DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ALDY BRYANSYAH
3. MAYANI
4. NURMALA APRIANA
5. SITI AMINAH
6. L. AFANDI YUSUF
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah batu ginjal
dan batu ureter.Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan mempelajari tentang
penyakit batu ginjal dan batu ureter.Dalam penyusunan makalah ini, kami
mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
kami dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa
mendatang.Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.
Penyusun
Kelompok 2
8
BAB I
PENDAHULUAN
System perkemihan atau system urinaria adalah suatu system tubuh tempat
terjadinya proses piltrasi atau penyaringan darah sehingga darah terbatas dari zat-zat
yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Zat-zata yang sudah tidak pergunakan lagi oleh
tubuh akan larut dalam air dan keluarkan berupa urin (air kemih)
Ginjal memiliki bentuk seperti biji kacang yang jumblahnya ada dua buah yaitu
disebelah kiri dan kanan.Ginjal kiri memiliki ukuran lebih besar dari ginjal kanan dan
pada umumnya ginjal laki-laki memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan
dengan ginjal wanita.
9
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Jika kencing batu yang disebabkan oleh batu kristal di ginjal menimbulkan
infeksi, Anda harus segera periksakan ke dokter. Gejala batu ginjal lainnya bisa
berupa meriang, demam, berkeringat, dan buang air kecil yang sering, mendesak,
serta terasa sakit.
11
d. Ras
Pada daerah tertentu angka kejaidan batu saluran kemih lebih tinggi
daripada daerah lain. Daerah batu di afrika selatan hampir tidak dijumpai
penyakit batu saluran kemih.
e. Keturunan
Diduga diturunkan dari orang tua nya
f. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan
kadar semua substansi dalam urine meningkat
g. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
h. Suhu
tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air
minum meningkatkan insiden batu saluran kemih.
i. Makanan
Masyarakat yang banyak mengonsumsi protein hewani angka morbiditas
BSK berkurang, penduduk yang vegetarian yng kurang makanan putih
telur lebih sering menderita BSK (buli-buli dan uretra)
4. Patogenesis
Sebagian besar batu saluran kencing adalah idiopatik, bersifat simstomatik
ataupun asimtomatik.
13
5. Pathways
Penumpukan kristal
Pengendapan
Ketidakpatuhan regimen
Spasme batu saat Batu merusak Kencing tidak tuntas terapeutik
turun dari ureter
dinding setempat
Kurang pengetahuan
Perubahan pola
Nyeri Hematuria eliminasi urin
Hb turun
Anemia
Insufisiensi O2
Intoleransi aktivitas
14
8. Penatalaksanaan
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi.
c. Menghilang rasa nyeri
d. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan
terjadinya
e. Rekurensi.
9. Kompikasi
a. Infeksi
b. Obstruksi
c. Hidronephrosis
nyeri. relakssi,
3. Berikan menurunkan
tindakan pegangan otot,
nyaman, mengarahkan
misalnya pijat kembali
punggung, perhatian dan
ciptakan membantu
lingkungan dalam relaksasi
yang tenanng otot.
4. Bantu atau 3. Meningkatkan
dorong lewatnya batu,
penggunaan mencegah statis,
nafas mencegah
brongkus pembentulan
bantu dengan batu.
ambulase 4. Obstruksi
sering s/d lengkap uriner
idikasi. terdapat
5. Tindakan menyebabkan
pemasukan vervorasi, dan
cairab 3-4 L/ ekstravasasi
hari s/d urine kedalam
indikasi. perirenal.
6. Perhatikan 5. Dipakai selama
keluhan episode, akut,
peningkatan/ untuk
menetapkan menurunkan
nyeri kolid ureter dan
abdomen. relaksasi otot.
19
7. Berikan 6. Menurunan
kompres relaksasi
hangat pada spasme
punggung sehingga
mengurangi
KOLABORASI: nyeri dan kolik.
1. Berikan 7. Menurukan
obat edema jaringan
dengan sehingga
indikasi: membatu
- Narkotika gerakan bantu.
- Antisipas 8. Mencegah
modik statisis urine,
- Kortikoste menurunkan
roid resiko
2. Pertahank peningkatan
an patensi ginjal dan
kateter inveksi.
bila
digunakan
.
2 Perubahan Perubahan 1. Awasi 1. Evaluasi fungsi
eliminasi urine b/d eliminasi urine pemasukan ginjal dengan
stimulasi kandung tidak jadi kriteria : dan memperhatikan
kemih oleh batu, -haematuria tidak pengeluaran tanda-tanda
iritasi ginjal, atau ada. serta komflikasi
ureter, obstruksi -piuria tidak terjadi karakteristik misalnya
mekanik atau -rasa terbakar tidak urine. infeksi, atau
inflamasi. ada 2. Tentukan pola perdarahan.
20
kreatinin. SSP.
8. Ambil urine 7. Peninggian
untuk kultur BUN, indikasi
dan disfungsi ginjal.
sensitivitas. 8. Evaluasi adanya
9. Berikan obat ISK atau
sesuai dengan penyebab
program : komplikasi.
- diamox, 9. Meningkatkan
alupuri nol PH. urine
- esidrix, menurunkan
higroton pembentukan
- amonium batu asam.
klorida, 10. Mencegah statis
kalium, atau urine.
natrium, 11. Menurunkan
fosfat. pembentukan
- agen antigon, batu poosfat.
(ziloprim) 12. Menurunkan
- antibiotik produksi asam
- nabic urat.
- asam 13. Adanya ISK
askorbat potensial
- pertahankan pembentukan
patensi batu.
kateter. 14. Mencegah
10. Irigasi dengan pembentukan
asam atau beberapa
larutan alkalin. kalkuli.
22
15. Mencegah
berulangnya
pembentukan
batu alkalin.
16. Mencegah
retensi dan
komplikasi.
17. Mengubah PH.
Urine mencegah
pembentukan
batu.
3 Risiko tinggi Keseimbangan 1. Catat insiden 1. Mengesamping
kekurangan volume cairan adekuat. muntah, kan kejadian
cairan b/d mual, Kriteria : perhatikan abdominal lain.
muntah, diuresis -intake dan output karakteristik 2. Mempertahanka
pasca obstruksi. seimbang dan frekuensi. n keseimbangan
-tanda vital stabil 2. Tingkatkan cairan dan
(TD 120/80 pemasukan homeostasis.
mmHg. Nadi 60- cairan 3-4 3. Penurunan LFG
100, RR 16-20, it/hari dalam merangsang
suhu 36,5-37◦C) toleransi produksi renin,
-membran mukosa jantung. yang bekerja
lembab 3. Awasi tanda meningkatkan
Turgor kulit baik. vital, evaluasi TD.
nnadi, turgor 4. Peningkatan BB
kulit dan yang cepat,
membrane waspada retensi.
mukosa. 5. Mengkaji
4. Timbang berat retensi,
23
obat-obatan,
hindari obat
yang dijual
bebas dan
baca
labelnya.
7. Tunjukan
perawatan
yang tepat
terhadap
insisi/kateter
bila ada.
d. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
dan berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki berjalan
berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus
lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagian penis panjangnya ±
20 cm. uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubis berjalan
miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3-4 cm (Syafudin,1992).
2. Definisi
Batu ureter adalah keadaan dimana terdapat batu saluran kencing, batu
yang terbentuk ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalium, oksalat,
kalium fosfat, dan asam urat meningkat (Sudarth & Brunner, 1997).
3. Etiologi
a) Imobilisasi terlalu lama
b) Dehidrasi
c) Nefrolitiasis
d) Kerusakan efitel ginjal
e) Obstruksi aliran limfe ginjal
f) Hiferkasemia
g) Hiperkalsiura
h) Penyakit mieloproliferatif, yang menyebabkan priliferasi abnornormal sel
darah merah dari sum-sum tulang.
28
5. Pathway
Kristalisasi
Batu ureter
Obtruksi
info yang adekuat
Menekan syaraf sekitar Insisi bedah
Refluk diginjal
Kurang haluaran Salah persepsi tentang
urine Nyeri Kerusakan intergritas penyakit
Infeksi
kulit
Gangguan pola kurang imformasi
GGA Gangguan rasa nyaman
eliminasi
9
6. Manifestasi Klinis
1. Gelombang nyeri yang luar biasa, kolik, akut, yang menyebar kepaha dan
genetalia.
2. Rasa panas dan terbakar dipinggang.
3. Nyeri ketok ginjal.
4. Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar
5. Hematuria (Suddarth & Brunner, 1997).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
1) Terjadi hematuria secara makroskopik atau mikroskopik.
2) Sendimen urine mengandung eritrosit dan leokosit.
3) Proteinuria ringan.
b. Radiologi
Foto polos abdomen untuk melihat batu radiopak, pielografi intravena untuk
melihat batu radiolusen dan menilai sekresi ginjal..
9. Komplikasi
1. Hidronefrosis
2. Pionefrosis
3. Uremia
4. Gagal ginjal (Mansjoer,2000).
Sumber data diperoleh dari pasien sendiri, dari keluarga dan orang terdekat,
status pasien/catatan kondisi pasien dan informasi dari tim kesehatan yang merawat
pasien (Nursalam, 2001)
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku, pendidikan,
pekerjaan dan jumlah anak.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Kaji mengenai perkembangan penyakit dari tanda dan gejala pertama sampai
sekarang termasuk upaya mencari pertolongan
2) Riwayat penyakit dahulu
11
Kaji riwayat penyakit yang pernah diderita, pengalaman operasi yang pernah
dialami ataupun riwayat cidera yang pernah dialami.
c. Pengkajian fisik
1) Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas atau kerja
sehubungan dengan efek pembedahan.
2) Sirkulasi
Tanda: takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan
nyeri). Tekanan darah hipotensi/termasuk Postural.
3) Integritas kulit
Peka terhadap tanda-tanda dan gejala komplikasi.
4) Eliminasi
Gejala: Ketidakmampuan defekasi atau flatus
Tanda: Distensi abdomen, penurunan haluaran urine, penurunan atau tidak
adanya bising usus (ileus), kekacauan abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala: Haus
Tanda: : Membran mukosa kering, turgor kulit buruk
6) Nyeri/Kenyamanan
Gejala: nyeri abdomen,
Tanda: nyeri tekan, otot tegang (abdomen),
7) Pernafasan
Tanda: Takipnea.
d. Pemeriksaan diagnostik
1) Urinalisa, warna kuning, coklat gelap, berdarah: secara umum menunjukan
SDM, SDP, kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat ), sepihan, mineral,
bakteri, pus; ph mungkin asam meningkatkan sistin dan asam urat ) atau alkalin
( meningkatkan magnesium, fosfat, amonium, atau batu kalsium fosfat ).
2) Hb/Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau politemia terjadi (mendorong
prepitasi pemadatan ) atau anemia ( pendarahan, disfungsi/gagal ginjal).
12
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan kanker
kolon adalah sebagai berikut:
3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan langkah berikutnya adalah
menentukan perencanaan keperawatan. Perencanaan meliputi perkembangan strategi
desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengoreksi masalah-masalah yang
diidentifikasi pada diagnosa keperawatan, dimana tahapan ini dimulai setelah
menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi
(Nursalam, 2001).
Terdapat tiga rencana tindakan dalam tahap perencanaan yaitu rencana tindakan
perawat, rencana tindakan pelimpahan (medis dan tim kesehatan lain) dan program
medis untuk klien yang dalam pelaksanaannya dibantu perawat (Capernito, 2000).
Untuk menentukan prioritas kebutuhan dalam intervensi keperawatan, ada dua hirarki
yang ada digunakan, yaitu:
Aktualisasi
Diri
Harga Diri
Mencintai dan
Dicintai
Rasa aman dan nyaman
Kebutuhan Fisiologis O2, H2O,
Elektrolit, Makanan, Sex
14
Keterangan:
a) Kebutuhan Fisiologis
Contoh: udara segar, air, cairan elektrolit, makanan, dan sex
b) Rasa aman dan nyaman
Contoh: terhindar dari penyakit, pencurian dan perlindungan hukum
c) Mencintai dan Dicintai
Contoh: kasih sayang, mencintai, dicintai, diterima kelompok
d) Harga Diri
Contoh: dihargai, menghargai (respek dan toleransi)
e) Aktualisasi Diri
Contoh: ingin diakui, berhasil dan menonjol.
b. Hirarki “Kalish” (1983), menjelaskan kebutuhan maslow lebih mendalam dengan
membagi kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan untuk bertahan hidup dan
stimulasi. Dikutip dari iyet, et al, 1996 dalam (Nursalam, 2000)
Setelah penyusunan prioritas perencanaan diatas maka makalah selanjutnya
adalah penyusunan rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang muncul pada
klien dengan Batu Ureter adalah sebagai berikut:
15
harga diri.
(Doenges, 2000)
4. Obat-obatan diberikan
untuk mengasamkan
atau mengalkaliskan
urine, tergantung pada
penyebab dasar
pembentukan batu,
makanan produk
dikontraindikasikan
. secara individu.
(kalsium dan posfat).
(Doenges, 2000)
5. Menurunkan
pembentukan batu
kalsium oksalat.
21
(Doenges, 2000)
22
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2000).
Implementasi sebaiknya dibuat sesuai dengan situasi klien dan peralatan
rumah sakit
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan yang intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai
(Nursalam,2001).
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi Formatif disebut juga evaluasi proses, evaluasi jangka
pendek, atau evaluasi berjalan, dimana evaluasi dilakukan secepatnya
setelah tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai.
23
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi Sumatif biasanya disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir,
evaluasi jangka panjang. Evaluasi ini dilakukan pada akhir tindakan
keperawatan paripurna dilakukan dan menjadi suatu metode dalam
memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. Bentuk
evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP” (Nursalam, 2001).
6. Perencanaan Pulang
a. Nyeri hilang/terkontrol
b. Keseimbangan cairan elektrolit dipertahankan
c. Komplikasi dicegah/minimal
d. Proses penyakit prognosis dan program terapi dipahami (Doenges,
2000).
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batu di ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari zat yang ada di air
kencing.Prosesnya disebut nephrolithiasis.Penyakit batu ginjal atau kencing
batu ini biasanya berukuran sangat kecil atau bisa mencapai sekitar beberapa
inci.
Batu ureter adalah keadaan dimana terdapat batu saluran kencing, batu
yang terbentuk ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalium, oksalat,
kalium fosfat, dan asam urat meningkat (Sudarth & Brunner, 1997).
25
DAFTAR PUSTAKA