Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MATA KULIAH PATOLOGI

GANGGUAN SIRKULASI DARAH

Disusun Oleh:

Nama : Mustika Ayu Pitaloka


NIM : 1914301068

Dosen Pengajar :
Giri Udani, SKp., M.Kes

SARJANA TERAPAN TINGKAT 1 REGULER 2

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


TANJUNGKARANG
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Giri Udani,S.Kp,M.Kes. selaku dosen
mata kuliah atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini tanpa halangan yang berarti.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih


banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun, sangat saya
harapkan dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini. Harapan saya semoga
penyusunan makalah ini dapat diterima, dimengerti, serta bermanfaat khususnya bagi
saya dan umumnya bagi pembaca.

Bandar Lampung, 17 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi ..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gangguan Sirkulasi Darah.............................................................2
2.2 Penyebab Masalah pada Pembuluh Darah...................................................2
2.3 Jenis Gangguan Sirkulasi Darah..................................................................6
2.4 Gangguan pada Pembuluh Darah...............................................................14
2.5 Gangguan pada Darah................................................................................17

BAB 3 PENUTUP
1.1 Kesimpulan................................................................................................20
3.2 Saran...........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan pada sistem peredaran darah manusia adalah kelainan atau penyakit
yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Sistem peredaran darah berfungsi
mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolism. Sistem peredaran darah manusia
terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah dapat
mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetis). 
Sebagai calon perawat nantinya, kita akan menjumpai pasien dengan penyakit
gangguan sirkulasi darah, untuk itu dalam makalah ini akan dibahas tentang
gangguan sirkulasi darah agar kita dapat memahami bagaimana gangguan sirkulasi
pada darah manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari gangguan sirkulasi darah ?
2. Apakah penyebab masalah pada pembuluh darah ?
3. Apa saja jenis gangguan sirkulasi darah ?
4. Apa saja gangguan pada pembuluh darah ?
5. Apa saja gangguan pada darah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari gangguan sirkulasi darah
2. Untuk mengetahui penyebab masalah pada pembuluh darah
3. Untuk mengetahui jenis gangguan sirkulasi darah
4. Untuk mengetahui gangguan pada pembuluh darah
5. Untuk mengetahui gangguan pada darah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gangguan Sirkulasi Darah


Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau
penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang
disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Sistem peredaran darah
berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolism. Sistem peredaran
darah manusia terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran
darah dapat mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan
(faktor genetis). Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat
dikelompokkan menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah.
(Wikipedia)
Gangguan sirkulasi darah adalah kondisi ketidaklancaran peredaran darah
seseorang akibat gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Beberapa faktor
penyebab gangguan sirkulasi darah yaitu: terdapatnya plak atheromatus, kekentalan
darah yang tinggi dan berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah. Adapun
kelompok yang mempunyai risiko mendapatkan gangguan sirkulasi darah yaitu:
1. Riwayat keluarga dengan penyakit sirkulasi darah.
2. Penderita kolesterol tinggi.
3. Sering stres.
4. Penderita hipertensi.
5. Obesitas.
6. Penderita diabetes mellitus.
7. Merokok dan minum alkhohol.
8. Jarang berolahraga.

2.2 Penyebab Masalah pada Pembuluh Darah

Berbagai masalah yang terjadi pada Pembuluh Darah disebabkan oleh pola
makan dan gaya hidup yang tidak sehat.Sistem peredaran darah terdiri atas jaringan

2
dari organ, darah, dan pembuluh darah.Organ dan pembuluh darah bertanggung
jawab untuk mengalirkan darah yang berisi, nutrisi, oksigen, hormon dan gas-gas lain
menuju sel.

a. Kolesterol dan Pola Makan


Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan oleh tubuh
(organ hati) dan 20% dihasilkan dari luar tubuh berupa zat makanan. Kolesterol yang
berasal dari zat makanan dapat meningkatan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi jika
konsumsi seimbang dengan kebutuhan, maka tubuh akan tetap sehat. Kolesterol tidak
larut dalam darah.Untuk itu, agar dapat dikirim ke seluruh tubuh, kolesterol dikemas
bersama protein menjadi partikel lipoprotein. Kolesterol terbagi menjadi dua jenis,
yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein.
Banyaknya kolesterol atau kadar lemak ditentukan oleh makanan yang
dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak, maka akan semakin besar
kadar kolesterol. Contoh makanan dengan kadar lemak yang menghasilkan kolesterol
tinggi adalah gorengan, minyak kelapa atau kelapa sawit, alpukat, durian, daging
berlemak, jeroan, kacang tanah, dan sejenisnya.
Kolesterol disebabkan oleh makanan cepat saji yang rendah serat dan tinggi
lemak.Selain itu, Kolesterol juga disebabkan oleh faktor keturunan.
Kolesterol total tersusun dari trigliserida, LDL kolesterol,dan HDL kolesterol.
 Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap usus setelah
mengalami hidrolisis (terurainya garam dalam air yang menghasilkan garam
atau basa). Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring
dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, makanan tinggi gula atau
lemak, serta gaya hidup. Trigliserida tinggi dapat menyebabkan gangguan
tekanan darah dan risiko diabetes.
 LDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah dikenal
sebagai kolesterol jahat karena kolesterol LDL melekat pada dinding arteri
dan bisa menyebabkan terjadinya penutupan arteri serta menyebabkan
peyempitan dan penyumbatan aliran darah. Akibatnya, jantung kesulitan untuk

3
memompa darah dan akhirnya berlanjut ke gejala serangan jantung. Bila
penyumbatan itu terjadi di otak, maka akan menyebabkan stroke.
 HDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan tinggi dikenal
sebagai kolesterol baik karena membawa kembali kolesterol buruk ke
organ hati untuk pemrosesan lebih lanjut.

b. Rokok
Bahaya rokok bukan saja berdampak pada perokok aktif, namun juga pada
perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang merokok, sedangkan perokok pasif
adalah orang yang terkena imbas secara langsung dari kegiatan merokok. Saat
merokok, segala zat beracun yang ada dalam rokok akan mengalir dalam darah dan
juga menyebabkan terkontaminasinya zat-zat penting dalam darah. Dan akan terjadi
penggumpalan dalam pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar dan
tersumbat. Rokok terbuat dari tembakau (Nicotiana Tobaccum L.).Asap rokok
mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia berbahaya.Zat kimia yang dikeluarkan
terdiri dari komponen gas (85%) dan partikel.
Komponen penyusun rokok dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu:
a) Komponen gas
Komponen gas dapat melewati filter ataupun hasil dari pembakaran tidak
sempurna.Seperti CO2, CO,oksida nitrogen, amonia,gas N-nitrosamine,sianogen, 
peroksida, oksidan senyawa belerang, aldehid, dan keton.
b) Komponen Padat
Komponen padat adalah bagian dari hasil saringan yang tertinggal pada filter
rokok, sebagian besar terdiri dari unsur nikotin dan tar. Selain itu, komponen-
komponen lain yang terdapat dalam rokok adalah sebagi berikut:
 Fenol (bahan pembersih lantai)
 Aseton (bahan pembersih cat kuku)
 Arsen (bahan racun tikus)
 Merkuri (penyebab penyakit minamata)
 Hidrogen Sianida

4
 Formalin (bahan pengawet mayat)
Di antara zat-zat kimia tersebut, yang paling berbahaya dan menimbulkan
berbagai penyakit akibat merokok adalah:
- Tar
Tar mengandung bahan kimia beracun perusak sel paru dan
penyebab kanker. Tar berupa hidrokarbon yang lengket pada paru-paru.
- Nikotin
Nikotin merupakan jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan
sirkulasi darah (disfungsi endotelial) serta dapat menyebabkan ketergantungan.
- Karbon Monoksida (Co)
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat menyebabkan
penurunan kemampuan sel darah merah mengangkut oksigen. Selain dihasilkan dari
pembakaran rokok, gas ini juga dihasilkan oleh asap dari mesin-mesin pabrik, dan
asap kendaraaan. CO adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah dan
membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Jika ada asap rokok, maka kadar
oksigen dalam darah akan berkurang karena terdesak oleh gas CO, hingga berakibat
sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen. Darah pun hanya akan
mengangkut gas CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan
berusaha meningkatkan kinerjanya, yaitu melalui kompensasi pembuluh darah
dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus-
menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya aterosklerosis
(penyempitan).
Bahaya rokok bagi pembuluh darah:
 Merokok dapat menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di
dalam darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya cedera pada lapisan
dinding arteri.
 Merokok dapat mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit
karena aterosklerosis.

5
 Merokok menimbulkan kecenderungan pembekuan darah, sehingga dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer, arteri koroner, dan
stroke.
 Merokok dapat mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan
meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL).

2.3 Jenis Gangguan Sirkulasi Darah

Agar tubuh dapat berfungsi dan berlangsung normal maka memerlukan


sirkulasi darah yang baik. Sebagaimana pada tubuh yang normal fungsi sirkulasi
darah dapat berlangsung normal dengan peran jantung dan pembuluh darah. Tetapi
beberapa gangguan dapat menghambat sirkulasi darah seperti kondisi berikut ini:

1. Kongesti/Bendungan/Hiperemia
Kongesti adalah keadaan dimana volume darah meningkat disertai melebarnya
pembuluh darah. Pengertian lain dari kongesti adalah keadaan dimana terdapat darah
secara berlebihan di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu.
Kongesti atau bendungan atau hiperemia dapat dibedakan menjadi:
a. Hiperemia akut:
Kondisi di mana terjadi kongesti atau bendungan yang tidak terjadi perubahan
yang nyata.
b. Hiperemia kronik.
Kondisi di mana terjadi kongesti atau bendungan yang disertai perubahan
seperti edema.
c. Hiperemia aktif.
Suatu kondisi di mana terjadi bendungan atau kongesti yang mengakibatkan
arteriol atau kapiler mengalami vasodilatasi karena aliran darah ke suatu
daerah meningkat. Sebagai contoh:
1) Saat olah raga maka terjadi vasodilatasi yang disebut juga
hyperemia fungsional.
2) Kemerahan kulit wajah akibat rasa malu (blussing).

6
3) Fibris/hyperthermia.
4) Hiperemia pada eritema.
d. Hiperemia pasif.
Suatu kondisi di mana terjadi aliran darah vena menurun mengakibatkan
dilatasi pembuluh vena dan kapiler. Hiperemia ini disebut juga bendungan
hipostatik. Sebagai contoh bendungan paru yang terjadi pada penderita gagal
jantung dan varices. Hiperemia pada umumnya terjadi dalam waktu singkat,
jika rangsangan terhadap arteriol dan vena berhenti maka sirkulasi akan
normal kembali.
2. Perdarahan
Definisi perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskular yang dapat
disertai dengan penimbunan darah dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai
keluarnya darah dari tubuh. Berbagai jenis perdarahan dapat dialami penderita.
Berikut ini diuraikan tentang bentuk perdarahan sebagai berikut.
a. Perdarahan internal:
Perdarahan yang terjadi dalam tubuh meliputi:
1) Perdarahan di kulit dan mukosa:
a) Peteki : Perdarahan di bawah kulit kecil seperti titik-titik.
b) Ekimosis : Perdarahan yang lebih besar dibanding peteki.
c) Purpura : Perdarahan berupa bercak-bercak tersebar luas.
d) Hematoma : Penimbunan darah dalam jaringan.
2) Perdarahan dalam Rongga tubuh:
a) Perdarahan yang terjadi dirongga thorak disebut hemothorak
b) Perdarahan yang terjadi di rongga peritonium disebut hemoperitonium
c) Perdarahan yang terjadi dalam rongga sendi disebut hemartrosis
3) Organ tubuh:
a) Perdarahaan yang terjadi dalam uterus disebut hematometrium
b) Perdarahan yang terjadi dalam vagina disebut hematokolpos
c) Perdarahan yang terjadi dalam testis disebut hematokel

7
b. Perdarahan eksternal
a) Perdarahan pada saluran nafas
b) Perdarahan yang terjadi keluar dari lubang hidung disebut epiktaksis.
c) Perdarahan yang terjadi dalam bentuk-bentuk berdarah disebut hemoptisis.
2) Perdarahan pada saluran pencernaan
a) Perdarahan yang terjadi dalam bentuk muntah darah disebut
hematemesis.
b) Perdarahan segar yang terjadi berasal dari usus disebut hematosezia.
c) Perdarahan yang terjadi tidak segar berasal dari usus disebut melena.
3) Perdarahan pada uterus :
a) Perdarahan yang terjadi saat menstruasi lebih banyak dari normal (80
ml/hr) disebut menoragi.
b) Perdarahan abnormal yang terjadi antara periode atau tidak terkait dengan
menstruasi disebut metoragi.
Berbagai penyebab terjadinya perdarahan antara lain sebagai berikut:
a. Trauma
Trauma yang mengenai pembuluh darah menyebabkan integritas atau keutuhan
pembuluh darah hilang sehingga terjadi perdarahan.
b. Kelainan mekanisme hemostatis.
Hemostatis diperlukan agar proses yang terjadi dalam kehidupan darah dapat berjalan
dengan baik. Tetapi hal tersebut sering mendapatkan gangguan. Sebagai contoh
terjadi perdarahan akibat darah mengalami defesiensi faktor pembekuan pada
penyakit hemofilia.
c. Kerusakan dan kelainan pembuluh darah.
Selanjutnya kita akan bahas patofisiologi perdarahan dan akibatnya. Perdarahan yang
terjadi pada seseorang menimbulkan akibat yang dapat dibedakan menjadi:
1) Perdarahan lokal
Perdarahan yang terjadi akibat penekanan pada suatu area
2) Perdarahan Sistemik

8
Akibat dari perdarahan yang terjadi sesuai dengan besar kecilnya perdarahan dan
waktu kejadian perdarahan. Sebagai contoh akan terjadi syok sebagai akibat dari
perdarahan besar dan waktunya cepat. Sebaliknya akan terjadi anemia sebagai akibat
terjadinya perdarahan kecil dan waktunya lama.
Respon tubuh jika terjadi perdarahan kecil dan cepat adalah kontraksi
pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tetapi pada perdarahan
banyak dan tidak diabsorbsi maka akan timbul jaringan fibrosis. Pada perdarahan
besar dan cepat yang akan berakibat menurunnya tekanan darah sehingga tubuh
merespon dengan melakukan kompensasi berupa peningkatan denyut jantung,
vasoktriksi arteri perifer oleh hormon adrenalin. Respon tersebut akan menaikan
tekanan darah dan sirkulasi darah normal kembali.

3. Trombosis
a. Patofisiologi trombosis
Pada keadaan di mana aliran darah melambat maka trombosit akan melekat pada
permukaan bagian dalam dinding pembuluh darah. Trombosit yang melekat semakin
lama semakin banyak dan saling melekat sehingga terbentuk massa yang menonjol di
dinding pembuluh darah. Bila massa tersebut lepas dari dinding pembuluh darah
disebut embolus. Selanjutnya embolus akan mengikuti aliran darah dan pada suatu
tempat berhenti menyumbat pembuluh darah tersebut dan kejadian ini disebut
embolisme.
b. Etiologi trombosis
1) Kerusakan dinding bagian dalam pembuluh darah.
a) Aterosklerosis
Kondisi dinding pembuluh darah menebal dan tidak rata.
b) Poliarteritis nodosa
Terjadi peradangan pada pembuluh darah.
c) Trombophlebitis
Perubahan pada aliran darah yaitu saat terjadi aliran darah melambat, maka mudah
terjadi kontak antara trombosit dan dinding bagian dalam pembuluh darah endotel

9
sehingga mudah menimbulkan trombus. Sebagai contoh pasien yang menderita
varises ditungkai, haemoroid dan varises esofagus.
d) Perubahan konstitusi darah
Jumlah dan sifat trombosit dapat sewaktu waktu dapat mengalami perubahan yang
dapat mempermudah terbentuknya trombus. Seperti pada pasien paska operasi dan
seorang ibu yang sedang dalam masa nifas, maka saat itu jumlah trombosit dalam
darah meningkat 2-3 kali dan lebih mudah melekat pada endotel sehingga mudah
terbentuk trombus.
2) Akibat trombosis
a) Pada pembuluh vena
Akibat yang akan timbul jika terjadi trombosis dalam pembuluh darah vena yaitu
bendungan masif, edema dan nekrosis.
b) Pada pembuluh arteri
Akibat yang akan timbul jika trombosis terjadi pada pembuluh darah arteri yaitu
iskemia, nekrosis, infark dan gangren.

4. Embolus
a. Pengertian embolus
Embolus adalah suatu benda asing yang terbawa aliran darah berasal dari suatu
tempat tersangkut dan menyumbat pembuluh darah.
b. Bentuk embolus
Embolus dapat berbentuk benda padat yang berasal dari sel kanker, bakteri atau
jaringan. Selain itu embolus juga dapat berupa cairan seperti:
1) Zat lemak
Butiran lemak yang mengikuti aliran darah dapat menyumbat arteri sehingga
terjadi embolus. Hal ini sering terjadi seperti pada kejadian fraktur tulang panjang
seperti tulang tibia dan femur yang disertai kerusakan sumsum tulang. Selain itu
sering terjadi pada wanita dalam masa nifas, pada pasien luka bakar, alkoholisme dan
gizi buruk.
2) Cairan amnion

10
Embolus ini terjadi pada ibu yang sedang melahirkan atau pada masa nifas dengan
gejala syok, dyspnea dan kematian mendadak. Hal ini terjadi akibat adanya embolus
pada arteri pulmonalis yang berasal dari jaringan epitel kulit bayi, vernix caseosa dan
lanugo.
3) Embolus gas
Pada operasi thorax yang memotong vena besar akan mudah terjadi masuknya
gelembung gas ke dalam sirkulasi darah dan menyumbat sehingga menyebabkan
kematian. Embolus juga dapat terjadi pada pemberian cairan infus, transfuse darah
dan pemberian obat melalui vena.
c. Jenis embolus
1) Embolus Vena
Sebagian besar kejadian embolus dalam vena berasal dari vena tungkai bawah dan
vena dalam pelvis yang dibawa mengikuti aliran darah masuk ke dalam jantung dan
akhirnya tersangkut di arteri paru paru. Dengan demikian akan terjadi embolus arteri
pulmonalis yang menyebabkan infark pada paru-paru. Tetapi infark di paru paru
jarang terjadi karena paru paru memiliki perbekalan darah kembar.
2) Embolus arteri
Embolus arteri kebanyakan banyak berasal dari jantung atau dari aorta. Daerah
yang sering terkena embolus arteri yaitu pada otak, ginjal, limpa dan usus.

5. Syok

a. Pengertian
Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara volume darah dengan ruang
vaskular yang disebabkan oleh bertambahnya ruang vaskular. Dapat juga dikatakan
bahwa syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah dengan ruang vascular
karena berkurangnya volume darah.

b. Jenis syok
1) Syok primer

11
Kondisi jika terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskular membesar
karena mengalami vasodilatasi maka akan terjadi syok primer. Sebagai contoh terjadi
pada kasus kecelakaan berat, nyeri yang sangat berat seperti pada hernia incarcerata
atau karena ketakutan melihat sesuatu yang mengerikan. Pasien akan nampak pucat,
pingsan, nadi cepat dan kecil, tekanan darah rendah.
2) Syok sekunder
Jika terjadi ketidakseimbangan cairan yang menyebabkan defisiensi sirkulasi
akibat jumlah darah dan aliran darah juga turun maka akan terjadi syok sekunder.
Pasien menunjukkan gejala lemas, tangan dingin dan basah, vena kolaps, nadi cepat
tapi lemah, tekanan darah rendah bahkan oliguria. Syok dapat dialami oleh setiap
orang sewaktu waktu dengan berbagai sebab.
Faktorfaktor yang menyebabkan syok adalah sebagai berikut:
1) Permeabilitas kapiler
Ketika permeabilitas kapiler bertambah maka cairan dalam darah akan keluar
kapiler masuk ke jaringan. Akibatnya dalam darah akan terjadi pengentalan
darah (Haemokonsentrasi) dan volume darah akan berkurang.
2) Volume darah
Volume darah dapat berkurang sebagai akibat langsung dari kejadian luka-
luka, pembedahan atau muntah dan diare.
3) Vasodilatasi
Ketika terjadi vasodilatasi maka volume darah yang mengalir dalam
pembuluh darah seperti berkurang sehingga darah yang kembali kejantung
berkurang. Akibatnya cardiac outputpun jadi berkurang sehingga gejala syok
akan terlihat, Kejadian syok dikenal dengan berbagai macam sebutan sesuai
dengan peristiwa yang dalami pasien seperti
1) Syok haemoragik
Syok yang terjadi akibat perdarahan yang hebat seperti pada ibu yang
melahirkan
2) Syok cardial

12
Syok yang terjadi akibat defisiensi fungsi jantung juga karena adanya
nyeri yang amat sangat pada kasus infark myocard.
3) Syok traumatik
Syok yang terjadi akibat pengaruh neurogen pada peristiwa yang
menakutkan pada kecelakaan atau akibat rasa sakit yang tidak tertahankan.
4) Syok hipovolemik
Syok akibat berkurangnya cairan tubuh sehingga terjadi
ketidakseimbangan cairan seperti pada kasus muntaber.

6. Infark
a. Pengertian
Sumbatan yang terjadi pada aliran arteri menimbulkan gangguan sirkulasi
darah setempat sehingga terjadi iskemia pada daerah yang dialiri yang berakhir
menjadi infark. Sumbatan tersebut dapat terjadi secara perlahan lahan, cepat dan
menetap yang berasal dari embolus dan trombus. Namun demikian infark juga dapat
terjadi karena adanya arteriosklerosis yang menyebabkan aliran darah tidak lancar
akibatnya suplai darah kurang dan akhirnya muncul iskemia dan akhirnya infark.

b. Bentuk infark
1) Infark pucat/anemik
Umumnya terjadi akibat penyumbatan arteri pada organ tubuh yang padat seperti
jantung dan ginjal.
2) Infark merah/haemoragi
Banyak terjadi pada organ tubuh yang terdiri atas jaringan yang renggang seperti
paru paru dan usus.

c. Patogenesis Infark
Segera setelah terjadi sumbatan pembuluh darah, maka daerah yang terkena
akan mengalami perubahan warna menjadi hiperemi. Setelah beberapa jam daerah
yang terkena akan menjadi membengkak dan perdarahan. Setelah 24 jam pada organ
jantung dan ginjal akan berubah menjadi pucat sedangkan pada paru-paru dan usus

13
akan berubah merah. Beberapa hari kemudian jantung dan ginjal menjadi
putihberbatas tegas dengan sekitarnya sedangkan paru-paru dan usus tidak mengalami
perubahan.

2.4 Gangguan Pada Pembuluh Darah

a. Aterosklerosis
Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan
dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya,
dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju otak (arteri
karotid), maka bisa menyebabkan stroke. Jika arterosklerosis terjadi dalam arteri yang
menuju jantung (arteri koroner), maka bisa menyebabkan serangan
jantung. Aterosklerosis bermula saat sel darah putih (leukosit) pindah dari aliran
darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk lemak. Penumpukan
ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.

b. Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium) akibat
kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan terganggunya aliran darah secara
mendadak. Serangan jantung adalah puncak dari kerusakan yang berlangsung lama,
yang menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis, dan kelelahan
mental. Serangan jantung pertama kali digambarkan pada tahun 1912 sebagai rasa
sakit di bagian dada yang terjadi terus-menerus hingga setengah jam, dan kemudian
menjalar ke tangan kiri dan rahang. Akibatnya, muncul perasaan takut yang begitu
besar dan kesulitan bernapas.

Gejala-gejala serangan jantung:

 Kelelahan atau kepenatan


Jantung tidak efektif memompa aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan
berkurang, sehingga menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.

 Palpitasi (jantung berdebar-debar)

14
 Pusing dan pingsan
Disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut jantung yang abnormal atau
karena ketidakmampuan jantung memompa dengan baik.

c. Tumor Jantung
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker ganas ataupun
nonkanker (benigna, jinak). Tumor di jantung dibagi menjadi dua kelompok:

 Tumor Primer
Tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada bagian mana pun
dari jaringan jantung.

 Tumor Sekunder
Tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain (biasanya paru-paru, payudara,
dan kulit) yang menyebar ke jantung.

Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma. Miksoma adalah tumor jinak,


dimana bentuknya seperti agar-agar dan tidak teratur. 75% dari miksoma berada di
atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-
paru).

Gejala miksoma:

 Penurunan berat badan


 Demam
 Pilek
 Nyeri pada jari-jari tangan dan kaki karena cuaca dingin
 Jumlah trombosit darah rendah.

d. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa
tersumbatnya pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. Hal ini menyebabkan

15
kekurangan pasokan oksigen ke otak. Gangguan fungsi otak ini yang menyebabkan
gejala stroke.

 Jenis-jenis Stroke
o Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)
Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak tersumbat. Stroke sumbatan
terbagi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli. Thrombus
terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian dari proses pengerasan dinding
pembuluh darah (atherosklerosis). Emboli adalah gumpalan darah yang berasal dari
organ lain (misalnya gumpalan darah dari jantung).

o Stroke Perdarahan
Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:

 Stroke Perdarahan Intraserebal


Stroke Perdarahan Intraserebal (pada jaringan otak) terbagi menjadi dua, yaitu
perdarahan intraserebal primer yang disebabkan oleh hipertensi dan perdarahan
intraserebal sekunder yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, penggunaan
obat pengencer darah, penyakit hati, dan leukimia.

 Stroke Perdarahan Subarachnoid (di bawah jaringan pembungkus otak).


 Faktor Risiko Stroke
1. Faktor Risiko Stroke yang Tidak Dapat Diubah
Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis kelamin, ras,
riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya.Orang dengan riwayat keluarga
stroke mudah terkena penyakit stroke.

2. Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah


Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah hipertensi, diabetes, obesitas.

e. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Seseorang mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko
stroke, dan serangan jantung.

16
f. Diabetes Melitus
Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Peningkatan kadar
gula berhubungan lurus dengan risiko stroke (semakin tinggi kadar gula dalam darah,
semakin mudah terkena stroke).

g. Obesitas

Obesitas adalah berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi. Penelitian
menghubungkan kegemukan (terutama kegemukan sentral) dengan peningkatan
risiko stroke (Olsen, 2003). Kegemukan sentral didefenisikan sebagai
lingkar pinggang 120 cm atau lebih pada laki-laki dan 88 cm atau lebih
pada perempuan.

2.5 Gangguan Pada Darah


a. Anemia
Anemia adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin dalam darah.Penyebab
anemia adalah kurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya eritrosit
dalam darah, dan atau kurangnya volume darah dari volume normal. Anemia dapat
terjadi pada tubuh seseorang yang terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya
akibat kecelakaan. Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau
kekurangan vitamin B12, anemia ini disebut anemia pernisiosa.

b. Thalasemia
Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu
memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin). Jika penderita thalasemia

17
mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih
mudah rusak.

Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:

1. Thalasemia Mayor
Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah
lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi darah.Ciri fisik dari penderita
thalasemia adalah kelainan tulang, berupa tulang pipi masuk ke dalam dan
batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih
jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos. Gejala lain yang tampak adalah
lemah, pucat, berat badan kurang, perut membuncit, dan pertumbuhan fisik
tidak sesuai umur.

2. Thalasemia Intermedia
Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan.Namun gejala seperti
thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.

3. Thalasemia Minor
Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya
ditandai dengan anemia ringan.

c. Leukimia (Kanker Darah)


Leukimia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh bertambahnya sel
darah putih yang tak terkendali.Disamping itu, sel darah putih akan memakan sel
darah merah (eritrosit) sehingga penderita mengalami anemia berat.Gejala leukimia
yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala, sering mengalami infeksi,
penurunan berat badan, nyeri tulang dan sendi, berkeringat terutama di malam hari.

18
d. Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku.Luka sedikit saja darah dapat
mengucur terus, sehingga penderita mengalami kurang darah, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan orang tua kepada
anaknya.Kaum laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini,
karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya pada laki-
laki. Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum perempuan akan mati sebelum
dewasa jika menderita penyakit ini.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gangguan sirkulasi darah adalah kondisi ketidaklancaran peredaran darah
seseorang akibat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
2. Beberapa faktor penyebab gangguan sirkulasi darah yaitu: terdapatnya plak
atheromatus, kekentalan darah yang tinggi, berkurangnya elastisitas dinding
pembuluh dara, kolesterol dan pola makan, dan rokok.
3. Jenis gangguan sirkulasi darah adalah kongesti, perdarahan, thrombosis,
embolus, syok dan infark.
4. Gangguan pada pembuluh darah meliputi aterosklerosis, serangan jantung,
tumor jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas.
5. Gangguan pada darah meliputi anemia, thalasemia, leukemia dan hemophilia.

3.2 Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan khususnya perawat, kita sebagai mahasiswa
seharusnya memahami tentang penyebab maupun jenis penyakit pasien. Oleh karena
itu, diharapkan untuk setiap mahasiswa agar dapat memahami materi ini supaya pada
saat praktik lapangan nanti, kita dapat memahami gangguan apa yang dialami oleh
pasien.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_pada_sistem_peredaran_darah_manusia
Suyanto.2016.Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Patologi.Jakarta Selatan :
BPPSDM

21

Anda mungkin juga menyukai