Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA KLINIK

HUBUNGAN ASAM URAT DENGAN KELAINAN GINJAL

KELOMPOK 12

1. Ardhita Nabila Syari (P27903119006)


2. DiahRopaidah (P27903119009)
3. MahdumWalimun Hamzah (P27903119020)
4. Nurul Purbaya (P27903119027)
5. Ria Angraeni Kartika (P27903119030)
6. Syifah Firda Nabila (P27903119041)
7. Tiara Rahmayanti (P27903119044)

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Struktur DNA dan Genom “. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Aplikasi PCR dan
Forensik.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Tangerang, 10 Februari 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. LatarBelakang......................................................................................................................1
B. RumusanMasalah.................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A. Struktur DNA.......................................................................................................................2
B. Susunan DNA kedalamKromosom......................................................................................2
C. StrukturGenomManusia.......................................................................................................3
D. KeragamanGenetikManusia Modern...................................................................................4

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................6

A. Kesimpulan..........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang berfungsi untuk penyaringan produk
akhir sisa Metabolisme tubuh asam urat, ureum, dan kreatinin agar dapat
menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Apabila sisa metabolisme tubuh tersebut dibiarkan
menumpuk di dalam tubuh, serta produksi dan ekskresi sisa metabolisme tidak seimbang
maka dapat menjadi racun dalam tubuh (terutama ginjal).

Asam urat merupakan metabolit atau zat buang yang dihasilkan oleh tubuh. Bila
produksi asam urat meningkat karena makanan yang mengandung purin berlebih, dan
tubuh kita tidak dapat membuangnya melalui ginjal, maka akan terjadi penumpukan
kristal asam urat dalam tubuh. Hal ini akan menyebabkan komplikasi nyeri sendi atau
batu ginjal.

Pada saat fungsi ginjal menurun karena gagal ginjal, maka kondisi ini
menyebabkan fungsi ginjal untuk membuang metabolitas asam urat menurun, sehingga
terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh. Sehingga pengobatan dan penatalaksanaan
untuk penyakit ginjal yang diderita, dapat membantu menurunkan resiko gangguan
pembuangan zat racun dalam tubuh, salah satunya asam urat.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana mengetahui hubungan antara asam urat dengan kelaianan pada ginjal ?
 Bagaimana cara pemeriksaan kadar asam urat di dalam darah ?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui dan mempelajari hubungan antara asam urat dengan kelainan pada
ginjal.
 Untuk mengetahui dan mempelajari cara pemeriksaan kadar asam urat di dalam darah.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian
Asam urat atau dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan gout adalah suatu
kondisi medis dimana terjadi gangguan metabolisme asam urat di dalam tubuh. Akibatnya
terjadi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Kristal asam urat yang berlebihan akan
menumpuk di jaringan tubuh dan menyebabkan inflamasi (peradangan) pada persendian
(artritis).
Gout yang kronis (jangka panjang) dapat menyebabkan penumpukan asam urat
baik di dalam maupun di sekitar persendian. Pada akhirnya hal ini dapat menurunkan
fungsi ginjal hingga membentuk batu ginjal. Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk
oleh tubuh pada saat tubuh metabolisme substansi yang dinamakan purin. Purin bisa
ditemukan di beberapa jenis makanan dan minuman –seperti di alkohol, hati, daging, dan
seafood.
Penyakit asam urat timbul saat asam urat di tubuh menumpuk dan sulit untuk
dikeluarkan oleh tubuh. Saat tubuh Anda memproduksi terlalu banyak asam urat, maka
yang selanjutnya akan terjadi adalah penumpukan yang membentuk kristal- kristal asam
urat. Penumpukan bisa terjadi di sekitar sendi dan ginjal.

2.2 Hubungan asam urat dengan kelainan ginjal


Ginjal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang memiliki peranan
penting untuk mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas
cairan ekstraseluler. Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang berfungsi untuk
mengekskresikan produk hasil akhir atau sisa metabolisme tubuh misalnya ureum, asam
urat, dan kreatinin agar dapat menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Apabila sisa
metabolisme tubuh tersebut dibiarkan menumpuk di dalam tubuh, serta produksi dan
ekskresi sisa metabolisme tidak seimbang maka dapat menjadi racun dalam tubuh
(terutama ginjal) dan dapat mengakibatkan peningkatan kadar asam urat, ureum dan
kreatinin dalam darah (Suryawan ddk, 2016).
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan
penurunan fungsi ginjal dan mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional dari nefron yang
tersisa (Suwitra, 2010). Gagal ginjal kronik merupakan terjadinya penurunan kemampuan ginjal
dalam membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah
metabolik di dalam darah (Suryawan, ddk, 2016). Penyakit gagal ginjal dapat menyebabkan
azotemia dan uremia berat. Azotemia adalah peningkatan abnormal bahan-bahan sisa nitrogen
di dalam darah, misalnya ureum, asam urat, dan kreatinin (Corwin, 2009).
Penyakit ginjal kronik dapat mengakibatkan kadar asam urat dalam darah
meningkat karena adanya gangguan fungsi ginjal. Penumpukan asam urat di tubulus ginjal
menyebabkan kerusakan nefron ginjal yang progresif dan mengakibatkan penyakit
gagal ginjal kronik. Nefron berfungsi untuk membersihkan darah dari zat yang tidak
dikehendaki tubuh, yaitu produk hasil akhir metabolisme (Soeroso dan Hafid, 2011).
Penurunan fungsi ginjal pada penyakit gagal ginjal kronik dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi salah satunya adalah hiperurisemia. Hiperurisemia merupakan
ketidakseimbangan antara produksi dan ekskresi asam urat (Wortman, 2009).
Hiperuresemia adalah keadaan dimana seorang mengandung kadar asam urat di atas nilai
normal yaitu 3,5-7 mg/dl pada pria dan 2,6-6 mg/dl pada wanita. Kriteria hiperuresemia
menurut Council for International Organization of Medical Sciences (CIOMS) ialah
>7mg/dL untuk laki-laki dan >6mg/dL untuk perempuan. Hiperurisemia atau peningkatan
kadar asam urat dalam darah yang disebabkan oleh penyakit ginjal dianggap sebagai faktor
risiko progresivitas penyakit ginjal. Hiperurisemia disebabkan oleh sintesis purin berlebih
dalam tubuh karena pola makan yang tidak teratur dan proses pengeluaran asam urat dari
dalam tubuh yang mengalami gangguan.Peningkatan kadar asam urat dalam urin disebut
urikosuria. Asam urat akan mengalami supersaturasi dan kristalisasi dalam urin yang akan
menjadi batu saluran kencing (BSK) sehingga menghambat sistem sekresi dan ekskresi dari
fungsi ginjal. Eksresi asam urat dalam urin tergantung pada kadar asam urat dalam darah,
filtrasi glomerulus, dan sekresi tubulus asam urat ke dalam urin. Asam urat kurang
mengalami saturasi pada suasana urin yang asam. Ketika pH urine naik maka asam urat tidak
mengalami kristalisasi dan tidak akan membentuk batu.
Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi dan ekskresi.
Bila keseimbangan ini terganggu maka dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat
dalam darah atau hiperurisemia. Penderita akan cenderung mengalami pirai (gout).
Penyebab hiperurisemia karena produksi yang berlebihan atau ekresi yang menurun
ditemukan antara lain pada penyakit ginjal kronik.
Ginjal sebagai tempat pengeluaran sisa-sisa zat metabolisme tubuh berfungsi untuk
menyeimbangkan cairan dalam tubuh dan terhindar dari zat-zat berbahaya. Proses
pengeluaran zat-zat sisa pada ginjal terdiri dari fase filtrasi oleh glomerulus, fase reabsorbsi
melalui tubuli dan terakhir fase ekskresi oleh tubuli kolektivus. Pada penyakit ginjal kronik
(PGK) terjadi pengurangan massa ginjal dan penurunan fungsi ginjal, yang akan
menyebabkan gangguan dalam proses fisiologik ginjal terutama dalam hal ekskresi zat-zat
sisa, salah satunya asam urat.

2.3 Cara pemeriksaan asam urat di dalam darah


a) Metode Pemeriksaan Asam Urat
1) Metode Tes Strip
Strip tes UASure menggunakan katalis bersama dengan teknologi biosensor yang
dirancang khusus untuk pemeriksaan asam urat. Tes strip dirancang sedemikian
rupa sehingga ketika darah dimasukkan ke dalam zona reaksi strip, katalis asam
urat memicu oksidasi asam urat dalam darah. Intensitas elektron yang terbentuk
diukur dengan sensor UASure dan setara dengan kadar asam urat dalam sampel.
Metode tes strip memiliki kelebihan waktu pemeriksaan lebih cepat, kurang dari
lima menit, tidak memerlukan sampel 18 dalam jumlah besar, dan
pengopedarionalan alat mudah. Tetapi harga alat dan strip sedikit lebih mahal dan
hasil pemeriksaan dipengaruhi kualitas sampel. Selain itu, limitasi alat hanya
mampu membaca kadar asam urat 3,0 – 20,0 mg/dL, sehingga pada kadar
dibawah 3,0 mg/dL tidak akan mampu terbaca (Palupi, 2007).
2) Metode Enzimatik Fotometri
Pemeriksaan asam urat menggunakan metode pemeriksaan enzimatis dengan
prinsip asam urat dioksidasi oleh urikase menjadi allantoin dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida dengan adanya enzim peroksidase, akan bereaksi dengan 4-
aminoantipirin dan N-ethyl-N-(hydroxy-3-sulfopropyl)-m-toluidin (TOOS)
menghasilkan senyawa berwarna biru keunguan (DiaSys, 2015). Reaksi : Uric acid
+ O2 + 2H2O Allantoin + CO2 + H2O2 TOOS + 4-aminoantipirin + 2H2O2
Indamine + 3H2O Metode enzimatik fotometri mempunyai kelebihan berupa harga
reagen yang lebih murah tetapi, kekurangannya metode enzimatik fotometri
memerlukan sampel dalam jumlah besar karena menggunakan serum atau plasma
(Palupi, 2007).
b) Nilai Rujukan Asam Urat Tabel

Kategori Nilai Rujukan (mg/dL)


Dewasa pria 3,5 – 8,0
Dewasa wanita 2,8 – 6,8
Anak-anak 2,5 – 5,5
Lansia 3,5 – 8,5

c) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Laboratorium


Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan asam urat menurut Kee
(2007), antara lain: uricase peroxidase19
1) Stres dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat serum.
2) Makanan yang banyak mengandung purin.
3) Obat-obatan seperti diuretic tiazid, aspirin, atau alopurinol.
d) Kelainan Kadar Asam Urat
Kadar asam urat di bawah nilai normal tidak bermakna secara klinik, sedangkan
kadar asam urat di atas nilai normal disebut hiperuresemia (Kemenkes, 2011).
Hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat serum lebih dari 7 mg/dL
pada laki-laki dan lebih dari 6 mg/dL pada wanita. Hiperurisemia yang lama dapat
merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal. Hiperurisemia bisa juga tidak
menampakkan gejala klinis atau asimptomatis (Nasrul, 2012). Peningkatan kadar
asam urat bergantung pada fungsi ginjal, laju metabolisme purin, dan asupan diet
dari makanan yang mengandung purin (Kee, 2007). Kadar asam urat darah yang
tinggi sering menyebabkan pengendapan kristal urat dijaringan lunak, terutama
sendi, sindrom klinis ini disebut gout. Kristal dijaringan menyebabkan respon
peradangan, disertai pembebasan enzim-enzim dari leukosit dan kerusakan
jaringan lokal yang menyebabkan terbentuknya lingkungan asam yang semakin
mempermudah pembentukan lebih banyak kristal asam urat. Akibatnya sendi akan
membengkak, meradang, dan nyeri. (Sacher dan Mc-Pherson, 2004).

2.4 Djs
Daftar Pustaka

http://repository.unimus.ac.id/3051/1/MANUSCRIPT.pdf

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/download/17651/17171

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1065/4/Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai