KELOMPOK 20 :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN BATU SALURAN KEMIH “ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 tujuan..........................................................................................................4
2.2 klasifikasi..................................................................................................5
2.3 etiologi......................................................................................................6
2.4 patofisiolgi................................................................................................6
2.6 penataklaksanaan......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit batu saluran kemih (BSK) adalah terbentuknya batu yang disebabkan
olehpengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau
karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi. Batu saluran kemih sudah diderita
manusia sejak zaman dahulu, hal ini dibuktikan dengan adanya batu saluran kemih pada mummi
Mesir yang berasal dari 4800 tahun sebelum Masehi. Hippocrates yang merupakan bapak ilmu
kedokteran menulis 4 abad sebelum Masehi tentang penyakit batu ginjal disertai abses ginjal dan
penyakit Gout (Menon et al., 2002). Meskipun penyakit batu saluran kemih ini telah lama
dikenal sejak zaman Babilonia dan pada zaman Mesir kuno, namun hingga saat ini masih
banyak aspek yang dipersoalkan karena pembahasan tentang diagnosis, etiologi, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan hingga pada aspek pencegahan masih belum tuntas (Purnomo,
2011).
1.2. Tujuan
Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih bnyak lagi tentang
penyakit Batu Saluran Kemih dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut
serta pembuatan Asuhan Keperawatan mengenai klien dengan Batu Saluran Kemih.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan
substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain
2. Batu Saluran Kemih adalah penyakit dimana didapatkan material keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan
saluran kemih bawah yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih
dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal). Batu ini terbentuk dari
pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat dan sistein (Chang, 2009 dalam Wardani,
2014)
2.2. Klasifikasi
Lokasi
komposisi batu
risiko kekambuhan.
Ukuran batu biasanya diklasifikasikan dalam 1 atau 2 dimensi, yang dibagi menjadi
2.3. Etiologi
1. Faktor intrinsic
Herediter (keturunan), umur 30-50 tahun, jenis kelamin lai-laki lebih besar dari pada
perempuan.
2. Faktor ekstrinsik
Geografis, iklim dan temperature, asupan air, diet (banyak purin, oksalat dan kalsium
2.4. Patofisiologi
Berdasaran tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi. 3 faktor yang
mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan produksi matriks protein. Pada
umumnya Kristal tumbuh melalui adanya supersaturasi urin. Proses pembentukan dari agregasi
menjadi partikel yang lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak kebawah melalui
saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan berkembang membentuk batu. Renal kalkuli
merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan gabungan dari 19 beberapa tipe. Sekitar 80% batu
salurn kemih mengandung kalsium fosfat dan kalsium oksalat (Suharyanto dan Madjid, 2009).
Menurut Raharjo dan Tessy dalam Suharyanto dan Madjid, 2009 menyatakan bahwa
sebagian batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat simtomatik ataupun asimtomatik.
Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan substansi organic sebagai inti. Substansi
organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein yang akan mempermudah
2. Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin, asam
3. Teori presipitasi-kristalisasi
Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin. Pada urin yang
bersifat asam akan mengendap sistin,, santin, asam dan garam urat. Sedangkan pada urin yang
2.5.Menifestasi Klinis
Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih sangat
ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini
mempunyai tanda dan gejala umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat
juga ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lainnya. Batu
pada pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat, umumnya gejala
batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Tanda dan gejala yang
bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena adanya
pionefrosis.
Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin
Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal
yang terkena.
2.6. Penatalaksanaan
infeksi, menghilangkan rasa nyeri, serta mencegah terjadinya gagal ginjal dan mmengurangi
kemungkinan terjadinya rekurensi. Adapun mencapai tujuan tersebut, dapat dilakukan langkah-
Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu
Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa nyeri, obstruksi
disertai perubahan-perubahan pada ginjal, infeksi dan adanya gangguan fungsi ginjal.
Penatalaksanaan secara umum pada obstruksi saluran kemih bagian bawah diantaranya
sebagai berikut :
Cystotomi ; salah satu usaha untuk drainase dengan menggunakan pipa sistostomy yang
1. Pengkajian
1. Identitas : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
Keluhan Utama :
Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri pada daerah pinggang, urine lebih sedikit,
hematuria, pernah mengeluarkan batu saat berkemih, urine berwarana kuning keruh, sulit
dorongan berkemih, mual/muntah, nyeri abdomen, nyeri panggul, kolik ginjal, kolik
Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat kolik renal atau bladder tanpa
Riwayat adanya ISK kronik, dan penyakit atau kelainan ginjal lainnya.
Daerah atau tempat tinggal yang asupan airnya banyak mengandung kapur, perlu dikaji
juga daerah tempat tinggal dekat dengan sumber polusi atau tidak.
Kebutuhan Oksigenasi :
Perkembangan dada dan frekuensi pernapasan pasien teratur saat inspirasi dan ekspirasi
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat atau
fosfat, atau ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak cukup minum, terjadi distensi
Kaji adanya riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus). Penurunan haluaran
urin, kandung kemih penuh, rasa terbakar saat buang air kecil. Keinginan dorongan ingin
5.pola berkemih
Kaji tentang pekerjaan yang monoton, lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar suhu
tinggi, keterbatasan aktivitas misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera
Kebutuhan Kenyamanan :
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik, lokasi tergantung pada lokasi batu misalnya
pada panggul di regio sudut costovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen dan
turun ke lipat paha genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukkan kalkulus ada di pelvis
atau kalkulus ginjal, nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau
Kaji perubahan aktifitas perawatan diri sebelum dan selama dirawat di rumah sakit.
Kebutuhan Informasi :
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang diet pada vesikolitiasis serta proses penyakit
dan penatalakasanaan.
6. Pengkajian Fisik
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda-
tanda vital.
Pemeriksaan Kepala ;
Pemeriksaan Mata :
Pemeriksaan Hidung :
Pemeriksaan Telinga :
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal, mukosa bibir biasanya
kering, pucat.
Pemeriksaan Leher :
Adanya distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh dan peningkatann kerja
jantung.
Pemeriksaan Jantung :
Pemeriksaan Abdomen :
Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan muntah. Palpasi ginjal
dilakukan untuk mengidentifikasi massa, pada beberapa kasus dapat teraba ginjal pada
Pemeriksaan Genitalia :
Pada pola eliminasiurine terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi urine, dan
sering miksi
Pemeriksaan Ekstremitas :
Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk dan bangkit dari posisi
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman b.d peningkatan permebilitas membran, peradangan saluran kemih
3.Intervensi Keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan nyeri hilang dengan spasme terkontrol.
dan menggelepar.
4. Jika frekuensi menjadi masalah, jamin akses ke kamar mandi, pispot tempat tidur.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap evaluasi, dapat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang
telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar mendukung
proses evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5th ed.). Jakarta : EGC
Carpenito, Linda Juall (1995) Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan PT EGC, Jakarta.
Soeparman, ( 1990 ), Ilmu Penyakit Dalam Jillid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.