Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN LANKER KOLON/CA COLON

By: Ns. Derison Marsinova Bakara.S.Kep.,M.Kep

Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system)


dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah
ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu
pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar
dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang
datangnya dari dinding dalam dari ususbesar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-
tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak
menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-
bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu
colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak
diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui
waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah
berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk
sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak
jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat
pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati
dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus
besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker
usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal
cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.

1. Definisi
Kanker adalah sebuah penyekit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan
yang tidak teratur ini menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale, 2000).
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang
tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 1


keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma
ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang
paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens
bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya
tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).
Carsinoma colon (ca colon) merupakan suatu tumor malognant yang
muncul pada jaringan ephitheliel dari colon/rectum. Umumnya ca colon adalah
adenokarsinoma yang berkembang dari polyp adenoma (Andra & Yessie, 2013).
Carsinoma colon (ca colon) dan rectum relatif umum terjadi. Pada
kenyataannya, kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum
kedua dari kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya
barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus bru ca colon didiagnosis dinegara
ini setiap tahunnya. Ca colon menyerang individu dua kali lebih besar
dibandingkan kanker rektal.
Ca colon adalah salah satu jenis kanker yang cukup sring ditemui
utamanya pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih. Pada pria, ca
colon menempati urutan ketiga sebagai kanker tersering yang ditemui setelah
kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada wanita, kanker ini menempati
urutan ketiga setelah kanker payudara dan paru-paru. “dari hasil berbagai
laporan, di indonesia terdapat kenaikan jumlah kasus ca colon, meskipun
belum ada data yang pasti.

2. Anatomi Fisiologi
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dan feses, usus
besar terdiri dari :
a) Kolon asendens (kanan)
b) Kolon transversum
c) Kolon desenden (kiri)
d) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna


beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 2


penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besat. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkan lendir dan air, dan terjadilah
diare.
Usus buntu atau sekum istilah anatomi adalah suatu kantung yang
terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung dan beberapa jenis reptil.
Rektum (bahasa latin : regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung sebuah usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan ditempat
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk kedalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinker. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (BAB),
yang merupakan fungsi utama anus.

3. Etiologi Ca Colon
Penyebab pasti belum diketahui, namun terdapat faktor-faktor
predisposisi, yaitu (Andra & Yessie, 2013)
1) Usia lebih dari 40 tahun
Ketika seseorang sudah mengalami usia lanjut, maka kerja sistem organ
yang ada di tubuhnya tidak akan bekerja maksimal.
2) Herediter
Perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan resiko terkena ca colon
3) Polyp kolorektal
Pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus besar dan rektum.
Kebanyakan tumor ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah
menjadi kanker
4) Kolitis ulseratif lebih dari 20 tahun
Terjadinya peradangan pada usus besar untuk jangka waktu yang lama,
akan meningkatkan resiko terserang ca colon

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 3


5) Merokok
Zat-zat beracun yang terkandung dalam rokok dapat merusak kerja organ
dalam tubuh
6) Diet tinggi kolesterol/lemak dan protein (konsumsi daging) serta rendah
serat/karbohidrat
Makanan yang tinggi lemak dan daging dapat menyebabkan sekresi asam
dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar.
Daging yang digoreng dan dipanggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung
serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam
usus besar

4. Klasifikasi
Stadium pada pasien ca colon adalah sebagai berikut :
a. Stadium I : bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan
dinding usus besar (lapisan mukosa)
b. Stadium II : terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot
di bawah lapisan mukosa
c. Stadium III : sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe
yang banyak terdapat di sekitar usus
d. Stadium IV : terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh
kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain

Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor,


N = kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).

T Tumor primer
TO Tidak ada tumor
TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2 Invasi ke dinding otot
T3 Tumor menembus dinding otot
N Kelenjar limfa
N0 tidak ada metastase
N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M Metastasis jauh

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 4


MO Tidak ada metastasis jauh
MI Ada metastasis jauh

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya


tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan
dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa
metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam
di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat
pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus
besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini
langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar
melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel
bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian
metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk:
- Kelenjar Adrenalin.
- Ginjal
- Kulit
- Tulang
- Otak

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan
sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial
sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor
dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju kerongga peritonial.

5. Manifestasi Klinis
a. Bervariasi dan tidak spesifik, bisa di jumpai tanpa keluhan sampai
adanya keluhan berat dan tergantung pada lokasi/besarnya tumor
b. Umumnya asymptomatis atau relatif bergejala ringan pada saat
penyakit ditemukan. Keluhan peranal merupakan keluhan penderita
dengan gejala berupa perdarahan segar bercampur atau tanpa disertai
tinja

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 5


c. Gejala tidak khas yaitu : anemia, idiopatik, nausea, malaise,
haemoroid, anoreksia, dan perubahan BB menurun akibat iritasi dan
respon refluks
d. Gejala spesifik:
a) Karsinoma colon kanan :
1) Keluhan ada masa di abdomen kanan, obtruksi akan timbul bila
tumor sudah besar
2) Nyeri dangkal abdomen
3) Diare
4) Melena
b) Karsinoma kolon kiri :
1) Ca kolon kiri lebih cepat terjadi obstruksi
2) Tanda-tanda obstruksi (nyeri abdomen dan kram)
3) Penipisan feses yang mengakibatkan feses berbentuk pensil
(konstipasi dan distensi)
4) Adanya darah segar dalam feses
5) Perut masih terasa penuh meskipun sudah BAB
(Andra & Yessie, 2013)

6. Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau


lengkap.
b. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemorragi.
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
e. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
f. Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor
menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur
membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan
tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 6


disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala
tersebut tertutupi oleh kanker.

7. Manifestasi Klinis
Bervariasi dan tidak spesifik, bisa di jumpai tanpa keluhan sampai adanya
keluhan berat dan tergantung pada lokasi/besarnya tumor. Umumnya
asymptomatis atau relatif bergejala ringan pada saat penyakit ditemukan.
Keluhan peranal merupakan keluhan penderita dengan gejala berupa
perdarahan segar bercampur atau tanpa disertai tinja. Gejala tidak khas yaitu
: anemia, idiopatik, nausea, malaise, haemoroid, anoreksia, dan perubahan BB
menurun akibat iritasi dan respon refluks.
Gejala spesifik:

a. Karsinoma colon kanan :


1) Keluhan ada masa di abdomen kanan, obtruksi akan timbul bila tumor
sudah besar
2) Nyeri dangkal abdomen
3) Diare
4) Melena
b. Karsinoma kolon kiri :
1) Ca kolon kiri lebih cepat terjadi obstruksi
2) Tanda-tanda obstruksi (nyeri abdomen dan kram)
3) Penipisan feses yang mengakibatkan feses berbentuk pensil (konstipasi
dan distensi)
4) Adanya darah segar dalam feses
5) Perut masih terasa penuh meskipun sudah BAB
1. (Andra & Yessie, 2013)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi
maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan
dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan
diagnosis perlu dilakukan biopsi.
b. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain
adalah : foto dada dan foto kolon (barium enema).

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 7


b. Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas
keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi
pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan
tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum
dilakukan setelah sigmoidoscopy dancolonoscopy.
c. Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan
luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat
menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
d. Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya
metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan
tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling
defect pada suatu tempat atau suatu striktura.
e. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada
tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di
hati.
f. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi
di beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan
diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah
adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.
g. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma
kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang mengalami
perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang
biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya
ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini
karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya
pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir
berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella
dan juga amoeba.
h. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk
tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada
pengobatan.

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 8


i. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum
tulang, kulit, organ dan sebagainya.
j. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat
menunjukkan anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah
putih: trombosit meningkat atau berkurang.
k. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, MR, pekerjaan, dll
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien memilki riwayat merokok, minum alkohol, perdarahan
pada rektal, perubahan feses
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluhkan BB menurun, nyeri pada abdomen, diare,
serta adanya darah segar dalam feses
3) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga adanya riwayat kanker
c. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
1) Rambut
Keadaan kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, dan
tidak berbau
2) Wajah
Tidak ada edema, simetris kiri dan kanan
3) Mata

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 9


Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, dan reflek
terhadap cahaya baik
4) Hidung
Tidak ada masalah pada hidung pasien, tidak terlihat
adanya polip
5) Mulut dan tenggorokan
tidak ada mengalami masalah pada peradangan
b) Leher
Pasien mengalami Ca Colon tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening atau tyroid

c) Dada / thoraks
I : simetris kiri dan kanan
P : fermitus kiri dan kanan
P : bunyi sonor
A : suara vesikular
d) Jantung
I : ictus cordis terlihat atau tidak
P : ictus cordis bisa teraba atau tidak
P : sinus
A : irama jantung teratur, kekuatan kuat
e) Perut / Abdomen
I : perut membuncit keras
A : bising usus normal
P : hepar dan limpa tidak teraba
P : bunyi abdomen tympani
f) Genitalia
Genitalia pasien bersih, dan pasien menggunakan kateter
g) Ekstremitas
Terdapat kelemahan, tungkai terasa nyeri
d. Data psikososial
Biasanya pasien Ca Colon mengalami cemas dengan keadaanya
yang sekarang. Pasien juga merasa minder dengan lingkungannya

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 10


2. Diagnosa
1) Nyeri akut berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder
akibat obstruksi
2) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan dan diare
3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan matabolik sekunder akibat
pertumbuhan sel
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5) Konstipasi berhubungan dengan penyumbatan usus besar

3. Intervensi keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri akut b.d  Nyeri :  Administrasi analgetik :
kompresi menggangu : - Tentukan lokasi,
jaringan - Gangguan karakteristik, dan
sekunder dengan hubungan derajat nyeri sebelum
perdarahan dan interpersonal pemberian obat.
diare 1/3 - Cek instruksi dokter
- Gangguan tentang jenis obat,
suasana hati dosis dan frekuensi.
1/3 - Tentukan pilihan
- Tidur terganggu analgetik tergantung
1/3 tipe dan beratnya
- Gangguan nyeri.
mobilitas fisik - Tentukan analgetik
1/3 pilihan rute
- Gangguan pemberian dan dosis
eliminasi usus optimal.
1/4 - Monitor vital sign
sebelum dan sesudah

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 11


- Gangguan pemberian analgetik
kenyamanan pertama kali.
hidup 1/3 - Berikan analgetik
 Nyeri : respon tepat waktu terutama
psikologis yang saat nyeri hebat.
merugikan - Mengevaluasi
- Kekhawatiran evektifitas analgesik
tentang pada interval yang
toleransi rasa sering rutin setelah
sakit.1/3 setiap administrasi,
- Kekhawatiran tetapi terutama
tentang setelah dosis awal,
membebani juga mengamati untuk
orang lain.1/3 tanda-tanda dan
- Kekhawatiran gejala efek tak
pengabaian.1/3 diinginkan.
- Cemas.1/3 - Dokumen respon
- Ketidak analgetik dan efek tak
berdayaan 1/3 diinginkan.
- Melaksanakan
 Tinggkat nyeri : tindakan untuk
- Nyeri mengurangi efek yang
dilaporkan 1/5 tak diinginkan dari
- Kegelisahan 2/5 analgesik.
- Ketegangan otot - Ajarkan tentang
2/5 penggunaan
- Pernapasan 2/5 analgesik, strategi
- Denyut jantung untuk mengurangi
apikal 2/5 efek samping dan
- Denyut nadi harapan untuk
radial 2/5 terlibat dalam
- Tekanan darah keputusan tentang
2/5 nyeri.
- Keringat 2/5  Manajemen nyeri :

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 12


- Lakukan penilaian
 Kontrol nyeri : secara komprehensif
- Meniliai dimulai dari lokasi,
lamanya nyeri karakteristik, durasi,
1/3 frekuensi, kualitas,
- Menilai faktor intensitas dan
penyebab nyeri penyebab.
¼ - Pastikan pasien
- Penggunaan mendapatkan
non analgesic perawatan analgesik.
untuk - Tentukan tingkat
mengurangi kebutuhan pasien yan
nyeri 1/3 dapat memberikan
- Pengguanaan kenyamanan, pasien
analgesic yang dan rencana
disarankan 1/3 keperawatan.
- Melaporkan - Kontrol lingkungan
tanda dan gejala yang dapat
nyeri pada menimbulkan
tenaga ketidaknyamanan
kesehatan 1/3 pada pasien.
- Melaporkan bila - Ajarkan prinsip
nyeri terkontrol manajemen nyeri.
1/3 - Kolaborasikan dengan
pasien dan tenaga
kesehatan lain untuk
memilih dan
mengimplementasikan
metoda dalam
mengatasi nyeri
secara non-
farmakologi.
- Anjurkan untuk
istiraha/tidur yang

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 13


adekuat untuk
mengurangi nyeri.
 Manajemen lingkungan
- Menentukan tujuan
dan keluarga untuk
pengelolaan
lingkungan dan
kenyaman yang
optimal.
- Menyediakan
lingkungan yang aman
dan bersih.
- Menentukan sumber
ketidaknyamanan.
- Menghindari
mengekspose kulit
dan selaput lendir
terhadap iritasi.

2 Resiko  Keseimbangan  Manajemen diare :


kekurangan cairan : - Tentukan riwayat
volume cairan b.d - Kestabilan BB diare
perdarahan dan 1/5 - Dapatkan feses untuk
diare - Keseimbangan kultur dan kepekaan
intake & out put jika diare berlanjut.
24jam 2/5 - anjurkan kepada
- Mata cekung(-) pasien/keluarga
1/5 untuk mencatat
- Hidrasi kulit warna, volume,
2/5 frekuensi, dan
 Keseimbangan konsistensi feses.
elektrolit : - Pantau tanda dan
gejala diare.

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 14


- Penurunan - Anjurkan pasien
natrium serum untuk memberitahu
2/5 perawat setiap episode
- Penurunan diare.
serum kalium - Amati turgor kulit
2/5 secar rutin.
- Penurunan - Timbang pasien secara
serum klorida berkala.
2/5 - Beritahu dokter
- Penurunan terhadap peningktan
serum frekuensi/bising usus.
kalsium2/5  Manajemen cairan :
- Penurunan - Timbang BB tiap hari.
serum - Pertahankan intake
magnesium 2/5 yang akurat.
- Monitor status hidrasi.
- Monitor TTV.
- Monitor status nutrisi.
- Berikan cairan.

3 Gangguan  Status nutrisi :  Manajemen nutrisi :


pemenuhan - Asupan - Tentukan status gizi
nutrisi kurang makan1/5 pasien dan
dari kebutuhan - Asupan cairan kemampuan untuk
tubuh b.d 1/5 memenuhi kebutuhan
peningkatan - Energy 2/5 gizi.
matabolik - Perbandingan - Atur pola makan.
sekunder akibat berat/tinggi 2/5 - Pantau kalori dab
pertumbuhan sel - Hidrasi 2/5 asupan makanan.
- Pantau penurunan
dan kenaikan berat
badan.
- Anjurkan pasien
untuk memonitori

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 15


kalori dan asupan
makanan.

4 Intoleransi  Toleransi  Manajemenenergi :


aktivitas b.d aktivitas : - Menilai status fisiologi
kelemahan fisik - Saturasi pasien untuk
oksigen dengan mengurangi kelelahan
aktivitas 1/5 sesuai umur dan
- Denyut nadi perkembangannya.
dengan aktivitas - Anjurkan
1/5 mengungkapkan yang
- Tingkat dirasakan tentang
pernapasan ketrbatasan.
dengan aktivitas - Tentukan apa dan
1/5 berapa bnyak aktivitas
- Kemudahan yang diperlukan
aktivitas hidup untuk membangun
sehari hari ketahanan.
 Daya tahan : - Bantu pasien
- Aktivitas fisik memahami prinsip
1/5 menjaga energi.
- Kelelahan 1/5 - Anjurkan pasien
- Kelesuan 1/5 untuk memilih
- Keletihan 1/5 aktifitas yang secara
- berangsur-angsur
membangun
ketahanan.
- Anjurkan mengganti
istirahat dan waktu
aktifitas.

5 Konstipasi b.d  Hidrasi :  Manajemen usus :


penyumbatan - Asupan cairan - Memantau gerakan
usus besar 1/5 usus termasuk

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 16


frekuensi, konsistensi,
bentuk, volume, dan
warna yang sesuai.
- Berikan cairan hangat
setelah makan.
- Pantau adanya tanda
dan gejala diare,
sembelit dan impaksi.
- Anjurkan makanan
pasien tinggi serat.
- Mengevaluasi profil
obat untuk efek
samping
gastrointestinal.
-

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih
bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa,
EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan


Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan
Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second
edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification,


Philadelphia, USA

Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta

Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai
penercit FKUI, Jakarta.

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome


Classifications, Philadelphia, USA

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 17

Anda mungkin juga menyukai