Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GIZI & DIET PADA PENYAKIT HATI

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GIZI & DIET

DOSEN PENGAMPU : Ns. LeniAgustin,M.Kep

OLEH KELOMPOK 3 :

HelinDwi Chandra (19037140020)

IilAprillah (19037140022)

Lion Guntur Prasetyo (1903140027)

Mega DwiNuriya (19037140030)

OktaviolaPutriRindiarto (19037140038)

Renaldy Ricky Saputra (19037140043)

PRODI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyakit Hati “
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Ns. Leni Agustin M.kep pada mata kuliah Gizi dan Diet. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang gizi dan diet bagi penyakit hati bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Leni Agustin M.kep , selaku
Dosen mata kuliah Gizi dan Diet yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bondowoso,13 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

2.1 Definisi Penyakit Hati.................................................................................................2

2.2 Jenis-jenis Penyakit Hati.............................................................................................2

2.3 Jenis-jenis Diet Pada Penyakit Hati.............................................................................5

2.4 Gizi Pada Penyakit Hati...............................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hati merupakan salah satu organ yang rentan mengalami gangguan. Gangguan
ini biasanya disebabkan oleh gangguan sistem metabolisme, zat-zat toksik, infeksi
mikroba, gangguan sirkulasi dan neoplasma. Penyakit yang sering terjadi pada hati adalah
infeksi virus hepatitis (A, B, C, D dan E), sirosis hati, akibat konsumsi alkohol,
perlemakan hati yang tidak disebabkan oleh konsumsi alkohol, dan karsinoma sel hati
(Kumar, et al., 2013). Penyakit hepatitis merupakan penyakit yang paling sering di
jumpai di dunia (WHO, 2016).

Hati merupakan organ yang penting di dalam tubuh, antara lain karena hati sangat
berperan dalam sistem detoksifikasi dan metabolisme tubuh (Herwana, et al., 2011),
sehingga hati mudah mengalami kerusakan yang mengakibatkan kematian sel. Ada 2
macam kematian sel adalah nekrosis sel yang menunjukan mumifikasi dan kurang
terwarnai umumnya diakibatkan iskemik/ hipoksia sedangkan kematian sel bersifat toksik
atau diperantarai sistem imun terjadi melalui apoptosis yang hepatosit akan mengalami
piknotik, ciut, eosinofilik (Kumar, et al., 2013). Nekrosis hati sendiri dapat terjadi karena
pemberian asetaminofen atau parasetamol dosis toksik (Kumar, et al., 2013).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi penyakit hati?


2. Apa saja jenis penyaki thati?
3. Apa jenis Diet pada penderita penyakit hati?
4. Bagaimana kebutuhan Zat Gizi pada penderita penyakit hati?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui defisini dari penyakit hati


2. Untuk mengetahui apa saja jenis penyaki thati
3. Untuk mengetahui kebutuhan zat gizi pada penderita penyakit hati
4. Untuk mengetahui jenis Diet pada penderita penyakit hati

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Hati

penyakit hati adalah perasaan tidak enak yang ada dalam diri manusia sehingga
menyebabkan hatinya merasa tidak tenang, gelisah dan waswas. Perasaan tidak enak itu
tidak seperti virus yang menyerang komputer. Ia muncul karena ada sesuatu yang tidak
beres didalam hati dan pikiran manusia. Tidak  peduli laki-perempuan, tua-muda, besar-
kecil, maupun kaya-miskin. Jika pikiran dan hati manusia itu telah diserang oleh virus
yang bisa membahayakan iman-islam tersebut, maka sulit bagi manusia untuk
mengendalikannya, apalagi untuk menghilangkannya. Sebab, sekali ia telah menempel di
dalam hati dan pikiran manusia. Semakin sulit bagi manusia untuk menghalau proses
penyebarannya.

2.2 Jenis-jenis Penyakit Hati

1. Hepatitis

Penyebab dari penyakit hati yang paling banyak dan paling umum disebabkan oleh
adanya penyakit hepatitis. Hepatitis dan penyakit hati memiliki hubungan yang sangat
erat, penyakit hepatitis merupakan penyakit yang mengawali timbulnya peradangan pada
hati.

Hepatitis tidak hanya disebabkan oleh adanya virus dari berbagai jenis hepatitis, ada
pula yang disebabkan oleh adanya racun, efek samping dari obat-obatan kimia, dan
makanan yang banyak mengandung bahan pengawet.

Gejala yang terlihat dari penderita penyakit hati bermula dari penyakit hepatitis ini,
rona atau raut wajah akan terlihat lebih layu, warna selaput putih mata akan berubah serta
perubahan warna kulit menjadi kuning. Hal ini disebabkan oleh cairan empedu yang
meningkatkan kadarnya dalam darah.

Ada beberapa jenis penyakit hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Yang paling
sering ditemukan adalah hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A adalah penyakit hepatitis
yang biasanya ditularkan karena kurangnya menjaga kebersihan lingkungan. Penyakit
hepatitis B lebih berbahaya karena jika sudah kronis, penyakit hati ini bisa menyebabkan
sirosis hati dan kanker hati. Sedangkan hepatitis C adalah penyakit hepatitis yang
biasanya ditularkan melalui jarum suntik, cairan tubuh, dan hubungan seksual.

2. Sirosis Hati

2
Salah satu jenis penyakit hati yang tentunya juga sudah tidak asing lagi di telinga
banyak orang adalah sirosis hati.

Sirosis hati adalah penyakit hati yang disebabkan karena terbentuknya jaringan parut
pada hati. Akibat terbentuknya jaringan parut ini, fungsi hati yang utama yaitu untuk
menetralisir racun di dalam tubuh, menjadi berkurang. Yang lebih berbahaya, penyakit
sirosis hati ketika masih belum parah sering tidak menimbulkan gejala apa pun.

Namun, dengan pengobatan yang tepat, kerusakan hati yang semakin parah dapat
dicegah pada seseorang yang mengalami sirosis hati. Selain pengobatan medis,
mengurangi konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu yang dapat berdampak pada
fungsi hati menjadi cara yang juga dianjurkan untuk mencegah penyakit hati ini menjadi
semakin parah.

3. Tumor pada Hati

Perlu diketahui, penyakit hati sebelum menjadi kronis, sel-sel hati yang rusak tumbuh
menjadi tumor hati yang jinak (benigna) dan ganas (maligna). Kondisi ini akan
menyebabkan organ hati mengalami perlemakan yang kemudian menyebabkan hati
membengkak.

Saat tumor sudah terdeteksi, hal itu bisa menyebabkan hati mengalami pembesaran
dan perdarahan ke dalam rongga perut. Biasanya tumor hati jinak sering ditemukan
namun tidak menimbulkan gejala-gejala yang signifikan.

Berikut ini adalah jenis-jenis tumor jinak pada hati yang harus Anda ketahui, di
antaranya:

 Adenoma hepatoseluler

Merupakan tumor hati yang jinak yang sering ditemukan, umumnya banyak terjadi
pada wanita dalam usia produktif. Faktor penyebabnya adalah kemungkinan karena salah
penggunaan atau efek samping dari pemakaian pil KB yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya tumor.

Tumor jenis ini tidak menimbulkan gejala-gejala yang signifikan dan sebagian besar
tumor ini tidak dapat terdeteksi. Akan tetapi perlu diwaspadai pula apabila terjadi
pemecahan pada tumor jenis ini secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan perdarahan
hingga ke rongga perut.

Jika hal ini terjadi maka diperlukan pembedahan darurat pada sebelum menjadi tumor
ganas dan berkembang menjadi kanker hati kronis. Tumor jinak jenis ini memang sangat
jarang berkembang dan tumbuh menjadi tumor ganas, apabila pemakaian alat kontrasepsi
dengan pil KB ini dihentikan.

 Hemangioma

3
Hemangioma merupakan jenis tumor hati jinak yang terbentuk melalui massa
pembuluh darah yang tidak normal. Sekitar 1-5% hemangioma terjadi pada orang dewasa
tanpa menimbulkan gejala.

Jika penyakit hati ini terjadi pada bayi, tumor jenis ini bisa membesar dan
menimbulkan gejala seperti pembekuan darah. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
pembedahan.

Selain itu, untuk memantau perkembangan tumor hati jenis ini perlu dilakukan
pemeriksaan USG atau CT scan. Sedangkan jika hemangioma kecil dan tidak
menimbulkan gejala maka tidak perlu dilakukan pengobatan yang lebih besar.

Perlu diketahui, penyakit hati yang digawangi melalui penyakit hepatitis ini—
sebelum  berkembang menjadi kanker hati, muncul tumor jinak yang kemudian menjadi
tumor ganas.

 Cholangiocarcinoma

Cholangiocarcinoma adalah kanker yang terbentuk di saluran empedu. Saluran


empedu menghubungkan hati dengan kantung empedu dan usus kecil. Kanker hati ini
bisa menembus dinding saluran empedu dan menyerang organ atau jaringan di
sekitarnya.

Kanker hati ini biasanya menyerang orang berusia di atas 50 tahun. Penanganan
cholangiocarcinoma dapat berupa operasi, transplantasi hati, terapi foto dinamik,
kemoterapi, dan drainase empedu.

4. Hiperplasia fokal nodular

Hiperplasia fokal nodular merupakan tumor hati jinak yang juga sering terjadi selain
hemangioma. Tumor ini tidak memiliki gejala tetapi umumnya membuat penderita
mengeluh sakit di perut bagian atas.

Pemeriksaan hiperplasia fokal nodular dilakukan melalui CT scan atau MRI. Dokter
akan melihat dan menunggu perkembangan tumor yang menentukan tindakan
penanganan selanjutnya.

5. Abses Hepar

Jenis penyakit hati lainnya yang juga perlu untuk diketahui adalah abses hepar atau
yang juga sering disebut sebagai abses hati. Penyakit abses hepar ada dua jenis. Penyakit
abses hepar yang pertama adalah penyakit hati abses hepar piogenik.

Penyakit hati ini disebabkan karena adanya infeksi bakteri atau jamur. Selain abses
hepar piogenik, ada juga abses hati amuba yang disebabkan karena infeksi parasit amuba.
Biasanya, penyakit hati ini disebabkan karena kurangnya kebersihan lingkungan,
sehingga amuba berbahaya dari lingkungan yang kurang bersih atau dari air minum yang
kurang higienis dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi pada hati.

4
2.3 Jenis Diet Pada Penderita Penyakit Hati

1)      Diet Hati I


Diet hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah
daoat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien,
makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30
g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam
amino rantai cabang (Branched Chain amino Acid/BCAA) yaitu Leusin, Isoleusin dan
Valin dapat digunakan. Bila ada ascites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan
maksimal 1 liter/hari.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin, karena itu
sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air,
makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam Rendah. Bila ada ascites hebat dan tanda-
tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Rendah Garam I. Untuk menambah
kandungan energi, selain makanan peroral juga diberikan makanan parenteral berupa
cairan glukosa.

 Bahan Makanan Sehari

a)      Makanan Padat

Bahan Makanan Berat (g) Urt


Beras 120 4 gelas bubur
Telur ayam 50 1 butir
Maizena 20 4 sdm
Daging 50 1 potong sedang
Sayuran 200 2 gelas
Buah 300 3 potong sedang pepaya
Margarin 20 2 sdm
Gula pasir 100 10 sdm

Nilai Gizi
a.       Energi                    1394 kkal
b.      Protein                   28 g
c.       Lemak                   37 g
d.      Karbohidrat           244 g
e.       Kalsium                 271 mg
f.       Besi                       11,3 g
g.      Vitamin A             12018 RE
h.      Tiamin                   0,5 mg
i.        Vitamin C             271 mg

b)      Makanan Padat + Formula Enteral BCAA (Branched Chain Amino Acid)

Bahan Makanan Berat (g) Urt


 Beras 100 4 gelas bubur

5
Maizena 20 4 sdm
Daging 50 1 potong sedang
Sayuran 200 2 gelas
Buah 300 3 potong sedang pepaya
Margarin 20 2 sdm
Formula BCAA 750 ml 3 ¼ gelas
Gula pasir 25 2 ½ sdm

2)      Diet Hati II


Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati I kepada
pasien yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 g/kgBB dan lemak sedang (20-25% dari
kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna.
Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A dan C, tetapi kurang
kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai
Diet Hati II Garam Rendah. Bila ascites hebat dan diuresis belum baik, mengikuti pola
Diet Garam Rendah I.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (g) Urt


Beras 200 4 gelas tim
Maizena 40 8 sdm
Daging 100 2 potong sedang
Telur ayam 50 1 butir
Tempe 50 2 potong sedang
Sayuran 200 2 gelas
Buah 300 3 potong sedang pepaya
Minyak 25 2 ½ sdm
Gula pasir 70 7 sdm

Nilai Gizi

Energi 1973 kkal


Protein 53 g
Lemak 55 g
Karbohidrat 318 g
Kalsium 295 mg
Besi 18,8 mg
Vitamin A 26671 RE
Tiamin 0,7 mg
Vitamin C 271 mg
Natrium 194 mg

3)      Diet Hati III


Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada
pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang

6
nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, dan tidak menunjukkan gejala
sirosis hati aktif.
Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Makanan ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin tapi tinggi
karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet
Hati III Garam Rendah I.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (g) Urt


Beras 250 5 gelas tim
Maizena 20 4 sdm
Daging 100 2 potong sedang
Telur ayam 100 2 butir
Tempe 100 4 potong sedang
Kacang hijau 25 2 ½ sdm
Sayuran 200 2 gelas
Buah 300 3 potong sedang pepaya
Minyak 25 2 ½ sdm
Gula pasir 70 7 sdm
Susu 200 1 gelas

Nilai Gizi

Energi 2367 kkal


Protein 78 g
Lemak 65 g
Karbohidrat 371 g
Kalsium 676 mg
Besi 28,9 mg
Vitamin A 27002 RE
Tiamin 1,1 mg
Vitamin C 274 mg
Natrium 298 mg

Bahan Makanan yang Dibatasi


      Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalah dari sumber lemak,
yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta
bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak,
ketimun, durian dan nangka

Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan

      Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I,II,III adalah makanan yang
mengandung alkohol, teh atau kopi kental.

2.4 Kebutuhan Zat Gizi Pada Penderita Penyakit Hati

7
Penderita penyakit hati mengalami berbagai masalah gizi yang dapat
mempengaruhi status gizinya. Asuhan gizi bagi penderita penyakit hati akan berhasil
dengan baik, jika dilakukan dengan langkah-langkah pada proses asuhan gizi terstandar.
Langkah pertama adalah asesmen gizi untuk mengkaji masalah gizi yang mungkin terjadi
pada penderita penyakit hepatitis. Penderita penyakit hepatitis dengan manifestasi yang
ada dapat memberikan implikasi gizi. Implikasi gizi pada penderita penyakit Hepatitis
adalah sebagai berikut :

Asupan oral inadekuat, hal ini dapat terjadi karena adanya gejala-gejala mual, muntah,
hilang nafsu makan, nyeri abdomen, anoreksia, demam, dll.

 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan, dapat terjadi karena asupan
oral yang inadekuat.

 Defisiensi zat gizi dapat terjadi karena asupan oral yang inadekuat.

 Interaksi obat dan makanan (treatment HCV).

Untuk mendapatkan data asupan makanan untuk menentukan konsumsi makanan/cairan


dan yang dapat diterima oleh pasien, dilakukan dengan metode survei konsumsi 24-hour
recall, diet history, atau food diary. Selain data asupan, pada langkah asesmen gizi juga
dibuthkan data biokimia dan data fisik klinis untuk menunjang penetapan diganosa gizi
(langkah kedua dari proses asuhan gizi terstandar).

Setelah diagnosa gizi ditetapkan, langkah selanjutnya adalah Intervensi gizi.


Intervensi gizi yang direncanakan harus ada benang merahnya dengan diagnosa gizi yang
telah ditetapkan. Dimana P (Problem) pada diagnosa gizi mengarahkan tujuan intervensi;
dan E (Etiologi) pada diagnosa gizi menentukan strategi intervensi gizi yang terdiri dari 4
domain.

Secara umum tujuan intervensi gizi pada penyakit hati adalah untuk mencapai
status gizi optimal atau mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi
hati. Tujuan intervensi disesuaikan dengan masalah gizi yang ada dan untuk mendukung
regenerasi sel; memberikan makanan dan cairan yang terbaik; memodifikasi frekuensi
makan yang sering dengan porsi kecil untuk mengatasi anoreksia; dan tidak ada
pembatasan makanan selain alkohol.

intervensi Gizi terdiri dari 4 domain, yaitu pemberian diet, edukasi gizi, konseling gizi
dan koordinasi.

Pemberian diet atau preskripsi diet pada penyakit hepatitis (Penuntun Diet, 2004):

 Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yaitu 40-45 Kalori/kg


berat badan

 Protein agak tinggi sebagai upaya anabolisme protein, 1.2 – 1.5 gram/kg
berat badan

8
 Kebutuhan lemak cukup, yaitu 20-25% total energi dengan bentuk mudah
cerna atau emulsi. Bila ada gangguan utilisasi lemak (jaundice atau
steatorrhea), maka diberikan :

o pembatasan lemak < 30%

o kurangi lemak sumber Long Chain Triglycerides (LCT) atau lemak


dengan rantai carbon panjang dan gunakan lemak sumber Medium
Chain Triglycerides (MCT) atau lemak dengan rantai karbon
sedang, karena lemak ini tidak membutuhkan aktivasi enzim lipase
dan empedu dalam metabolismenya. Namun penggunaan harus
hati-hati jika ada risiko diare

 Kebutuhan karbohidrat, merupakan sisa total energi, dan didistribusikan


dalam satu hari dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari kondisi
hipoglikemia dan hiperglikemia.

 Kebutuhan Vitamin sesuai tingkat defisiensi. Bila perlu dengan suplemen


vitamin B kompleks, vitamin C, dan vitamin K.

 Kebutuhan Mineral sesuai kebutuhan, jika perlu diberikan suplemen zat


besi (Fe), seng (Zn), Magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan Fosfor §. Untuk
natrium (Na) dibatasi bila ada udema atau asites, yaitu 2 gram/hari.

 Kebutuhan cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada


kontraindikasi, seperti udema atau asites.

 Bentuk makanan lunak (bila ada mual dan muntah) atau bentuk makanan
biasa.

 Rute makanan disesuaikan dengan kondisi pasien.

 Pemilihan bahan makanan, ada bahan makanan yang dibatas dan tidak
dianjurkan. Bahan makanan yang dibatasi adalah bahan makanan sumber
lemak (daging berlemak), dan bahan makanan yang mengandung gas,
seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, nangka.
Sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dan
minuman mengandung alkohol, teh dan kopi kental.

Contoh preskripsi gizi dengan tujuan memberikan makanan sesuai kemampuan tubuh
dengan gangguan metabolisme zat gizi.

Diet 1500 Kalori, 30 gram protein, 184 gram karbohidrat, 60 gram lemak, cairan 750 ml.
Batasi bahan makaan sumber lemak dan gas dan bahan makanan yang mengandung
kafein, pemberian makan dengan frekuensi 6 kali dengan porsi kecil, rute oral.

Untuk intervensi gizi domain edukasi, konseling dan koordinasi gizi, dapat direncanakan
sebagai berikut :

9
1. Edukasi gizi dengan memberi motivasi dan informasi serta bekerjasama
dalam mencapai tujuan terapi diet.

2. Konseling gizi direncanakan dengan merancang bersama untuk


memodifikasi diet (jumlah, jenis, dan cara pemenuhan kebutuhan zat gizi
untuk mencapai status gizi yang optimal)

3. Koordinasi gizi adalah konsultasi, merujuk atau koordinasi dengan tenaga


kesehatan lain dalam pemberian asuhan gizi bagi pasien hepatitis agar
tercapai.

Langkah terakhir dari asuhan gizi dengan Proses Asuhan Gizi Tersatndar adalah
Monitoring dan Evaluasi Gizi. Tujuan langkah ini adalah untuk melihat efektifitas
intervensi gizi dan progres dari tujuan perencanaan yang telah dibuat. Komponen yang
dimonitor dan dievaluasi sesuai dengan tanda dan gejala (Sign dan Symptom atau SS)
dari masalah gizi yang telah ditetapkan, yaitu : toleransi pasien terhadap makanan yang
diberikan, perubahan berat badan pasien, perubahan nilai laboratorium, serta kenyamanan
pasien terutama dalam hal makan

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit hati adalah perasaan tidak enak yang muncul di dalam diri manusia
sehingga menyebabkan hatinya menjadi terasa tidak tenang, gelisah, dan waswas.
Penyakit hati di antaranya seperti, ‘ananiyah, ghadab, riya’, dengki, ghibah, dan yang
lainnya. Penyakit hati tersebut dapat diobati dengan membaca atau mendengarkan ayat-
ayat suci al-Qur’an, slalat, berdzikir kepada Allah SWT., berdo’a, dan berwudhu. Dengan
melakukan hal-hal tersebut hati kita akan terasa tenang dan terteram bahkan akan bersih
dari penyakit hati.
3.2 Saran

Tetaplah bersyukur kepada Allah SWT., atas nikmat yang Allah SWT., berikan
kepada kita, karena pada dasarnya semua yang terjadi kepada kita adalah sebuah nikmat
dari Allah SWT. Oleh karena itu slalu ingat padaNya dan memohon ampunan dan
meminta perlindungan Allah SWT. Dengan demikian kita akan tejaga dari penyakit hati
yang telah terurai di atas.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dictio.id/t/bagaimana-asuhan-gizi-pada-penyakit-hati/124847

https://www.alodokter.com/jenis-jenis-penyakit-hati-yang-perlu-diwaspadai

https://www.academia.edu/34691591/PENYAKIT_HATI_DAN_OBATNYA_MAKAL
AH_Di_susun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Akhlak_Tasawuf

12

Anda mungkin juga menyukai