Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya


sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Gangguan
pada Sistem Peredaran Darah”. Penulisan makalah ini merupakan tugas
mata pelajaran Biologi kelas 11 MIPA 2 pada SMAN 3 Kupang.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu, khususnya
kepada Ibu Maria K. Kerans yang telah memberikan pengarahan dan
dorongan dalam makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Kupang, November 2021

Penulis

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah i


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan.......................................................... 2
C. Batasan Masalah

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
A. Definisi ............................................................................. 3
B. Penyebab Masalah pada Pembuluh Darah .................... 3
C. Gangguan pada Pembuluh Darah .................................. 7
D. Gangguan pada Darah .................................................... 11

BAB III PENUTUP............................................................................... 14


A. Kesimpulan....................................................................... 14
B. Saran ............................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem peredaran darah berperan dalam mengirim darah, oksigen,


dan nutrisi ke seluruh tubuh. Bila aliran darah ke bagian tubuh tertentu
berkurang karena suatu kondisi, hal ini dapat menimbulkan berbagai
gejala akibat gangguan pada sistem peredaran darah.
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah,
yang meliputi pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Jantung
merupakan organ utama sistem peredaran darah yang memiliki fungsi
untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Arteri dan vena memiliki fungsi yang berbeda. Arteri akan membawa
darah keluar dari jantung ke seluruh tubuh, lalu vena membawa darah
kembali ke jantung. Jaringan kapiler menghubungkan arteri dan vena,
mengirim nutrisi dan oksigen ke sel tubuh, serta mengeluarkan zat sisa
metabolisme, seperti karbon dioksida.
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan
atau penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah
manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan
zat sisa hasil metabolisme. Sistem peredaran darah manusia terdiri dari
darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah dapat
mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetika).
Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat dikelompokkan
menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah.
B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah yaitu: untuk mengetahui


gangguan pada sistem peredaran darah pada manusia serta dampak
terhadap kesehatan.

C. BATASAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas pada makalah hanya sebatas pada :


1. Penyebab Masalah pada Pembuluh Darah;
2. Gangguan pada Pembuluh Darah;
3. Gangguan pada Darah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Sistem Peredaran Darah Manusia adalah sistem transportasi


dibutuhkan untuk membawa dan memasukkan zat-zat makanan dari suatu
organ ke organ lain yang membutuhkan serta membuang sisanya ke
lingkungan. System peredaran darah pada manusia terdiri atas darah dan
alat peredaran darah.
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan
atau penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah
manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan
zat sisa hasil metabolisme. Sistem peredaran darah manusia terdiri dari
darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah dapat
mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetis).
Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat dikelompokkan
menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah.

B. PENYEBAB MASALAH PADA PEMBULUH DARAH

Berbagai masalah yang terjadi pada Pembuluh Darah disebabkan


oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Sistem peredaran
darah terdiri atas jaringan dari organ, darah, dan pembuluh darah. Organ
dan pembuluh darah bertanggung jawab untuk mengalirkan darah yang
berisi, nutrisi, oksigen, hormon dan gas-gas lain menuju sel

Adapun penyebab masalah pada pembuluh darah adalah sebagai


berikut:
1. Kolesterol dan Pola Makan
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80%
dihasilkan oleh tubuh (organ hati) dan 20% dihasilkan dari luar tubuh
berupa zat makanan. Kolesterol yang berasal dari zat makanan dapat
meningkatan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi jika konsumsi
seimbang dengan kebutuhan, maka tubuh akan tetap sehat.
Kolesterol tidak larut dalam darah. Untuk itu, agar dapat dikirim ke
seluruh tubuh, kolesterol dikemas bersama protein menjadi partikel
lipoprotein. Kolesterol terbagi menjadi dua jenis, yaitu Low Density
Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein.
Banyaknya kolesterol atau kadar lemak ditentukan oleh makanan
yang dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak,
maka akan semakin besar kadar kolesterol. Contoh makanan dengan
kadar lemak yang menghasilkan kolesterol tinggi adalah gorengan,
minyak kelapa atau kelapa sawit, avokad, durian, daging berlemak,
jeroan, kacang tanah, dan sejenisnya.
Kolesterol disebabkan oleh makanan cepat saji yang rendah
serat dan tinggi lemak. Selain itu, Kolesterol juga disebabkan oleh
faktor keturunan. Kolesterol total tersusun dari trigliserida, LDL
kolesterol, dan HDL kolesterol.
- Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap usus
setelah mengalami hidrolisis (terurainya garam dalam air yang
menghasilkan garam atau basa). Trigliserida merupakan lemak
darah yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol,
peningkatan berat badan, makanan tinggi gula atau lemak, serta
gaya hidup. Trigliserida tinggi dapat menyebabkan gangguan
tekanan darah dan risiko diabetes
- LDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah
dikenal sebagai kolesterol jahat karena kolesterol LDL melekat
pada dinding arteri dan bisa menyebabkan terjadinya penutupan
arteri serta menyebabkan peyempitan dan penyumbatan aliran
darah. Akibatnya, jantung kesulitan untuk memompa darah dan
akhirnya berlanjut ke gejala serangan jantung. Bila penyumbatan
itu terjadi di otak, maka akan menyebabkan stroke.
- HDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan tinggi
dikenal sebagai kolesterol baik karena membawa kembali
kolesterol buruk ke organ hati untuk pemrosesan lebih lanjut.

2. Rokok
Bahaya rokok bukan saja berdampak pada perokok aktif, namun
juga pada perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang merokok,
sedangkan perokok pasif adalah orang yang terkena imbas secara
langsung dari kegiatan merokok. Saat merokok, segala zat beracun
yang ada dalam rokok akan mengalir dalam darah dan juga
menyebabkan terkontaminasinya zat-zat penting dalam darah dan
akan terjadi penggumpalan dalam pembuluh darah, sehingga aliran
darah menjadi tidak lancar dan tersumbat. Rokok terbuat dari
tembakau (Nicotiana Tobaccum L.). Asap rokok mengandung kurang
lebih 4000 bahan kimia berbahaya. Zat kimia yang dikeluarkan terdiri
dari komponen gas (85%) dan partikel.
Komponen penyusun rokok dapat dibagi dalam dua golongan
besar, yaitu:
a. Komponen gas
Komponen gas dapat melewati filter ataupun hasil dari
pembakaran tidak sempurna. Seperti CO 2, CO, oksida nitrogen,
amonia, gas N-nitrosamine, sianogen, peroksida, oksidan
senyawa belerang, aldehid, dan keton.
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh
sebuah gugus fungsi karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua
atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus
karbonil. Keton memiliki rumus umum:
R1(CO)R2.
b. Komponen padat
Komponen padat adalah bagian dari hasil saringan yang tertinggal
pada filter rokok, sebagian besar terdiri dari unsur nikotin dan tar.
Selain itu, komponen-komponen lain yang terdapat dalam rokok
adalah sebagi berikut :
- Fenol (bahan pembersih lantai)
- Aseton (bahan pembersih cat kuku)
- Arsen (bahan racun tikus)
- Merkuri (penyebab penyakit minamata)
- Hidrogen Sianida
- Formalin (bahan pengawet mayat)
Di antara zat-zat kimia tersebut, yang paling berbahaya dan
menimbulkan berbagai penyakit akibat merokok adalah:
- Tar
Tar mengandung bahan kimia beracun perusak sel paru dan
penyebab kanker. Tar berupa hidrokarbon yang lengket pada
paru-paru.
- Nikotin
Nikotin merupakan jenis obat perangsang yang dapat
merusak jantung dan sirkulasi darah (disfungsi endotelial)
serta dapat menyebabkan ketergantungan.
- Karbon Monoksida (Co)
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat
menyebabkan penurunan kemampuan sel darah merah
mengangkut oksigen. Selain dihasilkan dari pembakaran
rokok, gas ini juga dihasilkan oleh asap dari mesin-mesin
pabrik, dan asap kendaraaan. CO adalah zat yang mengikat
hemoglobin dalam darah dan membuat darah tidak mampu
mengikat oksigen. Jika ada asap rokok, maka kadar oksigen
dalam darah akan berkurang karena terdesak oleh gas CO,
hingga berakibat sel darah merah akan semakin kekurangan
oksigen. Darah pun hanya akan mengangkut gas CO dan
bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan
berusaha meningkatkan kinerjanya, yaitu melalui kompensasi
pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila
proses spasme berlangsung lama dan terus-menerus, maka
pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya
aterosklerosis (penyempitan).
Bahaya rokok bagi pembuluh darah:
 Merokok dapat menyebabkan bertambahnya kadar karbon
monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan risiko
terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri.
 Merokok dapat mempersempit arteri yang sebelumnya telah
menyempit karena aterosklerosis.
 Merokok menimbulkan kecenderungan pembekuan darah,
sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri
perifer, arteri koroner, dan stroke.
 Merokok dapat mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol
HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol
LDL).

C. GANGGUAN PADA PEMBULUH DARAH

1. Aterosklerosis
Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah
lapisan dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi di otak, jantung,
ginjal, organ vital lainnya, dan lengan serta tungkai. Jika
aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju otak (arteri karotid),
maka bisa menyebabkan stroke. Jika arterosklerosis terjadi dalam
arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa
menyebabkan serangan jantung. Aterosklerosis bermula saat sel
darah putih (leukosit) pindah dari aliran darah ke dinding arteri dan
berubah menjadi sel-sel penumpuk lemak. Penumpukan ini
menyebabkan penebalan di lapisan arteri.

2. Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium)
akibat kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan
terganggunya aliran darah secara mendadak. Serangan jantung
adalah puncak dari kerusakan yang berlangsung lama, yang
menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis, dan
kelelahan mental. Serangan jantung pertama kali digambarkan
pada tahun 1912 sebagai rasa sakit di bagian dada yang terjadi
terus-menerus hingga setengah jam, dan kemudian menjalar
ke tangan kiri dan rahang. Akibatnya, muncul perasaan takut yang
begitu besar dan kesulitan bernapas.
Gejala-gejala serangan jantung:
- Kelelahan atau kepenatan
Jantung tidak efektif memompa aliran darah ke otot selama
melakukan aktivitas akan berkurang, sehingga menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah.
- Palpitasi (jantung berdebar-debar)
- Pusing dan pingsan
Disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut
jantung yang abnormal atau karena ketidakmampuan jantung
memompa dengan baik.
3. Tumor Jantung
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker
ganas ataupun nonkanker (benigna, jinak. Tumor di jantung dibagi
menjadi dua kelompok:
a. Tumor Primer
Tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada
bagian mana pun dari jaringan jantung.
b. Tumor Sekunder
Tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain (biasanya
paru-paru, payudara, dan kulit) yang menyebar ke jantung.
Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma. Miksoma
adalah tumor jinak, dimana bentuknya seperti agar-agar dan
tidak teratur. 75% dari miksoma berada di atrium kiri (bilik
jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari
paru-paru).
Gejala miksoma:
 Penurunan berat badan
 Demam
 Pilek
 Nyeri pada jari-jari tangan dan kaki karena cuaca dingin
 Jumlah trombosit darah rendah.

Gambar 2.1. Anatomi Jantung Manusia


Gambar 2.2. Anatomi Paru-Paru Manusia
4. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi
mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya
pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke otak. Gangguan
fungsi otak ini yang menyebabkan gejala stroke.
a. Jenis-jenis Stroke
1) Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)
Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak
tersumbat. Stroke sumbatan terbagi dua, yaitu sumbatan
akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli. Thrombus
terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian dari
proses pengerasan dinding pembuluh darah
(atherosklerosis). Emboli adalah gumpalan darah yang
berasal dari organ lain (misalnya gumpalan darah dari
jantung).
2) Stroke Perdarahan
Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:
- Stroke Perdarahan Intraserebal
Stroke Perdarahan Intraserebal (pada jaringan otak)
terbagi menjadi dua, yaitu perdarahan intraserebal
primer yang disebabkan oleh hipertensi dan
perdarahan intraserebal sekunder yang disebabkan
oleh kelainan pembuluh darah, penggunaan obat
pengencer darah, penyakit hati, dan leukemia.
- Stroke Perdarahan Subarachnoid (di bawah jaringan
pembungkus otak).
b. Faktor Risiko Stroke
1) Faktor Risiko Stroke yang Tidak Dapat Diubah
Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia,
jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke
sebelumnya. Orang dengan riwayat keluarga stroke
mudah terkena penyakit stroke.
2) Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah
Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah hipertensi,
diabetes, obesitas.
5. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Seseorang mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
Hipertensi merupakan faktor risiko stroke, dan serangan jantung.
6. Diabetes Melitus
Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat.
Peningkatan kadar gula berhubungan lurus dengan risiko stroke
(semakin tinggi kadar gula dalam darah, semakin mudah terkena
stroke).
7. Obesitas
Obesitas adalah berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi.
Penelitian menghubungkan kegemukan (terutama kegemukan
sentral) dengan peningkatan risiko stroke (Olsen, 2003).
Kegemukan sentral didefenisikan sebagai lingkar pinggang 120
cm atau lebih pada laki-laki dan 88 cm atau lebih pada
perempuan.

D. GANGGUAN PADA DARAH

1. Anemia
Anemia adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin dalam
darah. Penyebab anemia adalah kurangnya kandungan
hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya eritrosit dalam darah, dan
atau kurangnya volume darah dari volume normal. Anemia dapat
terjadi pada tubuh seseorang yang terluka dan mengeluarkan
banyak darah, misalnya akibat kecelakaan. Anemia juga dapat
terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12,
anemia ini disebut anemia pernisiosa.

Gambar 2.3. Darah Normal dan Anemia

2. Thalasemia
Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak
mampu memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin).
Jika penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya
usia sel darahnya lebih singkat dan lebih mudah rusak.
Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:
a. Thalasemia Mayor
Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-
6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi
darah. Ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan
tulang, berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung
menonjol, penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih
jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos. Gejala lain
yang tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut
membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak sesuai umur.
b. Thalasemia Intermedia
Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan. Namun gejala
seperti thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.
c. Thalasemia Minor
Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang
khas, hanya ditandai dengan anemia ringan.

3. Leukemia (Kanker Darah)


Leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan
oleh bertambahnya sel darah putih yang tak terkendali. Disamping
itu, sel darah putih akan memakan sel darah merah (eritrosit)
sehingga penderita mengalami anemia berat. Gejala leukemia
yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala, sering
mengalami infeksi, penurunan berat badan, nyeri tulang dan
sendi, berkeringat terutama di malam hari.

Gambar 2.4. Leukimia dan Darah Normal


4. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku. Luka sedikit
saja darah dapat mengucur terus, sehingga penderita mengalami
kurang darah, bahkan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini
bersifat menurun, diwariskan orang tua kepada anaknya. Kaum
laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini,
karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya
pada laki-laki. Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum
perempuan akan mati sebelum dewasa jika menderita penyakit ini.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka dapat disumpulkan


yaitu :
1. Sistem Peredaran Darah Manusia adalah sistem transportasi
dibutuhkan untuk membawa dan memasukkan zat-zat makanan dari
suatu organ ke organ lain yang membutuhkan serta membuang
sisanya ke lingkungan.
2. Penyebab gangguan pada sistem peredaran yaitu : Kolesterol dan
Pola Makan serta merokok.
3. Gangguan pada pembuluh darah: Aterosklerosis, Serangan Jantung,
Tumor Jantung, Hipertensi, Diabetes Melitus dan Obesitas.
4. Gangguan pada Darah yaitu : Anemia, Thalasemia, Leukemia
(Kanker Darah) dan Hemofilia.

B. SARAN
Hindari makanan yang dapat menyebabkan penyakit serta pola
hidup sehat dengan tidak merokok dan minum minuman yang
mengandung alkohol agar terhindar dari penyakit terutama serangan
jantung dan darah tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Pujianto, 2020, Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
https://sel.co.id/10-macam-gangguan-pada-sistem-peredaran -darah-
manusia/ (Diakses tanggal 28 Oktober 2021)
https://sel.co.id/jantung-organ-penyusun-sistem-peredaran-darah-
manusia/ (Diakses tanggal 28 Oktober 2021)
https://sel.co.id/mekanisme-peredaran-darah-pada-manusia/ (Diakses
tanggal 28 Oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai