Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN ENDOKARDITIS
1. DEFINISI
Endokarditis adalah peradangan endokardium atau katup jantung.
Endokarditis ada dua yaitu:
a. Endokarditis akut: Staphylococcus aureus.
b. Endokarditis sub akut: Streptococcus viridans.
2. ETIOLOGI

Streptococcus viridans.

Staphylococcus.

Enterococcus.

Penyakit katup.

Prosedur invasif.

Ketergantungan obat.

3. PATOFISIOLOGI
a. Inflamasi jaringan parut insufisiensi/ stenosis valvular
gangguan jantung.
b. Bakterial

akut

demam

meningkat,

menggigil,

diaporesis,

leukositosis, mur-mur.
c. Emboli otak stroke.
Gangguan ginjal
d. Sub akut malaise, demam, menggigil, respirasi meningkat, nyeri
persendian, petachie.
4. TANDA DAN GEJALA

Peningkatan suhu berulang.

Akut: 39C - 40C.


Sub akut: 39C.

Menggigil dan diaforesis bergantian; dapat terjadi pada malam hari.

Malaise.

Artragia.

Tanda embolisasi.
Petechie.
Konjungtiva.
Palatum, mukosa mulut.
Ekstremitas.

Nodus oslers.

Kompleksitas cafe au lait.

Anoreksia.

Penurunan berat badan.

Sakit kepala.

Splenomegali.

Bunyi jantung.
Awal: normal (biasa).
Lanjut: mur-mur.

5. POTENSIAL KOMPLIKASI
Jantung:
-

Abses.

Penyakit katup jantung.

Miokarditis.
Serebral

Embilisasi

ginjal.
Splenik
koroner

Aneurisme mikotik

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

EKG: dapat menunjukkan iskemia, hipertrofi, blok konduksi, disritmia.

Ekokardiogram: dapat menunjukkan efusi perikardial, hipertrofi


jantung, disfungsi katup, dilatasi ruang.

Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi iso enzim tidak ada.

Sinar X dada: dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi


pulmonal.

JDL: dapat menunjukkan proses infeksi akut/ kronis; anemia.

Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus dan jamur


penyebab.

LED: umumnya meningkat.

Titer ISO: peningkatan pada demam rheumatik (kemungkinan


pencetus).

Titer ANA: (+) pada penyakit autoimun.

7. PENATALAKSANAAN MEDIS

Terapi parenteral.

Obat-obatan.

Antibiotik IV.

Antipiretik = salisilat.

Analgesik

Antikoagulasi.

Insisi dan drainase abses.

Pergantian katup.

Istirahat di tempat tidur.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


ENDOKARDIRDITIS
PENGKAJIAN FISIK
1. Aktivitas /istirahat
Gejala

: Kelelahan, kelemahan.

Tanda

: Takikardi, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas.

2. Sirkulasi
Gejala

: Riwayat demam rheumatik, penyakit jantung kongenital, IM,


bedah jantung.
Palpitasi
Jatuh pingsan

Tanda

: Takikardi, disritmia.
Perpindahan tim kiri dan inferior.
Friction sub perikardia.
Mur-mur

aortik,

initral,

stenosis/insufisiensi

trikuspid;

perubahan dalam mur-mur yang mendahului; disfungsi otot


papilar.
Irama gallop (S3 /S4).
Edema. DVJ (GJK).
Petechie, (Konjuntiva, membran mukosa).
Hemorargi splinter (punggung kuku).
Nodus oslers (jari/ibu jari).
Lesi jeneway (telapak tangan, telapak kaki).
3. Eliminasi

Gejala

: Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal.


Penurunan frekuensi/jumlah urine.

Tanda

: Urine pekat gelap.

4. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala

: Nyeri pada dada anterior (sedang berat/tajam.) diperberat


oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan.

Tanda

: Perilaku distraksi misalnya gelisah

5. Pernafasan
Gejala

: Napas pendek.

Tanda

: Dispnea, dispnea noktural.


Batuk, inspirasi mengi.
Takipnea, krekels dan ronchi.
Pernapasan dangkal.

6. Keamanan
Gejala

: Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur.


Penurunan sistem imun, misal: program terapi imunosupresi.
SLE atau penyakit kollagen lain.

Tanda

: Demam.

7. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala

: terapi IV jangka panjang penggunaan kateter indwelling/


penyalah-gunaan obat parenteral.

8. Pertimbangan rencana pemulangan


DRG menunjukkan rata lamanya di rawat 17 hari
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan efek-efek sistemik dari infeksi.

INTERVENSI:
MANDIRI:

Selidiki keluhan nyeri dada.

Perhatikan faktor pemberat/penurun.

Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan.

Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, misal:


perubahan

posisi,

gosokkan

punggung,

penggunaan

kompres

hangat/dingin.

Berikan aktivitas hiburan yang tepat.

KOLABORATIF:

Berikan obat-obatan sesuai indikasi.

Berikan O2 suplemen sesuai indikasi.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan faktor biologi (demam, infeksi).
INTERVENSI:
MANDIRI:

Pantau masukan kalori setiap hari.

Berikan makanan tambahan TKTP.

Jamin klien merasa nyaman saat makan.

KOLABORATIF:

Konsultasi dengan ahli gizi.

3. Perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan proses infeksi.


INTERVENSI:
MANDIRI:

Kaji adanya dehidrasi, diaforesis, turgor kulit jelek, membran mukosa


kering.

Ukur suhu tubuh 4 8 jam.

Pantau masukan dan haluaran cairan setiap 8 jam.

Catat kehilangan cairan yang diakibatkan dari perspirasi.

Pantau sisi IV adanya kemerahan dan bengkak, ganti tempat setiap


24 jam.

KOLABORATIF:

Berikan antibiotik sesuai pesanan, pastikan obat diberikan sesuai


pada waktunya.

Berikan antipiretik sesuai pesanan.

Pantau hasil laboratorium terhadap ADALAH dengan deferensial dan


kultur darah.

4. Potensial perubahan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan


embolisasi
INTERVENSI:
MANDIRI:

Kaji adanya tanda embolisasi setiap shift, laporkan adanya tanda


embolisasi pada dokter dengan segera.

Lakukan pemeriksaan neurologis setiap shift atau sesuai kondisi klien.

Instruksikan klien tentang perlunya meneruskan antikoagulan, jika


dipesankan untuk mencegah periode embolik lanjut.

KOLABORATIF:

Berikan terapi antikoagulan.

5. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi


tentang proses penyakit.
INTERVENSI:
MANDIRI:

Jelaskan pentingnya menghindari kelelahan, perlu merencanakan


periode istirahat sebelum dan sesudah aktivitas.

Diskusikan gejala-gejala kambuh untuk dilaporkan ke dokter.

Kelelahan.

Peningkatan suhu.

Menggigil.

Penurunan berat badan.

Hanya merasa tidak enak.

Diskusikan kebutuhan untuk menghindari orang dengan infeksi,


khususnya infeksi pernapasan atas (ISPA) dan untuk melaporkan
gejala (misal: dingin, flu, batuk).

Diskusikan pentingnya melaporkan ke dokter beberapa kejadian yang


cenderung menghasilkan bakterimia, terapi gusi/gigi.

EVALUASI
1. Nyeri berhubungan dengan efek-efek sistemik dari infeksi.
Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.

Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas


pengalih sesuai indikasi untuk situasi individual.

Mengidentifikasi metide yang memberi penghilangan.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan faktor biologi (demam, infeksi).

Status nutrisi dipertahankan/ diperbaiki.

Pencapaian perbaikan berat badan sesuai usia, jenis kelamin.

Klien mengungkapkan nafsu makan meningkat.

3. Perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan proses infeksi.

Proses inflamasi telah hilang.

Kulit lembab dan kering.

4. Potensial perubahan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan


embolisasi

Perfusi jaringan serebral dipertahankan.


-

Klien sadar dan berorientasi.

Tidak ada tanda-tanda embolisasi.

5. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi


tentang proses penyakit.

Menyatakan

pemahaman

tentang

proses

inflamasi,

kebutuhan

pengobatan, dan kemungkinan komplikasi.

Mengidentifikasi /melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan


perilaku untuk mencegah terulangnya / terjadinya komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hudak & Gallo, 1996, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Vol 1
Edisi VI, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit
Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai