Anda di halaman 1dari 30

PEMERIKSAAN BATU GINJAL

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Urinalisa dan
Cairan Tubuh

DISUSUN OLEH:

1. Adelia Dewi Atira (P17334119046)


2. Melinda Sukmawati (P17334119063)
3. Nabila Puteri Madani (P17334119067)
4. Nadia Sendi Alaby (P17334119069)

Kelas : D3 – 2A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberik


an rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Pemeriksaan Batu Ginjal”.

Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibu dosen yang telah memba
ntu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan k
epada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari k
ata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karen
a itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semu
a pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di ma
sa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa b
ermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandung, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Pengertian Batu Ginjal........................................................................................3

2.2 Jenis Jenis Batu Ginjal........................................................................................3

2.3 Anatomi Fisiologi ..............................................................................................4

2.4. Faktor Penyebab Batu Ginjal.................................................................................6

2.2 Pencegahan.........................................................................................................7

2.2 Jenis Jenis Pemeriksaan......................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................19

4.1 Simpulan...........................................................................................................19

4.2 Saran.................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Secaramakroskopis, ginjal berbentuk menyerupai
kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Cekunganini disebut
sebagai hilus renalis, yang di dalamnya terdapat apeks pelvis renalis dan struktur
lain yangmerawat ginjal, yaitu pembuluh drah, sistem limfatik, dan sistem syaraf
(Purnomo, 2011). Pada umumnyaginjal memiliki berat 150 g pada laki-laki dan
135 g pada wanita. Ukuran ginjal rata-rata 10-12 cm (panjang), 5-7 cm (lebar),
dan 3 cm (tebal). Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosatipis yang disebut kapsul
fibrosa (true capsul) yang melekat pada parenkin ginjal. Diluar kapsul
fibrosaterdapat jaringan lemak parirenal
Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu
atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Secara garis besar
pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh faktor intrinstik dan ekstrinsik. Faktor
intrinsik yaitu umur, jenis kelamin, dan keturunan. Sedangkan faktor ekstrinsik
yaitukondisi geografis, iklim, kebiasaan makan, zat yang terkandung dalam urin,
dan pekerjaan.Komposisi utama dari batu ginjal adalah kalsium oslat yang
mencapai 80%.
Nefroliatisi berdasarkan komposisianya terbagi menjadi batu kalsium, batu
struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xantin, batutriameteren, dan batu silikat.
Pembentukan batu ginjal pada umumnya membutuhkan keadaan supesaturasi.
Namun pada urin normal, diperlukan adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada
kondisi-kondisi tertentu,terdapat zat reaktan yang dapat menginduksi
pembentukan batu. Adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada
pervikalises, hiperplasia prostat benigna, strikura, dan buli buluneurogenik ikut
berperandalam proses pembentukan batu..

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Batu Ginjal ?
2. Apa saja jenis-jenis batu ginjal ?
3. Bagaimana anatomi fisologi batu ginjal?
4. Apa faktor penyebab batu ginjal ?
5. Bagaimana pencegahan batu ginjal?
6. Bagaimana jenis-jenis pemeriksaan batu ginjal?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Batu Ginjal.
2. Untuk mengetahui jenis jenis batu ginjal.
3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi batu ginjal.
4. Untuk mengetahui faktor penyebab batu ginjal.
5. Untuk mengetahui pencegahan batu ginjal?
6. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan pada batu ginjal.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui kelainan yang ada di dalam tubuh pasien.
2. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam batu ginjal.
3. Untuk mengetahui tindakan selanjutnya atas penyakit yang diderita pasien.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam
pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu
ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti
batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan
nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa
terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih
(batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
(litiasis renalis, nefrolitialis).

2.2 Jenis- Jenis Batu Ginjal


Batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat
penyusunnya yang berbeda-beda. Menurut Arimurti (2007), ada empat
jenis utama dari batu ginjal yang masing-masing cenderung memiliki
penyebab yang berbeda, diantaranya:

1. Batu kalsium
75-85% persen dari batu ginjal adalah batu kalsium. Batu ini
biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat, timbul jika zat itu terlalu
banyak didalam urin, selain berlebihan vitamin D, menyebabkan tubuh
terlalu banyak menyerap kalsium.Batu kalsium disebabkan oleh
tingginya kadar kalsium di dalam urine. Jenis batu ginjal ini merupakan
yang paling umum terjadi. Tingginya kadar kalsium bisa diakibatkan
karena penyakit keturunan hiperkalsiuria. Kondisi ini menyebabkan
penderitanya melepaskan kalsium yang banyak dalam urine. Tingginya
kadar kalsium juga bisa disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu

3
aktif. Hormon yang diproduksi kelenjar ini berfungsi mengatur jumlah
kalsium di dalam darah.

2. Batu asam uric atau asam urat


Batu ini terbentuk akibat tingginya kadar asam urat di dalam urine
yang disebabkan oleh makanan berkadar purin tinggi. Contoh makanan
yang memicu tingginya asam urat adalah kerang-kerangan, daging dan
ikan. Penderita penyakit Gout juga berisiko tinggi membentuk batu jenis
ini.

3. Batu struvite
Ini merupakan jenis batu ginjal yang dapat terbentuk dan membesar
secara cepat. Penyebab utama terbentuknya batu struvit adalah infeksi
saluran kemih yang telah berlangsung lama. Jenis batu ini lebih sering
ditemukan pada pasien wanita dibandingkan pasien laki-laki.

4. Batu cysteine
Batu sistin merupakan jenis batu ginjal yang sangat jarang
ditemukan. Ditemukan pada orang dengan kelainan genetik, sehingga
ginjal kelebihan jumlah asam amino.

2.3 Anatomi dan Fisiologi

Potongan koronal melalui ginjal kanan

Keterangan:

4
a.Papilla; b.Kaliks; c.Kolumarenalis; d.Medulla; e.Piramid; f.Korteks;
g. Arteri dan vena renalis; h. Pelvis; i. Ureter.

Fungsi ginjal terdiri dari:


Memegang peranan penting dalam mengeluarkan zat-zat
toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh,mempertahankan keeimbangan garam-garam dan zat-zat lain
dalam tubuh, mengeluarkan sisa- sisa metabolisme hasil akhir dari
protein, ureum, kretinin dan amonia.
Proses pembentukan urine (air kemih). Glomerolus berfungsi
dsebagai ultra filtrasi, pada simpai bowmen berfunfsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus ginjal akan
terjadi penyerapan kembali dari zat- zat yang sudah disaring pada
glomerolus, sisa cairan akan dioteruskan piala ginjal terus berlanjut
ke ureter. Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk
ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel
darah dan bagian plasma darah. Ada 3 tahap pembentukan urine:
1. Proses filtrasi. Terjadi di glomerolus, pross ni terjadi karena
permukaan afferent lebih besar dari permukaan efferent maka
terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring
adalah bgaian darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, diteruskan ke
tubulus ginjal.
2. Proses reabsorbsi. Pda proses ini terjadi penyerapan kembali
sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, phospat dan
beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi skala pasif yang
dikenal dengan obligator reabsorbsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan dan sodium dan ion bikarbonat, bila diperlukan

5
akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah,

1
3. penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi
fakultatif dan sisanya dialirakan papilla renalis.
4. Proses sekresi. Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada
tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan
keluar.

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Batu Ginjal


Penyakit batu ginjal banyak dialami oleh penduduk Indonesia,
terutama kaum pria. Adapun faktor-faktor yang berperan pada
pembentukan batu ginjal/ kandung kemih meliputi ras, keturunan, jenis
kelamin, bakteri, kurang minum, air minum jenuh mineral, pekerjaan,
makanan dan suhu tempat kerja.
Batu ginjal/kandung kemih lebih banyak diderita penduduk dari ras
Afrika dan Asia (termasuk Indonesia) dibandingkan penduduk Amerika
dan Eropa. Jika berdasarkan keturunan, peluang terkena batu
ginjal/kandung kemih lebih besar seandainya terdapat riwayat penderita
batu ginjal/kandung kemih dalam keluarga. Sedangkan dari sisi jenis
kelamin, pria lebih berisiko terkena batu ginjal/kandung kemih
dibandingkan wanita. Diperkirakan 80% dari pria berusia 70 tahun
mengalami gejala tersebut (Pratomo, 2008).
Pratomo (2008) menyatakan Bakteri juga dapat menimbulkan
pembentukan batu ginjal. Saluran urine yang terinfeksi bakteri pemecah
urea pada urin akan menstimulasi pembentukan batu padakandung kemih.
Jika kurang minum, maka kepekatan urin meningkat (konentrasi semua
substansi dalam urin meningkat), sehingga mempermudah pembentukan
batu. Lantas air minum jenuh mineral, terutama kalsium, berpengaruh besar
terhadap pembentukanbatu.
Pekerjaan dari pekerja keras yang banyak bergerak, misal buruh dan
petani lebih besar berisiko mengidap batu ginjal/kandung kemih
dibandingkan pekerjaan yang lebih banyak duduk. Konsumsi makanan juga
berpengaruh, seperti pada masyarakat ekonomi rendah (kurang makan

6
putih telur)sering menderita batu saluran kemih. Makanan dengan kadar
oksalat, natrium, dan kalsium yang tinggi dan protein hewan dengan purin
tinggi memicu terbentuknya batu ginjal/kandung kemih. Lantas suhu, yaitu
tempat dengan suhu panas semisal daerahtropis (Indonesia) dan di kamar
mesin, di mana banyak mengeluarkan keringat akan mempermudah
pembentukan batu ginjal/kandung kemih. Sebisa mungkin kita harus
mencegahnya karena batu ginjal sulit untuk disembuhkan. Sering kali
penyakit ini bersifat permanen karena batu ginjal adalah penyakit
kambuhan, dimana batu ginjal bisa muncul lagi setelah penderita diobati
atau dioperasi. Tidak jarang penderita merasa frustasi untuk berobat karena
seringnya penyakit ini kambuh.

2.5 Pencegahan
Kesulitan dari pencegahan penyakit batu ginjal adalah gejala penyakit
ini muncul ketika keadaan sudah parah, atau ketika batu ginjal sudah
terbentuk besar dan banyak. Rasa sakit mulai timbul ketika batu ginjal
sudah mencapai saluran kencing (Alam, 2008). Gejala awal dari batu ginjal
adalah adanya rasa sakit yang biasanya dimulai pada lambung atau di
daerah samping perut dan perlahan-lahan rasa sakit bergerak menuju daerah
pangkal paha. Batu ginjal yang sudah terbentuk tersebut dapat
menyebabkan rasa nyeri yang sangat ketika batu tersebut dipaksa keluar
dari saluran kencing. Hal ini biasanya terjadi ketika batu ginjal yang cukup
besar sudah masuk ke dalam ureter, yang menyebabkan terjadinya tekanan
dari air kencing yang terhambat dan menyebabkan sensasi yang sangat
menyakitkan.
Dalam kasus yang ekstrim, air kencing berwarna merah berwarna
berwarna merah karenai kerusakan ureter. Hal ini bisa mengakibatkan
keadaan menjadi lebih parah karena timbulnya komplikasi seperti infeksi
yang lebih lanjut. Selain itu kekurangan darah juga dapat menjadi masalah
serius karena perdarahan terus terjadi akibat kerusakan ureter. Untuk

7
menghindari hal ini maka perlu dilakukan pencegahan terbentuknya batu
ginjal (Alam, 2008). Adapun beberapa cara untuk mencegah terbentuknya
batu ginjal, yaitu:

a. Mengurangi minuman yang berkalsium tinggi atau minuman


bervitamin C tinggi. Pengkonsumsian yang terlalu sering akan
mengakibatkan infeksi pada ginjal dan mengakibatkan batu ginjal.
b. Mengurangi makanan atau minumanbersuplemen.
c. Mengurangi makanan yang bisa menyebabkan asam urat, seperti
jeroan sapi, kambing, dan lain sebagainya. Makanan ini banyak
mengandung enzim yang bisa menimbulkan endapan pada ginjal.
d. Hindari diet ketat. Pada umumnya orang menjalankan diet ketat
supaya langsing. Masalahnya, diet ketat seperti itu bisa
menimbulkan kristal pada ginjal.
e. Perbanyak minum air putih minimal 2 liter perhari.
f. Hindari menahan kencing terlalu lama.
g. Berolahraga secara teratur.
h. Mengurangi konsumsi Vitamin D secaraberlebihan.
i. Hindari makanan dengan kadar oksalat, natrium, kalsium yang
tinggi dan protein hewan dengan purin tinggi, karena dapat
memicu terbentuknya batu ginjal / kandungkemih.

Deteksi dini dari batu ginjal akan membantu mencegah


kerusakan saluran kencing lebih lanjut dan lebih serius. Segera
konsultasikan dengan dokter dan segeralah melakukan pengobatan
yang sesuai dengan kondisi saat ini.

8
2.6 Jenis Pemeriksaan

 Pemeriksaan Makroskopis, Kimia dan Mikroskopis Batu Ginjal

Analisa batu ginjal merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan


batu ginjal, yaitu suatu kondisi terdapat satu atau lebih batu di dalam
saluran kencing. Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, fosfat atau
kombinasi asam urat yang biasanya larut dalam urin.

Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran kemih
dapat diketahui dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk
mengetahui adanya kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam
urat oksalat, dan sistin.

1. Batu Kalsium
Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan batu
saluran kencing yaitu sekitar 70% - 80% dari seluruh kasus batu saluran
kencing. Batu ini kadang - kadang di jumpai dalam bentuk murni atau
juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batukalsium oksalat,
batu kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut.
Terbentuknya batu tersebut diperkirakan terkait dengan kadar kalsium
yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi. Batu
kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu:

 Whewellite (monohidrat) yaitu, batu berbentuk padat, warna cokat/


hitam dengan konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih.
 Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (dehidrat)
yaitu batu berwarna kuning, mudah hancur daripada whewellite
2. Batu Asam Urat

9
Lebih kurang 5 - 10% penderita batu saluran kencingdengan
komposisi asam urat. Pasien biasanya berusia > 60 tahun. Batu asam urat
dibentuk hanya oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet

1
tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit batu
saluran kencing, karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi
asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat
bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga
membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe batu
yang dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil
dengan terapi kemolisis.

3. Batu Sistin
Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena
gangguan ginjal. Merupakan batu yang paling jarang dijumpai dengan
frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin, lysin
dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan
faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang
sangat jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu yang
memiliki riwayat batu sebelumnya atau pada individu yang statis karena
imobilitas. Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin
menyebabkan pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan
asupan protein hewani yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air
kemih.

4. Batu Struvit (magnesium-amonium fosfat)


Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi
ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat
menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa
melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk pemecah
urea di antaranya adalah : Proteus spp,Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15- 20% pada
penderita batu saluran kencing. Batu struvit lebih sering terjadi pada
wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya
konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu struvit volume air

10
kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan
menurunkan supersaturasi dari fosfat.

1. Analisa Batu Ginjal menggunakan kit Diasis


Berbagai komponen dalam batu ginjal dapat dianalisa secara semi
kuantitatif menggunakan metode titrimetri untuk kalsium dan metode
kolorimetri untuk oksalat, fosfat, magnesium, ammonium, asam urat dan
sistin.
Preparasi sampel:

- Bersihkan sampel, kemudian keringkan (jangan dioven)

- Timbang sampel

- Haluskan sampel menggunakan mortir, tambahkan ± 10 cc aquadest

- Cek pH sampel

- Tambahkan 5 tetes sulfuric acid 95 – 97%

- Aduk sampai homogen

- Munculnya gas selama pencampuran menunjukkan adanya karbonat

- Tambahkan aquadest sampai tanda 50 cc

2. Analisa Kalsium
Prinsip: Metode titrimetri menggunakan garam
ethylenedinitrilotetracetic acid disodium, dan calconcarboxylic acid
sebagai indicator
Alat dan Bahan:

o Sodium hydroxide solution 27%

o Calconcarboxylic acid

o Larutan ethylenedinitrilotetracetic acid disodiumsalt

o Sampel yang sudah dipreparasi

Cara Kerja:

11
o Siapkan sampel yang sudah dipreparasi

o Tambahkan 2 tetes Sodium hydroxide solution 27% dan 1 sendok


spatula Calconcarboxylic acid. Kocok campuran tersebut
o Sambil dikocok, tambahkan larutan ethylenedinitrilotetracetic acid
disodiumsalt tetes demi tetes sampai campuran berubah warna dari
merah menjadi biru
o Hitung jumah tetes yang diperlukan sampai terjadi perubahan
warna Perhitungan
Jumlah tetes yang diperlukan dikalikan 5 sehingga diperoleh
prosentase kalsium yang terdapat di dalam sampel.

3. Analisa Oksalat
Prinsip: Kompleks warna terbentuk oleh reaksi antara besi (III) dan
asam sulfosalisilic yang dilepaskan oleh oksalat
Alat dan Bahan:
a) Larutan buffer borat
b) Larutan FeCl3
c) Larutan Sulfosalycilic acid
d) Sampel yang sudah dipreparasi
Cara Kerja:

a. Ke dalam sampel yang sudah dipreparasi tambahkan 2 tetes


larutan buffer borat, 3 tetes larutan FeCl3, dan 3 tetes larutan
Sulfosalycilic acid sambil terus dikocok.
b. Diamkan selama 2 menit
c. Bandingkan warna yang terbentuk dengan tabel skala
Interpretasi Hasil:

12
4. Analisa Amonium
Prinsip: Dengan penambahan reagen Nessler, sampel yang
mengandung ammonium akan berubah warna dari kuning menjadi
coklat
Alat dan Bahan:

a. Larutan dipotassium tetraiodomercurate


b. Larutan sodium hydroxide 27%
c. Sampel yang sudah dipreparasi
Cara Kerja:

a) Ke dalam sampel yang sudah dipreparasi tambahkan 3 tetes


larutan dipotassium tetraiodomercurate, 3 tetes larutan sodium
hydroxide 27% sambil terus dikocok.
b) Bandingkan warna yang terbentuk dengan tabel skala
c) Estimasi nilai intermediet

d) Baca prosentase kandungan ammonium dari tabel kalkulus

Interpretasi Hasil:

5. Analisa Fosfat

13
Prinsip: Penambahan ammonium molybdate pada sampel
menyebabkan terbentuknya asam molybdatophosphoric. Dengan

1
penambahan reducing agents, asam molybdatophosphoric berubah
menjadi molybdenum blue.
Alat dan Bahan:

a. Larutan ammonium molybdate


b. Larutan pereduksi (4-methyl-aminophenol sulfate, sodium
disulfide)
c. Sampel yang sudah dipreparasi
Cara Kerja:

a) Ke dalam sampel yang sudah dipreparasi tambahkan 5 tetes


larutan ammonium molybdate, 5 tetes larutan pereduksisambil
terus dikocok.
b) Diamkan 5 menit
c) Bandingkan warna yang terbentuk dengan tabel skala
d) Estimasi nilai intermediet
e) Baca prosentase kandungan fosfat dari tabel kalkulus
Interpretasi Hasil:

6. Analisa Magnesium
Prinsip: Larutan buffer magnesium bereaksi dengan raegen warna
membentuk kompleks berwarna merah
Alat dan Bahan:

a. Larutan buffer borate


b. Reagen pembentuk kompleks warna (1-azo-2-
hydroxy-392,4- dimethyl-carboxoanilido)-naphtalene- ’-(2-

14
hydroxybenzene-5-sodium sulfonate)
c. Sampel yang sudah dipreparasi

1
Cara Kerja:

a. Pipet 1 ml sampel yang sudah dipreparasi ke dalam tabung yang


tealh disiapkan. Tambahkan aquadest sampai garis tanda.
Tambahkan 10 tetes larutan buffer borate dan 10 tetes reagen
pembentuk kompleks warna sambil terus dikocok.
b. Diamkan 1 menit
c. Bandingkan warna yang terbentuk dengan tabel skala
d. Estimasi nilai intermediet
e. Baca prosentase kandungan magnesium dari tabel kalkulus
Interpretasi Hasil:

7. Analisa Asam Urat


Prinsip: Kandungan asam urat di dalam sampel mereduksi larutan
buffer asam molybdatophosforic membentuk molybdenum blue
Alat dan Bahan:

a) Larutanasam asam molybdatophosforic


b) Larutan buffer borate
c) Sampel yang sudah dipreparasi
Cara Kerja:

a) Tambahkan 3 tetes larutanasam asam molybdatophosforic ke


dalam larutan sampel yang telah dipreparasi, kocok, dan
diamkan selama 2 menit
b) Tambahkan 2 tetes larutan buffer borate, kocok
c) Bandingkan warna yang terbentuk dengan tabel skala. Lakukan
perbandingan warna dalam 10 detik setelah penambahan larutan

15
d) buffer borate karena warna yang terbentuk tidak stabil dan cepat
berubah menjadi biru
e) Estimasi nilai intermediet
f) Baca prosentase kandungan magnesium dari tabel kalkulus
Interpretasi Hasil:

8. Analisa Sistin
Prinsip: Sistin direduksi menjadi sistein oleh sodium sulfit. Dalam
lingkungan alkali, sistein memberi warna merah dengan penambahan
sodium nitroprusside.
Alat dan Bahan:

a) Larutan ammonia 9.5%


b) Reagen pereduksi (sodium sulfit)
c) Sodium nitroprusside
d) Sampel yang sudah dipreparasi
Cara Kerja:

a) Tambahkan 10 tetes larutannammonia 9.5% ke dalam larutan


sampel yang telah dipreparasi
b) Tambahkan 1 sendok reagen pereduksi (sodium sulfit), aduk
sampai terlarut
c) Setelah 1 menit, tambahkan 1 sendok sodium nitroprusside, aduk
sampai terlarut

d) Bandingkan warna yang terbentuk dengan tabel skala. Lakukan


perbandingan warna dalam 30 detik setelah penambahan sodium
nitroprusside

16
e) Estimasi nilai intermediet

1
f) Baca prosentase kandungan magnesium dari tabel kalkulus
Interpretasi Hasil:

 Adapun pemeriksaan penunjang yang mendukung antara lain:

1. Urinalisis

Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum


menunjukkan SDM ( Sel Darah Merah ), SDP (Sel Darah Putih ),
kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), serpihan, mineral,
bakteri, pus, PH mungkin asam (meningkatkan sistin dan batu
asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat
ammonium, atau batu kalsium fosfat)

2. Urin (24jam)

Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin munkin


meningkat.

3. Kultururin
Mungkin menunjukkan ISK (staphylococcus aureus, proteus,
klebsiela, pseudomonas).

4. Surveibiokimia
Peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein,
elektrolit.
5. Kreatinin serum danurin
Abnormal (tinggi pada serum atau rendah pada urin) sekunder
terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia
ataunekrosis.

17
6. Kadar klorida dan bikarbonatserum

1
Peninggian kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat
menunjukkan terjadinya asidosisi tubulus ginjal.

7. Hitung darah lengkap


SDP ( Sel Darah Putih ) mungkin meningkat menunjukkan infeksi
atau septicemia.

8. Hemoglobin dan hematocrit


Abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi
(mendorong presipitasi pemadatan) atau anemia (perdarahan,
disfungsi atau gagal ginjal).

9. Hormonparatiroid
Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal, (PTH merangsang
reabsorpsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan
kalsium urin).

10. Foto rontgen


Menunjukkan adanya kalkuli dan perubahan pada area ginjal dan
sepanjang saluran kemih.

11. IVP ( Intravenous Pyelography)


Memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab nyeri
abdominal pada struktur anatomi (distensi ureter) dan garis bentuk
kalkuli.

12. Sistoureteroskopi
Visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapatmenunjukkan
batu atauobstruksi.

13. CT scan
Mengidentifikasi atau menggambarkan kalkuli dan massa lain :
ginjal, ureter, dan distensi kandung kemih.

14. Ultrasound ginjal


Untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu

18
1
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu
di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih. Fungsi
ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksis atau racun, mempertahankan
suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar
asam dan basa dari cairan tubuh,mempertahankan keeimbangan garam-
garam dan zat-zat lain dalam tubuh, mengeluarkan sisa- sisa
metabolisme hasil akhir dari protein, ureum, kretinin dan amonia. Pada
pembuatan urin terdapat 3 tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
Ada empat jenis utama dari batu ginjal yang masing-masing
cenderung memiliki penyebab yang berbeda yaitu batu kalsium, batu
asam uric atau asam urat, batu struvite, dan batu cysteine. Jenis
pemeriksaan ginjal yaitu makroskopis, kimia dan mikroskopis batu
ginjal.

3.2 SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan untuk laboran yaitu agar


melengkapi sarana dan prasarana ruangan terutama kursi dan pendingin
ruangan. Kemudian untuk praktikan agar memperhatikan saat asisten
menjelaskan agar dapat lebih memahami materi praktikum.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dharma Santhi, Rasmika Dewi, Santai. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Klinik
Urinalisis dan Cairan Tubuh. Tersedia di
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/063210596568b
957e068644c46324bae.pdf. ( Diakses pada 3 Desember 2020)

Doenges. 2000. Analisis Batu Ginjal. Tersedia di


http://repository.unimus.ac.id/280/. ( Diakses pada 3 Desember 2020)

20

Anda mungkin juga menyukai