DI SUSUN
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
2023
iv
HISTORIS DAN EKSISTENSI PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DI
INDONESIA
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Rasa Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt, dengan nikmatnya
telah melimpahkan dan meneteskan setetes keluasan ilmu-Nya, sehingga
penulisan Manajemen konsekuensi manajemen Organisasi ini berjalan
lancar. Semoga ini bermanfaat dengan baik sebagai sumber rujukan,
acuan ataupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari ilmu
Manajemen Organisasi manajemen.
Manajemen konsekuensi manajemen Organisasi ini sangat penting
bagi yang ingin mempelajari ilmu manajemen dan merupakan salah satu
ikhtiar bagi yang ingin mengembangan organisasi manajemen. Secara
umum, manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu dan
pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi
dan pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau
pengawasan. Jadi dalam manajemen ilmu dalam mengelola. Ruang lingkup
dari manajemen organisasi sekolah dasar-dasar manajemen, organisasi dan
perilaku organisasi, budaya organisasi dan faktor-faktor yang
membentuknya, motivasi dalam lembaga pengorganisasian, operasionalisasi
fungsi-fungsi manajemen dalam lembaga organisasi, pemimpin dan fungsi-
fungsi kepemimpinan, kepala sekolah dan peran manajer dalam lembaga
pendidikan,manajemen organisasi dan kualitas pembelajaran, manajemen
strategi dan lambaga pendidikan yang kompetitif, penilaian kinerja tenaga
pendidikan dan guru profesional adalah merupakan kajian-kajian diskursus
manajemen organisasi pendidikan. Hal tersebut harus sesuai dengan teori
dan praktik serta dapat diimplementasikan di dunia pendidikan.
v
HISTORIS DAN EKSISTENSI PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DI
INDONESIA
Daftar Isi
DAFTAR PUSTAKA.............................................................81
vi
BAB 1
DASAR-DASAR STUDI
MANAJEME ORGANISASI
1
2
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
3
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
4
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
5
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
B. Sejarah Manajemen
Menurut Siti Farikhah sejarah perkembangan teori
manajemen terdiri dari 3 fase, yaitu:
6
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
7
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
8
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
9
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
1
0
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
12
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
13
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
14
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
15
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
16
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
17
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
19
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
20
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
21
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
22
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
D. Tingkatan Manajemn
Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3
tingkatan yaitu:
1) Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer eksekutif yang bertaggungjawab atas kinerja atau
pengaruh yang ditimbulkan dari keputusankeputusan
manajemen keseluruhan dari organisasi. Mereka yang
merumuskan tujuan dan memonitor kerja midle manager.
2) Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian
interpersonal/ manusiawi, artinya keahlian untuk
berkomunikasi, bekerjasama danmemotivasioranglain.
Manajerbertanggungjawabterlaksananya atas
tujuanyangsudahditentukanolehmanajemen, merencanakan
dan menetapkan strategi untuk mencapai tujuan.
23
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
24
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
26
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
E. Macam-macam Manajemen
Menurut Yulius26 macam-macam manajemen yang ada di
dunia dan diterapkan di Indonesia adalah sebagai berikut: a).
Manajemen sekolah, b). Manajemen sumberdaya manusia (SDM),
c). manajemen keuangan, d). Manajemen pemasaran, e).
27
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
Manajemen hubungan
28
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
29
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
30
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
31
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
32
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
33
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2011), hlm. 40.
33
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
34
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
35
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
36
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
37
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
38
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
39
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
40
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
41
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
42
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
43
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
44
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
45
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
46
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
48
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
49
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
50
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
52
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
54
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
55
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
bertanggungjawab
ataspekerjaannyadanmembuatkeputusanyangtepat.Pemberdayaan
dapat mengubah gaya kepemimpinan, hubungan
kekuasaan, cara pekerjaan dirancang dan cara organisasi
distrukturkan.
56
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
58
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
59
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
perkembangan sistematis
60
dari tindakan yang titujukan pada pencapaian tujuan bisnis yang
telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi di antara
kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
Menurut Agustina40 manajemen pemasaran adalah
Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau
segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa
mulai dari produsen sampai konsumen. Jika manajemen menurut
fungsinya merupakan suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan
mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta
mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu
organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan
efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan
menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar
dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa
besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman
yang harus dihadapi. Peranan pemasaran saat ini tidak hanya
menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi
juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran
dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan
menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara
efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan
tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.
Menurut Cravens41 manajemen pemasaran mempunyai 3
kontribusi utama dalam strategi produk Pertama, analisis pasar
diperlukan pada semua tahap perencanaan produk, yang
menyediakan informasi agar ide produk baru sesuai dengan
kebutuhan dan kejiwaan konsumen. Pengetahuan, pengalaman,
dan metode penelitian pasar dari para
61
profesional pemasaran merupakan hal yang sangat mendasar di
dalam pengembangan strategi produk. Informasi konsumen
diperlukan dalam menemukan dan menjelaskan kebutuhan-
kebutuhan yang belum dipenuhi, dalam mengevaluasi dan
menjelaskan kebutuhan- kebutuhan yang belum dipenuhi, dalam
mengevaluasi produk- produk ketika mereka dikembangkan dan
diperkenalkan. Kedua, secara bertahap, informasi mengenai
kebutuhan dan keinginan konsumen diterjemahkan ke dalam
spesifikasi untuk produk tersebut. Ketiga, manajemen pemasaran
membantu mencari strategi terbaik untuk menargetkan dan
memasarkan produk. Keputusan ini seringkali amat penting bagi
keberhasilan baik produk baru maupun yang sudah ada.
Keputusan penentuan posisi dapat mencakup satu produk atau
merek saja, satu lini produk, atau bauran lini produk di dalam
suatu unit bisnis strategis.
8) Manajemen Hubungan Masyarakat
Istilah hubungan sekolahdengan masyarakatmerupakan
terjemahan dari Public School Relations yang bermakna
hubungan timbal balik antara lembaga pendidikan (sekolah)
dengan masyarakat atau lingkungan terkait.42
Kegiatan humas di sekolah dimaksudkan sebagai hubungan
masyarakat internal dan eksternal.Dalam hubungan internal
terjadi komunikasi antar warga sekolah yang terdiri dari Kepala
Sekolah, Dewan guru, Tenaga Tata usaha dan peserta didik.
Sedangkan humas eksternal merupakan hubungan sekolah
dengan masyarakat di luar sekolah, meliputi instansi terkait,
lembaga-lembaga pendidikan, komite sekolah, tokoh-tokoh
masyarakat dan masyarakat pada umumnya.
Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses
pendidikan di sekolah dan tersedianya sarana dan prasarana saja,
tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau
masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga dan masyarakat.
Iniberarti mengisyaratkan
62
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
64
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
65
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
66
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
69
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
70
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
d. Controling
1) Membuat format pengecekan hasil pemeliharaan.
2) Mencatat hasil pemeliharaaan sesuai dengan keadaan dan
kondisinya.
3) Membuat berita acara kondisi barang sebelum dan
sesudah pemeliharaan dilakukan.
13) Manajemen Inventarisasi Sarana dan Prasarana Sekolah/
Madrasah
Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin =
inventarium) yang berarti daftar barang-barang, bahan dan
sebagainya. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah
pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke
dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan teratur
menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Barang inventaris
sekolah adalah semua barang milik negara (yang dikuasai
sekolah) baik yang diadakan/dibeli melalui dana dari pemerintah,
diperoleh sebagai pertukaran, hadiah atau hibah serta hasil usaha
pembuatan sendiri di sekolah guna menunjang kelancaran proses
belajar mengajar.
Tiap sekolah wajib menyelenggarakan inventarisasi barang
milik negara yang dikuasai/diurus oleh sekolah masing-masing
secara teratur, tertib dan lengkap. Kepala sekolah melakukan dan
bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan
pengisian daftar inventaris barang milik negara yang ada di
sekolahnya.
Inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan
pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara khusus,
inventarisasi dilakukan dengan tujuan untuk menjaga dan
menciptakan tertib administrasi, sebagai bahan atau pedoman
untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materil
yang dapat dinilai dengan uang, dan untuk memudahkan
pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang
71
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
72
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
a. Planning
1) Merencanakan analisis kebutuhan.
2) Menyusun program Inventarisasi sarana prasarana sekolah.
3) Merencanakan pembentukan tim pelaksana inventarisasi
4) Menyusun rencana anggaran.
b. Organizing
1) Membentuk tim pelaksana inventarisasi.
2) Membuat SK pengurus inventarisasi.
3) Membuat program kerja inventarisasi.
4) Membagi tugas kerja sesuai dengan kemampuannya.
c. Actuating
1) Membuat administrasi barang inventaris.
Pengadministrasian barang inventaris dilakukan dalam
Buku Induk Barang Inventaris, Buku Golongan Barang
Inventaris, Buku Catatan Barang Non Inventaris, Daftar
Laporan Triwulan, Mutasi Barang Inventaris, Daftar Rekap
Barang Inventaris.
a) Buku Induk Barang Inventaris adalah buku tempat
mencatat semua barang inventaris milik negara dalam
lingkungan sekolah menurut urutan tanggal
penerimaannya.
b) Buku Golongan Barang Inventaris adalah buku
pembantu tempat mencatat barang inventaris menurut
golongan barang yang telah ditentukan.
c) Buku Catatan Non Inventaris adalah buku tempat
mencatat semua barang habis pakai, seperti; kapur,
pensil, penghapus papan tulis, kertas ketik, tinta dan
sejenisnya.
d) Daftar Laporan Triwulan Mutasi Barang Inventaris
adalah daftar tempat mencatat jumlah bertambah
73
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
74
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
d. Controling
Pengawasan sarana prasarana dilakukan dalam bentuk
pelaporan inventarisasi. Laporan yang dilakukan yakni:
1) Laporan triwulan mutasi barang inventaris
a) Tiap sekolah dan unit pelaksana teknis wajib membuat
daftar laporan triwulan mutasi barang inventaris
rangkap 2 (dua), untuk disampaikan 1 (satu) set (asli)
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat dan 1 set untuk arsip sendiri. Laporan
tersebut harus sudah disampaikan paling lambat 7 hari
setelah berakhirnya triwulan tahun anggaran berjalan.
75
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
76
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
77
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
mempertimbangkanalasan-alasan normatiftertentudalampelaksanaannya.
Oleh karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain
adalah demi efektivitas dan efisiensi kegiatan persekolahan.
Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya
bertujuan untuk: a. Mencegah kerugian/pemborosan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana. b. Meringankan beban kerja
pelaksanaan inventaris.
c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang. d.
Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja. Ada
beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat
menyingkirkan atau menghapus sarana dan prasarana. a. Sudah
tua atau rusak berat. b. Perbaikan
akanmenelanbiayayangbesar.c.Secara teknis danekonomis
kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan. d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
e. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya
barang kimia). f. Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama
akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi. g. Dicuri, terbakar,
musnah sebagai akibat bencana alam.
Dalam pelaksanaan penghapusan dikenal dua jenis, yaitu
penghapusan melalui lelang dan penghapusan melalui
pemusnahan. Penghapusan barang inventaris dengan lelang
adalah menghapus dengan menjual barang-barang sekolah melalui
Kantor Lelang Negara. Penghapusan barang inventaris dengan
pemusnahan dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor
pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu penghapusan
dibuat dengan perencanaan yang matang dan dibuat surat
pemberitahuan kepada atasan dengan menyebutkan barang-
barang apa yang hendak disingkirkan.
Secara sederhana pengelolaan penghapusan sarana
prasarana adalah sebagai berikut:
a. Planning
Kegiatan pada tahap ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis
78
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
79
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
80
Pemelihara Identifikasi dan - Menunjuk Pelaksanaan Pengontrolan
an Menganalisis petugas untuk pemeliharaan/perawat pemeliharaan
Sarpras Kebutuhan pengotrol an sarpras sekolah sarpras:
Pemeliharaan kualitas dan berupa: Membuat jadwal
sarpras sekolah kuantitas Perawatan terus tahunan
Inventarisasi sarpras. menerus (teratur/rutin) kegiatan
Kebutuhan - Membuat Perawatan berkala. pemeliharaan.
Pemeliharaan rencana kerja Perawatan darurat Membuat lembar
sarpras sekolah pemeliharaan Perawatan preventif evaluasi.
Mengadakan - Membuat
Seleksi anggaran dana
Sumber pemeliharaan
Anggaran/Dana
Pembuatan
Proposal
Inventaris Administrasi - Menunjuk Mengontrol kondisi Controling dalam
Sarpras sarpras petugas yang sarpras dan inventarisasi
mencatat mencatatnya dalam sarpras adalah:
invertasir sarpras buku catatan inventaris Laporan
sarpras triwulan.
Laporan
tahunan
Penghapus Identifikasi dan - Menunjuk Memeriksa kualitas Controling dalam
an Barang Menganalisis petugas yang sarpras kegiatan
Sarpras yang ada mencatat Menganalisa kulaitas penghapusan
invertasir sarpras sarpras. barang berupa:
- Membuat analisa Merenovasi sarana Penghapusam
kualitas sarpras yang rusak barang dari buku
- Membuat Mengganti sarana yang induk dan buku
anggaran sudah tidak layak golongan barang
kebutuhan pakai. inventaris.
66
81
BAB 2
ORGANISASI DAN PERILAKU
ORGANISASI
A. Pengertian Organisasi
J.R. Schermerhorn mengatakan “Organization is a collection
of people working together in a division of labor to achieve a
commonpurpose.” Organisasi adalah kumpulan orang yang
bekerjasama untuk mencapaitujuan bersama. Sementara Philiph
Selznick menjelaskan bahwa organisasi adalah pengaturan personil
guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Organisasi
adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia
yang masing-masing memiliki fungsi dalam mencapai tujuan.
Secara sederhana dijelaskan oleh Smither “organizations is social
entities with identifiable boundaries that are goal directed and have
deliberately structured activity system”.
Bayle berpendapat organisasi adalah kumpulan sejumlah
orang yang bekerjasama dalam pembagian kerja untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Pemberian makna ini mencakup
organisasi dalam perspektif yang luas. Karena itu, organisasi
merupakan fakta yang hidup dan berkembang dalam kehidupan
manusia baik dalam konteks keperluan individuapalagi dalam
kaitannya dengankeperluan masyarakat, komunitas, dan bangsa.
Organisasi dalam dinamika kehidupannya berinteraksi
dengan lingkunganeksternal selain mamanfaatkan sumberdayadalam
lingkungan
82
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
B. Konsep Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian diambil dari kata organizing.
Berasal dari kata to organize yang mengandung arti menyusun
bagian- bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan
sehingga dapat digunakan untuk menjalankan tindakan dalam
pencapaian tujuan.69
Secara terminologi, beberapa teoritisi mendefiniskan
pengorganisasian sebagai berikut: Nanang Fattah, menjelaskan
pengorganisasian merupakan proses membagi kerja ke dalam
tugas-tugas kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber
daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas
pencapaian tujuan organisasi70.
Hani Handoko mendeskripsikan pengorganisasian sebagai
proses dan kegiatan untuk: 1) penentuan sumber daya-sumber
daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi, 2) perancangan dan pengembangan suatu
organisasi atau kelompok kerja yang dapat membawa hal-hal
tersebut ke arah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab
tertentu, dan 4) mendelegasikan wewenang yang diperlukan
kepada individu-individu
83
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
LeslieW.Rue&LioydL.Byars merumuskanpengertianpengorganisasian
yang teknis dan aplikatif dengan mengatakan bahwa:
“Organizing is the grouping of activities necessary to attain
common objectives and the assignment of each grouping to a
manager who has the authority required to supervise the people
84
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
85
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
87
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
88
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
E. Bentuk-bentuk Organisasi
Bentuk-bentuk organisasi dapat dipandang berdasarkan
berbagai segi, seperti yang diterangkan oleh Malayu S.P. Hasibuan
di antaranya berdasarkan proses pembentukannya; kaitan
hubungannya dengan pemerintah; skala (ukuran) besar-kecilnya;
berdasarkan tujuannya; berdasarkan organization chart-nya; dan
berdasarkan tipe-tipe/ bentuk strukturnya.83
a) Berdasarkan proses pembentukannya
Organisasi dilihat dari pembentukannya terbagi menjadi
organisasi formal dan informal. Organisasi formal adalah yang
dibentuk secara
89
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
90
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
91
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
92
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
2) Berbentuk lingkaran
93
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
menjadi beberapa tipe yaitu bentuk lini, lini dan staf, fungsional dan
bentuk panitia/komite.
1) Organisasi dalam bentuk lini (line organization)
Pimpinan
divisi divisi
Organsisasi garis/lini
Bentuk lini disebut juga bentuk lurus, jalur atau militer.
Bentuk paling tua sejak masa perkembangan industri pertama.
Diciptakan oleh Henry Fayol.
2) Organisasi dalam bentuk lini dan staf (line and staf
organizatioan)
Kombinasi dari organisasi lini dan fungsional. Diterapkan
pada organisasi yang relatif besar, dengan penyediaan tenaga
spesiali yang memberikan saran-saran teknis kepada unit
operasioanl yang disebut “staff personnel”.
berdasarkan spesialisasi.
95
Organisasi Fungsi
96
BAB 3
BUDAYA ORGANISASI DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMBENTUKNYA
97
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
115
Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn, Organization Culture,
98
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
Terj. Dehan Supandi dan Alain D. Wiatmana, (Jakarta: Gramedia, 2001) hlm. 391
99
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
100
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
101
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
102
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
103
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
FOCUS
Flexibility Stability
126
Didin Kurniadin dan Imama Machali, Manajemen Pendidikan; Konsep &
Prinisip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta; Arruz Media, 2012), hlm. 247.
104
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
127
Richard L. Daft, Understanding the Theory and Design of Organizations, (Vanderbilt
105
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
106
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
budaya ini
107
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
menekankanpada“keriangan” dalambekerjasertalebihberorientasi
pada masa kini.
c. Bet your company. Budaya ini cenderung dianut
perusahaan yang berada pada risiko tinggi, namun umpan
balik terhadap pekerjaan biasanya relative sama.
d. Process culture. Budaya ini tercermin pada risiko rendah
dan umpan balik lambat. Nilai-nilai yang dianut adalah
protektif dan keberhati-hatian.
108
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
109
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
110
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
111
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
112
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
113
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
114
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
115
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
116
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
117
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
118
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
119
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
120
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
121
Daftar Pustaka
Andang, Manajemen dan Kepemimpian Kepala Sekolah
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014)
Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
Alwi, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005).
Ali, Lukman, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1997)
Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen (Graha Ilmu:
Yogyakarta, 2004)
Anoraga, Pandji, Manajemen Berbasis Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta,
1997)
——————————, Manajemen Bisnis (Rineka Cipta: Jakarta,
2009)
Anon, Pedoman Pemeliharaan Saranadan Prasarana (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996)
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta:
Rineka Cipta, 1990)
————————————, Dasar – Dasar Supervisi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004)
Andriani, Tuti, Staffing Dalam Alqur’andan Hadis Ditinjau dari
Manajemen Pendidikan, Jurnal Sosial Budaya: Media
Komunikasi ilmu-ilmu Sosial dan Budaya, Vol. 12 No. 2
Juli-Desember
Agustini, Pengelolaan dan Unsur-unsur Manajemen (Jakarta: Citra
Pustaka, 2013)
Asf, Jasmani, dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan ,
(Penerbit Arruz Media 2013)
Amsyah, Zulkifli, Manajemen Kearsipan, (Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 1997)
122
MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
123
Bernardin, John, & Joyce E. A. Russell, Human Resource
Management.
Singapore : McGraw Hill Inc, 1993)
Clolim, M. et.al., Mengubah Perilaku Siswa Pendekatan Positif
(Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1992)
124