Anda di halaman 1dari 4

Sarah Anistia

201800100004
Keterlibatan Inovasi dan Perencanaan Finasial dalam Kewirausahaan Sosial

ABSTRAK

Kewirausahaan pada saat ini menjadi salah satu kegiatan yang telah banyak dilakukan oleh
masyarakat global. Salah satu jenis kewirausahaan yang sedang merambah ke dalam kehidupan
masyarakat adalah kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial hadir menjadi salah satu usaha
yang memiliki tujuan mulia yaitu untuk meningkatkan kepentingan sosial. Hingga saat ini,
kesenjangan sosial masih terjadi terhadap perempuan, orasng-orang berkulit hitam, dan orang-
orang yang mengalami keterbatasan mental serta fisik, kerusakan lingkungan, serta hal-hal lain
yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat sehingga dapat menjadi tujuan baru dalam
kewiraushaan.
Di dalam ewirausahaan sosial juga dibutuhkan keterampilan berinovasi baik dalam ide maupun
teknologi yang akan dipakai di dalam organisasi. Untuk menghasilkan organisasi yang baik, salah
satu sumber daya yang berperan banyak dalam hal ini juga adalah finansial. Maka dari itu,
keterkaitan antara perencanaan finansial dengan inovasi kewirausahaan sosial ini di bahas dalam
kajian literatur ini.

Kata Kunci: Kewirausahaan Sosial, Inovasi, Finansial

KAJIAN LITERATUR
Definisi Kewirausahaan Sosial
Kewiraushaan sosial adalah sebagai pemberi pelayanan yang baik. Namun sebagai pelayan yang
baik itu tidak hanya untuk memuaskan diri sendiri juga menyajikan hal-hal baru yang selalu
memiliki semangat belajar sepanjang hidup dan menjadi wadah terbaik untuk organisasinya.
Kewirausahaan sosial memiliki beberapa karakteristik yaitu: cenderung selalu mencari inovasi
untuk sosial sehinggga dapat menambah nilai pelayanan yang ada, cenderung mengambil
keputusan atas nama sosial, cenderung mengetahui perbedaan antara keinginan dan kebutuhan,
mengerti bahwa sumber daya yang dimiliki adalah investasi terbaik, serta keuntungan adalah
secara sosial dan keuangan walaupun selalu mengedepankan misi sosial namun tanpa uang tidak
akan mencapai tujuan tersebut (Brinckerhoff, 2000).

Sedangkan menurut Bornstein (2010:1) Kewirausahaan sosial adalah proses yang mana warga
membangun atau mngubah institusi menjadi solusi lanjutan pada permasalahan sosial seperti
Sarah Anistia
201800100004
kemiskinan, penyakit, buta huruf, kerusakan lingkungan, penyalahgunaan hak asasi manusia, dan
korupsi, untuk membuat hidup lebih baik bagi banyak orang.

Berdasarkan uraian ahli di atas, maka kewirausahana sosial merupakan kegiatan yang selalu baru
dan inovatif yang berlandaskan tujuan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang dan setiap
wujud sumber daya yang ada adalah investasi untuk memudahkan mencapai tujuan sosial tersebut.

Kewirausahaan sosial tergolong baru dalam dunia bisnis, namun ternyata pengusaha sosial telah
ada sejak tahun 1800an. Contoh nyata dari keberhasilan kewirausahaan sosial adalah Bill Drayton,
pendiri Ashoka network di tahun 1980. Ashoka menjadi salah satu organisasi pertama yang secara
khusus mendukung dan mempromosikan kewirausahan sosial.
Di dalam kewirausahaan sosial dibutuhkan banyak jumlah penggerakan untuk menghasilkan
tujuan dalam organisasi yaitu orang-orang yang memiliki inovasi dalam ide-ide baru dan institusi1,
dengan begitu kewirausahaan sosial yang dijalankan dapat meraih keberhasilan dalam pemahaman
antar peraturan organisasi.
Dibutuhkan hal yang selaras antara kewirausahaan, kewirausahaan sosial, dan inovasi serta
teknologi. Keselarasan dapat dimulai dengan passion yang menjadi fokus lebih kita. Kita dapat
dibantu dengan apa yang kita senangi, passion, dan cerita pengalaman (Banks, 2016:16).

Isu Finansial dalam Kewirausahaan Sosial


Pada umunya kegiatan wirausaha mendapatkan modal dari para pemegang saham atau dalam
bentuk hutang. Namun berbeda dengan wirausaha sosial, modal didapat dari foundations atau
pemerintah yang memberikan secara berkala dalam jangka waktu yang ditentukan. Namun dalam
hal ini, secara dasar memiliki beberapa kelemahan yaitu untuk organisasi yang masih kecil sulit
mendapatkan kepercayaan aliran dana dari pemerintah.
Kewirausahaan sosial harus dapat menghasilkan pertumbuhan modal yang meningkat, maka dari
itu organisasi harus memiliki kompetensi untuk melakukan hal-hal seperti yang bisnis lain
lakukan; yaitu menuangkan potensi kenaikan modal dan mengevaluasi performance untuk
mencapai tujuan tersebut (Bornstein, 2010).
Kebutuhan akan pengembangan dalam organisasi diperlukan kemapaman dalam sumber daya
finansial. Maka dari itu, dibutuhkan adanya beberapa langkah dalam hal mendeteksi kebutuhan
finansial dalam organisasi:

1
Jumlah orang yang ikut dalam organisasi yang berhubungan langsung dengan institusi dan seberapa banyak yang
mendukung kegiatan organisasi
Sarah Anistia
201800100004
1. Penjabaran kebutuhan pengeluaran apa saja untuk menjalankan organisasi.
2. Estimasi working capital2 yang dibutuhkan untuk mengoperasikan organisasi. Jumlahnya
dapat ditentukan dari seberapa besar ukuran pelayanan yang akan diberikan dan berapa
lama pelanggan akan membayarkan kepada organisasi.
3. Mengecek cash-flow proyek organisasi setiap bulannya saat organisasi telah dijalankan
supaya adanya keseimbangan antara penegluaran dan pemasukan.

Isu Inovasi dalam Kewirausahaan Sosial


Apapun itu sebuah ide yang masuk akal untukmu, haruslah juga masuk akal ke dalam pasar yang
dituju. Apakah ada pasar dari yang ingin kamu jual? Bagaimana kamu ingin menjualnya, kapan
kamu ingin menjualnya, dan berapa harga yang akan dikenakan?, jika jawabannya adalah tidak,
maka ide yang terlahir akan cenderung gagal (Brinckerhoff, 2000).
Pada keadaan di atas maka ada dua hal untuk merealisasikan ide yaitu dengan brainstroming3 untuk
mendapatkan kemungkinan-kemungkinan pada wirausaha dan menjabarkan ide-ide yang telah
didapat yang kemudian dipilih satu atau dua ide terbaik yang akan digunakan dalam menjalankan
organisasi.
Contoh inovasi dalam kewirausahaan sosial secara global adalah tentang Foodcycle yang didirikan
leh Kelvin Cheung dan Michael Norton. Micheal merupakan sosialpreneur dan pendiri dari Centre
for Innovation in Voluntary Action (CIVA). Kevin dan Micheal bertemu dalam sebuah project
yang sedang mereka kerjakan bersama. Isu yang di bawa pada saat itu adalah tentang limbah sisa
makanan dan kemiskinan di Britain. Berangkat dari isu itulah keduanya mencari ide untuk
menggabungkan kedua masalah tersebut dan mencari jalan keluarnya. Pada akhirnya terbentuk
Foodcycle yang memiliki tujuan bahwa limbah sisa makanan dapat kembali dimakan dan
terpenuhi secara nutrisi, banyak ornag-orang yang juga kelaparan namun malah mebuang-buang
sisa makanan yang ada.

KESIMPULAN
Kewirausahan sosial adalah kegiatan yang dapat berinovasi dan dijalankan dengan perencanaan
yang matang. Perencanaan finansial dan dengan adanya inovasi teknologi yang baik dapat
membuat organisasi akan dapat terus bertahan dan beroperasi secara berkelanjutan.

2
Metrik keuangan yang mewakili tingkat likuiditas operasi yang tersedia pada organisasi
3
Teknik kreativitas yang diupayakan untuk mencari pemecahan masalah dengan mengumpulkan gagasan-gagasan
dari anggota kelompok
Sarah Anistia
201800100004
DAFTAR PUSTAKA

Bank, Ken. 2016. Social Entrepreneurship and Innovation International Case Studies and
Practice. United States. Kogan Page Limited

Brinckerhoff, Peter C. 2000. Social Entrepreneurship the Art of Mission-Based Venture


Development. Canada. Published Simultaneously

Bronsten, David. 2010. Social Entrepreneurship What Everyone Need to Know. New York.
Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai