Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

“GOUT ARTHRITIS”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Keperawatan Keluarga”

Dosen Pembimbing :
Icca Presilia Anggreyanti, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. Aisyah Indri Noviani (192102112)


2. Jini Nurhayati (192102117)
3. Badiatul Muroddah (192102122)
4. Zayyda Akmaliyah Sutria Putri (192102126)

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA


PROGRAM STUDI S1 - ILMU KEPERAWATAN
MALANG
2022
0 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
pertolongan Nya-lah kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan “Gout Arthrithis” Dan juga kami berterima kasih kepada selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Komplementer ITKM Widya Cipta Husada yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap LP & askep ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Malang, 16 Mei 2022

Penulis

2
1 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................................2
Definisi................................................................................................................................2
Etiologi................................................................................................................................3
Faktor Resiko.....................................................................................................................3
Manifestasi klinis................................................................................................................5
Patofisiologi........................................................................................................................5
Pathway..............................................................................................................................7
Komplikasi..........................................................................................................................7
Pemeriksaan penunjang.....................................................................................................9
Pencegahan.......................................................................................................................9
Penatalaksanaan..............................................................................................................10
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................11
Kasus................................................................................................................................11
Format Pengkajian Keluarga............................................................................................11
Analisa Data.....................................................................................................................22
Diagnosa Keperawatan....................................................................................................22
Skala Prioritas Masalah....................................................................................................22
Intervensi..........................................................................................................................24
Tindakan Keperawatan dan Evaluasi...............................................................................27
BAB III PENUTUP.................................................................................................................29
Kesimpulan.......................................................................................................................29
Saran................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................31

3
2 BAB I
3 LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Gout atau sering disebut asam urat seringkali merupakan ciri khas yang
menyebabkan nyeri hebat yang akut, seringkali mengenai ibu jari kaki sehingga
mengalami kesulitan berjalan, pada pemeriksaan ini sendi mengalam nyeri tekan
sehinnga di atas sendi terlihat tegang dan terasa panas (Welsby, 2009). Gout
merupakan peradangan pada sendi akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi. Gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan terlalu
banyak makan, minum anggur,dan aktivitas seksual( Asikin, 2016)
Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme purin dan
ditandai dengan hiperurisemia dan sinovitis akut berulang (Nurarif, 2015), penyakit ini
paling banyak menyerang pria paruh baya dan lanjut usia serta wanita
pascamenopause. Oleh karena itu, dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa artritis
gout merupakan penyakit persendian yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat
dalam darah yang menyebabkan peradangan persendian dalam waktu yang lama.
Menurut penelitian Zarin Noor (2017), asam urat dibedakan menjadi 2 kategori,
yaitu:
1. Asam urat Primer
Penyakit asam urat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Pada penyakit
gout primer ini, 99% penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Namun, kombinasi
faktor genetik dan hormonal diyakini menjadi penyebab kerusakan metabolisme.
Akibatnya produksi asam urat pun meningkat. Asam urat ini juga bisa disebabkan
oleh kurangnya ekskresi asam urat dalam tubuh.
2. Asam urat Sekunder
Penyakit asam urat yang disebabkan oleh komplikasi dengan penyakit lain
(hipertensi dan aterosklerosis). Penyebab asam urat sekunder antara lain
peningkatan produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan
dengan kadar purin tinggi. Purin merupakan salah satu senyawa 20 organik dasar
yang merupakan asam nukleat (asam inti sel) dan termasuk dalam golongan asam
amino unsur pembentuk protein.

4
1.2 Etiologi
Penyebab asam urat adalah metabolisme yang tidak sempurna. Penyebab asam
urat mungkin juga karena ginjal tidak dapat mengeluarkan asam urat melalui urin.
Penderita asam urat memiliki riwayat genetik atau keluarga, asupan senyawa purin
berlebihan, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas (obesitas), tekanan darah tinggi,
gangguan fungsi ginjal, dan pengobatan tertentu (terutama diuretik) (Gustomi &
Wahyuningsih, 2016). Faktor eksternal antara lain makanan tinggi purin seperti kacang-
kacangan, keripik, burrito, daging (jeroan), ikan, coklat, dan minuman berkafein seperti
kopi dan teh. Faktor internal adalah karena terjadinya proses penyimpanan metabolik,
yang biasanya berkaitan dengan usia, dan orang yang berusia di atas 40 tahun ke atas
lebih cenderung menderita asam urat.
Artritis gout (asam urat) berkaitan langsung dengan hipererusemia (asam urat
serum tinggi). Endapan kristal yang terdapat dalam sendi atau saluran kemih
diakibatkan oleh asam urat yang memiliki daya larut rendah dan akibat dari garam-
garamnya. Asam urat yang berlebihan dan garam tersebut keluar dari serum serta urin.
Kemudian, masing-masing menegendap dalam sendi dan saluran kemih.

1.3 Faktor Resiko


1. Faktor genetik
Faktor pencetus gout dapat dibawa oleh gen resesif yang terjadi akibat
kelainan kromosom. Kromosom tertentu memiliki efek kuat dalam mendorong
tubuh memproduksi lebih banyak asam urat daripada gen kromosom normal.
Individu dengan kromosom khusus ini akan menghasilkan asam urat dalam jumlah
besar, dan pengeluaran asam urat yang terjadi di dalam tubuh relatif rendah.
Kurangnya keseimbangan reproduksi asam urat endogen dan asam urat menjadi
penyebab tingginya kadar asam urat serum. Jika spesies dan gen resesif memiliki
kebiasaan makan makanan tinggi purin, maka prevalensi hiperurisemia akan tinggi.
Dalam hal ini, gen resesif yang dimiliki oleh orang tua dapat diturunkan ke gen
selanjutnya. Persentase pengurangan sifat adalah 5-15%
2. Gender
Pria dan wanita sebenarnya bisa mengalami asam urat. Tapi pria lebih
berbahaya dari wanita. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan rata_rata
prevalensi hiperurisemia di dunia adalah 0,3%. Proporsi rata-rata pria dengan

5
hiperurisemia adalah 15 per seribu, dan untuk wanita 45 per seribu. Persentase
pria dan wanita yang berisiko terkena gout akan bervariasi sesuai usia. Pada usia
paruh baya, risiko hiperurisemia pada pria adalah 3-4 kali lipat risiko wanita. Saat
wanita memasuki masa menopause, rasionya akan menurun. Wanita biasanya
merasakan gout setelah memasuki tahap premenopause dan postmenopause.
Seiring bertambahnya usia wanita dan mengalami menopause, risiko gout pada
wanita meningkat karena penurunan produksi estrogen.
3. Obesitas
Hiperurisemia tidak memandang gemuk dan kurus tubuh seseorang. Namun,
jika melihat tingkat kecenderungannya, orang bertubuh gemuk lebih beresiko
hiperurisemia dibandingkan dengan orang bertubuh kurus, karena obesitas
merupakan sumber munculnya penyakit metabolik. Sebagian besar penderita
obesitas mengalami sindrom metabolik sekaligus hiperurisemia.
Penumpukan lemak dibagian perut cukup menjadi faktor tunggal pengacau
sistem pengaturan asam urat didalam tubuh. Lemak bagian perut mendesak ginjal
sehingga mengganggu kinerja untuk mengekresikan kelebihan asam urat. Karena
keterbatasan tubuh untuk menjaga keseimbangan antara asam urat diekskresikan
saat produksinya meningkat. Hal ini tentunya mengakibatkan terdongkraknya kadar
asam urat serum. Apalagi dengan adanya lemak perut akan mengganggu fungsi
ginjal untuk mengekresikan kelebihan asam urat
4. Penyakit ginjal
Kebanyakan hiperurisemia disebabkan oleh penghambatan sekresi asam urat.
Kebanyakan asam urat diekskresikan melalui ginjal. Organ ini bertugas mengatur
sekresi asam urat. Jika fungsi ginjal tidak normal maka akan mengganggu sekresi
dan ekskresi asam urat. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
sebaliknya hiperurisemia juga dapat menyebabkan penyakit ginjal. Banyak penyakit
ginjal yang dialami oleh penderita hiperurisemia yang ditandai dengan adanya batu
ginjal yang dibentuk oleh pengendapan kristal asam urat. Penderita hiperurisemia
yang memiliki batu asam urat di ginjal mengalami perkembangan asam urat yang
cepat. Batu asam urat menghambat pengeluaran asam urat serum, dan risiko
pembentukan batu asam urat baru lebih besar.
5. Hipertensi

6
Tekanan darah tinggi permanen merupakan faktor risiko yang berpotensi
merusak ginjal. Kerusakan ginjal merupakan faktor risiko tekanan darah tinggi.
Hiperurisemia terutama terjadi pada penderita hipertensi. Meskipun penderita
hipertensi tidak selalu mengalami hiperurisemia, mereka biasanya memiliki kadar
asam urat serum yang lebih tinggi. Tekanan darah tinggi yang permanen dapat
mengganggu fungsi ginjal bahkan menyebabkan penyakit ginjal kronis.

1.4 Manifestasi klinis


Setiap orang secara alami memiliki asam urat, tetapi tidak boleh melebihi kadar
normal. Kadar asam urat setiap orang berbeda dengan kadar asam urat normal, yaitu
3,5-7 mg / dl untuk pria dan 2,6-6 mg / dl untuk wanita. Berikut tanda dan gejala asam
urat menurut Harmoko (2013):
1. Nyeri sendi, nyeri, kesemutan, bahkan bengkak dan kemerahan (inflamasi)
2. Biasanya nyeri sendi dirasakan pada pagi hari (baru bangun tidur) atau pada
malam hari
3. Nyeri sendi terjadi berulang kali
4. Persendian yang umum adalah jari kaki, jari tangan, lutut, tumit, pergelangan
tangan dan siku
5. Pada kasus parah, persendian terasa sangat sakit saat bengkak, bahkan
penderita sampai tidak bisa jalan. Tulang di sekitar sendi juga bisa keropos
atau mengalami pengapuran tulang.

1.5 Patofisiologi
Terjadinya asam urat pada awalnya disebabkan oleh asupan zat yang
mengandung purin secara berlebihan. Setelah sejumlah besar zat purin masuk ke
tubuh manusia, melalui metabolisme, purin menjadi asam urat. Hal ini dapat
menyebabkan kristal asam urat menumpuk di persendian, membuat persendian terasa
nyeri, bengkak, meradang dan kaku. Selain faktor dalam tubuh manusia, peningkatan
kadar purin juga dipengaruhi oleh konsumsi makanan.
Gout dimanifestasikan oleh serangan artritis berulang. Gejala yang muncul
biasanya hanya menyerang satu sendi saja, seperti bengkak, kemerahan, nyeri hebat,
panas dan gangguan pergerakan pada sendi yang terkena, dan puncaknya dalam
waktu kurang dari 24 jam. Timbulnya asam urat (gout) terutama terkait dengan
perubahan yang cepat dalam kadar asam urat dan terlalu banyak mengonsumsi obat

7
penurun asam urat. Serangan asam urat berulang, yaitu gejala sembuh setelah gejala
penyakit mereda untuk sementara. Biasanya serangan tersebut terjadi secara tiba-tiba
tanpa gejala sebelumnya. Serangan dimulai pada malam hari atau terkena udara
dingin.
Penyakit asam urat termasuk dalam kategori penyakit yang tidak diketahui
penyebabnya secara klinis. Asam urat juga dapat ditemukan pada orang dengan faktor
genetik yang kekurangan hypoxanthine guanine, phosphoribosyl dan transferase
HPRG (enzim yang berfungsi untuk mengubah purin menjadi nukleotida purin agar
dapat digunakan kembali sebagai penyusun DNA dan RNA). Hal ini yang kemudian
menyebabkan terjadinya ketidaknormalan metabolisme tubuh yang menyebabkan
asam urat meningkat secara drastis.
Proses terjadinya endapan kristal urat pada ginjal tergantung pada dua faktor
utama, yakni konsentrasi urin serta tingkat dari keasaman urin. Antara aliran urin yang
lambat dan aliran atau volume urin yang berkurang akan memudahkan terjadinya
endapan kristal urin. (Rahmatul Fitriani, 2015)

8
1.6 Pathway

1.7 Komplikasi
Komplikasi asam urat belum banyak diketahui oleh masyarakat. Menurut
Soeryoko (2011), komplikasi yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi adalah
sebagai berikut:
1. Kerusakan sendi

9
Gout arthritis merupakan penyakit yang sangat dikhawatirkan sebagian orang
karena dapat menyebabkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk tubuh.
Kerusakan sendi akibat asam urat tinggi bisa terjadi di tangan dan kaki. Kerusakan
ini terjadi karena asam urat menumpuk di persendian dan berubah menjadi kristal
perusak persendian. Persendiannya dilapisi dengan kristal asam urat,
menyebabkan jari tangan dan kaki menjadi keras dan bengkok tidak teratur. Tapi
yang dikhawatirkan pasien bukanlah bengkok, tapi nyeri jangka panjang.
2. Terbentuk tofi
Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat monohidrat (MSUM) di sekitar
persendian yang sering mengalami serangan akut atau timbul di sekitar tulang
rawan sendi, synovial, bursa, atau tendon. Di luar sendi, tofi juga bisa ditemukan di
jaringan lunak, otot jantung (miokard), katup bicuspid jantung (katup mitral), retina
mata, dan pangal tenggorokan (laring). Tofi tampak seperti benjolan kecil (nodul)
berwarna pucat, sering teraba pada daun telinga, bagian punggung (ekstensor)
lengan sekitar siku, ibu jari kaki, bursa di sekitar tempurung lutut (prepatela), dan
pada tendon achilles. Tofi baru ditemukan pada kadar asam urat 10-11 mg/dL.
Pada kadar >11 mg/dL, pembentukan tofi menjadi sangat progresif. Bila
hiperurisemia tidak terkontrol, tofi bisa membesar dan menyebabkan kerusakan
sendi sehingga fungsi sendi terganggu. Tofi juga bisa menjadi koreng (ulserasi) dan
mengeluarkan cairan kental seperti kapur yang mengandung MSU. Dengan adanya
tofi, kemungkinan sudah terjadi pengendapan Na urat di ginjal.
3. Penyakit jantung
Kadar asam urat yang tinggi dapat menimbulkan gangguan jantung. Bila
penumpukan asam urat terjadi di pembuluh darah arteri maka akan mengganggu
kerja jantung. Penumpukan asam urat yang terlalu lama dapat menyebabkan LVH
(Left Ventrikel Hypertropy) yaitu pembengkakan ventrikel kiri pada jantung.
4. Batu ginjal
Tingginya kadar asam urat uang terkandung dalam darah dapat menimbulkan batu
ginjal. Batu ginjal terbentuk dari beberapa zat yang disaring dalam ginjal. Bila zat
tersebut mengendap pada ginjal dan tidak bisa keluar bersama urine maka
membentuk batu ginjal. Batu ginjal yang terbentuk diberi nama sesuai dengan

10
bahan pembuat batu tersebut. Batu ginjal yang terbentuk dari asam urat disebut
batu asam urat.
5. Gagal ginjal
Komplikasi yang sering terjadi karena arthritis gout adalah gagal ginjal atau
nefropati gout. Tingginya kadar asam urat berpotensi merusak fungsi ginjal. Adanya
kerusakan fungsi ginjal dapat menyebabkan ginjal tidak bisa menjalankan
fungsinya dengan baik atau mengalami gagal ginjal. Bila gagal ginjal terjadi, ginjal
tidak dapat membersihkan darah. Darah yang tidak dibersihkan mengandung
berbagai macam racun yang menyebabkan pusing, muntah, dan rasa nyeri sekujur
tubuh.

1.8 Pemeriksaan penunjang


Menurut Nurarif, Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang pada pasien Gout Arthritis,
adalah:
1. Kadar asam urat serum meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukkan kristal urat
monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan
sendi

1.9 Pencegahan
Menurut Nurarif, kusuma (2015) Untuk pencegahan asam urat ialah:
1. Mengistirahatkan sendi yang nyeri
2. Pemberian obat anti inflamasi
3. Menghindari faktor pencetus
4. Minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan
pembuat alkalis, serta menghindari makanan yang mengandung purin tinggi
5. Hindari minuman berakohol karena dapat menimbulkan produksi asam urat

11
1.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi. Menurut Junaidi (2013),
penatalaksanaan yang bisa dilakukan adalah:
1. Farmakologi
a) Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 –
3,0 mg (dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin
b) Colchines (oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah
c) fagositosis dari kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang
d) Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi
e) Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan
f) Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat
akumulasi asam urat
g) Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane)
pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.
2. Non farmakologi
a) Anjurkan pembatasan asupan purin: Hindari makanan yang
mengandung purin yaitu jeroan (jantung, hati, lidah, ginjal, usus), sarden,
kerang, ikan herring, kacang-kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo
b) Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan: Jumlah asupan ‘kalori harus
benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan
berat badan
c) Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin
d) Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak
e) Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
f) Hindari penggunaan alkohol.

12
4 BAB II
5 ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Kasus
Asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S dengan masalah kesehatan Gout Artrithis.
Ny. S berada dalam keluarga yang cukup harmonis dengan anggota keluarga yang
lengkap terdiri dari suami, anak, serta Ny. S sendiri. Keluarga saat ini berada pada
tahap keluarga dengan anak remaja. Keluarga juga mengatakan lebih sering
memasak makanan sendiri daripada membeli keluarga juga jarang melakukan
rekreasi, dan keluarga berada pada lingkungan padat penduduk meskipun begitu
lingkungan tampak cukup bersih dan warga sekitar juga ramah dan saling membantu.
Dan untuk penyelesaian masalah keluarga mengatakan bahwa mereka selalu
berdiskusi dan saling terbuka satu sama lain. Keluarga juga mengatakan selalu ingat
untuk mengontrol rutin kesehatannya agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Lalu
untuk riwayat kesehatan keluarga hanya Ny. S yang menderita asam urat.
2.2 Format Pengkajian Keluarga
A. DATA UMUM KELUARGA
a. Nama kepala keluarga : Tn. A
b. Umur : 56 th
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : MI
e. Pekerjaan : Nelayan
f. Suku / Bangsa : Indonesia
g. Alamat : Banjar Kemuning Jl.Udang 03/02 Sedati Malang
h. Komposisi keluarga :
No Nama Umur Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.
1. Tn. A 56 th Lk 06/01/1965 MI Nelayan Ayah
2 Ny.S 51 th Pr 16/09/1970 MI Pedagang Ibu
3 An.N 20 th Pr 14/08/2000 SMA Tidak bekerja Anak 1

i. Tipe keluarga : keluarga termasuk tipe keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak

13
j. Genogram :

: meninggal
: laki-laki
: perempuan
: klien
: meninggal

: satu rumah
k. Sifat Keluarga
1). Pengambilan Keputusan
Keluarga mengatakan yang mengambil keputusan adalah Ny.S
2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur / istirahat
Keluarga mengatakan semua anggota keluarganya tidur ± 8 jam sehari,
kecuali anaknya yang selalu main hp setiap malam
b) Kebiasaan rekreasi
Keluarga mengatakan tidak pernah/ jarang berekreasi
c) Kebiasaan makan keluarga
Keluarga mengatakan kalau selalu makan dirumah/ masak sendiri.
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga
1) Total pendapatan keluarga perbulan : keluarga mengatakan pendapatan bisa
diatas 2000.000 perbulan
2) Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya sehari-hari : keluarga
mengatakan iya cukup

14
3) Apakah keluarga mempunyai tabungan : keluarga mengatakan iya punya
tabungan yang berupa arisan
4) Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan dalam keluarga :
keluarga mengatakan tidak
5) Siapa yang mengolah keuangan dalam keluarga? : keluarga mengatakan
Ny.S yang mengelola keuangan
6) Adakah dana yang disiapkan keluarga untuk masalah kesehatan anggota
keluarga? Keluarga mengatakan tidak ada
7) Untuk penanganan masalah kesehatan anggota keluarga, dana diperoleh dari
mana? Keluarga mengatakan BPJS
8) Aktivitas rekreasi
Keluarga mengatakan jarang dalam melakukan rekreasi.
m. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Keluarga mengatakan kalau ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke
rumah sakit.
n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Keluarga mengatakan kalau ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke
rumah sakit/klinik.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga saat ini berada pada tahap keluarga dengan anak remaja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan dapat dijalankan dengan baik, selalu menjalin komunikasi
dengan baik bersama sang anak dan juga memenuhi semua kebutuhannya.
c. Riwayat keluarga inti
Keluarga mengatakan tidak ada, semua sudah terpenuhi.
d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
keluarga mengatakan ada riwayat diabetes dari pihak istri.
C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
1) Jenis rumah permanen, Status rumah milik pribadi.
2) Luas bangunan 10 x 6 M2

15
3) Atap rumah genteng
4) Ventilasi rumah ada luasnya >10% luas lantai
5) Tinggi langit-langit rumah 3 M dari lantai
6) Cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
7) Penerangan berupa listrik
8) Lantai keramik
9) Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan bersih
10) Terdapat 7 ruangan.
b. Ventilasi dan penerangan
Cukup terpenuhi banyak terdapat ventilasi di dalam rumah juga cukup banyak
cahaya yang dapat masuk.
c. Persediaan air bersih
1) Persediaan air bersih yang digunakan keluarga yaitu PDAM
2) Persediaan air bersih minum yang digunakan oleh keluarga berupa air isi
ulang.
d. Pembuangan sampah
Keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah (2) Pengolahan sampah
rumah tangga dengan cara diambil petugas setiap hari.
e. Pembuangan air limbah
Keluarga tidak mempunyaisaluran pembuangan air limbah (air kotor) biasanya
dibuang di selokan.
f. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air)
Keluarga mempunyai WC sendiri yang berjenis leher angsa (2) Jarak antara
sumber air dengan penampungan tinja
g. Denah rumah

16
h. Lingkungan sekitar rumah
Lingkunagn disekitar rumah terlihat cukup bersih walaupun padat penduduk.
i. Sarana komunikasi dan transportasi
keluarga mengatakan jika komunikasi dalam keluarga menggunakan HP anaknya,
sedangkan transportasi menggunakan sepeda motor.
j. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)
Keluarga mengatakan kalau fasilitas hiburannya berupa menonton TV dan
bermain HP.
k. Fasilitas pelayanan Kesehatan
keluarga mengatakan kalau fasilitas kesehatan berupa bidan desa dan sangat
terjangkau serta tempatnya strategi.
D. SOSIAL
a. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga mengatakan tinggal dilingkungan kominitas yang padat penghuni.
b. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga mengatakan kalau selama menikah sampai sekarang tidak pernah
berpindah-pindah tempat.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga mengatakan kalau kebiasaan untuk berkumpul dengan tetangga
biasanya dilakukan pada sore sampai malam hari.
d. Sistem pendukung keluarga
Keluarga mengatakan kalau semua keluarganya saling mendukung satu sama
lain, jika ada yang berbeda pendapat dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah.
E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga:
Keluarga mengatakan kalau berkomunikasi dengan baik dan saling terbuka satu
sama lain.
b. Struktur Kekuatan Keluarga:
Keluarga mengatakan kalau saling menguatkan satu sama lain.
c. Struktur Peran (formal dan informal):

17
Tidak ada masalah, semua sudah menjalankan tugasnya sesuai peran masing-
masing.
d. Nilai dan Norma Keluarga:
tidak ada konflik nilai
F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Berfungsi, keluarga mengatkan kalau saling menyayangi satu sama lain dan selalu
memberi dukungan padanya.
b. Fungsi sosialisasi
Berfungsi, keluarga mengatkan kalau saling menyayangi satu sama lain dan selalu
memberi dukungan padanya.
c. Fungsi perawatan Kesehatan
Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:
1) Mengenal masalah kesehatan:
Tidak baik, keluarga mengatakan kalau tidak mengetahui apa itu arti dari
asam urat, penyebab, pencegahannya, tanda gejala serta penatalaksanaanya
dan pasien tampak kebinngungan ketika ditanya.
2) Memutuskan untuk merawat:
Kurang baik, keluarga mengatakan jarang mengontrol kesehatannya terakhir
kontrol 2 minggu yang lalu saat melakukan pemeriksaan ke puskesmas.
3) Mampu merawat:
Keluarga mengatakan kalau mampu merawat apabila ada salah satu anggota
keluarganya yang sakit dengan cara mengingatkan untuk selalu minum obat
tepat waktu.
4) Modifikasi lingkungan
Keluarga mengatakan kalau makan masih jadi satu dan tidak terkontrol dan
hasil pemeriksaan kadar asam urat di faskes terdekat menunjukkan kadar
asam urat 6 mg/dl.
5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Kurang baik, keluarga mengatakan jarang mengontrol kesehatan terakhir
kontrol 2 minggu yang lalu di puskesmas
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

18
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
1). Stresor jangka pendek
keluarga mengatakan kalau pernah mengalami stressor jangka pendek karena
perbedaan pendapat dengan suaminya itupun berlangsung hanya sekitar satu
minggu untuk menyelesaikannya
2). Stresor jangka panjang
keluarga mengatakan stressor jangka panjang tidak pernah
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Keluarga mengatakan tidak kurang interaksi dengan orang lain dan Keadaan
emosi saat ini baik, tidak marah, tidak sedih, tidak sedang ketakutan, tidak sedang
putus asa, tidak sedang stress
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengatakan kalau setiap ada masalah selalu di selesaikan dengan
kepala dingin.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga mengatakan kalau setiap ada masalah selalu dihadapi dengan
musyawarah bersama anggota keluarga

H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a) Ayah : Tn.A mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun
b) Ibu : Ny.S mengatakan beliau baru mengetahui bila terkena asam urat
sekitar 2 minggu yang lalu saat datang ke puskesmas
c) Anak : An.N mengatakan kalau dirinya tidak memiliki riwayat penyakit
apapun
b. Keluarga berencana
Ny.S mengatakan kalau dirinya dulu pernah KB berupa Pil
c. Imunisasi
keluarga mengatakan kalau anaknya sudah di imunisasi
d. Tumbuh kembang

19
keluarga mengatakan kalau anaknya bertumbuh kembang dengan baik tetapi Tn.A
dan Ny.S masih belum mengetahui tentang apa saja tumbuh kembang anak itu
mereka kira tumbuh kembang itu hanya tumbuh dari bayi menjadi besar
I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
a. Pemeriksaan fisik Bapak. A
1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 120/80 Mmhg
b) N : 80x /menit
c) RR : 21x /menit
d) T : 36, 7 °C
4). Kepala :
a) Rambut : persebaran rambut merata, sedikit ada kebotakan, warna rambut
hitam dan sedikit ada uban, rambut bersi
b) Mata : simetris, tidak ada benjolan, pupil isokor, penglihatan
kabur tetapi tidak memakai alat bantu penglihatan, tidak anemis, sklera
tidak ikterus
c) Hidung : simetris, tidak keluar cairan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada gangguan penciuman
d) Telinga : simetris, tidak keluar cairan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, pendengaran baik
e) Mulut : tidak sumbing, bibir simetris, tidak ada gangguan
menelan, gigi caries, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
5). Dada / Thorax :
- I : bentuk dada normal dan simetris, tidak ada retraksi otot bantu
nafas, tidak ada luka, tidak sianosis, tidak ada nyeri dada
- P : tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus sama antara kanan dan kiri,
tidak ada peningkatan JVP
- P : resonan untuk paru-oaru, pekak untuk jantung

20
- A : vesikuler seluruh lapang paru, S1-S2 tunggal untuk jantung, tidak
ada bunyi nafas tambahan seperti wheezing dan ronky untuk paru-paru,
dan tidak ada bunyi jantung tambahan seperti mur-mur dan galop.
6). Perut / Abdomen :
- I : tidak ada distensi abdome
- P : tidak ada nyeri tekan, tidak kembung
- P : timpany
- A : bising usus 13 x/menit.
7). Genetalia / Anus : tidak ada masalah pada genetalia/anus
8). Ekstremitas :
a) Inspeksi: kulit tidak ikterus, tidak ada nyeri, tidak ada edema, tidak
ada luka, tidak pincang, tidak ada kelumpuhan
b) Palpasi: akral hangat, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi,
keluatan otot 5.
b. Pemeriksaan fisik Ibu
1). Keadaan umum : sedikit lemah
2). Kesadaran : composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 130/90 Mmhg
b) N : 92x /menit
c) RR : 24x /menit
d) t : 36,5 °C
4). Kepala :
a) Rambut : persebaran rambut merata, tidak ada ada kebotakan, warna
rambut hitam dan sedikit ada uban, rambut bersih
b) Mata : simetris, tidak ada benjolan, pupil isokor, penglihatan
kabur tetapi tidak memakai alat bantu penglihatan, tidak anemis, sklera
tidak ikterus
c) Hidung : simetris, tidak keluar cairan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada gangguan penciuman
d) Telinga : simetris, tidak keluar cairan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada gangguan pendengaran

21
e) Mulut : tidak sumbing, bibir simetris, tidak ada gangguan
menelan, gigi caries, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
5). Dada / Thorax :
- I : bentuk dada normal dan simetris, tidak ada retraksi otot bantu
nafas, tidak ada luka, tidak sianosis, tidak ada nyeri dada
- P : tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus sama antara kanan dan kiri,
tidak ada peningkatan JVP
- P : resonan untuk paru-oaru, pekak untuk jantung
- A : vesikuler seluruh lapang paru, S1-S2 tunggal untuk jantung,
tidak ada bunyi nafas tambahan seperti wheezing dan ronky untuk paru-
paru, dan tidak ada bunyi jantung tambahan seperti mur-mur dan galop.
6). Perut / Abdomen :
- I : tidak ada distensi abdomen
- P : tidak ada nyeri tekan, tidak kembung
- P : timpany
- A : bising usus 16 x/menit.
7). Genetalia / Anus : tidak ada masalah pada genetalia/anus
8). Ekstremitas :
a) Inspeksi : kulit tidak ikterus, terdapat nyeri di lutut kaki kanan dan kiri, nyeri
seperti di tusuk-tusuk, dengan skala 5, nyeri biasanya terjadi pada saat
malam hari, terdapat edema pada lutut, tidak ada luka, tidak ada
kelumpuhan
b) Palpasi : akral hangat, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, keluatan
otot
c. Pemeriksaan fisik Anak
1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 110/70 Mmhg
b) N : 85x /menit
c) RR : 20x /menit
d) t : 36,5 °C

22
4). Kepala
a) Rambut : persebaran rambut merata, tidak ada kebotakan, warna rambut
hitam, rambut berketombe.
b) Mata : simetris, tidak ada benjolan, pupil isokor, penglihatan
normal, tidak memakai alat bantu penglihatan, tidak anemis, sklera tidak
icterus.
c) Hidung : simetris, tidak keluar cairan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada gangguan penciuman
d) Telinga : simetris, tidak keluar cairan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada gangguan pendengaran
e) Mulut : tidak sumbing, bibir simetris, tidak ada gangguan
menelan, gigi tidak caries, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
5). Dada / Thorax :
- I : bentuk dada normal dan simetris, tidak ada retraksi otot
bantu nafas, tidak ada luka, tidak sianosis, tidak ada nyeri dada
- P : tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus sama antara kanan
dan kiri, tidak ada peningkatan JVP
- P : resonan untuk paru-oaru, pekak untuk jantung
- A : vesikuler seluruh lapang paru, S1-S2 tunggal untuk
jantung, tidak ada bunyi nafas tambahan seperti wheezing dan ronky
untuk paru-paru, dan tidak ada bunyi jantung tambahan seperti mur-mur
dan galop.
6). Perut / Abdomen :
- I : tidak ada distensi abdomen
- P : tidak ada nyeri tekan, tidak kembung
- P : timpany
- A : bising usus 12 x/menit

7). Genetalia / Anus : tidak ada masalah pada genetalia/anus


8). Ekstremitas :
a) Inspeksi: kulit tidak ikterus, tidak ada nyeri, tidak ada edema, tidak
ada luka, tidak pincang, tidak ada kelumpuhan

23
b) Palpasi: akral hangat, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi,
keluatan otot.

J. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Ny.S mengatakan harapannya agar masalah cepat teratasi dan dapat
melakukan aktifitas seperti biasanya.
2.3 Analisa Data
No TGL DATA MASALAH
1. Ds: keluarga Ny.S mengatakan kalau tidak tau apa itu arti
dari asam urat, penyebab, pencegahannya, tanda gejala
serta penatalaksanaanya Kurang Pengetahuan

Do: keluarga tampak bingung


2. Ds: keluarga mengatakan kalau Ny.S makan masih jadi satu Ketidakefektifan
dan tidak terkontrol Pemeliharaan
Kesehatan
Do: - hasil kadar asam urat dari cek faskes terdekat
menunjukkan 6 mg.dl
- pasien tampak lemah
- pembengkakan daerah lutut
- nyeri sekitar lutut dengan skala 5 dan nyeri terjadi pada
malam hari

2.4 Diagnosa Keperawatan


1. Kurang pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan

2.5 Skala Prioritas Masalah

Masalah 1: Kurang pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga mengenal


masalah kesehatan

24
KRITERIA NILAI BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

1. Sifat masalah Keluarga Ny.S tidak


 Aktual 3 mengetahui tentang penaykit
1 3/3 x 1 = 1
 Resiko 2 asam urat dan diit yang baik
 Potensial 1 untuk Ny.S

2. Kemungkinan masalah
dapat diubah 2/2 x 2 = 2 Masalah dapat mudah di ubah
 Mudah 2 2 dengan keinginan keluarga
 Sebagian 1 untuk mencapai kesehatan
 Tidak dapat 0

Masalah untuk dicegah tinggi


3. Kemungkinan masalah
karena keingintahuan keluarga
dapat dicegah
3/3 x 1 = 1 dan ny.S sangat besar untuk
 Tinggi 3 1
mengetahui apa itu asam urat
 Cukup 2
serta diit yang baik untuk
 Rendah 1
masalahnya

4. Menonjolnya masalah Keluarga menyadari masalah


 Segera 2 dan ingin segera menangani
 Tidak segera 1 1 2/2 x 1 = 1 agar kesehatan dengan cepat
 Tidak dirasakan 0 dicapai

Skor 5

25
Masalah 2: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan

KRITERIA NILAI BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

1. Sifat masalah
3/3 x 1 = 1 Ny.S makan masih
 Aktual 3
1 sembarangan dan tidak
 Resiko 2
terkontrol
 Potensial 1

2. Kemungkinan
masalah dapat diubah Masalah dapat diubah
2/2 x 2 = 2
 Mudah 2 2 dengan keinginan Ny.S
 Sebagian 1 untuk sembuh
 Tidak dapat 0

3. Kemungkinan
masalah dapat 3/3 x 1 = 1 Masalah untuk dicegah
dicegah 3 tinggi karena keinginan Ny.S
1
 Tinggi 2 untuk menurunkan kadar
 Cukup 1 asam uratnya
 Rendah

4. Menonjolnya masalah Ny.S menyadari masalah


2/2 x 1 = 1
 Segera 2 dan ingin segera menangani
 Tidak segera 1 1 agar tidak terjadi komplikasi
 Tidak dirasakan 0 lebih lanjut

26
Skor 5

2.6 Intervensi

Nama mahasiswa :
Tanggal : 09/05/2022
Diagnosis Tujuan Evaluasi Intervensi
keperawatan TUM TUK Kriteria Standar

27
setelah 1. Keluarga K: keluarga Mampu 1. Jelaskan pada
dilakukan dapat Kognitif menjelaskan keluarga tentang
1. Kurang tindakan menjelaskan pengertian, tanda pengertian asam
pengetahu keperawatan kembali dan gejala, urat
an b/d selama 2x pengertian pencegahan asam 2. Jelaskan pada
ketidakma kunjungan asam urat urat, keluarga tentang
mpuan rumah 2. Keluarga penatalaksanaan tanda dan gejala
keluarga diharapkan dapat Afektif asam urat asam urat
mengenal keluarga menjelaskan A: keluarga 3. Jelaskan pada
masalah yang kembali apa melaporkan kalau keluarga tentang
kesehatan menderita saja tanda dan sudah memahami pencegahan
asam urat gejala asam tentang asam urat asam urat
mengetahui urat dan mempu 4. Jelaskan pada
tentang 3. Keluarga mengontrol keluarga tentang
penyakitnya dapat kondisinya penatalaksanaa
menjelaskan P: keluarga mau n asam urat
kembali mendemonstrasikan 5. Observasi
tentang apa tindakan pencegahan kembali apa
saja asam urat seperti yang sudah
pencegahan makanan yang harus didiskusikan
dan dihindari, serta rutin
penatalaksaaa melakukan
n asam urat Psikomot pemantauan
4. Keluarga or kesehatan Pf:
melaporkan keluarga tampak
mampu sudah tidak
mengidentifika kebingungan
si dan
mengontrol
kondisinya
5. Adanya
peningkatan

28
kepatuhan
dalam Perubaha
pelaksanaan n Fungsi
proses
perawatan
2. Ketidakefe Setelah 1. Mampu K: Ny.S mampu 1. Sediakan
ktifan dilakukan memahami menjelaskan kembali informasi
pemelihara tindakan apa saja diit tentang diit yang tentang diit
an keperawatan yng harus harus dijalani dan makanan untuk
kesehatan selama 2x dijalani dan dihindari pada penderita asam
b/d kunjungan yang harus Kognitif penderita asam urat urat serta yang
ketidakma rumah dihindari dilarang untuk
mpuan diharapkan 2. Meningkatkan A: Ny.S melaporkan penderita asam
keluarga keluarga kepatuhan kalau pola makannya urat
memodifik dapat dalam sedah mulai 2. Fasilitasi
asi mampu pemeliharaan terkontrol pemahaman
lingkungan memodifikasi kesehatan aspek medis
lingkungan 3. Rutin P: Ny.S mampu penderita asam
dengan baik melakukan Afektif mendemonstrasikan urat pada
pemantauan aktifitas yang anggota
kesehatan disarankan untuk keluarganya
4. Melakukan meningkatkan 3. Anjurkan pasien
aktifitas yang kesehatan untuk selalu
disarankan melakukan
untuk Pf: hasil pemeriksaan pemantauan
peningkatan kadar asam urat kesehatan
kesehatan menurun, pasien
tampak tidak lemah,
Psikomot nyeri berkurang
or

29
Perubaha
n Fungs

2.7 Tindakan Keperawatan dan Evaluasi

Nama mahasiswa:
Tanggal : 10/05/2022
No. Diagnosis keperawatan Implementasi Evaluasi
Kurang pengetahuan b/d 1. Menjelaskan pada S: Keluarga mengatakan
1 ketidakmampuan keluarga keluarga tentang sudah mengetahui tentang
. mengenal masalah kesehatan pengertian asam urat pengertian, penyebab, tanda
2. Menjelaskan pada dan gejala, pencegahan dan
keluarga tentang penatalaksanaan asam urat
penyebab serta tanda O:
dan gejala asam urat  Keluarga tampak
3. Menjelaskan pada sudah tidak
keluarga tentang kebingungan
pencegahan dan  Keluarga tampak
penatalaksanaan asam kooperatif
urat  Keluarga mampu
4. Mengobservasi kembali menyebutkan 3 dari
apa yang sudah 6 penyebab asam
didiskusikan urat
 Keluarga mampu
menyebutkan 3 dari
5 tanda dan gejala
asam urat
 Keluarga mampu
menyebutkan 2 dari

30
5 pencegahan asam
urat
 Keluarga mampu
menyebutkan 2 dari
5 penatalaksanaan
asam urat
A: Tujuan tercapai
P: Intervensi dihentikan
2 Ketidakefektifan pemeliharaan 1. Menyediakan informasi S: Keluarga mengatakan
. kesehatan b/d ketidakmampuan faktual seperti diit kalau mengetahui apa saja
keluarga memodifikasi lingkungan penderita asam urat dan diit yang harus dijalani serta
makanan apa saja yang makanan yang harus di
dilarang untuk penderita hindari oleh penderita asam
asam urat urat
2. Memfasilitasi O:
pemahaman aspek  Ny.S tampak tidak
medis penderita asam lemah
urat pada keluarganya  Hasil dari cek
3. Menganjurkan pasien kesehatan di faskes
untuk selalu melakukan setempat
pementauan kesehatan menunjukan kadar
pada fasilitas kesehatan asam urat menurun
setempat menjadi 5,7 mg/dl
 nyeri berkurang
A: Tujuan tercapai
P: Intervensi dihentikan

6 BAB III
7 PENUTUP

31
3.1 Kesimpulan
Gout atau sering disebut asam urat seringkali merupakan ciri khas yang
menyebabkan nyeri hebat yang akut, seringkali mengenai ibu jari kaki sehingga
mengalami kesulitan berjalan, pada pemeriksaan ini sendi mengalam nyeri tekan
sehinnga di atas sendi terlihat tegang dan terasa panas (Welsby, 2009). Gout
merupakan peradangan pada sendi akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi. Gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan
terlalu banyak makan, minum anggur,dan aktivitas seksual( Asikin, 2016).
Pada pasien dengan masalah Gout Arthritis akan mengalami beberapa
masalah keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus adalah kurang
pengetahuan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan dan Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
Discharge Planning yang disarankan pada pasien antara lain :
mengistirahatkan sendi yang nyeri, pemberian obat anti inflamasi, menghindari
faktor pencetus, minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan
makanan pembuat alkalis. Serta menghindari makanan yang mengandung purin
tinggi, hindari minuman berakohol karena dapat menimbulkan produksi asam urat

3.2 Saran
a) Bagi Pelayanan Kesehatan Puskesmas
1) Untuk dapat lebih ditingkatkan lagi pelayanan kesehatan khususnya pada
keluarga.
2) Untuk menambah lagi kegiatan yang ada di Posyandu Lansia, seperti
memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit Gout Artritis dan lain
– lain.
b) Bagi Masyarakat
1) Peran serta kesadaran masyarakat harus lebih ditingkatkan lagi demi
terwujudnya masyarakat yang sehat.
2) Pola hidup bersih sehat masyarakat harus ditanamkan sejak dini untuk
menciptakan pola hidup dan lingkungan yang mendukung untuk
mewujudkan kesehatan bersama.
c) Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

32
1) Untuk lebih menambah lagi Ilmu Keperawatan khususnya pada keluarga.
2) Untuk lebih ditingkatkan lagi pengembangan Ilmu Keperawatan pada
keluarga agar mencakup semua lapisan masyarakat.

8 DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. 2015. NANDA NIC-NOC aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis. Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction

33
Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. 2015. NANDA NIC-NOC aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis. Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction
Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Fitriana, Rahmatul. 2015. Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.
Gustomi, M.P., & Wahyuningsih, F. (2016). Pemberian Rebisan Daun Sirsak (Annona
Muricata linn) Menurunkan Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan keluarga. Penerbit: pustaka pelajar. Yogyakarta
Junaidi, I. (2013) Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Soeryoko
Mulfianda, R., & Nidia, S. (2019). Perbandingan Kompres Arir Hangat Dengan Rendam Air
Garam Terhadap Penurunan Skala Nyeri Penderita Arthritis Gout. Jurnal SEMDI
UNAYA Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama Aceh, 217-225.
Noor, Zairin. 2017. Buku Ajar Gangguan Muskuloskletal. Jakarta: Salemba Medika Padila.
(2012). Buku Ajar: Keperawatan keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika
RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar). 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Sholihah
Fatwa Maratus. 2014. Diagnosis And Treatment Gout Arthritis. Journal of Majority. No
7. Volume 3
World Health Organization. (2017). The World Health Organization Report 2017. Widyanto.
(2014). Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Sorowajan

34

Anda mungkin juga menyukai