Anda di halaman 1dari 23

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

(ASAM URAT)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK XII

Feby Leony 218 240 062

Nahdania. A 218 240 038

Tirai Melinda 218 240 056

Idha Aulia Pebrianti BS 218 240 072

Mellya Ayu Widyastuti 218 240 087

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, karena berkat kemurahan-Nya
tugas makalah ini dapat penulis selesaikan dengan semaksimal mungkin. Dalam
makalah ini membahas tentang “PENYAKIT ASAM URAT”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Henni
Kumaladewi Hengky, SKM.M.Kes. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu penulis sangat menerima segala saran dan kritik dari Ibu
dosen agar kedepannya kami bisa menyusun makalah yang lebih baik dari
sebelumnya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen karena telah
memberikan tugas ini dan penulis berharap semoga makalah tentang mata kuliah
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular ini dapat diterima oleh Ibu dosen dengan baik.

Parepare, Mei 2020

Kelompok XII

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................3

C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................3

D. MANFAAT PENULISAN ...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................5

A. DEFINISI ASAM URAT..............................................................................................5

B. KLASIFIKASI ASAM URAT .....................................................................................5

C. SIGNIFIKANSI ASAM URAT ...................................................................................6

D. PATOFISIOLOGI ASAM URAT.................................................................................7

E. KELOMPOK RISTIS ASAM URAT ..........................................................................8

F. DISTRIBUSI GEOGRAFI ASAM URAT....................................................................9

G. TREND WAKTU ASAM URAT...............................................................................10

H. FAKTOR RISIKO ASAM URAT..............................................................................11

I. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ASAM URAT.........................................12

BAB III PENUTUP.............................................................................................................16

A. KESIMPULAN...........................................................................................................16

B. SARAN.......................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di
indonesia. Penyakit tidak menular masih merupakan masalah kesehatan penting
dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat
merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Kesehatan
merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang
diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang selalu digunakan
dalam indeks pembangunan manusia. Pada dewasa ini penyakit tidak menular
kurang lebih dari mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti
salah satunya penyakit degeneratif.1

Disebut dengan penyakit degeratif karena angka kejadiannya bersangkutan


dengan proses degenerasi pada usia lanjut yang berlangsung sesuai waktu dan
umur. Penyakit degeneratif pada umumnya menyerang sistem saraf, pembuluh
darah, otot, dan tulang manusia. Contoh penyakit yang menyerang pembuluh
darah, persendian , dan tulang salah satunya adalah asam urat.2

Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat
didalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Penyebab
penumpukan kristal di daerah persendian diakibatkan kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah antara 0,5 –0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi.3

1
Kebiasaan makan – makanan yang mengandung purin dapat
meningkatkan asam urat dalam darah sehingga dapat menimbulkan penyakit asam
urat. Terlalu banyak mengkomsumsi makanan yang tinggi kandungan purinnya
seperti sarden, kankung, jeroan, dan bayam akan meningkatkan produksi asam
urat. Sebaliknya, mengurangi komsumsi makanan dengan kandungan purin
rendah akan mengurangi risiko penyakit asam urat / gout arthritis.4

Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba – tiba di daerah
persendia nyeri yang timbul pada umumnya muncul secara tiba – tiba ini sering
menyebabkan penderita asam urat sulit bergerak. Saat bangun tidur, misalnya ibu
jari kaki dan pergelangan kaki akan terasa terbakar, sakit dan membengkak. Pada
umumnya penderita asam urat kesulitan dalam gerakan – gerakan yang terlalu
energik atau terlalu melelahkan. Seperti berolahraga atau bergerak terlalu cepat.
Asam urat menjadi permasalahan yang menakutkan jika mengalami komplikasi
seperti radang sendi yang bisa menyebabkan kecacatan pada sendi. Komplikasi
lain dari asam urat ini adalah komplikasi yang terjadi pada ginjal yang bisa
menyebabkan gagal ginjal dan batu ginjal, sedangkan pada jantung bisa
mengalami hal yang menyebabkan penyakit jantung koroner.

Penyakit asam urat bukan hanya disebabkan karena faktor genetik, dan
faktor usia bahkan sebagian besar disebabkan karena makanan. Bukan hanya
masalah higienitas melainkan juga adalah gaya hidup menentukan kadar asam
urat dalam tubuh. Untuk mencegah penyakit itu, penderita harus memiliki
kemauan yang tinggi untuk menjaga kadar asam urat darah pada posisi normal
yakni dengan menghindari merokok, olahraga teratur, banyak minum air mineral,
diet rendah purin, dan makan buah – buahan, vitamin, dan mengkomsumsi
karbohidrat kompleks dan sederhana.5

Pada umumnya penurunan kadar asam urat salah satunya dapat


menggunakan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi antara

2
lain mengkomsumsi obat – obatan seperti NSAIDS, colchines, corticosteroid,
probenecid, allopurinol dan urocisuric, sedangkan terapi non farmakologi dengan
mencegah makan – makanan yang tinggi purin, memperbanyak makanan berserat
tinggi, memperbanyak minum air putih. Dengan kemampuan ini, kadar asam urat
dalam tubuh dapat berkurang. 6

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi penyakit asam urat?
2. Jelaskan klasifikasi penyakit asam urat?
3. Jelaskan signifikansi penyakit asam urat?
4. Jelaskan patofisiologi penyakit asam urat?
5. Jelaskan kelompok ristis penyakit asam urat?
6. Jelaskan distribusi geografi penyakit asam urat?
7. Jelaskan trend penyakit asam urat?
8. Jelaskan faktor risiko penyakit asam urat?
9. Jelaskan pencegahan dan pengendalian penyakit asam urat?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asam urat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui definisi penyakit asam urat.


b. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit asam urat.
c. Untuk mengetahui signifikasi penyakit asam urat.
d. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit asam urat.
e. Untuk mengetahui kelompok ristis penyakit asam urat.
f. Untuk mengetahui distribusi geografi penyakit asam urat.

3
g. Untuk mengetahui trend penyakit asam urat.
h. Untuk mengetahui faktor risiko penyakit asam urat.
i. Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian penyakit asam urat

D. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk Ilmu Pengetahuan
Penulis dan pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai penyakit asam urat, sehingga kedepannya dapat lebih menjaga diri
agar tercegah dari penyakit asam urat.
2. Untuk Mahasiswa
Sebagai mahasiswa Kesehatan Masyarakat, dapat memberikan edukasi
kepada masyarakat baik secara tertulis maupun tidak tertulis mengenai
bahaya penyakit asam urat, sehingga masyarakat dapat menghindari penyakit
asam urat.
3. Untuk Masyarakat
Masyarakat dapat bertambah wawasannya mengenai penyakit asam urat,
apa saja yang menjadi faktor penyebabnya, bagaimana pencegahan dan
penanggulangan penyakit asam urat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI ASAM URAT

Asam urat adalah zat yang merupakan hasil akhir metabolisme purin dalam
tubuh yang kemudian dibuang melalui urin. Purin adalah zat yang terdapat pada
tiap bahan makanan yang berasal dari makhluk hidup. Pada kondisi gout, terdapat
timbunan atau defosit kristal asam urat di dalam persendian. Sendi merupakan
bagian yang paling mudah dihinggapi kristal - kristal asam urat selain juga pada
bagian kulit dan ginjal yang merupakan akibat dari penambahan kadar asam urat
dalam darah. Kristal- kristal tersebut akan menyebar kedalam rongga - rongga
sendi sehingga terjadilah peradangan akut atau terjadi gout. Jika terjadi selama
bertahun- tahun, defosit kristal asam urat dalam sendi tersebut dapat
mengakibatkan sendi secara permanen.7

B. KLASIFIKASI ASAM URAT


Klasifikasi asam urat (gout) dibagi menjadi dua yaitu :

a. Penyakit asam urat (gout) primer


Penyebabnya belum diketahui (idioatik), diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena kurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh.8
b. Penyakit asam urat (gout) sekunder
Penyebabnya antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu, mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.8

5
C. SIGNIFIKANSI ASAM URAT
Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang setiap 100.00p orang.
Prevanlensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 tahun
sebesar 32% dan di atas 34 tahun sebesar 68%. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2013, sebesar 81% penderita asam urat di Indonesia
hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung
mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang di jual bebas.9
Berdasarkan RISKESDAS ( Riset Kesehatan Dasar) 2013, prevalensi
penyakit sendi pada usia 55-64 tahun 45,0%,usia 65-74 tahun 51,9%,usia ≥ 75
tahun 54,8%. Menurut Dinkes Ponorogo pada tahun 2014 dari data 10 penyakit
terbesar kasus penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (penyakit tentang
tulang belakang,radang sendi, rematik, nyeri sendi) menduduki urutan kedua
dengan presentasi 15% dengan jumlah 87.182 kasus. Tempat yang menduduki
angka tertinggi berada pada Puskesmas Ponorogo Utara sebanyak 3.283
penderita. Dari data Puskesmas Ponorogo Utara bulan Oktober 2015
POSKESDES Jingglong menduduki angka tertinggi dalam data bulanan yaitu
sebanyak 88 penderita asam urat (gout).10
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum
Daerah Bahtermas Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 jumlah
pengunjung yang memeriksakan asam orang 202 orang, dengan jumlah kejadian
62 kasus. Kemudian, pada tahun 2016 dari 186 orang yang berkunjung terdapat
91 kasus asam urat. Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 21 kasus asam urat dari
total pengunjung yang memeriksakan asam urat sebanyak 52 orang.11
Sedangkan data dari provinsi Sulawesi tengah khususnya di kota Palu,
menunjukkan kecenderungan prevalensi penyakit sendi/otot berdasarkan
wawancara tahun 2013 sebanyak (24,7%) lebih rendah dibanding tahun 2007
sebanyak (30,3%). Kecenderungan penurunan prevalensi diasumsikan
kemungkinan perilaku penduduk yang sudah lebih baik, seperti berolahraga dan

6
mengatut pola makan terkait makanan tinggi zat purin. Data yang didapatkan dari
puskesmas Pantoloan Boya pada tahun 2016 sebanyak 50 orang, sedangkan pada
tahun 2017 sebanyak 61 orang, dan pada tahun 2018 data yang di dapatkan dari
hasil kegiatan harian pada saat KKN berjumlah 81 orang di desa limbran
Pantoloan Boya Kecamatan Taweli.12

D. PATOFISIOLOGI ASAM URAT


Proses terjadinya penyakit asam urat pada awalnya disebabkan oleh konsumsi
zat yang mengandung purin secara berlebihan. Setelah zat purin dalam jumlah
banyak sudah masuk ke dalam tubuh, kemudian melalui metabolisme, purin
tersebut berubah menjadi asam urat. Hal ini mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk di persendian, sehingga sendi terasa nyeri, membengkak, meradang
dan juga kaku. Selain dari faktor dalam tubuh, bertambahnya kadar purin juga di
pengaruhi oleh faktor dari makanan yang dikonsumsi.7

Asam urat muncul sebagai serangan dari radang sendi yang timbul secara
berulang- ulang. Gejala yang muncul biasanya baru menyerang satu sendi saja,
seperti pembengkakan, kemerahan, nyeri yang sangat hebat, panas dan gangguan
gerak dari sendi yang terserang secara mendadak, yang mencapai puncaknya
kurang dari 24 jam. Awal mula terjadinya asam urat (gout) antara lain
berhubungan dengan perubahan kadar asam urat yang menurun dengan cepat dan
pemberian obat penurun asam urat yang berlebih. Serangan gout bersifat rekurens
yaitu kembalinya gejala setelah berkurangnya gejala penyakit untuk sementara
waktu. Biasanya serangan ini terjadi secara tiba- tiba tanpa ada gejala
sebelumnya. Serangan itu dimulai pada malam hari atau saat diterpa udara dingin.

Penyakit asam urat termasuk dalam kategori penyakit yang tidak diketahui
penyebabnya secara klinis. Asam urat juga dapat ditemukan pada orang dengan
faktor genetik yang kekurangan hypoxanthine guanine, phosphoribosyl dan
transferase HPRG (enzim yang berfungsi untuk mengubah purin menjadi

7
nukleotida purin agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun DNA dan
RNA). Hal ini yang kemudian menyebabkan terjadinya ketidaknormalan
metabolisme tubuh yang menyebabkan asam urat meningkat secara drastis.7

E. KELOMPOK RISTIS ASAM URAT


Penyakit asam urat atau gout merupakan sebuah kondisi yang dapat
menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas
di persendian. Penyakit ini di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu gaya hidup
yang tidak sehat, genetik, dan jenis kelamin. Perlu diketahui bahwa laki-laki
memiliki risiko lebih tinggi terjangkit penyakit asam urat dibandingkan wanita.13
1. Penyakit Batu Ginjal
Bahaya asam urat jika tidak diobati dapat mengakibatkan batu ginjal.
Kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh akan membentuk kristal yang
dapat menghambat kerja dari ginjal. Selain itu, ketidakmampuan ginjal
dalam mencerna dan mengeluarkan asam urat dari tubuh akan berakibat
fatal. Salah satunya adalah munculnya gejala gagal ginjal. 13
2. Terjadinya Gangguan Jantung Koroner
Asam urat tinggi atau hiperurisemia memiliki hubungan erat dengan
penyakit jantung koroner. Penyakit ini memiliki suatu sindrom yang dapat
menyebabkan munculnya kelainan pada bagian insulin. Kondisi tersebut
dapat meningkatkan kadar insulin di dalam darah yang menyebabkan
hipertensi. Hingga akhirnya akan berujung pada munculnya gejala penyakit
jantung koroner.13
3. Kerusakan Pada Sendi
Bahaya asam urat jika tidak segera diobati adalah menyebabkan
kerusakan sendi, terutama saat serangan asam urat terjadi secara
berkepanjangan. Akibatnya, jaringan sendi akan rusak secara permanen dan
dapat mengakibatkan sending menjadi bengkok hingga tidak dapat bergerak

8
kembali. Apabila sendi rusak secara permanen, satu-satunya cara untuk
mengobatinya adalah operasi.13
4. Terjadinya Tophus atau Tophi
Tophus atau tophi adalah nodul atau gumpalan kristal yang berbentuk di
bawah kulit yang dapat membesar dan menyebabkan rasa sakit saat asam
urat menyerang. Sementara itu, tophi sering muncul pada seseorang yang
mengalami gangguan asam urat kronis. Komplikasi yang diakibatkan oleh
asam urat akan muncul pada beberapa bagian tubuh, seperti lengan,
pergelangan tangan, pergerlangan kaki, dan telinga.
5. Gangguan Asidosis Metabolik
Ini merupakan kondisi saat organ ginjal seseorang sulit melakukan
proses pembuangan kandungan asam urat yang berlebihan di dalam tubuh.
Pada kondisi tersebut , asam urat akan menjadi kristal nantinya menempel di
persendian tubuh. Saat tubuh mengalami asidosis metabolik , maka
pengidap akan mengalami pusing, lemas, napas tersenggal, bahkan
kehilangan kesadaran yang bisa berujung pada kehilangan nyawa.13

F. DISTRIBUSI GEOGRAFI ASAM URAT


Badan kesehatan dunia WHO menyatakan penderita asam urat pada tahun
2004 diperkirakan mencapai 230 juta. Prevalensi asam urat di dunia sangat
bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan peningkatan kejadian asam
urat, terutama di negara - negara maju, karena di negara maju mereka
mengonsumsi makanan yang berlemak dan mengandung kadar purin tinggi. Asam
urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu penyakit
tertua yang dikenal manusia. Berdasarkan data asam urat di dunia sebanyak
47.150 jiwa orang di dunia menderita asam urat dan kejadian asam urat terus
meningkat pada tahun 2005. Jumlah penderita asam urat bertambah banyak dari
tahun 2004 dan menyerang pada usia pertengahan 40-59 tahun (WHO, 2004).12

9
Berdasarkan survei WHO, Indonesia merupakan Negara Terbesar ke 4 di
dunia yang penduduknya menderita asam urat dan berdasarkan sumber dari
Buletin Natural,di Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi 2 pada pria dibawah
usia 34 tahun. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada
perempuan 2,6-6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal di sebut Hiperurisemia.
Insiden gout di Indonesia menduduki urutan kedua setelah osteoartritis
(Dalimartha, 2008 dikutip dari penelitian Festy dkk). Prevalensi gout di Indonesia
diperkirakan 1,6- 13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan
meningkatnya umur.10
Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO menyatakan penderita radang
sendi di Indonesia mencapai 81% dari populasi, hanya 24% yang pergi ke dokter
sedangkan 71 % cendrung langsung mengonsumsi obat-obatan peredar nyeri yang
di jual bebas. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara paling tinggi
menderita radang sendi jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya, seperti
Hongkong, Singapura, Malaisya dan Taiwan.
Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat.
Prevalensi nasional Penyakit Sendi adalah 30,3%. Sebanyak 11 provinsi
mempunyai prevalensi Penyakit Sendi di atas persentase nasional yaitu Nanggroe
Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
Selatan, serta Bali. Pada pencatatan profil Kesehatan Provinsi Bali (2013)
penempatkan penyakit artristis pada posisi ketiga sebagai 10 besar penyakit pada
pasien di Puskesmas Provinsi Bali tahun 2013, dengan jumlah kasus sebanyak
115.157 kasus.9

G. TREND WAKTU ASAM URAT


Kasus asam urat telah meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir.
Dokter mengatakan bahwa pembengkakan sendi yang parah sebagian disebabkan
oleh obesitas dan diabetes tipe-2. Gout menyebabkan nyeri sendi dan

10
pembengkakan yang intens. Di inggris, penyakit ini dijuluki “penyakit raja”
karena Raja Hanry VIII menjadi salah satu penderita gout yang paling dikena
disana.14

Tahun lalu, rumah sakit di inggris mencatat ada 5.810 jadwal check up yang
dibuat untuk penderita asam urat – naik dari 2.658 sepuluh tahun yang lalu. Sejak
tahun 2012, jumlah pasien gout yang berusia 20-an sampai 30-an melonjak
sampai 30 persen. Sebelumnya mereka dianggap terlalu muda untuk menderita
kondisi tersebut. UK Gout Society mengatakan bahwa dengan mengontrol berat
badan, seseorang bisa mencegah gout. Sebuah studi medis juga menemukan
bahwa fruktosa, bahan kimia yang sering ditemukan dalam minuman bersoda,
bisa meningkatkan risiko seseorang terkena gout.

Gout atau asam urat biasanya mempengaruhi jempol kaki, tetapi dapat
berkembang pada setiap sendi di tubuh. Serangan gout biasanya berlangsung
selama 3 sampai 10 hari. Gout disebabkan oleh penumpukan asam urat dalam
aliran darah.14

H. FAKTOR RISIKO ASAM URAT


1. Usia
Gout lebih banyak ditemukan pada orang berusia 45 tahun ke atas,
meski tak sedikit juga orang yang baru menginjak usia 30 tahun sudah
menderita asam urat.
“ Semakin tua seseorang, risiko menderita asam urat akan semakin
besar”, kata Theodore Fields, MD, dan profesor dan ahli sendi. Pasalnya,
usia yang menua berarti fungsi ginjal berkurang. Hal ini berakibat pada
kadar asam urat yang bertambah. Obat-obat yang dipakai seiring
bertambahnya usia juga dapat meningkatkan risiko terkena asam urat.13
2. Jenis kelamin

11
Penderita penyakit ini kebanyakan memang laki-laki. Ketika gout
menyerang di usia muda, penyakit ini bisa berkelanjutan seumur hidup.
Laki-laki memang memiliki asam urat yang lebih tinggi ketimbang wanita,
kata Dr Fields. Hormon estrogen pda wanita cenderung melindunginya dari
asam urat sejak anak-anak. Namun, setelah menopause risiko terkena asam
urat menjadi sama dengan kaum pria.13
3. Genetik
Beberapa orang juga memiliki riwayat keluarga dengan sejarah asam
urat, hal ini juga merupakan salah satu faktor risiko.13
4. Kondisi kesehatan
Orang yang mengidap penyakit lain cenderung terkena asam urat,
misalnya kegemukan dan diabetes. Penderita obesitas punya risiko empat
kali lebih besar menderita asam urat dibanding yang berberat badan normal.
Resistensi insulin dan diabetes juga memicu terbentuknya asam urat
karena kondisi tersebut mengganggu fungsi ginjal. Penderita tumor ganas
pun juga dapat mempunyai kadar asam urat yang tinggi.13
5. Konsumsi alkohol
Minuman beralkohol juga dapat membuat anda merasakan sengatan
nyeri asam urat. Jika anda sudah terdiagnosis memiliki kadar asam urat yang
lebih tinggi, mulailah menghentikan kebiasaan minum.13
6. Faktor makanan
Orang yang sering mengonsumsi makanan dengan kandungan purin
tinggi, seperti daging merah, jeroan hewan, dan beberapa jenis hidangan laut
(misalnta teri, sarden, dan tuna).13
7. Obat-obatan
Beberapa efek samping dari jenis obat-obatan yang dikomsumsi dapat
menjadi penyebab asam urat menumpuk didalam tubuh. Seperti aspirin, obat

12
diuretik biasanya membantu menurunkan tekanan darah tinggi, tetapi obat
ini dapat meningkatkan kadar asam urat.13

I. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ASAM URAT


1. Pencegahan Asam Urat
Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diet rendah
purin dan memberikan obat – obatan seperti obat anti – inflamasi dan
allopurinol. Diit yang efektif sangat penting untuk menghindari komplikasi
dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan diit sebaiknya dilakukan bila
kadar asam urat melebihi 7 mg/dl.
Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan
jangan meminum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih
jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum air putih terutama bagi
penderita yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam 15
urat di tubuh, makan makanan yang mengandung postasium tinggi seperti :
sayuran dan buah – buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang,
makan buah – buahan kaya vitamin C, terutama jeruk dan strawberry, aktif
secara seksual (seks bisa memperlancar produksi urin sehingga menurunkan
kadar asam urat), konsumsi salah satu produk alami seperti sidaguri,
habbatussauda, brotowali, teh hijau.15

2. Pengendalian asam urat


1) Batasi konsumsi makanan tinggi purin
Kandungan purin dalam tubuh akan dipecah, sehingga memperoleh
produk berupa asam urat di dalam darah. Ketika konsumsi makanan
tinggi purin, akan sangat memengaruhi kadar asam urat dalam darah,
sehingga terjadi peningkatan yang dapat menimbulkan gejala asam
urat.Oleh karena itu, sangatlah penting membatasi konsumsi makanan
tinggi purin, seperti:Jeroan, termasuk hati, otak, paru dan usus, makanan

13
laut, termasuk ikan laut, kerang, udang dan kepiting, daging, minuman
beralkohol, minuman tinggi gula.15
2) Tingkatkan konsumsi makanan rendah purin
Dengan meningkatkan konsumsi makanan rendah purin dapat
membantu menjaga pola hidup sehat yang terhindar dari makanan tinggi
purin. Jenis makanan yang dapat menjadi pilihan, antara lain adalah:
Produk susu rendah lemak, sayur, buah, gandum.15
3) Menghindari konsumsi obat tertentu
Beberapa jenis obat dapat memiliki efek samping berupa
peningkatan kadar asam urat dalam darah, sehingga penggunaannya
harus sesuai dengan petunjuk dokter. Dokter yang menangani akan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan konsumsi obat tersebut
bagi penderita asam urat. Beberapa jenis obat yang harus diperhatikan
adalah:
 Jenis diuretik yang dapat meningkatkan pengeluaran buang air
kecil, seperti obat yang mengandung furosemid.Obat yang
menekan sistem imun tubuh, khususnya pada orang yang akan atau
sudah melakukan transplantasi atau cangkok organ.
 Aspirin dosis rendah.
 Mengenai keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan obat
tersebut sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.
4) Konsumsi kopi
Berdasarkan beberapa penelitian, ditemukan bahwa dengan
konsumsi kopi dapat membantu menurunkan kadar asam urat dalam
darah. Selain itu, kopi juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah. Namun, konsumsi kopi juga harus
diperhatikan karena dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.

14
Oleh karena itu, sebaiknya tetap melakukan konsultasi terlebih dahulu
dengan dokter sebelum menerapkannya, agar konsumsinya tidak
berlebihan dan dapat mengganggu fungsi organ lain.15
5) Suplemen vitamin C
Pada suatu penelitian medis dikatakan bahwa konsumsi vitamin C
dapat membantu mengontrol kadar asam urat dalam darah. Namun, hal
ini masih menjadi perdebatan, karena masih membutuhkan penelitian
lebih lanjut mengenai efektivitasnya dalam menurunkan kadar asam urat
dalam darah.15
Berbagai cara di atas dapat diterapkan untuk membantu menurunkan
kadar asam urat dalam darah. Selain dengan konsumsi obat yang dapat
mengontrol asam urat, menjaga pola makan dan pola hidup yang sehat
dapat sangat membantu pengendalian tersebut. Jika dengan konsumsi
obat rutin dan menjaga gaya hidup sehat tidak dapat membantu
menurunkan kadar asam urat, sebaiknya lakukan konsultasi dengan
dokter yang menangani. Sehingga, dapat memperoleh terapi yang tepat,
dan Anda pun berhasil mengendalikan asam urat dalam darah.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Asam urat adalah zat yang merupakan hasil akhir metabolisme purin dalam
tubuh yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat
timbunan atau defosit kristal asam urat di dalam persendian. Kristal- kristal
tersebut akan menyebar kedalam rongga - rongga sendi sehingga terjadilah
peradangan akut atau terjadi gout. Jika terjadi selama bertahun- tahun, defosit
kristal asam urat dalam sendi tersebut dapat mengakibatkan sendi secara
permanen.
2. Klasifikasi pada penyakit asam urat (gout) dibagi menjadi dua yaitu :Penyakit
asam urat primer dan penyakit asam urat sekunder. Dimana pada penyakit
asam urat primer penyebabnya belum diketahui apakah penyakit tersebut
dipengaruhi oleh faktor genitik atau faktor hormonal yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. Sedangkan penyakit asam
urat sekunder penyebabnya karena nutrisi yaitu mengkonsumsi makanan
dengan kadar purin yang tinggi.
3. Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang setiap 100.00p orang.
Prevanlensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34
tahun sebesar 32% dan di atas 34 tahun sebesar 68%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum
Daerah Bahtermas Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 jumlah
kejadian asam urat ada 62 kasus. Kemudian, pada tahun 2016 terdapat 91
kasus asam urat. Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 52 orang penderita
asam urat.

16
4. Proses terjadinya penyakit asam urat pada awalnya disebabkan oleh konsumsi
zat yang mengandung purin secara berlebihan. Asam urat muncul sebagai
serangan dari radang sendi yang timbul secara berulang- ulang. Gejala yang
muncul biasanya baru menyerang satu sendi saja, seperti pembengkakan,
kemerahan, nyeri yang sangat hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi
yang terserang secara mendadak, yang mencapai puncaknya kurang dari 24
jam.
5. Perlu diketahui bahwa laki-laki memiliki kadar asam urat lebih tinggi
dibandingkan wanita sehingga rentan terjangkit penyakit asam urat.
Sedangkan pada wanita, hormon estrogen membuat pengeluaran asam urat
dari dalam tubuh lebih efektif.
6. Prevalensi asam urat di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi
menunjukkan peningkatan kejadian asam urat, terutama di negara - negara
maju, karena di negara maju mereka mengonsumsi makanan yang berlemak
dan mengandung kadar purin tinggi.
7. Kasus asam urat telah meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir.
Gout atau asam urat biasanya mempengaruhi jempol kaki, tetapi dapat
berkembang pada setiap sendi di tubuh. Serangan gout biasanya berlangsung
selama 3 sampai 10 hari. Gout disebabkan oleh penumpukan asam urat dalam
aliran darah.
8. Gout lebih banyak ditemukan pada orang berusia 45 tahun ke atas, Penderita
penyakit ini kebanyakan terjangkit pada laki-laki, karena laki-laki memiliki
asam urat yang lebih tinggi ketimbang wanita. Adapun faktor risiko dari
penyakit asam urat yaitu, disebabkan karena faktor genetik, kondisi kesehatan,
konsumsi alcohol, faktor makanan dan obat-obatan.
9. Pencegahan asam urat ialah dokter biasanya menyarankan diet rendah purin
dan memberikan obat – obatan seperti obat anti – inflamasi dan allopurinol.
bisa juga dilakukan dengan jangan meminum aspirin (bila membutuhkan obat
pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum air

17
putih, makan makanan yang mengandung postasium tinggi seperti : sayuran
dan buah – buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang, makan buah –
buahan kaya vitamin C.
Sedangkan pengendalian penyakit asam urat ialah batasi konsumsi makanan
tinggi purin, tingkatkan konsumsi makanan rendah purin, menghindari
konsumsi obat tertentu, komsumsi kopi, dan komsumsi suplemen vitamin C.

B. SARAN
1. Bagi Pemerintah
Untuk mengurangi peningkatan penderita terhadap penyakit asam urat,
pihak pemerintah dapat meningkatkan evaluasi dan monitoring pelayanan
kesehatan yang telah diberikan kepada masyarakat sehingga tujuannya dapat
tercapai.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Untuk mencegah peningkatan penyakit asam urat diperlukan perhatian
khusus oleh petugas kesehatan, dalam hal ini petugas kesehatan memberikan
penyuluhan secara berkala tentang penyakit asam urat, bagaimana cara
pencegahan penyakit asam urat, dan bagaimana cara penanggulangan penyakit
tersebut.
3. Bagi Masyarakat
Kita harus menerapkan pola hidu sehat, dengan mengurangi asupan makan
yang banyak mengandung purin seperti jeroan (hati, usus), daging, kacang –
kacangan, teh dan kopi. Karena dapat meningkatkan kadar asam urat.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. AULIA RAKHMAWATI PUTRI. Pemberian Jus Sirsak…, Latar Belakang, Fakultas


Ilmu Kesehatan UMP, 2019. (2013).

2. Simamora, R. H. & Saragih, E. Penyuluhan kesehatan masyarakat : Penatalaksanaan


perawatan penderita asam urat menggunakan media audiovisual Public health
counseling : Management of care for gout patients using audiovisual media. J.
Pendidik. dan Pemberdaya. Masy. 6, 24–31 (2019).

3. I, A. P. H. et al. Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja. 10, 69–72 (2018).

4. Araujo Clara Araujo Clara, C. & Limites Da, P. E. JURNAL KEMAS (KESEHATAN
MASYARAKAT) KHATULISTIWA : HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI,
STATUS GIZI, ASUPAN PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA IBU
MENOPAUSE DI DESA PENYELADI KECAMATAN KAPUAS SANGGAU. 4–9
(2001).

5. Syarifah, A. Hubungan Pengetahuan Dan Budaya Dengan Kadar Asam Urat Pada
Lansia. J. Ilm. Permas J. Ilm. STIKES Kendal 8, 92–98 (2018).

6. Nasir, M. Gambaran Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah Kampung Selayar Kota
Makassar. J. Media Anal. Kesehat. 8, 78 (2019).

7. V Widyaningrum. Konsep dasar pembahasan materi asam urat. 8–28 (2015).

8. Paul M. Muchinsky. Tinjauan Pustaka Asam Urat. Psychol. Appl. to Work An Introd.
to Ind. Organ. Psychol. Tenth Ed. Paul 53, 1689–1699 (2012).

9. Skoda, P. Gambaran Kadar Asam Urat Dan Tingkat Pengetahuan Lansia Di Desa
Samsa Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. Zprav. Československého
sdružení uživatelů TeXu 2, 137–141 (1992).

19
10. Harpe, S. E. et al. Masalah Asam Urat. (2015) doi:10.5897/ERR2015.

11. Jaliana. faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asam urat pada usia 20-44
tahun di RSUD Batheramas provinsi sulawesi tenggara tahun 2017. Jimkesmas 3, 1–
13 (2018).

12. Fanani, S. & Dewi, T. K. et al. Hubungan Pola Makan dengan


TerjadinyaHUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA PENYAKIT
GOUT (ASAM URAT) DI DESA LIMRAN KELURAHAN PANTOLOAN BOYA
KECAMATAN TAWELI Nurhayati*. Keperawatan Gerontik 7, 730–735 (2018).

13. Handayani, dr. V. V. Waspadai Bahaya Asam Urat Jika Tidak Diobati. (2020).

14. Destriyana. Waspada, penyakit asam urat kini serang usia 20-an sampai 30-an.
Kesehatan (2015).

15. Rina Asripa. Tinjauan Pustaka Pembahasan Bab ii gout artritis,. 9–28 (2006).

20

Anda mungkin juga menyukai