MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Urinalisa dan
Cairan Tubuh
DISUSUN OLEH:
Kelas : D3 – 2A
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibu dosen yang telah memba
ntu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan k
epada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari k
ata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karen
a itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semu
a pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di ma
sa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa b
ermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.2 Pencegahan.........................................................................................................7
4.1 Simpulan...........................................................................................................19
4.2 Saran.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Batu Ginjal ?
2. Apa saja jenis-jenis batu ginjal ?
3. Bagaimana anatomi fisologi batu ginjal?
4. Apa faktor penyebab batu ginjal ?
5. Bagaimana pencegahan batu ginjal?
6. Bagaimana jenis-jenis pemeriksaan batu ginjal?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam
pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu
ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti
batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan
nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa
terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih
(batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
(litiasis renalis, nefrolitialis).
1. Batu kalsium
75-85% persen dari batu ginjal adalah batu kalsium. Batu ini
biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat, timbul jika zat itu terlalu
banyak didalam urin, selain berlebihan vitamin D, menyebabkan tubuh
terlalu banyak menyerap kalsium.Batu kalsium disebabkan oleh
tingginya kadar kalsium di dalam urine. Jenis batu ginjal ini merupakan
yang paling umum terjadi. Tingginya kadar kalsium bisa diakibatkan
karena penyakit keturunan hiperkalsiuria. Kondisi ini menyebabkan
penderitanya melepaskan kalsium yang banyak dalam urine. Tingginya
kadar kalsium juga bisa disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu
3
aktif. Hormon yang diproduksi kelenjar ini berfungsi mengatur jumlah
kalsium di dalam darah.
3. Batu struvite
Ini merupakan jenis batu ginjal yang dapat terbentuk dan membesar
secara cepat. Penyebab utama terbentuknya batu struvit adalah infeksi
saluran kemih yang telah berlangsung lama. Jenis batu ini lebih sering
ditemukan pada pasien wanita dibandingkan pasien laki-laki.
4. Batu cysteine
Batu sistin merupakan jenis batu ginjal yang sangat jarang
ditemukan. Ditemukan pada orang dengan kelainan genetik, sehingga
ginjal kelebihan jumlah asam amino.
Keterangan:
4
a.Papilla; b.Kaliks; c.Kolumarenalis; d.Medulla; e.Piramid; f.Korteks;
g. Arteri dan vena renalis; h. Pelvis; i. Ureter.
5
akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah,
1
3. penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi
fakultatif dan sisanya dialirakan papilla renalis.
4. Proses sekresi. Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada
tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan
keluar.
6
putih telur)sering menderita batu saluran kemih. Makanan dengan kadar
oksalat, natrium, dan kalsium yang tinggi dan protein hewan dengan purin
tinggi memicu terbentuknya batu ginjal/kandung kemih. Lantas suhu, yaitu
tempat dengan suhu panas semisal daerahtropis (Indonesia) dan di kamar
mesin, di mana banyak mengeluarkan keringat akan mempermudah
pembentukan batu ginjal/kandung kemih. Sebisa mungkin kita harus
mencegahnya karena batu ginjal sulit untuk disembuhkan. Sering kali
penyakit ini bersifat permanen karena batu ginjal adalah penyakit
kambuhan, dimana batu ginjal bisa muncul lagi setelah penderita diobati
atau dioperasi. Tidak jarang penderita merasa frustasi untuk berobat karena
seringnya penyakit ini kambuh.
2.5 Pencegahan
Kesulitan dari pencegahan penyakit batu ginjal adalah gejala penyakit
ini muncul ketika keadaan sudah parah, atau ketika batu ginjal sudah
terbentuk besar dan banyak. Rasa sakit mulai timbul ketika batu ginjal
sudah mencapai saluran kencing (Alam, 2008). Gejala awal dari batu ginjal
adalah adanya rasa sakit yang biasanya dimulai pada lambung atau di
daerah samping perut dan perlahan-lahan rasa sakit bergerak menuju daerah
pangkal paha. Batu ginjal yang sudah terbentuk tersebut dapat
menyebabkan rasa nyeri yang sangat ketika batu tersebut dipaksa keluar
dari saluran kencing. Hal ini biasanya terjadi ketika batu ginjal yang cukup
besar sudah masuk ke dalam ureter, yang menyebabkan terjadinya tekanan
dari air kencing yang terhambat dan menyebabkan sensasi yang sangat
menyakitkan.
Dalam kasus yang ekstrim, air kencing berwarna merah berwarna
berwarna merah karenai kerusakan ureter. Hal ini bisa mengakibatkan
keadaan menjadi lebih parah karena timbulnya komplikasi seperti infeksi
yang lebih lanjut. Selain itu kekurangan darah juga dapat menjadi masalah
serius karena perdarahan terus terjadi akibat kerusakan ureter. Untuk
7
menghindari hal ini maka perlu dilakukan pencegahan terbentuknya batu
ginjal (Alam, 2008). Adapun beberapa cara untuk mencegah terbentuknya
batu ginjal, yaitu:
8
2.6 Jenis Pemeriksaan
Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran kemih
dapat diketahui dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk
mengetahui adanya kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam
urat oksalat, dan sistin.
1. Batu Kalsium
Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan batu
saluran kencing yaitu sekitar 70% - 80% dari seluruh kasus batu saluran
kencing. Batu ini kadang - kadang di jumpai dalam bentuk murni atau
juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batukalsium oksalat,
batu kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut.
Terbentuknya batu tersebut diperkirakan terkait dengan kadar kalsium
yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi. Batu
kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu:
9
Lebih kurang 5 - 10% penderita batu saluran kencingdengan
komposisi asam urat. Pasien biasanya berusia > 60 tahun. Batu asam urat
dibentuk hanya oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet
1
tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit batu
saluran kencing, karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi
asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat
bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga
membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe batu
yang dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil
dengan terapi kemolisis.
3. Batu Sistin
Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena
gangguan ginjal. Merupakan batu yang paling jarang dijumpai dengan
frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin, lysin
dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan
faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang
sangat jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu yang
memiliki riwayat batu sebelumnya atau pada individu yang statis karena
imobilitas. Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin
menyebabkan pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan
asupan protein hewani yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air
kemih.
10
kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan
menurunkan supersaturasi dari fosfat.
- Timbang sampel
- Cek pH sampel
2. Analisa Kalsium
Prinsip: Metode titrimetri menggunakan garam
ethylenedinitrilotetracetic acid disodium, dan calconcarboxylic acid
sebagai indicator
Alat dan Bahan:
o Calconcarboxylic acid
Cara Kerja:
11
o Siapkan sampel yang sudah dipreparasi
3. Analisa Oksalat
Prinsip: Kompleks warna terbentuk oleh reaksi antara besi (III) dan
asam sulfosalisilic yang dilepaskan oleh oksalat
Alat dan Bahan:
a) Larutan buffer borat
b) Larutan FeCl3
c) Larutan Sulfosalycilic acid
d) Sampel yang sudah dipreparasi
Cara Kerja:
12
4. Analisa Amonium
Prinsip: Dengan penambahan reagen Nessler, sampel yang
mengandung ammonium akan berubah warna dari kuning menjadi
coklat
Alat dan Bahan:
Interpretasi Hasil:
5. Analisa Fosfat
13
Prinsip: Penambahan ammonium molybdate pada sampel
menyebabkan terbentuknya asam molybdatophosphoric. Dengan
1
penambahan reducing agents, asam molybdatophosphoric berubah
menjadi molybdenum blue.
Alat dan Bahan:
6. Analisa Magnesium
Prinsip: Larutan buffer magnesium bereaksi dengan raegen warna
membentuk kompleks berwarna merah
Alat dan Bahan:
14
hydroxybenzene-5-sodium sulfonate)
c. Sampel yang sudah dipreparasi
1
Cara Kerja:
15
d) buffer borate karena warna yang terbentuk tidak stabil dan cepat
berubah menjadi biru
e) Estimasi nilai intermediet
f) Baca prosentase kandungan magnesium dari tabel kalkulus
Interpretasi Hasil:
8. Analisa Sistin
Prinsip: Sistin direduksi menjadi sistein oleh sodium sulfit. Dalam
lingkungan alkali, sistein memberi warna merah dengan penambahan
sodium nitroprusside.
Alat dan Bahan:
16
e) Estimasi nilai intermediet
1
f) Baca prosentase kandungan magnesium dari tabel kalkulus
Interpretasi Hasil:
1. Urinalisis
2. Urin (24jam)
3. Kultururin
Mungkin menunjukkan ISK (staphylococcus aureus, proteus,
klebsiela, pseudomonas).
4. Surveibiokimia
Peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein,
elektrolit.
5. Kreatinin serum danurin
Abnormal (tinggi pada serum atau rendah pada urin) sekunder
terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia
ataunekrosis.
17
6. Kadar klorida dan bikarbonatserum
1
Peninggian kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat
menunjukkan terjadinya asidosisi tubulus ginjal.
9. Hormonparatiroid
Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal, (PTH merangsang
reabsorpsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan
kalsium urin).
12. Sistoureteroskopi
Visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapatmenunjukkan
batu atauobstruksi.
13. CT scan
Mengidentifikasi atau menggambarkan kalkuli dan massa lain :
ginjal, ureter, dan distensi kandung kemih.
18
1
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu
di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih. Fungsi
ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksis atau racun, mempertahankan
suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar
asam dan basa dari cairan tubuh,mempertahankan keeimbangan garam-
garam dan zat-zat lain dalam tubuh, mengeluarkan sisa- sisa
metabolisme hasil akhir dari protein, ureum, kretinin dan amonia. Pada
pembuatan urin terdapat 3 tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
Ada empat jenis utama dari batu ginjal yang masing-masing
cenderung memiliki penyebab yang berbeda yaitu batu kalsium, batu
asam uric atau asam urat, batu struvite, dan batu cysteine. Jenis
pemeriksaan ginjal yaitu makroskopis, kimia dan mikroskopis batu
ginjal.
3.2 SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Dharma Santhi, Rasmika Dewi, Santai. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Klinik
Urinalisis dan Cairan Tubuh. Tersedia di
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/063210596568b
957e068644c46324bae.pdf. ( Diakses pada 3 Desember 2020)
20