hal berikut :

Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu Penerimaan, orientasi, kalkulasi dan penunjukkan murid kelas dan program studi Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan dan pengajaran luar biasa Pengendalian disiplin murid Program bimbingan dan penyuluhan

Program kesehatan dan keamanan Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional

B.

Manajemen Personalia

Menurut FILIPPO Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan, individu, organisasi dan masyarakat. Sedangkan French mendefenisikan manajemen personalia sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi. Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektifitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuanya adalah untuk memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tife (kualitas) yang tepat. C. Manajemen Kurikulum dan program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencaku kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum, sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yaitu diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, instituasional, kurikuler dan instruksional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Manajemen atau administrasi pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisiensi. Berikut perincian beberapa prinsip yang harus diperhatikan :

Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan maka mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. Program itu harus sederhana dan fleksibel Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya Haru ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program di sekolah.

D.

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pengjaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalanya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar. E. Pembiayaan Upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem pendidikan tinggi melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen informatika sistem dan planning, programming dan budgettig sistem merupakan campur tangan dari sistem itu sendiri. Dan setiap campur tangan terhadap sistem pendidikan tinggi menurut Manuel Zymelman (1975 : 5) ada untung ruginya. Konsep untung dan rugi adalah merupakan salah satu dimensi ekonomi pendidikan hendaknya memperhitungkan human capital atau human investment. Sedangkan Manuel Zmyman (1975 : 82) juga menegaskan sebagai berikut Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisa sumber-sumber saja, tetapi juga penggunaan dana-dana secara efisien. Makin efisien sistem pendidikan itu makin kurang pula dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuannya dan karena itu lebih banyak yang dicapai dengan anggaran yang tersedia. Dalam mengkaji mengapa pembiayaan pendidikan itu diperlukan hal tersebut tidak dapat lepas dari pembahasan mengenai hal-hal mendasar tentang kedudukan pendidikan yang dihubungkan dengan sektor-sektor kehidupan manusia secara

keseluruhan. Sering diungkapkan bahwa pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dan sangat menentukan. Namun hal tersebut masih memerlukan pengkajian sehingga benar-benar ditunjukkan hal-hal yang esensial sehingga memberikan keyakinan mengenal kedudukan sektor pendidikan dalam kehidupan manusia secara keseluruhan. F. Bidang Humas

Merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non komersial. Mulai dari yayasan perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintahan bahkan pesantren dan usaha bersama seperti gerakan nasional orang tua asuh (GNOTA) pun memerlukan humas. Menurut defenisi kamus terbitan Institut Of Public Relations (IPR) yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987. Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi idengan khalayaknya. Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara keseimbangan dan teratur. Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan. Frasa-frasa menganalisis kecenderungan mengisyarakan bahwa dalam humas kita juga perlu menerapkan teknik penelitian ilmu sosial dalam merencanakan suatu program atau kampanye kehumasan. Defenisi tersebut juga mengajarkan aspek kehumasan dengan aspek ilmu sosial dari suatu organiasi yakni menonjolkan tanggung jawab organisasi pada kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarka sepak terjangnya. Humas itu jelas berkaitan dengan niat baik dan reputasi. IV. Fungsi-fungsi Manajemen Terry mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning) Dalam fungsi perencanaan, manajer deskripsi pekerjaan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Menerapkan, mendeskripsikan dan menjelaskan tujuan Memprakirakan Menetapkan syarat dan dugaan-dugaan tentang ferformance pekerjaan Menetapkan dan menjelaskan tugas-tugas untuk mencapai tujuan

5. 6. 7. 8.

Menetapkan rencana penyelesaian Menetapkan kebijakan-kebijakan Merencanakan standar-standar dan metode-metode penyelesaiaan Mengetahui terlebih dahulu problema-problema yang akan datang yang mungkin terjadi

2.

Pengorganisasian (Organizing)

Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan pekerjaan dalam tugas-tugas pelaksanaan 2. Mengklasifikasikan tugas-tugas pelaksanaan dalam pekerjaan-pekerjaan operasional 3. Mengumpulkan pekerjaan-pekerjaan operasional dalam kesatuan-kesatuan yang berhubungan dan dapat dimenejemen 4. Menetapkan syarat-syarat pekerjaan 5. Menyelidiki dan menempatkan orang perorangan pada pekerjaan yang tepat.

3.

Menggerakkan (actuating)

Dalam fungsi menggerakkan, manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan-tujuan kepada para bawahan 2. Menejemani dan mengajak para bawahan untuk pekerja dengan semaksimal mungkin 3. Membimbing tenaga kerja bawahan untuk mencapai standar operasional 4. Mengembangkan tenaga kerja bawahan guna merealisasikan kemungkinkan-kemungkinan sepenuhnya 5. Memberikan orang-orang hak untuk mendengarkan

4.

Pengendalian (Controling)

Dalam fungsi pengendalian, menejer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Membandingkan hasil dengan rencana pada umumnya Menilai hasil dengan standar hasil pelaksanaan Menciptakan alat-alat yang efektif untuk mengukur pelaksanaan Memberikan alat pengukur

5. Memudahkan data yang rinci dalam bentuk yang menunjukkan kompari dan pertentangan

Manajemen Lembaga-lembaga dan Organisasi Pendidikan


A. Organisasi Pendidikan

Organisasi adalah proses dalam manajemen yang berupaya pengawasanpengawasan dan penugasan, ini disebabkan pembagian kerja, (departementasi), baik secara vertikal maupun secara horizontal. Tetapi kesemua itu lepas dari prosedur, proses dan tujuan yang hendak dicapai dalam rangka kerjasama. Pembagian tugas dan pekerjaan merupakan dasar dari organisasi sesuai dengan struktur apa yang dianut, apakah dia sebagai staf atau gabungan, komisi atau kepanitian dan lain-lain. Pembagian pekerjaan ini akan menghasilkan :

Prosedur Peraturan dan atau Ketentuan Faktor-faktor yang berkaitan Struktur organisasi itu sendiri

Kesemuanya diperlukan untuk menyelenggarakan perencanaan. Organisasipun dikehendaki efisiensi dalam berbagai mantra (dimensi). Organisasi diperlukan hubungan kerja sesuai dengan pembagian kerja dengan segala tanggung jawab dan pertanggung jawaban pula. Pada dasarnya mengorganisir adalah suatu proses pembagian kerja. Kerja dapat dibagi-bagi secara garis mendatar maupun garis tegak. Pembagian kerja secara vertikal didasarkan atas penetapan garis-garis kekuasaan dan menentukan tingkat-tingkat yang membentuk bangunan organisasi itu secara tegak. Selain dari menetapkan kekuasaan, pembagian kerja vertikal memudahkan arus komunikasi dalam organisasi. Pembagian kerja secara horizontal didasarkan atas spesialisasi kerja. Asumsi dasar yang melandasi pembagian kerja garis datar adalah bahwa dengan membuat setiap tugas pekerja menjadi terperinci, makin banyak pekerjaan yang dapat dihasilkan dengan usaha yang sama melalui peningkatakan efisiensi dan kualitas. Secara terperinci pembagian kerja horizontal berakhir dengan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

Lebih sedikit kecapakan diperlukan seseorang Lebih mudah untuk memperinci kecakapan-kecakapan yang diperlukan untuk penyaringan atau tujuan-tujuan latihan. Mengulangi atau memperaktikkan kerja yang sama mengembangkan kehamiran Penggunaan kecakapan-kecakapan secara efisien terutama sekali dengan menggunakan kecakapan-kecakapan terbaik setiap pekerja Kemampuan untuk beroperasi bersama-sama Lebih banyak terdapat keseragaman dalam produk akhir, jika setiap potong selalu diproduksikan oleh orang yang sama.

B.

Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan demikian antara sekolah dan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk : 1. Memajukan kualitas pembelajaran yang pertumbuhan anak 2. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat dan 3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan oleh sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilakukan, yang sedang dilakukan, maupun yang akan dilakukan sehingga masyarakan mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarkaat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta hubungan dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar,

pameran sekolah, open house, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh sta sekolah, murid, radio dan televisi serta laporan tahunan. Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada perserta didik di sekolah dan apa yang difikirkan orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk :

Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembagalembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja. Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat arti dan pentingnya peranan masing-masing. Kerjasama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Drs. E. Mulyasa, M.Pd. Manajemen berbasis Sekolah, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006 Wibowo Drs. SE, m.phil, Manajemen Perubahan, Bandung : Remaja Rosda Karya. 2006 George R.Terry dan Laslie, W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara, 1999 Prof. Dr. Sondang P. Siagian, Manajemen Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2004 Prof. Drs. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 2004

Anda mungkin juga menyukai