2). Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar 3). Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil 4). Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
B.
1.
a.
Menurut Joni, T.R (1996:3), pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta konsep keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi: Prinsip Penggalian Tema
b.
Penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persaratan yaitu: 1). Tema hendaknya tidak terlalu luas 2). Tema harus bermakna 3). Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak 4). Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Menurut Prabowo (2000), bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut: 1). Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar 2). Pemberi tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok 3). Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c.
d.
Prinsip Evaluasi Untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan langkah-langkah positif antara lain: 1). Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/ self assement) 2). Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Prinsip Reaksi
2.
C.
1.
2. 3. 4.
D.
1. a. b.
Holistik suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tdak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. Bermakna Otentik Aktif
Langkah-langkah pembelajaran meliputi tiga tahap yaitu: Tahap Perencanaan Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipaduk Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
c. d. e. 2. 3.
Menentukan sub keterampilan yang dipadukan Merumuskan indikator hasil belajar Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Tahap Pelaksanaan Tahap Evaluasi Menurut Prabowo (2000), langkah-langkah terpadu secara khusus dapat dibuat sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan 1). Menentukan kompetensi dasar 2). Menentukan indikator dan hasil belajar b. Langkah yang ditempuh guru 1). Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa 2). Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai siswa 3). Menyampaikan keterampilan proses yang akan dikembangkan,
c.
Tahap Pelaksanaan
1). Pengelolaan kelas 2). Kegiatan proses 3). Kegiatan pencatatan data 4). Diskusi d. Evaluasi 1). Evaluasi proses (a) Ketepatan hasil pengamatan (b) Ketepatan penyusunan alat dan bahan (c) Ketepatan menganalisis data 2). Evaluasi hasil (a) Penguasaan konsep sesuai indikator yang telah ditetapkan 3). Evaluasi psikomotorik (a) Penguasaan penggunaan alat ukur.
Komentar:
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
A.
Menurut Jean Piaget (dalam Nur, 1998:11), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu: a). Tahap sensorimotor, b). Praoperasional, c). Operasi kongkrit d). Operasi formal Beberapa implikasi teori piaget dalam pembelajaran, menurut slavin ( dalam Nur, 1998:27), sebagai berikut: 1). Memfokuskan pada proses berpikir anak tidak sekedar pada produknya. 2). Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3). Penerimaan perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan.
B.
C.
Teori Vygotsky
Bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas itu yang belum dipelajari namun tugas itu masih berada dalam zone of proximal development. Ada dua implikasi utama teori vygotsky dalam pembelajaran sains, yaitu: 1). Susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi disekitar tugas-tigas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif didalam masing-masing zone of proximal
development.
2). Dalam pengajaran menekankan scoffolding sehingga siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri.
D.
Teori Bandura
1. 2.
3.
Menurut bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Berdasarkan pola prilaku tersebut, Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar dari pemodelan, yaitu: Fase Atensi Fase pertama dalam pembelajaran pemodelan adalah memberikan perhatian pada suatu model. Fase Retensi Menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001: 5), fase ini bertanggung jawab atas pengkodean tingkah laku dan menyimpan kode itu didalam ingatan (memoro jangka panjang). Fase Revroduksi Fase revroduksi mengijinkan model untuk melihat apakah komponen-komponen urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh si pengamat( pembelajar).
4.
E.
Fase Motivasi Pada fase ini si pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh penguatan.
Teori Bruner
Suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berpikir secara induktif dalam belajar. Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut woolfolk, (1997: 320), yaitu: 1). Memberikan cintoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari, 2). Membantu siswa mencari hubungan antara konsep, 3). Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa menemukan sendiri jawabannya, 4). Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.
Komentar:
Pembelajaran terpadu memiliki landasan pemikiran yang menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu yang meliputi perkembangan kognitif, emosional, minat dan bakat siswa sehingga dapat memecahkan masalah melalui kegiatan eksperimen.
Pengorganisasian Kurikulum
Menurut Nasution, S., dalam Nurdin, S., dan Usman, B. M.(2003:44), bahwa ada tiga tipe kurikulum, yakni: Sparated Subject Curriculum Correlated Curriculum Integrated Curriculum
1. 2. 3.
B.
1. 2. 3.
C.
1.
2. 3.
4.
Pembelajaran Terpadu Model Connected Yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya. Pembelajaran Terpadu Model Webbed Yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. 1 Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated Yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi , dengan cara menetapkan prioritas kulikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi. Pembelajaran Terpadu Model Nested (tersarang) Merupakan pengintegrasian kurikulum didalam suatu disiplin ilmu secara khusus meletakan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar.
Komentar:
Setiap pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih hingga menjadi suatau kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran serta pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa mengkaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Unsur unsur pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: a. Identifikasi masalah pembelajaran b. Analisia siswa c. Analisis tugas d. Merumuskan indikator e. Penyusunan instrumen evaluasi f. Strategi pembelajaran
2.
j. Revisi pengajaran
3.
B.
Komentar:
Dalam setiap pengembangan perangkat pengajaran diperlukan model-model perkembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan, misalnya pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinue dan tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.
B.
1. 2.
C.
1.
2.
a.
b.
Komentar:
Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil masalah pelaksanaannya yang menyangkut jadwal pelajaran, secara teknis, pengaturannya dapat dilakukan sejak awal semester. Hal yang perlu dihindari adalah pembahasan materi yang tidak seimbang karena wawasan pengetahuan tentang materi pelajaran yang lain kurang memadai, hal utama yang harus dilakukan guru adalah memahami model pembelajaran terpadu secara konseptual maupun pertikal.