Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SPESIALIT OBAT

OBAT ANTI KOLESTEROL

Disusun oleh :

KELOMPOK V

Ni Luh Suryantini 121015005


Ika Purwaningsih 121015013
Florecia Sondakh 121015021
Helen T. Gurning 121015039
Samuel Rondouwu 121015055
Tiarma Monibala 121015030
Afrilia Rumangu 121015047

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Spesialit Obat dengan baik dan lancar.

Dalam penyusunan makalah ini, banyak kesulitan yang dialami penulis. Namun,
karena bantuan dari berbagai pihak maka makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca. Penulis juga menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, karena itu penulis sangat menerima kritik dan saran yang
dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Manado, 17 Oktober 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................................2

II. PEMBAHASAN
2.1 Kolesterol..............................................................................................................................3
2.2 Obat Antikolesterol .............................................................................................................5
2.3 Pengendalian Kadar Kolesterol .......................................................................................10

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kolesterol merupakan salah satu manifestasi dari masalah gizi lebih, yang
perlu mendapatkan perhatian karena prevalensi kolesterol meningkat dari tahun ke
tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Kadar
kolesterol tinggi merupakan salah satu problema yang sangat serius karena
merupakan salah satu faktor resiko yang paling utama untuk terjadinya penyakit
jantung pada seseorang masalah lainya yaitu pada seseorang yang tekanan darah
tinggi dan perokok (Bahri, 2003). Resiko penyakit jantung koroner sesuai dengan
peningkatan kadar kolesterol darah, jika ada faktor lain (hipertensi dan perokok)
maka resiko akan lebih besar (Kusmana, 2006).
Jantung koroner merupakan jenis penyakit jantung yang paling banyak
diderita. Penyakit ini menyerang pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan
jantung. Serangan jantung disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh arteri yang
menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung penyakit-penyakit dapat
mempengaruhi bagian manapun dari jantung. Tetapi, penyakit yang paling umum
yaitu penyakit kronis pada arteri koroner yang disebut aterosklerosis. Karena itu sakit
jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita yaitu penyakit jantung
koroner penyakit ini sering menyebabkan serangan jantung pada seseorang dan bisa
menyebabkan kematian. Penyebabnya yaitu penyempitan pada pembuluh darah
koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung.
Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal
makanan yang masuk kedalam tubuh penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh
darah koroner menjadi kaku (Sutanto, 2010). Kolesterol yang banyak ditakuti oleh
manusia itu sesungguhnya sangat berguna bagi kesehatan manusia. Kolesterol akan
mengganggu kesehatan jika dikonsumsi secara berlebih-lebihan (Santoso, 2011).
Pada umumnya, penyakit kolesterol banyak diderita hanya pada orang
gemuk, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kolesterol juga dapat diderita oleh
orang kurus, itu disebabkan karena faktor makanan yang tidak terkontrol dengan baik
sehingga terjadi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya (Sutanto, 2010). Sehingga,

1
untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kolesterol dan meningkatnya gejala
kolesterol dapat digunakan obat antikolesterol.
Obat antikolesterol digunakan untuk menurunkan kadar lemak jenuh dalam
darah. Obat antikolesterol yang sering digunakan dalam pengobatan kolesterol yaitu
simvastatin, kolesteramin, niasin dan fenofibrat. Selain obat-obat penurunan
kolesterol, peningkatan kadar kolesterol dapat diturunkan dengan dengan beberapa
langkah yang dapat kita lakukakan setiap hari seperti olahraga, menjaga pola makan
dan sebagainya dengan tujuan menurunkan berat badan.

1.2.Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Kolesterol?
2) Bagaimana penggolongan Obat Antikolesterol?
3) Bagaimana pengendalian kadar kolesterol?

1.3. Tujuan Penulisan


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Spesialit Obat dan untuk
mengetahui penggolongan obat antikolesterol.

2
II. PEMBAHASAN

2.1. Kolesterol
2.1.1. Pengertian Kolesterol
Kolesterol adalah lemak yang terutama diproduksi dalam hati yang
didapat dari makanan, penting untuk menjaga fungsi tubuh supaya tetap baik
seperti fungsi hormon dan berperan penting pada produksi asam empedu.
Produksi akan meningkat jika terdapat kandungan lemak yang banyak (Anonim,
2015). Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lainnya di dalam
tubuh, misal kortikosteroid, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol disintetis
di dalam tubuh dari asetil-KoA membentuk mevalonat melalui sebuah jalur yang
kompleks(Murray, 2003).

2.1.2. Gejala dan Penyebab Kolesterol


a. Sering pusing di belakang kepala
Pusing di belakang kepala diakibatkan oleh penyumbatan pembuluh
darah di sekitar kepala. Penyumbatan ini terjadi lantaran kolesterol yang
mulai membentuk plak di pembuluh darah. Jika dibiarkan maka pembuluh
darah akan pecah dan menyebabkan stroke.
b. Tengkuk dan pundak pegal
Pegal di tengkuk dan pundak merupakan implikasi dari aliran darah
yang tidak lancar pada pembuluh darah di daerah tersebut. Aliran darah yang
tidak lancar juga disebabkan adanya penyumbatan pembuluh dari kolesterol.
c. Sering pegal di tangan dan kaki
Pembuluh darah di tangan dan kaki juga dapat tersumbat akibat
penumpukan kolesterol. Pegal di tangan dan kaki akibat penumpukan
kolesterol biasanya terjadi terus menerus meskipun tidak melakukan aktivitas
yang terlalu berat.
d. Sering kesemutan di tangan dan kaki
Hampir sama dengan pegal, kesemutan merupakan implikasi dari
aliran darah yang tidak lancar di bagian tubuh tertentu. Kesemutan
berhubungan dengan saraf yang tidak mendapat aliran darah.

3
e. Dada sebelah kiri seperti tertusuk
Dada sebelah kiri berhubungan dengan organ pemompa darah yaitu
jantung. Penyumbatan di pembuluh darah sekitar jantung dapat
mengakibatkan rasa nyeri seperti ditusuk. Bahkan rasa nyeri bisa menjalar
hingga ke daerah di sekitar leher. Nyeri dada juga bisa menjadi tanda-tanda
dari serangan jantung.

2.1.3. Penyebab dan Faktor Resiko


Peningkatan kadar kolesterol terjadi karena berbagai sebab, mulai dari
riwayat keluarga, gaya hidup sampai asupan makanan yang salah.
1) Pola makan
Mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh bisa meningkatkan kadar
kolesterol. Lemak jenis ini banyak ditemukan pada daging jeroan, daging
unggas, telur, keju, minyak kelapa, kue-kue, serta berbagai jenis makanan
yang digoreng.
2) Berat badan
Tumpukan lemak di sekitar perut dan pinggang bukan hanya membuat
repot mencari celana yang pas, tapi juga meningkatkan kadar trigliserida dan
menurunkan HDL atau kolesterol baik.
3) Tingkat aktivitas
Kurang beraktivitas juga akan meningkatkan kadar LDL atau kolesterol
jahat dan membuat HDL terlalu sedikit.
4) Usia dan jenis kelamin
Di atas usia 20 tahun, kadar kolesterol secara alami cenderung
meningkat kecuali melakukan sesuatu untuk menghentikan kecenderungan
itu.
5) Kesehatan keseluruhan
Jangan lewatkan pemeriksaan kesehatan rutin dan meminta penjelasan
dokter untuk menjelaskan risiko terhadap berbagai penyakit. Memiliki
beberapa jenis penyakit, seperti diabetes atau hipotiroid bisa meningkatkan
kadar kolesterol.
6) Riwayat keluarga

4
Ada orang-orang tertentu yang tetap memiliki kadar kolesterol tinggi
meski sudah menjalankan gaya hidup sehat dan seimbang. Faktor keturunan
ternyata juga berperan dalam terjadinya kelebihan kolesterol jahat.
7) Merokok
Merokok sangat bahaya bagi kesehatan, selain merusak paru, kebiasaan
merokok juga akan menurunkan level kolesterol baik.
2.2. Obat Antikolesterol
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar
lipidplasma (Syarif et al., 2003). Tindakan menurunkan lipid plasma merupakan
salah satu tindakan yang ditujukan untuk menurunkan risiko aterosklerosis. Obat-
obatan penurun kolesterol yang dijual secara komersial sudah banyak jenisnya di
pasaran.

Obat penurun kolesterol tersebut dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu :

a) Resin pengikat empedu yang bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus
dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah, contoh obat ini adalah
kolesteramin dan kolestipal.
b) Penghambat sintesis lipoprotein yang bekerja dengan cara mengurangi kecepatan
pembentukan VLDL dan meningkatkan HDL. Contoh obat ini adalah niasin.
c) Penghambat HMG-KoA reduktase atau golongan statin yang bekerja dengan cara
menghambat secara kompetitif enzim HMG-KoA reduktase. Contoh obat ini
adalah fluvastatin, lovastatin, pravastatin, simvastatin, dan atorvastatin.
d) Derivat asam fibrat yang bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas lipoprotein
lipase. Contoh obat ini adalah siprofibrat, simfibrat, bezafibrat, klofibrat,
fenofibrat, dan gemfibrosil.
2.2.1. Penjelasan Obat
a. Simvastatin
Simvastatin merupakan nama generik obat, sedangkan nama
dagangnya adalah Zocor. Simvastatin adalah obat penurun kolesterol yang
bekerja dengan menghambat produksi kolesterol di hati, di usus, menurunkan
kolesterol darah secara keseluruhan dan menurunkan kadar LDL-kolesterol
darah.
1) Sifat Fisiko-Kimia

5
Sifat fisika-kimia Simvastatin yaitu dengan berat molekul sekitar
418,57; pemeriannya berupa serbuk kristal berwaran putih sampai abu-
abu, tidak higroskopis; kelarutannya praktis tidak larut dalam air dan
sangat larut dalam kloroform, metanol dan etanol.
2) Indikasi
Indikasi penggunaan simvastatin adalah untuk penderita
hiperkolesterolemia primer, pasien yang tidak cukup memberikan respon
terhadap diet, mengurangi kejadian klinis, memperlambat progresif
atherosklerosis koroner pada pasien penyakit jantung koroner dan
penderita kadarkolesterol 5,5 mmol/l atau lebih.
3) Kontraindikasi
Kontraindikasi sediaan ini yaitu untuk wanita hamil, menyusui,
pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
4) Farmakokinetik
Karena ekstraksi first-pass, kerja utama obat-obat ini pada hati yang
dihidrolisis menjadi asam. Ekskresi terjadi terutama melalui empedu dan
feses tetapi pengeluaran melalui urin juga terjadi. Waktu paruh berkisar
antara 1,5-2 jam.
5) ADR (Advers Drug Reaction)
Efek samping simvastatin yaitu pusing, sakit kepala, konstipasi, diare,
dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan
penglihatan, hepatitis dan anemia. Pemakaian simvastatin dalam jangka
waktu yang lama menyebabkan gangguan fungsi kognitif seperti
amnesia, transient global amnesia, aphasia dan gangguan memori jangka
pendek. Simvastatin merupakan prodrug dalam bentuk lakton yang harus
dihidrolisis terlebih dulu menjadi bentuk aktifnya yaitu asam β-hidroksi
di hati, lebih dari 95% hasil hidrolisisnya akan berikatan dengan protein
plasma. Konsentrasi obat bebas di dalam sirkulasi sistemik sangat rendah
yaitu kurang dari 5% dan memiliki waktu paruh 2 jam. Sebagian besar
obat akan dieksresi melalui hati. Pemberian obat dilakukan pada malam
hari (Witztum, 1996).
6) Interaksi Obat
Interaksi obat terjadi akibat :

6
a) Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol,
gemfibrozil, niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan
pada gangguan otot skelet (rabdomiolisis dan miopati).
b) Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu
protrombin.
c) Bila simvastatin dikombinasikan dengan siklosporin, eritromisin,
gemfibrozil dan niacin dapat menyebabkan peningkatan resiko terjadi
myopathy dan rhabdomyolisis.
d) Bila simvastatin dikombinasikan dengan warfarin akan meningkatkan
aktivitas warfarin sebagai antikoagulan.
e) Pemberian simvastatin bersamaan waktu dengan digoksin dapat
menyebabkan aktivitas jantung akan meningkat.
7) Toksisitas
Meningkatkan efek/toksisitas : resiko myopathy/rhabdomyolyis dapat
meningkat dengan pemberian bersama senyawa penurun lipid yang dapat
menyebabkan rhabdomyolysis (gemfibrozil, turunan asam fibrat atau
niasin pada dosis = 1 g/ hari),atau selama penggunaan bersama inhibitor
CYP3A4 kuat .
8) Sediaan Obat yang Beredar
 Tablet 5 mg dan 10 mg
 Kaplet 5 mg dan 10 mg

b. Niasin/Asam nikotinat (Niaspan)


1) Sifat fisiko-kimia
 Berbentuk kristal putih.
 Tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali dan oksidasi.
 Mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
2) Indikasi
Meningkatkan HDL pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer
dan dislipidemia campuran serta sebagai tambahan terhadap diet dan
olahraga untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL, Apo B, dan
trigliserida yang meningkat.
3) Kontraindikasi
Gangguan fungsi hati yang signifikan atau tidak dapat dijelaskan,
penyakit tukak peptik aktif, perdarahan arteri, anak dan remaja.
4) ADR (Advers Drug Reaction)

7
Episode flushing (sensasi panas & kemerahan pada wajah). Sakit
kepala, nyeri, nyeri perut, diare, dispepsia, mual, muntah, rinitis, pruritus,
ruam. Astenia, edema, menggigil, gangguan KV, gangguan GI, kelainan
pada kulit, kelainan hematologi, penurunan toleransi glukosa, gout,
ambliopia toksik, migren, mialgia, insomnia; peningkatan transaminase
serum, LDH, glukosa darah puasa, asam urat, bilirubin total & amilase,
penurunan kadar fosfor.
5) Farmakokinetik
Niasin mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui urin, sebagian kecil
dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai
metabolitnya.
6) Interaksi obat
Penghambat ganglionik dan obat vasoaktif, aspirin dan alcohol.
7) Toksisitas
Kombinasi niasin dan HMG-CoA reductase inhibitors (statin) dapat
meningkatkan resiko myopathies dan rhabdomyolysis.
8) Sediaan obat yang beredar
Tablet lepas lambat 375 mg, 500mg, 750mg, 1000mg.

c. Kolestiramin
Kolestiramin adalah suatu anion ammonium kuartener penukar resin
dengan inti stiren. Gugus klorida kolestiramin dapat ditukar dengan anion
lainnya, seperti garam empedu dan lain-lain.
1) Sifat Fisiko Kimia
Bersifat hidrofilik, tetapi tidak larut dalam air, tidak dicerna dan tidak
diabsorpsi.
2) Indikasi
Merupakan obat pilihan tipe IIa hiperkolesterolemia; menurunkan
sampai 25% kadar kolesterol plasma dan menghilangkan santomata. Jika
dikombinasikan dengan niacin, efeknya makin kuat. Sayang efeknya
untuk tipe IIa yang homozigot sedikit sekali, karena tipe ini tidak
memiliki reseptor LDL. Jangan diberikan pada tipe IV dan V, karena
makin meningkatkan VLDL.
3) Kontraindikasi
Gangguan fungsi hati dan obstruksi bilier total (karena obat tidak akan
efektif).
4) ADR (Advers Drug Reaction)
Konstipasi yang dapat diatasi dengan pemberian laksansia, flaws
yang dapat dicegah dengan banyak minum dan makanan berserat,
8
hipokloremik metabolik asidosis, peningkatan ringan alkali fosfatase dan
transaminase, pembentukan batu empedu tetapi tidak signifikan, steatore
karena meningkatnya buangan asam lemak rantai panjang, hilangnya
penyerapan vitamin A, D, dan kepada dosis tinggi (30 g/hari).
5) Interaksi Obat
Dapat mengganggu penyerapan digitoksin, fenobarbital, klorotiazid,
fenilbutazon, warfarin, asam flufenamat, asam mefenamat dan tetrasiklin.
Dianjurkan obat-obat ini diberikan 1 jam sebelum atau 4-6 jam sesudah
pemberian kolestiramin.
6) Toksisitas
7) Sediaan yang beredar

d. Fenofibrate
Fenofibrate merupakan prodrug dan tidak mempunyai efek antilipemik
hingga dihidrolosis oleh jaringan dan plasma esterase sehingga menjadi
bentuk aktif yaitu asam fenofibrate.
1) Sifat Fisiko Kimia
Berwarna putih/agak putih, serbuk kristal. Praktis tidak larut dalam
air, agak sukar larut dalam alkohol. Sangat mudah larut dalam
diklormetan.
2) Indikasi
Penderita hiperkolesterolemia (tipe IIa) atau hipertrigliseridemia
endogen murni (tipe IV) atau kombinasi (tipe IIb dan III). Bila restriksi
kalori yang sesuai tidak berhasil mencapai penurunan kadar lipid yang
diharapkan. Khususnya bila kadar kolesterol tetap tinggi setelah terapi
diet dan/atau terdapat faktor risiko. Kontrol dietetik harus dilanjutkan
sebagai tambahan pengobatan di atas.
3) Kontraindikasi
Wanita hamil dan menyusui, penderita dengan hipersensitivitas
terhadap fenofibrate, anak-anak, gangguan fungsi hati yang berat,
gangguan fungsi ginjal dan penyakit kandung empedu.
4) ADR (Advers Drug Reaction)
Gangguan gastrointestinal, reaksi alergi pada kulit, nyeri otot dengan
peningkatan CPK (creatine phosphokinase), peningkatan
sedang transaminase serum, perubahan hematologis (pemeriksaan sel
darah), alopesia (kebotakan) dan astenia seksual (turunnya performa
dalam aktivitas seksual, mudah capek).
5) Farmakokinetik

9
Pada fase distribusi : Luas ke seluruh jaringan. Ikatan protein : 99%.
Pada fase metabolisme : di jaringan dan plasma melalui esterase untuk
diubah menjadi bentuk aktif; asam fenofibrat akan diinaktifasi melalui
glukuronidasi melalui hati atau ginjal. Waktu paruh eliminasi : 10-35 jam.
Pada fase ekskresi : urin ( 60% metabolit, 25 % feses).
6) Interaksi Obat
Antikoagulan oral, siklosporin, penghambat HMG-CoA reduktase
atau fibrat lain, enzim sitokrom P450.
7) Toksisitas
Pada penggunaan yang berlebih dapat menyebabkan efek toksisitas,
diantaranya dapat menyebabkan prankreatitis, selain itu dapat
menyebabkan penurunan jumlah hemoglobin, hematokrit dan leukosit
sehingga dapat menyebabkan trobositopenia dan agranulositosis.
8) Sediaan yang Beredar
Kapsul 100 dan 300 mg.

2.3. Pengendalian Kadar Kolesterol


Adapun langkah-langkah untuk mengendalikan kadar kolesterol antara lain :
1. Mengetahui Kadar Kolesterol
Umumnya dokter menyarankan agar kadar kolestrol total di bawah 200
mg/dl, dengan kadar LDL (kolestrol jahat) di bawah angka 130 dan HDL
(kolestrol baik) berada di atas angka 40.
2. Menjaga Keseimbangan Berat Badan
Mengurangi berat badan yang berlebih merupakan salah satu cara untuk
mengendalikan kadar kolestrol dalam darah. Penelitian juga menunjukkan bahwa
berat badan yang berlebih dapat mengganggu proses metabolisme tubuh dalam
menghancurkan lemak. Meskipun hanya mengkonsumsi sedikit lemak, tidak
berarti penurunan kadar kolesterol akan segera terlihat. Dalam hal ini perlu
adanya pengurangan sekitar 2.5 – 4.5 kilogram berat badan agar bisa
memperbaiki kadar kolestrol.
3. Aktivitas Fisik Rutin
Salah satu cara untuk mengendalikan kadar kolesterol yaitu dengan
berolahraga secara rutin. Jalan kaki atau jenis-jenis olahraga ringan lainnya yang
dilakukan secara rutin akan membantu meningkatkan kadar HDL. Pastikan olah
raga selama 30 menit dalam sehari dan lima hari dalam seminggu.
4. Berkenalan dengan Lemak Baik

10
Jika telah terdiagnosa memiliki kadar kolestrol tinggi, biasanya disarankan
untuk menurunkan konsumsi lemak. Sebaiknya mengkonsumsi jenis makanan
yang mengandung lemak tak jenuh tunggal, seperti selai kacang, avokad, minyak
zaitun dan kanola serta kacang-kacangan. Penelitian membuktikan bahwa jenis
lemak tersebut membantu menurunkan kadar LDL dan Trigliserida dalam darah,
serta meningkatkan HDL.
5. Mengkonsumsi Multivitamin
Sekalipun telah mengonsumsi makanan yang sehat, tetap ada kemungkinan
tubuh akan kekurangan unsur nutrisi tertentu. Untuk mengatasi kondisi tersebut
perlu mengonsumsi multivitamin atau suplemen makanan untuk mencukupi
kebutuhan dasar nutrisi dan menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke.
Sebaiknya memilih vitamin yang mengandung asam folat, vitamin B6 dan
vitamin B12 karena ketiga vitamin bermanfaat penting dalam menjaga kesehatan
jantung.
6. Pola Makanan yang Benar
Tingkat kolesterol dapat diturunkan dengan mengikuti pola makan yang sehat
dan benar. Kurangilah konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan
minyak seperti goreng-gorengan, jeroan, bebek, kulit, sosis, hamburger, kepiting,
udang, cumi, margarin, mentega, kuning telur, susu berlemak dan keju.

III. PENUTUP

11
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggolongan
obat antikolesterol dapat dibedakan menjadi 4 golongan yaitu golongan resin
pengikat empedu (Kolesteramin), golongan penghambat sintesis lipoprotein
(Niasin), golongan penghambat HMG-KoA reduktase atau golongan statin
(Simvastatin) dan yang terakhir golongan derivate asam fibrat (Fenofibrate). Selain
obat-obat di atas peningkatan kolesterol dapat diturunkan dengan cara olahraga
dengan tujuan penurunan berat badan, mengatur pola makan, minum multivitamin
dan lain-lain. Penggunaan obat dengan dosis yang berlebihan dapat menimbulkan
toksisitas dan menyebabkan efek yang tidak terduga.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO).Penerbit Isfi.Jakarta

Anonim, 2015. Kolesteramin. http://pionas.pom.go.id/monografi/kolestiramin [17


Oktober 2015]

Anonim, 2015. Kolesterol. https://artikesehatan.wordpress.com/kolestrol [17 Oktober


2015]

Bahri, A. 2003. Mamfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi. USU


Kusmana D. 2006. Olahraga Untuk Orang Sehat Dan Penderita Penyakit Jantung. Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
Murray, R.K. dkk. 2003. Biokimia Klinik Edisi 4. EGC, Jakarta.
Santoso, U. 2011. Pentingnya Kolesterol Bagi Kesehatan kita.
http://www.ideafit.com/files/pdf/fitness-library/review-impact-exercise-
cholesterol-levelstgl [17 Oktober 2015]
Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung,
Kolesterol, Dan Diabetes. Andi, Yogyakarta.

Syarif et al,. 2003. Farmakologi dan Terapi . UI Press, Jakarta.

Witztum, J.L. 1996. Drugs Used in tha Treatment of Hyperlipoproteinemias. In : Molinoff,


P.B., and Ruddon, R.W. (editor)

Anda mungkin juga menyukai