Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa, karena atas rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PENYAKIT ADDISON”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran IPPD.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Timika, 13 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Addison............................................................................... 3

B. Etiologi................................................................................................................. 3

C. Fungsi hormon-hormon dalam sistem endokrin.................................................... 4

D. Manifestasi Klinis................................................................................................ 5

E. Komplikasi............................................................................................................ 6

F. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................................ 6

G. Penatalaksanaan................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................... 9

B. Saran.................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ yang fungsi utamanya adalah menghasilkan
dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormone berperan
sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Salah satu
organ utama dari sistem endokrin adalah kelenjar adrenal.  Kelenjar adrenal merupakan bagian
dari suatu sistem yang rumit yang menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Hipotalamus menghasilkan CRH (corticotropin-releasing hormone), yang merangsang  kelenjar
hipofisa utnuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur pembentukan kortikosteroid oleh
kelenjar adrenal. Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal
membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau kelebihan
setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius. Salah satu penyakit yang
ditimbulkan adalah penyakit Addison.
Penyakit Addison jarang dijumpai, di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi,
sedang Di rumah sakit terdapat 1 dari 6.000 penderita yang dirawat. Dari Bagian Statistik Rumah
Sakit Dr.Soetomo pada tahun 1983, Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut
Thom, laki-laki 56%, dan wanita 44%.  Penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur,
tetapi lebih banyak terdapat pada umur 20 – 50 tahun.
Penyakit Addison merupakan masalah kesehatan masyarakat karena penyakit ini merupakan
penyakit yang relatif langka dan masih perlu dipelajari untuk pemahaman yang lebih baik dalam
mendeteksi dan menanggulanginya secara dini. Oleh sebab itu kelompok tertarik untuk membuat
atau mengangkat makalah ilmiah yang berjudul “Addison”.

B. TUJUAN PENULISAN
A.    Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami konsep penyakit Addison
2. Memahami asuhan keperawatan penyakit Addison

1
B.     Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami:
1. Pengertian Addison
2. Etiologi Addison
3. Patofisiologi  Addison
4. Manifestasi Klinis Addison
5. Komplikasi Addison
6. Pemeriksaan diagnostic Addison
7. Penatalaksanaan
Addison                                                                                                                        

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYAKIT ADDISON


Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon korteks adrenal (keperawatan
medical bedah, bruner, dan suddart edisi 8 hal 1325).
Penyakit Addison merupakan kelainan insufisiensi primer kelenjar adrenal yang disebaban
idiopatik atau kerusakan kelenjar adrenal  karena proses autoimun atau penyakit lain.
Bentuk primer dari penyakit ini disebabkan oleh atrofi/ destruksi (kerusakan) jaringan adrenal
(misalnya respon autoimun, TB, infark hemoragik, tumor ganas) atau tindakan pembedahan.
(Doenges, 1993)
Bentuk sekunder adalah gangguan pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan penurunan sekresi/
kadar ACTH. (Doenges, 1993)

B. ETIOLOGI
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut (atrofi) dari adrenal
korteks.
a) Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
1. Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur pada bagian kelenjar adrenal
2. Sel-se kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh ke kelenjar-kelenjar adrenal
3. Amyloidosis, yaitu penyakit yang mengenai kelenjar adrenal akibat adanya
penumpukan protein amiloid yang berlebihan.
4. Pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi
b) Etiologi dari penyakit Addison bentuk sekunder :
1.    Tumor-tumor atau infeksi-infeksi dari area, khususnya dibagian otak, dikelenjar
pituitary
2.   Kehilangan aliran darah ke pituitary
3.   Radiasi untuk perawatan tumor-tumor pituitary
4.   Operasi pengangkatan bagian-bagian dari hypothalamus
5.   Operasi pengangkatan kelenjar pituitary

3
c) Etiologi penyakit addison bentuk idiopatik :
Penyebabnya akibat komplikasi dari pnyakit lain, penyakit yang sering menyebabkan nya
adalah penyakit TBC dan juga penyakit penyakit autoimun seperti pasien AIDS.

C. FUNGSI HORMON-HORMON DALAM SISTEM ENDOKRIN


1) Hormon Aldosteron / Mineralokortikoid
Aldosterone termasuk pada suatu kelompok hormon-hormon yang disebut
mineralocorticoids, juga diproduksi oleh kelenjar-kelenjar adrenal. Ia membantu
mempertahankan tekanan darah dan keseimbangan air dan garam dalam tubuh dengan
membantu ginjal menahan sodium (Na+) & air dan mengeluarkan potassium (K+). Ketika
produksi aldosterone jatuh terlalu rendah, ginjal tidak mampu untuk mengatur keseimbangan
garam dan air, menyebabkan volume darah dan tekanan darah jatuh/turun.

2) Hormon Cortisol / Glukokortikoid


Fungsi :
1.  Membantu mempertahankan tekanan darah dan fungsi jantung
2.  Membantu memperlambat respon peradangan sistem imun
3.  Membantu menyeimbangkan efek-efek dari insulin dalam mengurangi gula untuk
energi
4.  Membantu mengatur metabolisme protein-protein, karbohidrat-karbohidrat, dan lemak-
lemak

3) Hormon Androgen 
 Fungsi :
1.  Pengembangan laki-laki
2.  Hormone yang diperlukan oleh sel sertoli untuk mendukung produksi sperma
3.  Untuk mensirkulasi pada laki-laki dan berkembang (termasuk penis & pembentukan
scrotum)
4.   Sebagai kontrasepsi pria.

4
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut  Keperawatan Medikal Bedah II, edisi 8, 2001, gejala yang mungkin saja timbul pada
penderita penyakit addison adalah :
a. Gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh etiologi
primer yaitu :
- Merasa lelah
- Lemah
- Kehilangan berat badan
- Dehidrasi
- Tidak mempunyai selera makan
- Sakit otot
- Mual
- Muntah
- Diare

b. Gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh etiologi
sekunder yaitu :
- Pusing kalau berdiri sesudah duduk atau berbaring
- Memiliki spot kulit yang gelap. Kegelapan mungkin nampaknya seperti karena sinar
matahari, tetapi tampak pada kulit yang terpapar matahari secara tidak merata.
- Bintik-bintik hitam mungkin berkembang di balik dahi, muka, dan bahu, dan seorang
kulit hitam kebiru-biruan pemudaran warna mungkin terjadi di seputar puting susu, bibir,
mulut, dubur, kantung kemaluan, atau vagina.
- Banyak menjadi tidak dapat mentolerir dingin
c. Gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh
idiopatik tergantung dari bagian mana yang terkena maka akan timbul gejala baik gejala
meyerupai gejala sekunder maupun primer.

5
E. KOMPLIKASI
Komplikasi dari penyakit addison ini antara lain :
1. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam
2. Dehidrasi
3. Hiperkalemiae
4. Hipotensi
5. kardiak arrest

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis dari penyakit Addison tergantung terutama pada tes darah dan urin. Tes diagnostic
fungsi adrenalkortikal meliputi:
1. Uji ACTH: meningkat secara mencolok (primer) atau menurun (sekunder). Tes skrining ini
paling akurat untuk penyakit Addison. Prosedurnya sebagai berikut:  batas dasar plasma
cortisol ditarik (waktu ‘0’). Kortisol plasma merespon ACTH secara intravena, 45 menit
kemudian sampel darah diambil. Konsentrasi kortisol seharusnya lebih besar dari pada 20
µg/dl.
2. Plasma ACTH: jika gagal menggunakan tes skrining, plasma ACTH dengan akurat akan
mengkategorisasikan dengan insufisiensi adrenal primer (tinggi), atau sekunder (normal atau
rendah).
3. Serum elektrolit: serum sodium biasanya menurun, sementara potassium dan kalsium
biasanya meningkat. Walau pun demikian, natrium dan kalium yang abnormal dapat terjadi
sebagai akibat tidak adanya aldosteron dan kekurangan kortisol.
4. ADH meningkat, aldosteron menurun, kortisol plasma menurun dengan tanpa respons pada
pemberian ACTH secara IM (primer) atau secara IV.
5. Glukosa: hipoglikemia
6. Ureum/ kreatinin: mungkin meningkat (karena terjadi penurunan perfusi ginjal).
7. Analisa gas darah: asidosis metabolic
- Ph normal : 7.35 - 7.45
- HCo2           : 23 - 27 mmol/l
-  pada asidosis metabolik Ph dibawah 7.30 dan Hco2 lebih dari 30 mmol/l

6
8. Sel darah merah (eritrosit): normositik, anemia normokromik (mungkin tidak nyata/
terselubung dengan penurunan volume cairan) dan hematokrit (Ht) meningkat (karena
hemokonsentrasi). Jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.
9. Urine (24 jam): 17- ketosteroid, 17-hidroksikortikoid, dan 17-ketogenik steroid menurun.
Kadar kortisol bebas menurun. Kegagalan dalam pencapaian atau peningkatan kadar steroid
urin setelah pemeriksaan dengan pemberian ACTH merupakan indikasi dari penyakit
Addison primer (atrofi kelenjar adrenal yang permanen), walaupun peningkatan kadar ACTH
memberikan kesan penyebab supresi hormone sekunder. Natrium urin meningkat.
10. Sinar X: jantung kecil, kalsifikasi kelenjar adrenal, atau TB (paru, ginjal) mungkin akan
ditemukan.
11. CT Scan: Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya dengan
insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non malignan
dan hemoragik adrenal.
12. Gambaran EKG: Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik
abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik.

G. PENATALAKSANAAN
A.    Penatalaksanaan secara medic
1.      Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu dosis 12,5 – 50
mg/hr
2.      Hidrokortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
3.      Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol
4.      Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
5.      Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
B.     Penatalaksanaan secara keperawatan
1.      Monitoring ketat TTV klien ketika penyakitnya telah terdiagnosa. Check nadi, paling tidak
setiap 4 jam. Laporkan penurunan tekanan darah dan perubahan ortostatik.
2.      Ketika terjadi rehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terdeteksi, kaji manifestasi dari
meningkatnya vitalitas fisik dan emosionalnya. Kaji pada lokasi di mana terdapat penekanan
pada tulang, pada klien yang imobilisasi, untuk mencegah dekubitus. Dengan berbagai macam

7
terapi, maka kelesuan dan kelemahan seharusnya berangsur-angsur berkurang dan akhirnya
menghilang.
3.      Monitoring untuk pajanan suhu dingin dan infeksi. Segera laporkan pada dokter jika
manifestasi dari infeksi berkembang, misalnya sakit tenggorokan atau rasa terbakar saat
berkemih. Ingat, klien dengan penyakit Addison tidak dapat mentolerir stress. Infeksi akan
menambahi beban stress pada tubuh, butuh lebih tinggi pada level kortisol selama infeksi terjadi.
4.      Kaji manifestasi dari ketidakseimbangan sodium dan potassium. Berat badan harian
mengindikasikan pengukuran obyektif dari bertambahnya BB, atau bahkan menurunnya BB. Jika
terapi penggantian steroid tidak adekuat, kehilangan sodium dan retensi potassium dikoreksi
terus. Jika dosis steroid terlalu tinggi, kelebihan jumlah sodium dan air dipertahankan, dan
ekskresi potassium yang tinggi.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penyakit Addison merupakan suatu penyakit yang terjadiakibat fungsi korteks tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks adrenal. Penyakit
addison merupakan insufiensi adrenal yang beratdengan ekserbasi yang tiba-tiba, hal ini dapat
menimbulkan kematian apabila tidak segera ditangani.
Adapun diagnose keperawatan yang muncul adalah Kekurangan volume cairan b/d
kehilangan cairan melalui urin, Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d
intake tidak adekuat, difisiensi glokokortikoid, Keletihan b/d hipoglikemia, risiko harga diri
rendah situasional b/d perubahan fungsi,  hiperpigmentasi kulit.

B. SARAN
Saran Bagi Mahasiswa Keperawatan

- Seluruh mahasiswa keperawatan agar meningkatkan pemahamannya terhadap


penyakit ADDISON SYNDROME  sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan
keperawatan.

Saran Bagi Perawat


- Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti penyakit tersebut melalui kegiatan riset
sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan
Rumah Sakit dalam seluruh tatanan layanan kesehatan

Saran Bagi Institusi Pendidikan


- Bagi institusi pendidikan hendaknya menyediakan buku – buku yang ada kaitannya
dengan penyakit ADDISON SYNDROME, sehingga menambah refrensi bagi mahasiswa
keperawatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

1.      Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC


2.      Buku saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 – NANDA
International
3.      Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.  Jakarta: EGC
4.      Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC (Edisi 9).  Jakarta: ECG
5.      Nurarif, Amin Huda. 2013. NANDA NIC-NOC jilid 1. Yogyakarta : Media Action.
6.      Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi
8 Vol. 2. Jakarta : EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai