KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................1
1.3 TUJUAN.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian...........................................................................................................................3
2.2 Etiologi.................................................................................................................................3
2.3 Patofisiologi....................................................................................................................4-5
2.4 Jenis-Jenis.......................................................................................................................5-7
2.7 Komplikasi.........................................................................................................................8
3.1 Pengkajian...................................................................................................................10-11
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................14
3.2 SARAN............................................................................................................................14
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
C. Patofisiologi Batu Ginjal
Berdasarkan tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi. 3 faktor
yang mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan produksi matriks
protein. Pada umunya Kristal tumbuh melalui adanya supersaturasi urin. Proses
pembentukan dari agregrasi menjadi partikel yang lebih besar, diantaranya partikel ini
ada yang bergerak kebawah melalui saluran kencing hingan pada lumen yang sempit dan
berkembang membentuk batu. Renal kalkuli merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan
gabungan dari beberapa tipe. Sekitar 80% batu saluran kemih mengandung kalsium fosfat
dan kalsium oksalat (Suharyanto dan Madjid, 2009.)
Menurut Raharjo dan Tessy dalam Suharyanto dan Madjid, mengatakan bahwa
sebagian batu saluran kemih adalah idiopatidan dapat bersifat simtomatik ataupun
asimtomatik.
5
Pathways
E. Manifestasi Klinis
Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih
sangat ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya. Walaupun demikian
penyakit ini mempunyai tanda dan gejala umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi
saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau
tanda sistemik lainnya. Batu pada pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai
dengan gejala berat, umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi
aliran kemih dan infeksi. Tanda dan gejala yang ditemui antara lain :
Nyeri didaerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat dalam bentuk
pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena adanya
pionefrosis.
Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin
terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi
ginjal yang terkena.
8
Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.
Gangguan fungsi ginjal
Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Wijayaningsih (2013), pemeriksaan diagnostik untuk batu saluran
kemih diantaranya sebagai berikut :
Urinalisa
Warna mungkin kuning, cokelat gelap, berdarah, secara umum menunjukkan
Kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan
batu asam urat), alkali (meningkatkan magnesium, fosfat ammonium, atau batu
kalsium fosfat), urin 24 jam : (kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau
sistin mungkin meningkat), kultur urin menunjukan Infeksi saluran kemih (ISK),
Blood ureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan urin) ; abnormal (tinggi pada
serum atau rendah pada urin).
Darah lengkap
Hemoglobin, hematokrit ; abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
Hormon paratiroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal
Foto rontgen menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomi pada area
ginjal dan sepanjang ureter.
Ultrasonografi ginjal untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.
G. Komplikasi
Menurut Putri & Wijaya (2013), komplikasi untuk penyakit batu saluran kemih
adalah :
Obstruksi ; menyebabkan hidronefrosis
Infeksi
Gangguan fungsi ginjal.
9
H. Penatalaksanaan Medik
Tujuannya :
Menghilangkan obstruksi
Mengobati infeksi
Mencegah terjadinya gagal ginjal
Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BATU GINJAL
A. Pengkajian
Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik: berdasarkan klasifikasi Doenges dkk.
(2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
1) Aktivitas/istirahat:
- Gejala : Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak
duduk
- Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
3) Eliminasi
- Gejala : Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
- Diare
6) Keamanan:
- Gejala : Penggunaan alkohol
- Demam/menggigil
7) Penyuluhan/pembelajaran:
- Gejala : Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal,
hipertensi, gout, ISK kronis
- Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,
hiperparatiroidisme - Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium
bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau
vitamin.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
12
Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernapasan dengan tepat.
Rasional : Mengumpulkan dan menganalisis data tanda-tanda vital untuk
menentukan dan mencegah komplikasi
Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.
Rasional : Membantu mengevaluasi tempat obstruksi ginjal
Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan.
Rasional : Bermanfaat dalam mengenali adanya nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi (teknik relaksasi nafas dalam).
Rasional : Mengarahkan kembali perhatian dan membantu dalam relaksasi
otot.
Kolaborasi untuk pemberian obat analgetik .
Rasional : Membantu mengatasi nyeri yang di rasakan.
Intervensi :
13
Intervensi :
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah:
1. Batu di dalam saluran kemih (Urinary Calculi) adalah massa keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
2. Faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan
sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
3. Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat,
kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan
sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam
usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.
4. Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan
fungsi ginjal dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.
5. Terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat
ureter , pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
6. Asuhan Keperawatan pada pasien batu ginjal dimulai dari pengkajian sampai
tahap evaluasi.
B. . Saran
Bagi perawat
1. Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan kerja sama
yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai dengan kondisi klien.
15
Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan data yang diperoleh dari klien.
SKemudian dapat memperoleh evaluasi sesuai yang diharapkan sebelumnya.
2. Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education pada pasien
terkait hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya, sehingga mampu mengurangi
tingkat stres hospitalisasi.
Bagi Pasien
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upaya
mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata
7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun. Prinsip pencegahan didasarkan pada
kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan
yang perlu dilakukan adalah:
- Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter
per hari
- Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
- Medikamentosa
- Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
- Rendah oksalat
- Rendah purin
16
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/613/1/KTI%20YUYUN%20YUNIARTI.pdf
https://www.academia.edu/34787999/ASKEP_BATU_GINJAL.docx
https://www.academia.edu/6722526/140284971-MAKALAH-Batu-Ginjal
17
18