PENDAHULUAN
berkaitan dengan prestasi yang ingin dicapai. Para pakar memberikan pengertian yang
dan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas dan fungsinya
2. Macam-Macam Kompetensi
Sebagai salah satu aspek yang penentu keberhasilan, kompetensi dapat
generik adalah kompetensi yang bersifat umum yang harus dimiliki setiap pekerja,
khusus. Selain itu, kompetensi dapat juga diklasifikasikan mejadi kompetensi yang
dapat dilatih, dan kompetensi yang tidak dapat dilatih/sulit diubah. Secara rinci, PK
sebagai berikut:
B. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Secara leksikal kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu manus (tangan)
dan agere (melakukan), yang kalau digabung menjadi managere dan berarti menangani.
Kata managere kemudian diserap ke dalam Bahasa Inggris menjadi bentuk kata kerja to
manage, kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan
manajemen. Dari kata management itulah kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Secara terminologi definisi manajemen telah banyak diungkapkan oleh para
pakar sesuai dengan pendekatan dan latar belakang disiplin ilmu masing-masing. Salah
satu definisi yang agak umum dinyatakan oleh Darwis, Djoehana, dan Sumardi bahwa
manajemen adalah “segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan
mengerahkan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sementara Husaini Usman menyatakan manajemen dalam arti luas sebagai
“perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien”. Lain halnya dengan
Sudjana yang memberikan definisi manajemen lebih operasional sebagai “serangkaian
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan
mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan”.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnnya
pengertian manajemen mengandung tiga aspek, yaitu aspek kegiatan yang dilakukan
seorang pengelola bersama-sama dengan orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok. Yang kedua aspek tujuan, yang merupakan muara akhir kegiatan bersama,
dan yang ketiga aspek organisasi, sebagai wadah yang di dalamnya terdapat sarana dan
prasarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Fungsi Manajemen
Dalam berbagai aktivitas kehidupan dan kelembagaan, seperti dalam bidang
ekonomi, pemerintahan, militer, kemasyarakatan, dan pendidikan, aspek manajemen
merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan. Kenyataan tersebut sesuai dengan
fungsi yang dimiliki sebuah manajemen. Secara umum fungsi manajemen adalah
“perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan/pemimpinan
(actuating/leading), dan pengendalian (controlling).
Sejalan dengan perkembangannya, para pakar manajemen mengemukakan
antara lain disebabkan oleh keragaman latar belakang profesi masing-masing pakar,
berkembangnya tuntutan dan kebutuhan, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai aspek
HAROLD
KOONTZ & PROF. DR. OEY
HENRY FAYOL DR. S.P. SIAGIAN
CYRIL LIANG LEE
O’DONNEL
1. Planning Planning Planning Perencanaan
2. Organizing Organizing Organizing Pengorganisasian
3. Commanding Staffing Motivating Pengarahan
4. Coordinating Directing Controlling Pengkoordinasian
5. Controlling Controlling Evaluating Pengontrolan
LUTHER LYNDALL F.
W.H. NEWMAN JOHN D. MILLET
GULLICK URWIK
1. Planning Planning Forecasting Directing
2. Organizing Organizing Planning Facilitating
3. Assembling
Staffing Organizing -
Resources
4. Directing Directing Commanding -
5. Controlling Coordinating Coordinating -
6. - Reporting Controlling -
7. - Budgeting - -
Dalam memahami fungsi-fungsi manajemen yang terpenting adalah bukan
bagaimana fungsi-fungsi tersebut dijalankan oleh setiap individu pelaksana agar tujuan
C. Manajemen Kompetensi
Dalam pekerjaan atau sebagai tenaga pendidik setiap orang dituntut untuk memilika
sikap profesionalisme yang tinggi. Dalam kehidupan sehari-hari istilah profesi merupakan
lawan kata amatir. Istilah ini populer dalam kegiatan olah raga atau kesenian atau bidang.
Orang melakukan aktivitas sebatas untuk memperoleh kesenangan maka aktivitasnya
termasuk kelompok amatir, sedangkan jika sudah dilakukan secara bersungguh-sungguh dan
memperoleh penghasilan darinya maka aktivitas dapat dikategorikan sebagai profesi. Dalam
konteks yang berbeda profesi sering disejajarkan dengan kompetensi. Alasannya, karena
seserorang yang masuk kategori profesional seharusnya memiliki kompetensi yang tangguh
dalam bidangnya. Ketangguhan itu ditunjukan dengan tingkat penguasaan ilmu dan
kesanggupan untuk menggunakan ilmu pengetahuannya dalam pekerjaan atau memiliki
keterampilan tinggi
Misal saja diambil contoh profesi guru dan dosen, berkenaan dengan kompetensi,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1, ayat (10), memberikan batasan bahwa “kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Adapun
kompetensi yang harus dimiliki guru “meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Dengan memperhatikan berbagai batasan itu maka istilah profesi dalam
pelaksanaan aktivitas sehai-hari merupakan konsep pelaksanaan tugas yang memerlukan
keterampilan khusus dengan berlandaskan ilmu pengetahuan sebagai landasan teori serta
keterampilan itu selalu ditingkatkan melalui latihan yang berkelanjutan dalam rangka
memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna layanan.
Pengembangan profesi dalam perkembangan terakhir merupakan bagian strategis
dalam meningkatkan daya adaptasi lembaga (organisasi) untuk dapat bertahan hidup dan
meningkatkan daya kompetisi dalam tingkat persaingan semakin ketat. Pemikiran ini
menempatkan kepentingannya semakin meningkat setelah diyakini bahwa sumber daya
manusia sebagai sumber daya utama dan terutama dalam mengembangkan daya adaptasi
organisasi. Masalah lain yang tidak kalah penting adalah perubahan akibat perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat yang telah berdampak pada perubahan
dalam berbagai bidang pekerjaan. Perubahan yang sangat cepat dalam era teknologi
informasi telah berdampak pada bertambahnya jenis-jenis pekerjaan baru terutama di negara
maju yang tidak selalu terantisipasi oleh lembaga pendidikan.
Dengan alasan itulah maka pengembangan profesi perlu pengembangan secara sitemik
dan bersifat antisipatif, melibatkan seluruh unsur personal maupun kelembagaan untuk
selalu terlibat dalam proses pembaharuan. Hal ini penting untuk mengintegrasikan kinerja
individu yang ditingkatkan dalam rangka mempercepat tujuan kelembagaan. Dengan
demikian pengembangan kemampuan profesi tidak hanya mengenai individu-individu,
namun seharusanya berkembang pada wilayah kelompok. Itu berarti interaksi antar individu
dalam kelompok harus menjadi wilayah pengembangan sehingga berdampak pada
pembangunan tim kerja yang solid yang dilandasi dengan nilai-nilai profesi serta pada
tataran puncaknya adalah lembaga yang bekerja secara profesional, yang mampu
mengintegrasikan seluruh sumber daya secara efektif dan efisien.
Skenario pengembangan profesi secara kelembagaan ini amat penting untuk dipahami
mengingat daya tahan organisasi seperti sekolah untuk berkembang dalam kompetisi yang
sangat ketat ke depan sangat bergantung pada kapasitas setiap orang dalam melakukan
pekerjaannya dengan menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu seperti yang diharapkan
organisasi; baik secara sendiri-sendiri maupun tim. Konsep implementasi seperti itu dapat
mendorong terjadinya peningkatan atau pengembangan profesi secara berkelanjutan.
. Dalam mendorong agar proses itu dapat berjalan secara terarah selanjutnya sangat
memerlukan rumus tujuan kinerja secara organisasi dengan jelas. Tujuan ini pasti berkaitan
dengan visi dan tujuan khusus dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan kemampuan profesi harus berdasarkan prioritas dengan fokus yang
jelas dan upaya pengembangan harus mengarah pada meningkatnya rasa kepemilikan
terhadap lembaga, meningkatkan dukungan kinerja setiap orang yang bekkerja dalam
lembaga dan meningkatkan target pencapaian pelayanan lembaga tersebut .
BAB III
PENUTUP
Kinerja yang profesional hanya dapat berjalan apabila konsep pengembangan sumber
daya manusia dalam upaya meningkatkan kompetensi individu didukung dengan konsep
merupakan landasan untuk menetapkan standar. Oleh karena itu, untuk menghasilkan kinerja
yang baik diperlukan dukungan organisasi dan dukungan manajemen yang sepenuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Husaini Usman. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Edisi 3, Cet. Pertama.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009
Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Cet. Keenam, Edisi
Revisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2007
Mohamad Surya. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Cet. Pertama. Bandung: Pustaka
Bani Quraisy, 2004