Anda di halaman 1dari 12

Konsep Manajemen Pada Pendidikan Karakter

Khansa Naura Siti Azzahra

Abstract: This study aims to investigate the close relationship between the
implementation of management concepts in the context of character education. The
primary focus of this research is the development of aspects such as discipline,
responsibility, time management skills, efficient task completion, and communication
skills, as well as the ability to manage conflicts with a cool-headed attitude. Through
an in-depth analysis of management concepts, this article proposes that management
plays a crucial role not only in administrative arrangements but also as a key factor
in shaping individual character. The study takes a holistic approach to understand
how management concepts can serve as a strong foundation in creating an
educational environment that supports personal growth and provides essential
interpersonal skills. The findings of this research are expected to offer additional
insights for education practitioners and policymakers to better comprehend and
enhance the quality of character education through the holistic integration of
management concepts.
Keywords: Management concepts, character education, literature review

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan yang erat antara
penerapan konsep manajemen dalam konteks pendidikan karakter. Fokus utama
penelitian ini adalah pengembangan aspek kedisiplinan, tanggung jawab, kemampuan
mengatur waktu, kemampuan menyelesaikan tugas dengan efisien, dan keterampilan
berkomunikasi, serta kemampuan mengelola konflik dengan sikap kepala dingin.
Melalui analisis mendalam terhadap konsep manajemen, artikel ini mengusulkan
bahwa manajemen tidak hanya berperan dalam pengaturan administratif, tetapi juga
menjadi faktor kunci dalam membentuk karakter individu. Penelitian ini
menggunakan pendekatan holistik untuk memahami bagaimana konsep manajemen
dapat menjadi fondasi yang kuat dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang
mendukung pertumbuhan pribadi dan memberikan bekal keterampilan interpersonal
yang esensial. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
tambahan bagi praktisi pendidikan dan pengambil kebijakan untuk lebih memahami
dan meningkatkan kualitas pendidikan karakter melalui integrasi konsep manajemen
yang holistik.
Kata Kunci: Konsep Manajemen, Pendidikan Karakter, Studi pustaka

PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai upaya menyiapkan peserta didik bagi perannya di masa
mendatang, mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia (Maisaro,
2018). Pendidikan yang dimaksud harus sesuai dengan pencapaian tujuan yang telah
dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan kelanjutan dan revitalisasi gerakan
nasional pendidikan karakter yang telah dimulai pada 2010. Penguatan pendidikan
karakter (character education) atau pendidikan moral (moral education) dalam masa
ini perlu diimplementasikan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda
negeri ini. Krisis tersebut antara lain adalah pergaulan bebas yang semakin
meningkat, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba) dan pornografi.
Selain dua kasus tersebut, saat ini juga marak terjadi kekerasan terhadap anak dan
remaja, pencurian, kebiasaan menyontek, serta tawuran yang sudah menjadi masalah
sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.
Sebagai usaha untuk tercapainya keberhasilan pendidkan karakter di
Indonesia diperlukan manajemen yang baik dalam prosesnya. Menajemean adalah
proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-
usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi
lainnya agar menjcapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner J.a., r.e.
Freeman dan D.R Gilbert., 1995). Menurut Sunaryo (1998) manajemen adalah usaha
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien, misalnya memberi
penguatan, mengembangkan hubungan guru-siswa, membuat aturan kegiatan
kelompok yang produktif. Setiap organisasi harus mampu mengelola dan
memaksimalkan sumber daya manusianya. Faktor karyawan yang diharapkan dapat
mencapai kinerja terbaik untuk memenuhi tujuan perusahaan, tidak dapat dipisahkan
dari pengelolaan SDM.
Konsep manajemen sangat dibutuhkan dalam mewujudkan tercapainya
keberhasilan Pendidikan karakter di Indonesia. Sumber daya manusia harus dikelola
secara efektif dan efisien karena merupakan salah satu variabel internal yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Gaya manajemen
bisnis memainkan peran yang memotivasi dan mendukung dalam mendorong orang
untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka. (Ningrum, 2022).
Di sisi lain konsep manajemen dapat membantu pelaksaan Pendidikan
karakter lebih terogarnisisr dan dapat dilaksanakan secara maksimal. Oleh karena itu
dalam menciptakan Pendidikan karakter dan upaya meningkatkan pendidkan karakter
bangsa Indonesia terdapat hubungannya dengan konesep manajemen. Manajemen
yang baik memungkinkan tingkat keberhasilan yang lebih tingggi pula dalam
membangun Pendidikan karakter.
Sesuai dengan latar belakang yang telah dibahas akan dipelajari mengenai
hubungan antara konsep manajemen dengan Pendidikan karakter.

KAJIAN PUSTAKA
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang berkaitan erat dengan moral dan
sikap seseorang. Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai karakter yang
berkaitan dengan moral yang mana hal tersebut melekat dalam dirinya (Angga dkk.,
2022: 1052). Pendidikan karakter ialah sebagai polemik yang pelik untuk beberapa
Negara tertentu, mencakup di negara Indonesia. Perspektif tentang pro dan kontra
juga sudah menaruh pandangannya mengenai diskursus dari pendidikan karakter ini.
Pendidikan karakter pada dasarnya ialah bagian atau unsur yang fundamental yang
merupakan tugas sekolah, namun selama ini tidak mendapatkan perhatian yang lebih.
Sebagai konsekuensi atas perhatian yang minim di dalam pendidikan karakter di
dalam ranah pendidikan ini mengakibatkan semakin maraknya beberapa penyakit
sosial di dalam lingkungan masyarakat, di antaranya ialah kemunduran dan kerusakan
etika, moral dan akhlaq (Lickona, 1991: 9). Orang yang berkarakter ialah seorang
individu yang berkepribadian baik, memiliki perilaku yang jujur, gemar membantu
dan menolong, dengan demikian seorang individu tersebut disebut sebagai seorang
individu yang berperilaku baik (Zuchdi, 2009: 10–11). Jika suatu negara memiliki
sumber daya manusia yang berpendidikan dan memiliki karakter, maka negara
tersebut akan menjadi maju dan bermartabat. Pendidikan dan pengamalan nilai-nilai
luhur dapat menjadi media untuk menanamkan karakter bangsa. Secara tidak
langsung, pendidikan bisa disebut sebagai kunci untuk menuju masa depan bangsa
yang lebih baik (Dewi dkk., 2021: 5242). Definisi dari pendidikan karakter ini
memiliki keterkaitan hubungan dengan personalitas dari seorang individu yang dapat
disebut dengan istilah orang yang berkarakter (a person of character) jika seorang
individu tersebut memiliki perilaku yang baik yang sejalan dengan kaidah moralnya.
Dengan demikian, ini bukan hanya aspek “knowing the good” (moral knowing),
melainkan juga “loving the good” (moral feeling) atau “desiring the good” dan juga
“acting the good”(moral action). Pendidikan karakter ini didefinisikan dengan suatu
pendekatan yang memiliki keterkaitan hubungan secara langsung dengan pendidikan
moral, yang di dalamnya memperlibatkan pengetahuan mengenai literasi moral dasar
peserta didik dalam upayanya untuk mencegah melaksanakan tindakan yang tidak
beretika, bermoral serta dapat berpotensi menimbulkan bahaya dan kerugian untuk
dirinya sendiri ataupun orang lainnya (Santrock, 2008: 105).
Mengacu pada uraian Foerster (Koesoema, 2010: 42) menjelaskan bahwa pendidikan
karakter ini tujuannya ialah guna membentuk atau membangun suatu perilaku dari
seorang individu secara menyeluruh dan utuh. Karakter didefinisikan dengan suatu
kualifikasi dari seorang individu yang sebagai bentuk dari kekuatan dan juga kesatuan
atas suatu keputusan yang dipilih dan diambil. Sementara itu, menurut Arthur (2003:
11) menjelaskan bahwa pendidikan karakteri ini dimaksudkan agar dapat menaikkan
atau memperbaiki, kebiasaan, karakter dan juga watak dari para anak-anak atau
peserta didik.
Konsep Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari bahasa inggris
management. Management sendiri berasal dari kata to manage yang berarti
mengelola. Dalam pengertian manajemen mengandung dua jenis kegiatan, yaitu
kegiatan pikir dan kegiatan tingkah laku (Sahertian dalam Imron, 2012). Manajemen
sebagai proses perencanaan, pengoganisasian pengisian staf, pimpinan, serta
pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber pelaksanaan tujuan
organisasi secara efektif dan efisien (Hidayatullah, 2010). Manajemen merupakan
suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan cara bekerjasama dengan orang-
orang serta organisasi lainnya. Manajemen pada dasarnya memiliki tingkatan baik
struktur maupun kewenangan serta fungsi yang dimiliki. Perencanaan berkaitan
dengan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan di masa
yang akan datang (Sudjana, 2004). Perencanaan merupakan proses kegiatan rasional
dan sistematis dalam rangka menetapkan keputusan, kegiatan, atau langkah-langkah
yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang efektif dan efisien (Mulyono,
2010). Jadi dalam langkah ini, melibatkan pemetaan yang tepat untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Langkah-langkah ini diperlukan guna mengembangkan suatu rencana.
Ketika rencana itu ditempatkan, baru dapat ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan
organisasi.
Implementasi untuk pengembangan berbagai strategi tertentu yang dianggap
efektif di dalam pendidikan karakter dari siswa di dalam satuan pendidikan (nilai-
nilai perilaku manusia yang memiliki keterkaitan hubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, lingkungan, sesama manusia, dirinya sendiri, dan juga kebangsaan yang
terwujud dalam perbuatan, perkataan, perasaan, sikap, pikiran dan pikiran yang
berlandaskan pada norma-norma budaya, agama dan nilai kebangsaan yang
diaktualisasikan di dalam kehidupan kesehariannya, dengan demiikian tujuan
pendidikan tersebut dapat tercapai dan terwujud. Manajemen madrasah yang
berbasiskan pendidikan karakter ini penting dan didukung dengan berbagai kajian
permasalahan, di antaranya ialah: (1) Tingkat pendidikan dari setiap Sumber Daya
Manusia untuk saat ini telah mulai mengalami peningkatan, namun apakah lulusan
dengan kualifikasi pendidikan ini dapat menjaminkan menjadi seorang individu yang
mempunyai kepribadian yang matang serta dapat menghindarkan atas berbagai hal
yang negatif?; (2) karakter dari para peserta didik, serta mencakup tenaga
kependidikan dan pendidik yang lemah ini akan dapat menyebabkan proses
penanaman nilai-nilai karakter di dalam proses pembelajaran ini tidak efektif, yang
pada hakikatnya disebabkan karena sistem manajemen sekolah yang lemah di dalam
tingkat sekolah dan bahkan dalam tingkatan satuan pendidikan yang lebih tinggi
(Hidayat, 2011: 9).
Manajemen Strategi ini didefinisikan dengan rangkaian tindakan manajerial
serta keputusan manajerial yang berupaya untuk menetapkan atau menentukan kinerja
organisasi untuk jangka waktu yang lama (Hunger & Wheelen, 2003: 4). Sementara
itu, Nawawi (2000: 148–149) menjelaskan bahwa manajemen strategi ini memiliki
empat pengertian. Salah satunya, manajemen strategi ini didefinisikan sebagai
rangkaian proses dan kegiatan mengambil suatu keputusan yang sifatnya menyeluruh
dan mendasar, yang diikuti dengan penetapan cara dalam melaksanakan, yang
didesain dan dirancang oleh manajemen puncak, dan kemudian dilaksanakan oleh
semua jajaran dalam organisasi tersebut, yang dimaksudkan agar dapat memenuhi
atau mencapai beberapa tujuan tertentu yang direncanakan. Adanya manajemen
pendidikan yang baik menjadi penentu baik atau tidaknya suatu satuan pendidikan
(Amalia & Zuhro, 2022: 2372).
METODE PENELITIAN
Artikel ilmiah ini ditulis dengan menggunakan metode penulisan kualitatif
dan studi pustaka. Dengan menyelidiki adanya hubungan pengaruh antar variabel
lainnya. Studi pustaka bersumber dari buku dan jurnal online seperti Google
Cendekia, Mendeley, dan media online lainnya.
Studi literatur tentang topik tertentu dapat menjadi pengalaman akademis
yang
bermanfaat. Penelitian ini harus dianggap sebagai langkah penting dalam penelitian
atau pengembangan yang berguna di bidang apa pun, terlepas dari disiplin ilmunya.
Tujuan dari tinjauan literatur adalah untuk meletakkan dasar atau landasan untuk
penelitian yang tepat (Firmansyah & Dede, 2022).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan artikel literature review berikut didasarkan pada kajian-kajian teoritis
yang ada dan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan:
Berdasarkan penelitian oleh Warisno (2022) mengkaji tentang manajemen
pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah 1 Palembang, dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Studi menemukan bahwa sekolah menerapkan fungsi manajemen
seperti merencanakan pendidikan karakter, mengintegrasikannya ke dalam semua
mata pelajaran dan kegiatan, dan mengevaluasi efektivitasnya. Kepemimpinan yang
efektif oleh kepala sekolah dan kompetensi guru disoroti sebagai faktor penting
dalam mendorong pendidikan karakter. Sekolah mengikuti kurikulum standar
nasional tetapi memodifikasinya menjadi lebih kontekstual dan berpusat pada siswa.
Pengelolaan sekolah meliputi pengelolaan guru, staf, siswa, dan keuangan, serta
pelayanan khusus diberikan kepada siswa.
Berikutnya pada penelitian menurut Khotimah (2017) mengkaji Model
Manajemen Pendidikan Karakter Religius di SDIT Qurrota A'yun adalah
mengembangkan karakter religius pada siswa melalui pembiasaan aktivitas sehari-
hari dan ibadah keagamaan. Hal tersebut meliputi penanaman nilai-nilai keislaman,
perencanaan pendidikan karakter melalui visi dan misi, kurikulum dan RPP, serta
Rancangan Budaya Sekolah Keagamaan, pelaksanaan pendidikan karakter melalui
kegiatan belajar mengajar, budaya sekolah, dan kegiatan pengembangan diri, serta
evaluasi pendidikan karakter melalui observasi. , jurnal siswa, dan link buku yang
disediakan oleh sekolah. Sekolah mengembangkan dan menggali bahan pelajaran
yang berkaitan dengan norma atau nilai dan menghubungkannya dengan kehidupan
siswa sehari-hari. Hal ini memastikan bahwa pendidikan karakter melampaui
pemahaman kognitif dan mendorong siswa untuk menginternalisasi dan
mempraktikkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kedua, sekolah
menekankan pentingnya budaya sekolah dalam pendidikan karakter. Sekolah
menciptakan lingkungan yang positif dan membina yang mengedepankan nilai-nilai
Islam dan pengembangan karakter. Hal ini mencakup menumbuhkan sikap hormat,
jujur, disiplin, dan peduli terhadap orang lain di kalangan siswa. Sekolah juga
menekankan pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya bangsa. Secara
keseluruhan SDIT Qurrota A'yun mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam
kurikulum dan kegiatan sehari-hari dengan memasukkannya ke dalam pembelajaran
mata pelajaran, mengedepankan budaya sekolah yang positif, dan menyediakan
kegiatan pengembangan diri yang menumbuhkan nilai-nilai keislaman dan
pengembangan karakter.
Pada penelitian oleh nizarani (2020) dikaji tentang tentang manajemen
pendidikan karakter di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum. Kajian tersebut menyoroti
pentingnya pendidikan karakter dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan
dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian program.
Artikel tersebut menekankan pada integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan
formal, informal, dan nonformal, serta pemantauan dan evaluasi pengembangan
karakter siswa.
Pondok Pesantren Raudhatul Ulum menyelaraskan perencanaan pendidikan
karakter dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan melalui beberapa langkah. Pertama,
perencanaan Pendidikan. Pondok Pesantren Raudhatul Ulum menyelaraskan
perencanaan pendidikan karakter dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan melalui
beberapa langkah. Pertama, perencanaan pendidikan karakter dilakukan oleh
pemangku kepentingan melalui pertemuan dan evaluasi untuk merencanakan program
masa depan dan menilai efektivitas program yang sudah ada. Selain itu, masukan dari
orang tua juga diperhitungkan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Selanjutnya pendidikan
karakter diintegrasikan ke dalam kegiatan formal, informal, dan nonformal di
lingkungan sekolah. Hal ini diintegrasikan ke dalam kegiatan formal seperti kegiatan
belajar dan sekolah, serta kegiatan informal dan nonformal seperti amalan rutin,
kegiatan keagamaan, pengembangan bahasa, pengembangan bakat, dan penugasan.
Integrasi ini memungkinkan terjadinya transformasi pengetahuan yang berkaitan
dengan karakter ke dalam penerapan praktis dalam berbagai aspek kehidupan siswa.
Selain itu, siswa juga disosialisasikan melalui upacara, majelis, dan kegiatan lainnya.
Bahan tertulis seperti buku, pengumuman, pamflet, dan spanduk digunakan untuk
menyebarkan informasi dan konten terkait pendidikan karakter.
Berdasarkan penelitian oleh Maisaro (2018) yang berfokus pada manajemen
penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar. Penelitian dilakukan di SDN
Bunulrejo 2 Malang dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi
kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan penguatan pendidikan
karakter meliputi enam tahapan yaitu observasi, rapat koordinasi, penyusunan
program kerja, pelaksanaan program, supervisi, dan evaluasi. Penelitian tersebut
menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk perilaku moral serta
menjawab tantangan dan persaingan yang dihadapi Indonesia di kancah global.
Penelitian menyimpulkan bahwa pembentukan karakter memerlukan lingkungan yang
kondusif dan keterlibatan berbagai strategi, seperti role model, intervensi, pembiasaan
yang konsisten, dan penguatan. Terdapat 6 tahapan dalam pengelolaan penguatan
pendidikan karakter di SDN Bunulrejo 2 Malang adalah Observasi, Rapat koordinasi,
Menyusun program kerja, Implementasi program, Pengawasan, dan Evaluasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fardani (2022) dilakukan
penelitian yang ini membahas tentang strategi manajemen penerapan pendidikan
karakter di sekolah di Indonesia. Studi ini menganalisis proses perencanaan,
implementasi, dan pengendalian strategi, menyoroti pentingnya pendidikan karakter
dan peran manajemen strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Studi ini berfokus
pada proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian strategi. Perencanaan
strategis tersebut antara lain mempertimbangkan karakter bangsa, nilai-nilai
keimanan, dan keterampilan budaya, serta sistematis. Implementasinya meliputi
pemanfaatan lingkungan sekolah, program pembiasaan, kerjasama dengan pihak lain,
pemberian keteladanan, pengembangan budaya sekolah, penyelenggaraan program
layanan pembelajaran, penguatan tata tertib sekolah, dan pelaksanaan program
kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pengendalian strategi meliputi keterlibatan guru,
analisis temuan, dan perbaikan berkelanjutan. Artikel tersebut menekankan
pentingnya pendidikan karakter dan peran manajemen strategis dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Konsep manajemen erat kaitannya dengan keberhasilan pelaksaan program
Pendidikan karakter di sekoalh-sekolah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penelitian
terdahulu yang telah menerapkan manajemen yang baik terhadap pelaksaan program
Pendidikan karakter. Manajemen memiliki peran yang sangat penting dalam
keberhasilan program pendidikan karakter di sekolah. Konsep manajemen membantu
dalam perencanaan yang matang, termasuk identifikasi nilai-nilai yang ingin
ditanamkan, metode pengajaran yang efektif, dan langkah-langkah untuk mengukur
keberhasilan program. Selain itu, manajemen membantu mengorganisir sumber daya
seperti waktu, tenaga kerja, dan anggaran, sehingga program dapat
diimplementasikan dengan lebih efisien. Dengan adanya pengarahan dan koordinasi
yang baik, manajemen memastikan kolaborasi yang efektif antara guru, staf sekolah,
orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang
mendukung pengembangan karakter (Fardani, 2022). Proses monitoring dan evaluasi
yang terus-menerus membantu sekolah mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan,
serta membuat perbaikan yang diperlukan. Manajemen juga berperan penting dalam
pengambilan keputusan, pemberdayaan guru dan staf, komunikasi yang efektif, serta
menciptakan fleksibilitas dan adaptabilitas dalam melaksanakan program. Dengan
mengintegrasikan konsep manajemen secara holistik, sekolah dapat mencapai tujuan
pendidikan karakter dengan lebih baik dan berkelanjutan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Penerapan konsep manajemen dalam konteks pendidikan karakter dapat berperan
signifikan dalam pengembangan berbagai aspek kedisiplinan dan tanggung jawab
individu. Melalui manajemen yang efektif, siswa dapat belajar mengatur waktu
dengan baik, mengasah kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan
efisien, serta memperoleh keterampilan berkomunikasi yang baik. Selain itu,
manajemen juga berkontribusi pada pengembangan kemampuan mengelola konflik
dengan sikap kepala dingin. Dengan demikian, konsep manajemen tidak hanya
merujuk pada aspek pengaturan administratif semata, tetapi juga menjadi landasan
untuk membentuk karakter yang kokoh, menciptakan lingkungan pendidikan yang
mendukung pertumbuhan pribadi, dan memberikan bekal keterampilan interpersonal
yang esensial untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Warisno, A. (2022). Manajemen Pendidikan Karakter Siswa Di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(5), 5073-5080.
Khotimah, K. (2016). Model manajemen pendidikan karakter religius di SDIT
Qurrota A’yun Ponorogo. Muslim Heritage, 1(2), 371-388.
Nizarani, N., Kristiawan, M., & Sari, A. P. (2020). Manajemen Pendidikan Karakter
Berbasis Pondok Pesantren. Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial Dan
Sains, 9(1), 37-44.
Maisaro, A., Wiyono, B. B., & Arifin, I. (2020). MANAJEMEN PROGRAM
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR. Jurnal
Pendidikan Dasar Flobamorata, 2(1), 1-11.
Fardani, D. N., Baidi, I. M., & Fatihin, M. K. (2022). Manajemen Strategi dalam
Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPPK). Jurnal Basicedu
Vol, 6(3).
Stoner, James AF., R. Edward Freeman., Daniel R. Gilbert, JR. 1995. “Management,
6th Edition”. New Jersey : Prentice. Hall Inc.
Sunaryo. K (1998). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Maulana.
Ningrum, D. A., Fauzi, A., Supu, A. L. A., Agustin, P., Afriliani, S. N. I., Airani, V.,
& Mahardhika, W. T. (2022). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan
Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pustaka
Manajemen Kinerja). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 4(2),
224-233.
Angga, A., Abidin, Y., & Iskandar, S. (2022). Penerapan Pendidikan Karakter dengan
Model Pembelajaran Berbasis Keterampilan Abad 21. Jurnal Basicedu, 6(1).
Lickona, T. (1991). Educating for Character: How our schools can teach respect and
responsibility. CEP.
Zuchdi, D. (2009). Pendidikan Karakter. UNY Press.
Dewi, D. A., Hamid, S. I., Dewi, M. S., Galand, P. B. J., & Yolandha, W. (2021).
Membina Karakter Bangsa Indonesia untuk Anak Sekolah Dasar melalui
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Basicedu, 5(6).
Koesoema, D. (2010). Pendidikan karakter, strategi mendidik anak di zaman global.
Grasindo.
Santrock, J. W. (2008). Perkembangan Anak (Terjemahan: Istiwidayanti&Soejarwo).
Erlangga.
Arthur, J. (2003). Education with Character: The Moral Economy of Schooling.
Psychology Press.
Hidayatullah, F. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Pusaka.
Sudjana, S. 2004. Manajemen Program Pendidikan (untuk Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah Production.
Mulyono, M. A. 2010. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai